Produk yang dihasilkan pada reaksi ini adalah dodecil polyglucoside (alkilpoliglikosida),
alkohollemak, butanol dan air. Selanjutnya aliran masuk ke separator untuk memisahkan
butanol dan air. Produk atas yang dihasilkan berupa air dengan komposisi 92.3% dan butanol
7.7%. sedangkan produk bawah berupa APG dan dodekanol yang tidak bereaksi. Selanjutnya,
campuran dodekanol dengan APG dipompakan menuju cooler dan didinginkan sampai suhu
90 oC kemudian dimasukkan kedalam tangki netralisasi.
3. Netralisasi
Pada proses netralisasi ini bahan pendukung yang digunakan adalah NaOH 50 %. Rasio
molar pati dan NaOH adalah 1:0.0822. sehingga, jumlah NaOH yang ditambahkan
disesuaikan dengan jumlah pati yang digunakan berdasarkan nilai rasio tersebut. NaOH
yang digunakan beberbentuk padatan sehingga harus dicampurkan dengan air hingga
mencapai konsentrasinya 50%. Tangki netralisasi yang digunakan dilengkapi dengan
pengaduk dengan kecepatan 200 rpm. Suhu masuk pada tangki ini adalah 90 oC. Hasil dari
reaksi netralisasi ini yaitu APG yang memilki pH basa, dodekanol yang tidak ikut bereaksi,
air, serta sisa NaOH. Kemudian hasil ini dipompakan ke tahapan selanjutnya yaitu proses
pemisahan dengan menggunakan kolom distilasi.
4. Distilasi
Tahapan distilasi bertujuan untuk menghilangkan fatty alcohol ( dodekanol) yang tidak
ikut bereaksi. Proses distilasi ini memerlukan suhu tinggi dan tekanan rendah untuk
memisahkan / menguapkan dodekanol yang tidak ikut bereaksi. Proses distilasi ini dilakukan
pada suhu sekitar 140 - 180 C dengan tekanan sekitar 0,1-2 mmHg, tergantung fatty
alcohol yang digunakan. Semakin panjang rantai fatty alcohol maka semakin tinggi suhu dan
semakin rendah tekanan yang dibutuhkan.
Pada tahapan destilasi diharapkan memperoleh kandungan fatty alcohol sekecil mungkin
pada produk APG yaitu kurang dari 5 % dari berat produk. Kelebihan fatty alcohol yang tidak
bereaksi pada produk akan mengurangi efektifitas kerja dari surfaktan APG.
Hasil akhir dari proses distilasi akan diperoleh produk surfaktan APG kasar berbentuk
pasta yang bewarna kecoklatan dan berbau kurang enak. Oleh karena itu, perlu dilakukan
proses pemurnian untuk memperoleh APG yang memiliki penampakan yang lebih baik dan
bau yang tidak terlalu menyengat.
5. Pelarutan
Proses pelarutan merupakan proses pemurnian tahap pertama sebelum dilakukan proses
pemucatan. Jumlah air yang ditambahkan pada proses pelarutan ini harus disesuaikan dengan
rasio molar antara APG kasar dan air yaitu 1:1. Suhu operasi adalah sekitar 80 90 oC
dengan tekanan 1 atm selama 30 menit.
6. Pemucatan (Bleaching).
Proses pemucatan (bleaching) merupakan salah satu tahap pemurnian surfaktan APG
yang dilakukan sebagai tahap akhir proses sintesis surfaktan APG. Proses pemucatan
bertujuan untuk membuat penampakan dan bau surfaktan APG yang lebih baik. Proses
pemucatan dilakukan dengan menambahkan larutan H2O2. Proses bleaching dilakukan pada
suhu 80 90 C selama 30 120 menit pada tekanan normal (Hill dkk, 1997).
Menurit Schmidt (1993), proses pemucatan (bleaching) merupakan suatu tahapan
proses pemurnian surfaktan APG yang bertujuan untuk menghilangkan zat zat yang tidak
disukai dan menghilangkan bau. Dalam proses pemucatan (bleaching) ini, produk surfaktan
APG akan mengalami peningkatan / pencerahan warna dan penstabilan warna
alkilpoliglikosida.
Butanol
Asam Lemak
NaOH 50%
(1 mol)
Butanolisis
Transasetalisasi
Netralisasi
(T = 115-118 oC, P =
vakum)
Pati
Butanol / Air
(8 mol)
Pemucatan
Pelarutan
Destilasi
Alkil Poliglikosida
Air
( 1 mol / 1 mol APG kasar)
Asam Lemak