Anda di halaman 1dari 6

Devianty Hartady

1306381414
Tugas Hukum Organisasi Perusahaan

PERJANJIAN KEAGENAN DAN DISTRIBUTOR

Keagenan di indonesia seringkali dikaitkan dengan distributor meskipun sebenarnya berbeda.


Dalam blacks law dictionary pengertian keagenan menjadi :
agency is a relationship between two person, by agreement or otehrwise where one (the
agent) may act on behalf of the other (the principal) and bind the principal by words and
actions1
Sedangkan pengertian distributor menjadi:
distributor is any individual, partnership, corporation, or other legal relationship shich
stands between the manufacturer and the retail seller in purchases, consigments or contracts
for sale consumer goods. A whole seller, jobber, or other merchant middle-man authorized by
manufacturer or supplier to sell cheaply retailers and commercial users2
Menurut Mariam Darus Badrulzaman perbedaan keagenan dan distributor yaitu keagenan
adalah suatu perusahaan yang ebrtindak atas nama prinsipil. Barang-barang tetap menjadi
milik prinsipil sampai diselesaikan proses penjualan melalui penyaluran atau penyampaian
barang kepada pihak konsumen. Sedangkan, distributor adalah suatu badan usaha yang
membeli barang-barang dari prinsipil atas biaya mereka menjualnya kepada konsumen
dibawah wilayah pemasaran yang telah disepakati bersama3.
Sedangkan menurut peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia no. 11/MDaf/Per/3/2006 tentang ketentuan dan tata cara penerbitan surat tanda pendaftaran agen atau
distributor barang atau jasa perbedaan keagenan dan distributor yaitu agen adalah perusahaan
perdagangan nasional yang ebrtindak sebgaai perantara untuk atas nama prinsipal
berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas
fisik barang atau jasa yang dimiliki oleh prinsipal yang menunjuknya. Sedangkan distributor
adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas nama sendiri
1 Blacks law dictionary with pronounciations, sixth edition (st.paul : west
publishing co., 1990)
2 ibid
3 Mariam darus badrulzaman, aneka hukum bisnis, Bandung : Alumni 1994 hal
31

berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran


barang atau jasa yang dimiliki atau dikuasai.
Menurut Munir Fuadi, ada beberapa karakteristik keagenan yang berbeda dengan distributor
yaitu 4:

Bertindak untuk siapa


Seorang agen akan menjual barang atau jasa untuk dan atas nama pihak prinsipal
sementara seorang distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri.
Pendapatan yang diterima
Dalam hal keagenan pendapatan yang diterima seorang agen berupa komisi dari hasil
penjualan barang atau jasa pada konsumen sementara bagi distributor yang diterima
berupa laba dari selisih harga pembelian produsen dengan harga penjualan kepada
konsumen.
Tujuan pengiriman barang
Dalam hal keagenan barang dikirim langsung dari prinsipal kepada konsumen
sementara dalam hal distributor produsen bahkan tidak selalu mengetahui konsumen
akhir dari produknya.
Pembayaran harga barang
Dalam transaksi keagenan pembayaran harga barang langsung dari konsumen kepada
pihak prinsipal tanpa melalui agen sementara dalam hal distributor pihaknya akan
menerima langsung pembayaran dari konsumen dengan resikonya sendiri.

Distributor dalam dunia perdagangan sebenarnya mempunyai pernaan yang hampir sama
dengan lembaga keagenan yaitu sebagai perantara untuk memudahkan penyampaian barang
dari produsen ke konsumen. Namun, demikian pada kurun waktu sebelum tahun 1990
distributor cenderung kurang disperhatikan perkembangannya dair segi hukum. Hal ini
berbeda dengan lembaga keagenan yang oleh pemerintah melalui departemen perdagangan
dan keindustrian dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk lembaga pengakuan agen
tunggal dimaan disyaratkan bagi perusahaan asing yang akan memasarkan barang-barang
produksinya di indonesia harus menunjuk satu perusahaan nasional yang akan menjadi agen
tunggalnya sekaligus sebagai pemegang merek dari barang-barang tersebut.

Terdapat beberapa cara pembentukan keagenan yaitu5 :

Kekuasaan yang sebenarnya


Kekuasaan ini dapat diberikan secara tegas atau secara diam-diam. Kekuasaan yang
tegas adalah kekuasaan yang timbul dari perintah yang jelas oleh prinsipal.
Sedangkan, kekuasaan yang diam-diam adalah kekuasaan yang diberikan secara tidak

4 Munir Fuady, Hukum Bisnis dalam teori dan praktek buku ke-4, bandung: PT
Citra aditya bakti, 1997, hal. 156
5 Ibid, hal 155

langsung dari prinsipal kepada agen untuk melakukan hal tertentu biasanya mengenai
biaya tambahan untuk menyelenggarakan printah-perintah yang tegas tersebut.
Kekuasaan yang nyata atau pura-pura
Seorang agen boleh meminta kekuasaan karena tekanan kebutuhan yang mendesak.
Empat syarat harus dipenuhi yaitu:
a. Agen harus sudah menguasai barang milik prinsipal
b. Keadaan darurat sesungguhnya sudah terjadi yang mengancam barang
tersebut. Hal ini dapat terjadi misalnya apabila barang itu daoat binasa atau
tidak bertahan lama.
c. Harus tidak mungkin bagi agen meminta petunjuk-petunjuk dari pemilik pada
wkatunya.
d. Agen harus bertindak dengan itikad baik dalam usaha sesungguhnya untuk
melindungi barang tersebut.

Dalam pembentukan distributor, berlaku Berdasarkan asas konsesualisme maka perjanjian


yang akan dilakukan oleh distributor harus memenuhi syarat untuk sahnya suatu perjanjian
seperti yang tercantum dalam pasal 1320 KUHPerdata. Jadi secara tidak langsung berlaku
pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan semua perjanjian yang dibuat secara sah maka
berlaku sebgaai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh karena itu
pengangkatan dan penunjukan perusahaan oleh agen tunggal sebagai distributor wajib
dilakukan dengan suatu yang ekslusif untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan sifat dan
tujuan penggunaan barang modal dan barang industri yang menjadi obyek dari suatu
perjanjian.
Ada beberapa klausula-klausula penting dalam perjanjian keagenan berdarkan buku Munir
Fuady yaitu :
1. Pengangkatan keagenan
Hal yang dibahasa mengenai seperti apa penentuan pengangkatan agen tersebut
apakah agen tunggak atau bukan, apa barang yang akan dipasarkan, dan sebagainya.
2. Hak dan kewajiban prinsipal
Mengatur tentang larangan prinsipal memasukan barang-barang yang dipasarkan.
Larangan mengangkat agen lain di wilayah yang sama. Kewajiban prinsipal
memelihara mutu produk yang menyediakan harga minimum, prinsipal berkewajiban
memberikan bantuan promosi produk, prinsipal harus tunduk pada peraturna
perundang-undangan, syarat dan ketentuan pembayaran barang pada prinsipal.
3. Hak dan kewajiban agen
Mengatur tentang kewajiban promosi produk, melindungi kepentingan prinsipal,
mengembalikan semua data atau informasi pada prinsipal setelah perjanjian putus,
menyampaikan laporan berkala pada prinsipal, larangan menjual produk dibawah
harga minimum. Hak dari agen yaitu hak mencantumkan nama prinsipal atau merek
prduk di kantor agen, hak menerima komisi agen menurut syarat dan ketentuan yang
disepakati, dan sebagainya.
4. Hal-hal lainnya

Hal-hal yang biasanya terdapat dalam perjanjian jenis lainnya, misalnya tentang
jangka waktu perjanjian pemutusan perjanjian, force mejeur, penyelesaian
penyelisihan, hukum yang berlaku, perubahan perjanjian, pemakaian dua bahasa, dan
sebagainya.
Pada umumnya kontrak yang dilakukan oleh prinsipal dengan distributornya lazimnya
berisikan ketentuan oleh pihak yang lebih kuat kedudukannya atau kedudukan
ekonominya lebih kuat dalam eprjanjian tersebut. Dalam perjanjian demikian, lazim
pembuat perjanjian atau pihak ekonomi yang kuat lebih banyak menentukan
kewajiba-kewajiban pada pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian yang
lazimnya merupakan pihak ekonomi lemah (distributor). Klausula yang ebrsifat
demikian dinamakan klausula eksonerasi atau exemption.
Isi perjanjian keagenan biasanya mengenai 6:

Subyek hukumnya
Terdiri dari pihak prinsipal yang memberikan kuasa pada agen untuk melakukan
perbuatan-perbuatan hukum dan pihak agen yang bertugas melaksanakan kewajiba
yang terdapat dalam perjanjian.
Hak dan kewajiban para pihak
Misalnya kewajiban dari agen untuk melakukan sesuatu dengan yang sesuai
perjanjian dan hak agen untuk menerima pembayaran atas jasa yang diberikan.
Pilihan hukum dan pilihan forum penyelsaian sengketa
Pihak yang ebrsengketa memasukan klausul mengenai pilihan hukum dan pilihan
forum penyelesaian sengketa untuk mengantisipasi sengketa yang mungkin timbul
diantara para pihak.
Hal-hal lainnya
Misalnya tentang jangka waktu perjanjian, pemutusan perjanjian, force menjeur,
perubahan atau penambahan perjanjian dan sebagainya.
Tanda tangan para pihak
Dia akhir perjanjian para pihak membubuhkan tanda tangan sebagai tanda
kesepakatan bagi pernjajian yang dibuat.

Perjanjian keagenan menurut peraturan menteri perdagangan RI no. 11/M-Dag/Per/3/2006


harus memuat :

6 ibid

Nama dan alamat lengkap pihak-pihak yang membuat perjanjian


Maksud dan tujuan perjanjian
Status kenegaraan atau kedistributoran
Jenis barang dan jasa yang diperjanjikan
Wilayah pemasaran
Hak dan kewajiban masing-masing pihak
Kewenangan
Jangka waktu perjanjian

Cara-cara pengakhiran perjanjian


Cara-cara penyelesaian perselisihan
Hukum yang dieprgunakan
Tenggang waktu penyelesaian

Berakhirnya perjanjian keagenan menurut ada beberapa cara yaitu 7:


a. Pelaksanaan
Keagenan berakhir karena agen telah menyelesaikan tugas-tugas dan
kewajibannya.
b. Penarikan kekuasaan
Prinsipal dapat menarik kekuasaan agennya setiap saat walau ia harus
membayar ganti rugi jika terjadi pelanggaran dalam perjanjian.
c. Meninggalnya salah satu pihak
Hal ini secara langsung mengakhiri keagenan tersebut.
d. Prinsipal jatuh pailit
Hal ini berlaku terhadap prinsipalnya dan agen jika hal ini membuat emreka
tidak mampu melaksanakan kewajiban.
e. Ketidakmampuan
Hal ini bisa dikarenakan penyakit dan hal lain seperti ketidakwarasan.
f. Halangan keagenan
Apabila terjadi eprubahan keadaan sehingga melawan hukum dapat mengakiri
keagenan.

Perjanjian yang dibuat oleh dan antara prinsipal dengan distributornya kerapkali
menggunakan format perjanjian baku yang dibuat secara kolektif dalam bentuk formulir.
Akan tetapi di sisi lain masih memberikan suatu kelonggaran-kelonggaran yang oleh
karenanya kebakuan tersebut dipandang masih relevan dan logis untuk pihak distributor
tunduk dan mengikatkan dirinya terhadap seluruh klausul yang ada di dalamnya. Latar
belakang dibuatnya suatu perjanjian baku adalah mempermudah perusahaan prinsipal dalam
menjalankan usahanya yang dalam lingkup usahanya perushaan prinsipal telah
memeprsiapkan jaringan distribusi produknya tidak secara ekslusif dipegang oleh satu
distributor dan hanya pada 1 negara melainkan lebih dari itu.
Perjanjian keagenan dan distributor tidak diatur secara tegas dalam KUHPerdata dan KUHD
tetapi terdapat pengaturan umumnya mengenai prinsip kebebasan berkontrak pasal 1338
KUHPerdata. Karena para pihak yang terlibat menginginkan hubungan mereka diatur dalam
suatu perjanjian atau kontrak maka ketentuan hukum kontrak berlaku bagi masalah perjanjian
keagenan. Di dalam KUHD kegenan diatur secara umum dalam pengaturan tentang makelar
(pasal 62-pasal73) dan tentang komisioner (pasal 76-pasal85a). Hal ini juga berlaku tentang
distributor yang terdapat pada pasal 1319 KUHPerdata. Distributor dikategorikan dalam
ketentuan-ketentuan mengenai perjanjian tidak bernama.
7 Munir Fuady, hukum bisnis dalam teori dan praktek buku ke-4, bandung : PT
citra aditya bakti, 1997 hal 289-290.

Secara khusus ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang distributor belum ada
jadi ketentuan yang berlaku dikeluarkan departemen teknis seperti surat keputusan menteri
eprdagangan no 77/kp/III/78 yang menentukan lamanya perjanjian harus dilakukan.
Keputusan menteri eprindustrian dan eprdagangan no 23/MPP/KEP/1/1998 sebgaaimana
kemudian diubah dengan keputusan menteri no 159/MPP/KEP/4/1998 tentang lembagalembaga perdagangan.
Terdapat peraturna menteri perdagangan no. 11/M-Dag/Per/3/2006 tentang ketentuan dan tata
cara penerbitan surat tanda pendaftaran agen atau distributor barang atau jasa mengenai :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)

Ketentuan umum
Pendaftaran dan kewenangan
Penunjukan agen, agen tunggal, ditributor dan distributor tunggal
Tata cara dan persyarata pendaftaran
Masa berlaku, penggantian dan warna surat tanda pendaftaran
Pelaporan
Hak dan kewajiban
Perjanjian
Pengakhiran perjanjian
Penyelesaian perselisihan
Sanksi
Ketentuan lain
Ketentuan peralihan
Ketentuan penutup

Sumber :
Blacks law dictionary with pronounciations, sixth edition (st.paul : west publishing
co., 1990)
Mariam darus badrulzaman, aneka hukum bisnis, Bandung : Alumni 1994
Munir Fuady, Hukum Bisnis dalam teori dan praktek buku ke-4, bandung: PT Citra
aditya bakti, 1997
Susilo, P. Prinsip-prinsip praktis perlindungan distributor. Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai