Anda di halaman 1dari 9

UTS TAKE HOME

TRIAGE START (Simple Treatment and Rapid Transport)


PADA ORANG DEWASA DENGAN TERINTEGRASI
RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu: Ns. Heri Kristianto, M.Kep, Sp.KMB


Mata Kuliah Ilmu Komputer

Oleh:
Zaky Soewandi Ahmad
NIM. 156070300111004

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN GAWAT DARURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015

A. Analisa Masalah
Di Indonesia, selama 2014, kejadian bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami dan
erupsi gunung api hanya 1% atau 18 kejadian dari total 1.525 kejadian bencana. Sejumlah 99%
adalah bencana hidrometeorologi seperti puting beliung, banjir, longsor, kebakaran hutan dan lahan,
dan kekeringan. Ada sekitar 386 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 157 juta jiwa yang
terpapar sedang hingga tinggi dari bahaya gempa di Indonesia. Data kejadian bencana per tanggal
31 Desember 2014 menyebutkan bahwa 1.567 kejadian terjadi selama setahun. Ratarata kejadian
bencana di Indonesia adalah 131 kejadian per bulan atau 4 kejadian per hari. (BNPB, 2014).
Perawat sebagai bagian terbesar tenaga kesehatan yang berada didaerah mempunyai peran penting
karena perawat sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan terutama didaerah yang terdampak
bencana alam.
Tim respon bencana yang didalamnya ada perawat dan tenaga kesehatan lain haruslah siap
siaga untuk memberikan pelayanan terbaik untuk pasien baik. Setiap bencana akan memunculkan
bahaya dan kesulitan apalagi bila korban dari bencana alam tersebut banyak. Maka diperlukan suatu
pengorganisasian dalam manajemen bencana dalam menangani korban yang banyak. Triage
merupakan solusi dalam menangani korban bencana secara langsung yang bisa diaplikasikan
dilokasi bencana. Pentingnya triage untuk memilih siapa yang harus ditangani lebih awal dan siapa
yang terakhir. Ini menjadi kunci utama supaya penanganan bencana mampu menyelamatkan jiwa
sebanyak-banyaknya.Semua korban bencana pastinya tak akan bisa kita selamatkan, pasti ada yang
tidak bisa tertolong karena tingkat keparahannya, namun tim penolong perlu menolong yang bisa di
tolong dengan segera sehingga mampu menyelamatkan yang survive. Saat tim penolong terlalu
sibuk dengan orang yang prediksi (prognosis) kehidupannya kecil, maka bisa jadi orang dengan
prognosis kehidupan yang lebih besar akan mengarah ke kematian (Howard, 2014).
Menurut Lee (2010) menerangkan bahwa pada situasi diklasifikasikan sebagai bencana
massal membutuhkan metode triage cepat dan efektif. Dalam rangka mengoptimalkan hasil pasien
secara keseluruhan dalam situasi bencana, ada pergeseran dari melakukan apa yang terbaik untuk
setiap pasien. Ada beberapa tumpang tindih dalam prinsip-prinsip dasar dari korban massal dan
sistem triage bencana yang sedang digunakan di seluruh dunia, namun data efikasi masih terbatas
dalam literature. Karena

sulit untuk menyelidiki dan membandingkan pedoman penanganan

bencana dengan menggunakan pendekatan evidence based dan tidak ada data yang pasti teknik
triage yang tepat yang digunakan dalam bencana untuk mengurangi jumlah terbesar korban. Dilema
yang terjadi pada triage adalah bukan memprioritaskan penanganan namun bagaimana memutuskan
siapa yang diberi penanganan terlebih dahulu dan siapa yang tidak diberi penanganan yang terakhir
(Merin et al., 2011).
B. Solusi Pemecahan Masalah

Metode START menurut Stein, L. (2008) dikembangkan untuk pertolongan pertama


yang bertugas memilah pasien pada korban bencana alam dengan waktu 30-60 detik atau
kurang berdasarkan tiga pemeriksaan primer yaitu: Respirasi, Perfusi (mengecek nadi
radialis), dan status mental. Tugas utama penolong triage adalah untuk memeriksa pasien
secepat mungkin dan memilah atau memprioritaskan pasien berdasarkan berat ringannya
cedera. Pasien akan diberi label sehingga akan mudah dikenali oleh penolong lain saat tiba di
tempat kejadian. START membagi korban menjadi 4 kelompok dan masing-masing
memberikan mengelompokkan warna. START triase memiliki tag empat warna untuk
mengidentifikasi status korban.
(1). Langkah pertama adalah meminta semua korban yang membutuhkan perhatian untuk
pindah ke daerah perawatan. Ini mengidentifikasi semua korban dengan luka ringan
yang mampu merespon perintah dan berjalan singkat jarak ke area pengobatan. Ini
adalah GREEN kelompok dan diidentifikasi untuk pengobatan delayed, mereka
memang membutuhkan perhatian. Jika anggota kelompok ini tidak merasa bahwa
mereka yang menerima pengobatan mereka sendiri akan menyebarkan ke rumah
sakit pilihan mereka.
(2). Langkah selanjutnya menilai pernapasan. Jika respirasi lebih besar dari 30x/menit
tag korban sebagai RED (Immediate), jika tidak ada reposisi respirasi jalan napas.
Jika tidak ada respirasi setelah reposisi untuk membuka jalan napas, tag korban
BLACK (mati). Jika tingkat pernapasan kurang dari 30x/menit, periksa denyut nadi
radial dan refill kapiler. Jika tidak ada pulsa radial teraba atau jika kapiler isi ulang
lebih besar dari 2 detik, menandai korban RED (Immediate). Jika ada perdarahan
yang jelas, maka kontrol perdarahan dengan tekanan. Minta orang lain, bahkan
korban GREEN untuk menerapkan tekanan dan melanjutkan untuk triase dan tag
individu. Jika ada nadi radial, nilai status mental korban dengan meminta mereka
untuk mengikuti perintah sederhana seperti meremas tangan. Jika mereka tidak bisa
mengikuti perintah sederhana, maka tag mereka RED (Immediate) dan jika mereka
dapat mengikuti perintah sederhana, maka tag mereka YELLOW (delayed).
Berdasarkan algortima tersebut di kembangkan kedalam sistem atau apalikasi triage
dimana dengan sistem ini dapat membantu dalam proses penanganan korban/ pemilahan
korban berdasarkan tingkat kedaruratannya. Menurut Kahn et al., (2008) dan Navin et al.,
(2010) bahwa metode START terdapat sedikit data tentang keefektifan pengkategorian dan
ada beberapa bukti bahwa START dapat menyebabkan overtriage pasien (misalnya,

penandaan pasien sebagai "Immediate" yang dalam kenyataannya harus diberi label
"delayed") dalam pengkategorian korban massal.

5
C. Model Sistem Pakar TRIAGE START (Simple Treatment and Rapid Transport) pada orang dewasa dan Pembahasan
Begin
Assessment
Begin
Assessment

START dimulai dengan memanggil korban

1
Able to walk

Minor

1
a 1
Unable to walk
b

Position
Airway

No

Pernapasan spontan

Respiratory
Rate

Ye

2
a

>30x/men
it
<30x/men
it
Radial pulse

Perfusi
on

4
Mental
status

Result

2
b

No
Ye

Res

absent

Res

present
Capillary
refillDoesnt obey
command
Obey Comand

>2
second
<2
second

Res
Resu
Res

Secondary triage

Res
Res

Save
Result

7
7
a

Data
Complete
No

Res

Evaluasi
tagging

Res

Data
Complete

Res

Res

Res

Rumah
sakit

Res

Res

7
b

Finish
Assessment

Res

Transportati
on

Ye

Puskesma
s

Pembahasan Sistem Pakar START pada Orang Dewasa


O : mulai melakukan START dengan penolong melakukan penilaian cepat tanpa menggunakan alat
atau melakukan tindakan medis dengan penilaian cepat antara waktu 30-60 detik
1 : panggil korban yang dapat berjalan dan kumpulkan diarea pengumpulan.
1.a. korban yang dapat berjalan diklasifikasikan korban minor dengan tagging HIJAU
1.b korban yang tidak dapat berjalan, mulai pengkajian dari pernapasan spontan
Inti dari tagging/penandaan dari triage ada 4 warna yaitu warna Hitam (penderita sudah
tidak dapat ditolong lagi/meninggal), Merah (penderita mengalami kondisi kritis sehingga
memerlukan penanganan yang lebih kompleks), Kuning (kondisi penderita tidak kritis),
Hijau (penanganan penderita yang memiliki kemungkinan hidup lebih besar. Penderita
tidak memiliki cedera serius sehingga dapat dibebaskan dari TKP agar tidak menambah
korban yang lebih banyak. Penderita yang memiliki hidup lebih banyak harus diselamatkan
terlebih dahulu)
2 : lakukan pemeriksaan pernapasan spontan dengan melihat tanda-tanda look,listen,feel pada
korban yang tidak dapat berjalan
2.a. bila pernapasan spontan tidak ada (apnea) maka beri tagging HITAM
2.b. bila pernapasan ada maka beri tagging MERAH
3 : setelah pemeriksaan pernapasan spontan ada lanjutkan pemeriksaan respirasi, bila respirasi rate
>30x/menit maka beri tagging MERAH, bila RR <30x/menit maka lanjutkan pemeriksaan
perfusi
4 : pemeriksaan perfusi dengan melihat adanya tekanan nadi radial dan capillary refill
tagging MERAH bila tidak ada radial pulse atau capillary refill >2 detik
bila ada radial pulse atau capillary refill <2 detik maka lanjutkan ke pemeriksaan status mental
5 : pemeriksaan status mental dengan memberikan perintah sederhana, bila korban tidak dapat
mengikuti perintah maka ditagging MERAH, bila korban dapat mengikuti perintah maka
ditagging KUNING
6 : simpan hasil dari tagging/penandaan tiap korban
7 : data komplit bila telah melakukan tindakan CEPAT yang harus dilakukan meliputi
- buka jalan napas, bebaskan benda asing atau darah
- berikan nafas buatan segera jika korban tidak bernapas
- balut tekan dan tinggikan jika ada luka terbuka/perdarahan
bila databelum komplit maka lakukan evaluasi pemberian tagging pada korban.
8 : finish assessment bila data sudah komplit dan korban berada di area HITAM, MERAH,
KUNING, HIJAU dan siap ditransportasikan
9 : korban ditrannsportasikan sesuai dengan tagging HITAM, MERAH, KUNING dibawa ke
rumah sakit terdekat dan HIJAU dibawa ke puskesmas terdekat.
D. Referensi
BNPB, 2014. Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual Edisi Desember 2014, (Online). (http://
www.bnpb.go.id, diakses 03 November 2015).

Howard, P. K., & Foley, A. L. (2014). Disaster triage--are you ready? Journal of Emergency
Nursing, 40(5), 515-7. doi:10.1016/j.jen.2014.05.010
Kahn, C. A., Schultz, C. H., Miller, K. T., & Anderson, C. L. (2009). Does START triage work? An
outcomes assessment after a disaster. Ann Emerg Med, 54(3), 424-430, 430 e421. doi:
10.1016/j.annemergmed.2008.12.035
Lee, C.H. (2010). Disaster and Mass Casualty Triage. American Medical Association Journal of
Ethics, 12(6), 466-470.
Merin, O., Miskin, I. N., Lin, G., Wiser, I., & Kreiss, Y. (2011). Triage in mass-casualty events: The
haitian
experience.
Prehospital
and
Disaster
Medicine,
26(5),
386-90.
doi:10.1017/S1049023X11006856
Navin, D. M., Sacco, W. J., & McCord, T. B. (2010). Does START triage work? The answer is
clear! Ann Emerg Med, 55(6), 579-580; author reply 580-571. doi:
10.1016/j.annemergmed.2009.11.031
Stein, L. (2008). Mass casualty triage. Okla Nurse, 53(2), 18-19; quiz 20-11.

Anda mungkin juga menyukai