Anda di halaman 1dari 19

Modul I

Pengantar Statika
1.1 MEKANIKA
Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang membahas keadaan benda yang diam atau
bergerak di bawah pengaruh aksi gaya. Tak ada pengetahuan langsung lain yang berperan
lebih besar dalam analisis teknik daripada mekanika. Sejarah awal ilmu ini merupakan
permulaan teknik. Penelitian dan pengembangan modern di bidang getaran, stabilitas dan
kekuatan struktur dan mesin, robot, disain roket dan pesawat angkasa, pengendalian
otomatis, kemampuan mesin, alir-an fluida, mesin dan alat-alat listrik, dan perilaku molekul,
atom, dan subatom sangat bergan-tung kepada prinsip-prinsip dasar mekanika. Pengertian
yang mendalam tentang pengetahuan mekanika merupakan prasyarat pokok untuk bekerja
dalam bidang-bidang tersebut di atas mau-pun bidang-bidang lainnya.
Mekanika merupakan ilmu fisika yang tertua. Tulisan tertua yang berisi ilmu ini dibuat oleh
Archimedes (287-212 sebelum Masehi) yang membahas prinsip pengungkit dan prinsip
kemampuan mengapung. Kemajuan yang besar diawali oleh hukum kombinasi vektor gaya
oleh Stevinus (1548-1620), yang juga merumuskan sebagian besar dari prinsip-prinsip
statika.
Penyelidikan pertama mengenai persoalan dinamika dilakukan oleh Galileo (1564-1642)
dalam kaitan de-ngan percobaannya tentang batu yang jatuh. Perumusan seksama dari
hukum-hukum gerak, se-perti halnya hukum gravitasi, dibuat oleh Newton (1642-1727),
yang juga menciptakan gagasan perubahan kecil dalam analisis matematis. Sumbangan
besar terhadap pengembangan mekanika juga diberikan oleh da Vinci, Varignon, Euler, D'
Alembert, Lagrange, Laplace, dan yang lainnya.
Prinsip-prinsip mekanika sangat tergantung pada matematika yang teliti. Jadi peranan
mate-matika sangat penting dalam mekanika teknik, yang merupakan penerapan prinsipprinsip mekanika pada penyelesaian persoalan praktis, Buku ini menitik beratkan
pengembangan prinsip-prinsip tersebut dan penerapan-penerapannya. Prinsip dasar
mekanika sebenarnya tidak banyak, te-tapi aplikasinya sangat luas dan metode yang
digunakan dalam mekanika dipakai di bidang-bidang teknik lainnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

Pelajaran mekanika terdiri atas dua bagian: Statika, yang membahas kesetimbangan
benda di bawah pengaruh gaya, dan dinamika, yang membahas gerakan benda.
1.2 KONSEP-KONSEP DASAR
Konsep-konsep dan definisi-definisi yang tepat merupakan landasan untuk mempelajari
mekanika, dan harus dimengerti terlebih dahulu.
Ruang

adalah daerah geometri yang ditempati oleh benda yang posisinya digambarkan

oleh pengukuran linear dan anguler relatif terhadap sistem koordinat. Untuk persoalan tiga
dimensi, niang membutuhkan tiga koordinat bebas, sedangkan untuk persoalan dua
dimensi diperlukan hanya dua koordinat saja.
Waktu

adalah ukuran peristiwa yang berurutan dan merupakan besaran dasar dalam

dinamika. Waktu tidak dapat dimasukkan langsung dalam analisis persoalan statika.
Massa adalah ukuran kelembaman benda, yang merupakan penghambat terhadap
perubahan kecepatan. Massa merupakan tjal penting untuk persoalan statika karena
massa juga merupakan sifat setiap benda yang mengalami gaya tarik-menarik dengan
benda lain.
Gaya adalah aksi suatu benda terhadap benda lain. Suatu gaya cenderung menggerakkan
se-buah benda menurut arah kerjanya. Aksi sebuah gaya dicirikan oleh besarannya, arah
kerjanya, dan titik kerjanya. Gaya adalah besaran vector
Partikel. Sebuah benda yang dimensmya dapat diabaikan disebut partikel. Dalam
pengertian matematis, sebuah partikel adalah benda yang dimensinya mendekati nol
sehingga dapat dianali-sis sebagai massa titik. Seringkali sebuah partikel dipilih sebagai
elemen diferensial dari sebuah benda. Selain itu, apabila dimensi sebuah benda tidak
sesuai dengan gambaran posisinya atau aksi gaya yang dikenakan padanya, benda
tersebut dapat diperlakukan sebagai partikel.
Benda tegar. Sebuah benda dianggap tegar jika gerakan relatif antar bagian-bagiannya
dapat diabaikan langsung. Sebagai contoh, perhitungan tarikan (tension) pada kabel yang
menyangga tiang penderek mobil dalam keadaan mengangkut beban pada dasarnya tak
terpengaruh oleh re-gangan (deformasi) dalam yang kecil pada anggota-anggota struktural
tiang tersebut. Untuk tuju-an ini, dari penentuan gaya luar yang bekerja pada tiang tersebut
kita dapat memperlakukannya sebagai benda tegar. Statika terutama membahas
perhitungan.gaya luar yang bekerja pada benda tegar yang berada dalam kondisi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

kesetimbangan. Untuk menentukan tegangan dan regangan dalam, karakteristik deformasi


dari material (bahan tiang tersebut harus dianalisis. Analisis jenis ini termasuk dalam
pelajaran mekanika benda-benda yang dapat berubah bentuk, yang dipelajari setelah
statika.
1.3 SKALAR DAN VEKTOR
Mekanika membahas dua jenis besaran, yaitu skalar dan vektor. Besaran skalar hanya menunjukkan besarnya saja. Contoh besaran skalar dalam mekanika adalah waktu, volume,
kerapatan, laju, cnergi, dan massa. Besaran vektor memiliki arah, selain besar, dan harus
mematuhi hukum jajaran genjang penjumlahan, sebagaimana akan diuraikan dalam pasal
ini. Contoh vektor adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, momen, dan momentum.
Besaran fisis yang berupa vektor dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yakni bebas,
geser, dan tetap.
Sebuah vektor bebas adalah vektor yang aksinya tidak dibatasi atau dikaitkan dengan
sebuah garis yang tunggal dalam ruang. Sebagai contoh, jika sebuah benda bergerak
tanpa rotasi, maka gerakan atau pergeseran setiap titik pada benda tersebut dapat
dianggap sebagai sebuah vektor, dan vektor ini akan menggambarkan besaran dan arah
pergeseran setiap titik pada benda tersebut. Karena itu kita dapat menggambarkan
pergeseran benda yang demikian dengan sebuah vektor bebas.
Sebuah vektor geser adalah vektor di mana suatu garis tunggal dalam ruang harus dipertahankan sepanjang besaran vektor tersebut bekerja. Bila kita membahas aksi luar dari suatu
gaya pada sebuah benda tegar, gaya tersebut dapat dikenakan pada sembarang titik
sepanjang garis kerjanya tanpa mengubah efeknya pada benda secara keseluruhan dan
karenanya dapat dipan-dang sebagai vektor geser.
Sebuah vektor tetap adalah vektor di mana sebuah titik kerja tunggal ditentukan, dan oleh
karena itu vektor tersebut menempati posisi khusus dalam ruang. Aksi sebuah gaya pada
benda yang dapat berubah bentuk atau benda tak-tegar harus ditentukan oleh sebuah
vektor tetap pada titik kerja gaya yang bersangkutan. Dalam hal ini gaya dan perubahan
bentuk di dalam benda tadi akan bergantung pada titik kerja gaya dan besar gaya serta
garis kerjanya.
Sebuah besaran vektor V digambarkan dengan sepotong garis, Gambar 1.1, yang
mempunyai arah vektor yang digambarkan oleh ujung panah. Panjang bagian garis berarah
tersebut mewakili besaran vektor [V] dan ditulis dengan huruf miring tercetak tipis V. Dalam

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

persamaan skalar dan seringkali pada diagram di mana hanya besar sebuah vektor saja
yang dinyatakan, simbol

Gambar 1.1
tersebut ditulis dengan huruf miring tipis. Huruf tebal digunakan untuk besaran vektor di
mana arah vektor tersebut merupakan bagian dari penggambaran matematisnya. Jika
menulis persamaan vektor kita harus selalu membedakan secara matematis antara vektor
dan skalar. Disarankan bahwa dalam semua tulisan tangan, perbedaan tanda yang dipakai
untuk tiap-tiap besaran vektor harus jelas seperti garis bawah, V, atau sebuah panah di
atas simbol, V, untuk menggantikan huruf tebal dalam cetakan. Arah vektor V dapat diukur
dengan sudut 6 dari beberapa arah acuan yang diketahui. Negatif dari V adalah sebuah
vektor-V, yang arahnya berrawanan dengan V seba-gaimana ditunjukkan dalam Gambar
1/1.
Di samping memiliki sifat besar dan arah, vektor juga harus mematuhi hukum kombinasi jajaran genjang. Hukum ini menetapkan bahwa dua buah vektor V1 dan V2 , yang dianggap
sebagai vektor bebas, Gambar l/2a, dapat digantikan dengan ekivalennya, V, yang
merupakan diagonal jajaran genjang yang dibentuk oleh V1 dan V2 sebagai kedua sisinya,
seperti ditunjukkan dalam Gambar 1/2b. Kombinasi atau jumlah vektor ini digambarkan
oleh persamaan vector di mana tanda tambah yang dipakai sehubungan dengan besaran
vektor (huruf tebal) berarti penjumlahan vektor, bukan skalar. Jumlah besaran skalar kedua
vektor tersebut biasanya ditulis-kan sebagai V1 + V2, akan tetapi perlu diingat bahwa
menurut geometri jajaran genjang, jelas bahwa v Vi +V.
Kedua vektor Vi dan V2 ini, yang diperlakukan sebagai vektor bebas, dapat juga dijumlahkan secara kepala-ke-ekor dengan hukum segitiga, seperti diperlihatkan dalam Gambar
l/2c, untuk menghasilkan jumlah vektor identik V. Dari diagram tersebut kita mengetahui
bahwa urutan penjumlahan vektor tidak mempengaruhi jumlah, sehingga V1 + V2 = V2 + V1
.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

Selisih V1-V2 antara kedua vektor tersebut dapat diperoleh dengan menambah -V2 pada Vi
sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 1/3, di mana prosedur segitiga atau jajaran
genjang dapat digunakan. Selisih V1 antara kedua vektor tersebut dinyatakan oleh
persamaan vektor.
v =v1 - v2

Gambar 1.2
di mana tanda kurang menunjukkan pengurangan vektor.
Setiap dua vektor atau lebih yang jumlahnya sama dengan vektor V dapat dikatakan sebagai
komponen vektor tersebut. Karena itu vektor-vektor V1 dan V 2 dalam Gambar l/4a adalah
komponen dari V, masing-masing dalam arah 1 dan 2. Biasanya paling mudah
menguraikan komponen vektor yang saling tegaklurus, dan ini disebut komponen persegi
panjang. Vektor-vektor Vx dan Vy pada Gambar l/4b merupakan komponen-komponen x
dany dari V. Demikian juga d.alam Gambar l/4c, Vx dan Vy adalah komponen x' dan y' dari
V.

Gambar 1.3.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

Gambar 1.4.
Jika dinyatakan dalam komponen persegi panjang, arah vektor terhadap sumbu X
ditentukan oleh:

tan 1

Vy
Vx

Sebuah vektor V dapat dinyatakan secara matematis dengan mengalikan besarnya, V


dengan sebuah vektor n yang besarnya satu satuan dan arahnya berimpit dengan V. Jadi
V= Vn
Dalam cara ini besar dan arah vektor sangat mudah untuk dimasukkan ke dalam sebuah
pernya-taan matematis. Dalam banyak persoalan, khususnya persoalan tiga dimensi,
adalah

lebih

mudah

Gambar 1.5
Jika komponen persegi panjang dari V, Gambar 1/5, dinyatakan dengan vektor-vektor
satuan i, j, dan k yang merupakan vektor-vektor dalam arah -x, -y dan -z, berturut-turut,
dengan besar satu-satuan. Jumlah vektor dari komponen-komponen ini ditulis

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

V Vx i V y j Vz k

Sekarang kita mensubstitusikan cosinus arab /, m, dan n dari V yang didefinisikan dengan
/ = cos 0,

m = cos 0B

n = cos 6,

Jadi kita dapat menuliskan besar komponen-komponen V sebagai


di mana
Vx=lV

Vy=mV

Vz=nV

V2 = Vx2 + Vy2 + Vz2


perlu dtingat bahwa I2 + m2 + n2 = 1.

1.4 HUKUM NEWTON


Sir Isaac Newton a^dalah orang yang pertama kali menyatakan dengan benar hukumhukurn dasar yang mengatur gerakan suatu partikel dan mcmperlihatkan keberlakuan
hukum-hukum tersebut. Dalam ungkapan yang sedikit berbeda, dengan menggunakan
istilah modern, hukum-hukum tersebut adalah:
Hukum I Sebuah partikel akan tetap diam atau terus bergerak dalam sebuah garis lurus dengan kecepamn tetap jika tidak ada gaya tak-seimbang yang bekerja padanya.
Hukum II. Percepatan sebuah partikel adalah sebanding dengan gaya resultan yang
bekerja padanya dan searah dengan gaya tersebut.
Hukum III . Gaya-gaya aksi dan reaksi antara benda-benda yang berinteraksi memiliki
besar yang sama, berlawanan arah, dan segaris.
Kebenaran hukum-hukum ini telah diperiksa melalui banyak pengukuran fisis yang akurat.
Hu-kum Newton kedua merupakan dasar bagi sebagian besar analisis dalam dinamika.
Bila diterap-kan terhadap partikel bermassa m, hukum tersebut dapat dinyatakan sebagai
F=ma
di mana F adalah gaya resultan yang bekerja pada partikel dan a adalah percepatan
resultan tersebut. Persamaan ini merupakan persamaan vektor karena arah F harus sama
dengan arah a di samping besar F dan wra sama. Hukum Newton pertama berisi prinsip
keseimbangan gaya, yang merupakan topik utama dalam pembahasan statika. Sebenarnya
hukum ini adalah akibat dari hukum kedua, karena tidak akan ada percepatan jika gaya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

sama dengan nol, dan partikel tetap dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap. Hukum pertama tidak menambah sesuatu yang baru mengenai penggambaran gerak
tetapi dicantumkan di sini karena merupakan bagian dari pernyataan-pernyataan klasik
Newton.
Hukum ketiga merupakan dasar pengertian kita mengenai gaya. Hukum ini menyatakan
bah-wa gaya selalu terjadi dalam pasangan gaya yang sama dan berlawanan. Jadi gaya ke
bawah yang dikenakan pada meja oleh pinsil selalu disertai oleh gaya ke atas yang sama
besar yang dikenakan pada pinsil oleh meja. Prinsip ini berlaku untuk semua gaya, baik
yang berubah-ubah maupun yang tetap, tanpa memperhatikan dari mana asalnya dan
berlaku pada setiap saat selama gaya dikenakan. Pengabaian hukum dasar ini merupakan
penyebab kesalahan yang amat sering dari para pemula. Dalam menganalisis bendabenda yang mengalami aksi gaya, kita harus benar-benar mengetahui dengan jelas
mengenai pasangan-pasangan gaya yang akan ditinjau. Pertama-tama kita perlu
memisahkan benda yang akan ditinjau dan kemudian meninjau hanya satu gaya dari
pasangan gaya tersebut yang bekerja pada benda yang ditinjau tadi.
1.5 SATU AN
Mekanika berkaitan dengan empat besaran dasar yaitu panjang, massa, gaya, dan waktu.
Sa-tuan yang dipakai untuk mengukur besaran-besaran ini tidak semuanya dapat dipilih
dengan bebas karena harus sesuai dengan hukum Newton kedua, Persamaan 1/1.
Meskipun terdapat sejumlah sistem satuan yang berbeda-beda, namun hanya dua sistem
yang dibahas di sini, yakni yang ter-utama digunakan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Keempat besaran dasar tersebut di atas beserta satuan-satuannya dicantumkan
secara ringkas dalam tabel berikut.

Satuan SI. Satuan Sistem Internasional, disingkat SI (dari bahasa Perancis, System International d' Unites), telah diterima di Amerika Serikat serta seluruh dunia dan merupakan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

versi modern dari sistcm metrik. Bcrkat persetujuan internasional, lambat laun satuan SI
akan mcng-gantikan sistem lain yang biasa digunakan. Seperti terlihat pada tabel, dalam
satuan SI, massa dalam kilogram (kg), panjang dalam meter (m), dan waktu dalam sekon
(s) dipilih sebagai satuan pokok, dan gaya dalam newton (N) diturunkan dari ketiga satuan
scbclumnya oleh Persama-an 1/1. Jadi, gaya (N)=massa(kg) x percepatan (m/s2) atau
N = kg-m/s2
Kita lihat, kemudian, bawha 1 newton adalah gaya'yang dibutuhkan untuk memberikan
percepatan sebcsar 1 m/s2 pada sebuah massa seberat 1 kg. Dari percobaan gravitasi di
mana W adalah berat dan g adalah percepatan yang ditimbulkan oleh gravitasi, Persamaan
1.1 memberikan
W(N) = m(kg) x g(m/s2)
Satuan yang lazim di A.S. Satuan A.S. atau Sistem Satuan Inggris, yang juga disebut
sistem foot-pound-second (FPS), telah menjadi sistem yang biasa dipakai dalam bisnis dan
industri di negara-negara yang berbahasa Inggris. Walaupun sistem ini lambat-laun nanti
akan diganti de-ngan satuan SI, selama bertahun-tahun mendatang para insinyur harus
dapat bekerja baik dengan satuan SI maupun dengan satuan FPS, dan kedua sistem-ini
digunakan dengan bebas dalam Mekanika Teknik. Sebagaimana terlihat pada tabel, dalam
satuan A.S. atau FPS, panjang dalam kaki (ft), waktu dalam sekon (s), dan gaya dalam pon
(Ib) dipilih sebagai satuan pokok, dan massa dalam slug diturunkan dari Persamaan 1/1.
Jadi, gaya (lb)=massa(slug) x percepatan (ft/s2), atau
(slugs) = lb-sec2 /ft
Kita lihat, kemudian, bahwa 1 slug adalah massa yang mendapat percepatan sebesar 1
ft/s2 jika gaya 1 lb bereaksi padanya. Dari percobaan gravitasi di mana W adalah gaya
gravitasi atau berat dan g adalah percepatan yang diakibatkan oleh gravitasi Persamaan
1/1 memberikan
m (slugs) =W(lb)/ g(ft/sec2)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

Dalam satuan A.S., pon juga digunakan sebagai satuan massa, terutama pada saat
menentu-kan sifat termal zat cair dan gas. Apabila perbedaan antara kedua satuan ini
diperlukan, satuan gaya seringkali ditulis dengan fbf dan satuan massa dengan Ibm. Dalam
buku ini kita akan banyak. menemui satuan gaya, yang agar memudahkan ditulis dengan
Ib. Satuan gaya lain dalam sistem A.S. yang sering dipakai adalah kilopon (kip), yang sama
dengan 1.000 Ib, dan ton, yang sama dengan 2.000 Ib.
Satuan sistem Internasional (SI) disebut sebagai sistem mutlak karena.pengukuran
besaran pokok massa tak bergantung pada lingkungannya. Dilain pihak, Sistem A.S. (FPS)
disebut sebagai sistem grafitasi karena besaran pokok gayanya didefinsiikan sebagai
tarikan gravitasi (berat) yang bekerja pada sebuah massa standar dalam kondisi tertentu
(permukaan laut dan garis lintang 45). Satu pon standar juga merupakan gaya yang
dibutuhkan untuk memberikan percepatan 32,1740 ft/s pada massa satu-pon.
Dalam satuan SI, kilogram semata-mata hanya digunakan sebagai satuan massa- tidak
pernah untuk gaya. Harus ditekankan bahwa dalam sistem gravitasi MKS (massa,
kilogram, sekon), yang telah digunakan selama bertahun-tahun di negara-negara tak
berbahasa Inggris, kilogram, seperti halnya pon, telah dipakai sebagai satuan gaya dan
massa.
Standar utama untuk pengukuran massa, panjang, dan waktu telah ditetapkan oleh
persetujuan internasional sebagai berikut:
Massa. Kilogram didefinisikan sebagai massa suatu silinder platinum-iridium tertentu yang
disimpan di Internasional Bureau of Weights and Measures di dekat Paris, Perancis.
Sebuah tiru-an yang persis dari silinder ini disimpan di National Bureau of Standards di
Amerika Serikat dan digunakan sebagai standar masa di mana-mana.
Panjang. Pada mulanya meter didefinisikan sebagai sepersepuluh juta kali jarak dari kutub
ke garis khatulistiwa sepanjang garis bujur (meridian) yang melalui Paris. Lalu kemudian
didefinisikan sebagai panjang satuan platinum-iridium tertentu yang disimpan di
International Bureau of Weight and Measures. Kesulitan dalam perolehan dan ketepatan
reproduksi ukuran tersebut mendorong digunakannya standar panjang yang lebih mudah
direproduksi dan lebih tepat, yakni yang kini didefinisikan sebagai 1.650.763,73 kali
panjang gelombang radiasi tertentu dari atom Krypton 86.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

10

Waktu.Sekon (s) pada mulanya didefinisikan sebagai 1/{86.400) hari surya rata-rata. Ketakteraturan rotasi bumi menimbulkan kesulitan pada definisi ini, sehingga digunakan standar
yang lebih tepat dan dapat direproduksi. Kini sekon didefinisikan sebagai 9.192.631.770
kali periode radiasi dalam keadaan tertentu dari atom cesium-133.
Jelas bahwa untuk sebagian besar pekerjaan teknik, dan untuk tujuan kita dalam mempelajari mekanika, ketepatan standar-standar tersebut tidak terlalu kita butuhkan.
Harga standar untuk percepatan grafitasi g adalah nilainya pada permukaan laut dan garis
lintang 4.5. Dalam kedua sistem tersebut di atas harga ini ialah
Satuan SI

g=

Satuan A.S. g =

.9,80665 m/s2
32,1740 ft/s2

Harga pendekatan 9,81 m/s2 dan 32,2 ft/s2 cukup tepat untuk kebanyakan perhitungan
teknik.
Karakteristik pokok satuan SI berikut konversi numerik antara satuan yang lazim di A.S.
dan SI dicantumkan pada sampul depan buku ini. Sebagai tambahan, diagram yang dapat
mem-berikan konversi antara besaran-besaran pilihan dalam kedua sistem tersebut
dicantumkan pada sampul belakang buku ini. Meskipun diagram ini akan sangat membantu
dalam menentukan ukuran relatif satuan SI dan A.S., lambat-laun para insinyur akan
menyadap bahwa mereka perlu berpikir langsung dalam satuan SI dan tidak lagi
bergantung pada konversi dari satuan A.S. Dalam Statika kita terutama berhubungan
dengan satuan panjang dan gaya, dengan massa yang disertakan hanya jika kita
menghitung gaya gravitasi, seperti yang akan diterangkan pada bagian berikut.
Dalam Gambar 1-6 dilukiskan contoh gaya, massa, dan panjang dalam kedua sistem satuan
tersebut di atas untuk membantu membayangkan besar relatifnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

11

Gambar 1.6
1.6 HUKUM GRAVITASI
Dalam statika, dan juga dalam dinamika, kita seringkali harus menghitung berat (gaya
gravitasi yang bekerja pada) sebuah benda. Perhitungan ini bergantung kepada hukum
gravitasi, yang juga dirumuskan oleh Newton. Hukum gravitasi dinyatakan dengan
persamaan:

F G

m1 m2
r

di mana F = gaya. tarik-menarik antara dua buah pattikel


G = konstanta universal yang dikenal sebagai konstanta gravitasi
m1, m2 = massa kedua partikel
r=jarakantarapusatpartikel
Gaya tarik-menarik F mengikuti hukum aksi dan reaksi, karena sama besar dan
berlawanan, serta mempunyai arah sepanjang garis yang menghubungkan kedua pusat
partikel-partikel terse-but. Dari percobaan diperoleh konstanta gravitasi G = 6,673 (10-11)
m3/(kg.s2). Gaya gravitasi terdapat pada setiap pasangan benda. Pada permukaan bumi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

12

satu-satunya gaya gravitasi yang cukup besar adalah gaya akibat tarikan bumi. Jadi
masing-masing dari dua buah bola besi ber-diameter 100 mm ditarik ke bumi oleh gaya
gravitasi sebesar 37,1 N, yangdisebut beratnya. Di lain pihak gaya tarik-menarik antara
kedua bola tersebut jika keduanya disentuhkan adalah 0,000.000.095 1 N. Jelas gaya ini
dapat diabaikan jika tiibandingkan dengan tarikan bumi sebesar 37,1 N, dan sebagai
akibatnya tarikan gravitasi bumi adalah satu-satunya gaya gravitasi yang cukup besar, yang
perlu dipertimbangkan dalam hampir semua percobaan teknik yang dilakukan pada
permukaan bumi.
Tarikan gravitasi bumi pada sebuah benda disebut sebagai berat benda tersebut. Gaya ini
ada pada benda, baik dalam keadaan diam maupun bergerak. Karena tarikan ini adalah
sebuah gaya, maka berat sebuah benda dalam satuan SI harus dinyatakan dalam newton
(N). Sayangnya dalam kenyataan sehari-hari satuan massa kilogram (kg) telah
dipergunakan secara luas sebagai ukuran berat. Jika dinyatakan dalam kilogram, kata
"berat" secara teknis berarti massa, Agar tidak terjadi kerancuan, istilah "berat" dalam buku
ini dibatasi hanya untukmengartikan gaya tarikan gravitasi, dan selalu akan dinyatakan
dalam Newton.
Untuk benda bermassa m di permukaan bumi, tarikan gravitasi pada benda sebagaimana
di-tentukan oleh Persamaan 1/2 dapat dihitung dari hasil percobaan gravitasi sederhana.
Jika besar gaya gravitasi atau berat adalah W, maka, karena benda jatuh dengan
percepatan g, Persamaan 1-1 memberikan
W=mg

(1.3)

Berat W akan dinyatakan dalam newton (N) apabila m dalam kilogram (Kg) dang dalam
meter per sekon kuadrat (m/s2). Harga standar g = 9,81 (m/s2) akan cukup akurat untuk
perhitungan dalam statika. Harga g tersebut dalam satuan yang lazim di A.S. atau Inggris
adalah 32,2 ft/s2. Berat sebenarnya (tarikan gravitasi) sedikit berbeda dengan berat yang
tampak (yang diukur dengan neraca pegas). Perbedaan tersebut, yang disebabkan oleh
rotasi bumi, sangat kecil dan dapat diabaikan.
1.7 KETELITIAN, BATAS, DAN PENDEKATAN
Angka-guna (significant figure) dalam sebuah jawaban tidak boleh lebih besar dari yang
dapat dibenarkan oleh ketelitian dari data yang diberikan. Karena itu luas potongan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

13

melintang batang berpenampang bujur sangkar dengan sisi 24 mm, bila diukur terhadap
milimeter terdekat, harus ditulis 580 mm2 dan bukan 576 mm2, seperti yang akan didapat
bila angka dua puluh empat dikuadratkan.
Jika perhitungan mengandung selisih kecil dalam jumlah besar, ketelian yang lebih baik
dalam data dibutuhkan untuk mencapai hasil dengan ketelitian tertentu. Karenanya penting
untuk mengetahui bilangan-bilangan 4,2503 dan 4,2391 sampai ketelitian lima angka-guna
agar se-lisihnya yang sebesar 0,0112 dinyatakan dengan ketelitian tiga-angka. Dalam
perhitungan yang agak panjang, mula-mula memang sulit untuk memperkirakan jumlah
angka-guna yang diperlu-kan dalam data asli untuk menjamin ketelitian tertentu yang
diinginkan. Ketelitian tiga angka-guna dipandang cukup memenuhi kebutuhan kita untuk
sebagian besar perhitungan teknik.
Derajat kuantitas diferensial merupakan hal yang sering menimbulkan kesalah-pahaman.
Di-ferensial berderajat tinggi selalu dapat diabaikan dibandingkan diferensial berderajat
rendah jika batas matematis didekati. Sebagai contoh, elemen volume A V dari kerucut
tegak dengan tinggi h dan jari-jari alas r dapat diambil sebagai irisan lingkaran berjarak x
dari puncak dan tebalnya ada-lah Ax, Dapat diperiksa bahwa pernyataan lengkap untuk
volume dari elemen tersebut dapat di-tulis sebagai

r 2
h2

1
2
2
3
x x x(x) 3 (x)

Harus diketahui bahwa, jika melewati batas dalam perubahan dari k ke dV dan dari Ax ke
dx, suku-suku dalam (Ax)2 dan (Ax)3 dapat dibuang sehingga yang tinggal hanya

dV

r 2 2
x dx
h2

yang memberikan pernyataan eksak jika diintegrasi.


Pada waktu membicarakan sudut kecil biasanya kita memakai anggapan sederhana.
Tinjau-lah sebuah segitiga siku-siku pada Gambar 1/7 di mana sudut 0, dinyatakan dalam
radian, relatif kecil. Dengan besar sisi miring adalah satu, kita dapat mengetahui dari
geometri gambar tersebut

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

14

Gambar 1.7
bahwa panjang busur 1x dan sin boleh dikatakan sama. Juga cos mendekati satu.
Lebih lanjut, sin dan tan mempunyai harga yang hampir sama. Jadi untuk sudut kecil
kita dapat menuliskan
sin tan

cos = 1

Pendekatan ini sama dengan mempertahankan suku pertama dalam ekspansi deret untuk
ketiga fungsi ini. Sebagai contoh pendekatan ini, untuk sudut sebesar 1.
1 = 0,017 453 rad
sin 1 = 0,017 452
tan 1 = 0,017 45 5
cos 1 = 0,999 848
Jika diinginkan pendekatan yang lebih teliti, dua buah suku yang pertama dapat
dipertahankan, yakni
sin = - 3/6

tan = + 3/3

cos = 1 - 2/2

Kesalahan dalam mengganti sinus dengan sudut untuk 1 adalah 0,005 persen. Untuk 5
kesa-lahannya adalah 0,13 persen, dan untuk 10 kesalahannya masih hanya 0,51 persen.
Karena

mendekati nol, jelaslah bahwa hubungan berikut ini benar dalam batas

matematis:
sin d =-tan d= d

cos d = 1

Sudut d tentu saja dinyatakan dalam ukuran radian.


Studi statika diarahkan pada deskripsi kuantitatif dari gaya-gaya yang bekerja pada struktur
teknik dalam kesetimbangan. Matematika menentukan hubungan antara beragam besaran
yang ada dan memungkinkan kita meramalkan akibat dari hubungan tersebut. Suatu
proses pemikiran ganda diperlukan dalam merumuskan deskripsi ini. Di sini kita perlu untuk
memikirkan hal-hal yang berkenaan dengan situasi fisis dan yang berkeriaan dengan
deskripsi matematis yang berse-suaian. Analisis dari setiap persoalan akan memerlukan
peralihan berulang-ulang antara fisis dan matematis. Salah satu sasaran periling bagi para
mahasiswa adalah mengembangkan kemampuan untuk membuat peralihan dari pemikiran
ini secara bebas. Kita harus mengakui bahwa perumusan matematis dari suatu persoalan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

15

fisis menunjukkan deskripsi pembatasan ideal, atau model, yang mendekati tetapi tidak
pernah benar-benar sama dengan keadaan fisis yang sebenarnya.
Pada waktu membuat model matematis ideal untuk sebuah persoalan teknik yang
diberikan, pendekatan-pendekatan tertentu akan selalu disertakan. Sebagian dari
pendekatan-pendekatan ini boleh jadi matematis, sedangkan yang lainnya mungkin fisis.
Sebagai contoh, seringkali kita perlu mengabaikan jarak, sudut, atau gaya yang kecil
dibandingkan dengan jarak, sudut, atau gaya yang besar. Sebuah gaya yang terdistribusi
pada suatu luasan kecil dan bekerja di tempat tersebut dapat dipandang sebagai gaya
yang terpusat jika dimensi luasan tersebut ternyata kecil jika dibandingkan dengan dimensi
lain yang bersangkutan. Berat kabel baja per panjang satuan dapat diabaikan jika tegangan
pada kabel ternyata jauh lebih besar dari berat totalnya, sedangkan berat kabel tidak boleh
diabaikan apabila persoalan menghendaki perhitungan lendutan (de-fleksi) atau lenturan
dari kabel yang tertumpu akibat beratnya. Jadi derajat kerumitan anggapan adalah
tergantung pada informasi yang diinginkan dan pada keakuratan yang dikehendaki. Kita
harus selalu.siap

dengan

bermacam-macam

anggapan

yang

dikehendaki

dalam

perumusan perso-alan-persoalan nyata. Kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan


anggapan-anggapan yang sesuai dalam perumusan dan penyelesaian persoalanpersoalan teknik tentu saja merupakan salah satu di antara ciri-ciri terpenting dari seorang
insinyur yang sukses. Salah satu tujuan utama dari buku ini ialah memberikan kesempatan
yang maksimal dalam mengembangkan kemampuan tersebut melalui perumusan dan
analisis dari banyak persoalan praktek yang me-nyangkut prinsip-prinsip statika.
Grafik merupakan sebuah alat analitis penting yang akan memberikan kita tiga kemudahan.
Pertama, memungkinkan kita untuk menggambarkan sistem fisis pada kertas dengan
memakai sketsa atau diagram. Penggambaran geometris merupakan hal yang vital dalam
penafsiran fisis dan sangat membantu dalam melukiskan aspek tiga dimensi dari banyak
persoalan. Kedua, grafik seringkali menghasilkan suatu cara untuk memecahkan hubungan
fisis di mana suatu penyelesaian langsung secara matematis menjadi janggal atau sukar.
Penyelesaian grafts tak hanya memberikan kita suatu cara praktis untuk mendapatkan
hasil, tetapi juga sangat membantu dalam membuat peralihan pemikiran antara situasi fisis
dan perrryataan matematis karena kedua-nya muncul secara serentak. Manfaat ketiga dari
penggunaan grafik adalah menyajikan hasi!-hasil dalam bentuk diagram atau grafik, yang
sangat membantu dalam penyajian hasil.
Cara yang efektif dalam menangam persoalan statika, seperti dalam semua persoalan
teknik, adalah hal yang sangat mendasar. Pengembangan kebiasaan yang baik dalam

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

16

perumusan persoalan dan dalam menyajikan penyelesaiannya akan merupakan modal


yang sangat berharga. Setiap penyelesaian harus dimulai dengan serangkaian logika
tahapan-tahapan dari hipotesis sampai pada kesimpulan, dan penyajiannya harus
mengandung pernyataan yang jelas dari bagian-bagian berikut ini, yang masing-masing
dinyatakan dengan jelas:
1. Data yang diberikan
2. Hasil yang diinginkan
3. Diagram yangdiperlukan
4. Perhitungan
5. Jawaban dan kesimpulan
Sebagai tambahan, sebaiknya kita menggabungkan sederetan pemeriksaan pada
perhitungan di pertengahan penyelesaian. Kita harus mengamati pantas tidaknya suatu
nilai numerik, dan keakuratan serta kesamaan dimensi harus sering diperiksa. Kerapian
dan urutan pekerjaan juga penting. Penyelesaian yang ceroboh y-ang sukar dibaca oleh
orang lain akan kurang atau tidak berguna. Disiplin yang disertai ketaatan terhadap bentuk
yang baik akan menjadi pertolongan yang tak. ternilai untuk pengembangan kemampuan
dalam perumusan dan analisis. Banyakper-soalan yang pada mulanya tampak sukar dan
rumit menjadi jelas dan langsung dapat diselesaikan jika dlmulai dengan metode yang logis
dan berdisiplin dalam penanganannya.
Mata kuliah statika dilandasi oleh hanya beberapa konsep dasar dan meliputi penerapan
hu-bungan-hubungan dasar ini terhadap bermacam-macam situasi. Dalam penerapan
tersebut, metode analisis sangat penting. Dalam menyelesaikan suatu soal, hukum-hukum
yang akan di-terapkan harus benar-benar ada di kepala dan prinsip-prinsip tersebut di atas
hrus diterapkan secara cermat dan tepat. Dalam menerapkan prinsip-prinsip yang
menetapkan persyaratan untuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda, kita perlu
untuk memisahkan benda yang dibicara-kan dari semua benda lainnya sehingga dapat
melakukan perhitungan yang lengkap dan akurat dari semua gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Pemisahan ini harus ada dalam pikiran sama baiknya seperti bila
digambarkan pada kertas. Diagram benda yang terpisah ini yang menggam-barkan semua
gaya luar yang bekerja padanya disebut diagram benda-bebas. Telah lama terbukti bahwa
metode diagram-benda-bebas ini mempakan kunci untuk memahami mekanika. Hal ini
adalah karena pemisahan suatu benda mempakan alat di mana sebab dan akibat dapat
dipisah-kan dengan jelas dan perhatian kita terhadap penerapan yang tepat dari suatu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

17

prinsip dapat di-fokuskan secara tepat. Cara menggambar diagram benda bebas dibahas
dalam Bab 3, di mana cara tersebut akan dipakai untuk pertama kalinya.
Dalam menerapkan hukum-hukum statika, kita boleh menggunakan nilai numerik dari
besar-an-besaran secara langsung untuk menyelesaikan suatu persoalan. Kita dapat juga
memakai simbol aljabar untuk mewakili besaran-besaran yang ada dan memberikan
jawabannya sebagai suatu rumus. Dengan substitusi numerik, harga masing-masing
besaran yang dinyatakan dalam satuan khusus akan menjadi jelas pada setiap tahap
perhitungan. Cara pendekatan ini dapat memberi keuntungan nyata apabila arti praktis dari
harga tiap-tiap suku adalah penting. Akan tetapi penyelesaian dengan simbol ternyata lebih
bermanfaat daripada penyelesaian numerik. Pertama, penyingkatan dengan simbol akan
membantu dalam memusatkan perhatian pada hu-bungan antara situasi fisis dan deskripsi
matematis yang bersangkutan. Kedua, penyelesaian dengan simbol memungkinkan kita
melakukan pemeriksaan dimensi pada setiap tahap, sedangkan penggunaan nilai numerik
saja dapat menimbulkan ketidaksamaan dimensi. Ketiga, kita dapat memakai penyelesaian
dengan simbol berulang kali untuk memperoleh jawaban persoalan yang sama bila
digunakan himpunan dan ukuran satuan yang berbeda. Sarana dengan kedua bentuk
penyelesaian ini sangatlah perlu.
Para mahasiswa akan menjumpai bahwa penyelesaian persoalan statika dapat diperoleh
me-lalui satu dari tiga cara berikut. Pertama, kita dapat memanfaatkan penyelesaian
matematis langsung dengan perhitungan tangan di mana jawaban muncul sebagai simbol
aljabar atau sebagai hasil numerik. Hampir semua persoalan masuk dalam kategori ini.
Kedua, kita dapat memperki-rakan grafik. Ketiga, penyelesaian dengan komputer
mempakan keuntungan istimewa bila se-jumlah besar persamaan atau variasi parameter
disertakan. Ada sejumlah persoalan dalam Statika yang ditujukan sebagai soal
penyelesaian-komputer. Persoalan semacam ini terdapat pada akhir kumpulan soal-soal
Tinjauan Ulang dan dipilih untuk memaparkan jenis persoalan yang sangat menguntungkan
jika diselesaikan dengan komputer. Pemilihan metode penyelesaian yang paling bijaksana
merupakan segi penting dari pengalaman untuk memperoleh kemudahan dalam
pengerjaan persoalan .

Soal-soal Latihan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

18

1.1. Tentukan sudut yang dibentuk oleh vektor V =3i + 4j dengan sumbu-x positif.
Jawab: Bx = 126,9
1.2. Sebuah vektor V yang besarnya 10 satuan terle-tak pada bidang x-y. Jika cosinus
arahnya terha-dap sumbu-y adalah -0,8 dan jika komponen-x-nya adalah positif, tulislah
pernyataan vektor untuk V dengan menggunakan vektor-vektor i dan j.
1.3. Sebuah gaya tertentu dalam pon dinyatakan oleh vektor F = 2i + 6j + 3k. Hitunglah
sudut yang dibentuk oleh F dengan arah -x, -y, dan -z.
Jawab; x = 73,4, ; y = 31,0, ; z = 64,6
1.4. Vektor-vektor V1 dan V2 merupakan komponen sebuah vektor tunggal V. Tentukan
besar V seca-ra grafis dan periksalah hasilnya secara aljabar.
1.5. Tentukan berat seorang laki-laki dalam newton yang beratnya 200 pon. Tentukan berat
anda sendiri dalam newton.
Jawab: 890 N
1.6. Berapa berat 50 kg batang baja dalam pon pada
keadaan standar?
1.7. Sebuah benda beratnya 100 Ib pada permukaan laut dan pada garis lintang 45 .
Tentukan massa-nya dalam satuan SI dan A.S.
Jawab: m = 45,4 kg; m = 3,11 Ib-s2 /ft
1.8. Hitunglah berat W suatu benda di puncak gunung Everest (ketinggian 8.848 m di atas
permukaan laut) jika massanya di permukaan laut adalah 50 kg. Gunakanlah 9,80665 m/s 2
untuk nilai permukaan laut dari.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

STATIKA STRUKTUR

19

Anda mungkin juga menyukai