Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH FARMAKOTERAPI II : PENYESUAIAN DOSIS OBAT

PADA POPULASI OBESITAS


PAPER CRITICAL APPRAISAL JURNAL INTERNASIONAL

CEFEPIME DOSING IN THE MORBIDLY OBESE PATIENT


POPULATION

Disusun oleh
KELOMPOK 4
Anna Veronika Sinurat

1106008990

Melya Leonita Sutantyo 1106051641


Sri Puji Astuti

1106065691

Anis Febri Nilansari

1506709132

Rifka Husniati

1506709196

Heppi Purnomo

1506777360

Melly Christin Ginting

1506777423

Zahratu Fuady

1506777530

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan
paper yang berjudul Critical Appraisal jurnal Cefepime Dosing in the Morbidly Obese
Patient Population. Paper ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Farmakoterapi II, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Paper
ini membahas tentang bagaimana perlunya suatu penyesuaian dosis obat-obatan pada
populasi obesitas karena khususnya karakteristik fisiologis yang mereka miliki. Dan pada
paper ini, akan dibahas satu contoh penyesuaian dosis obat untuk populasi obesitas, yaitu
obat antibiotik yang lebih khususnya adalah antibiotik golongan sefalosporin yaitu sefepim.
Karena profil farmakokinetik sefepim yang berbeda pada populasi obesitas, maka perlu
dilakukan penyesuaian obat yang tepat.
Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat, terutama dalam peningkatan
pengetahuan pembaca mengenai penyesuaian dosis obat pada umumnya dan penyesuaian
dosis obat antibiotik golongan sefalosporin yaitu sefepim pada khususnya dalam
penggunaannya pada populasi obesitas. Demi menyempurnakan paper ini, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan paper ini.
Penulis berharap Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu.

Depok, November 2015

Penulis

Critical appraisal jurnal

Cefepime Dosing in the Morbidly Obese Patient Population


A. Latar belakang
Obesitas merupakan suatu keadaan abnormalitas tubuh yang kejadiannya telah
bersifat international pandemic, yang berarti prevalensi kejadian tersebut pasti ada/
pasti terjadi di seluruh negara di dunia, serta dapat muncul di semua level sosioekonomi
masyarakat. 400 juta orang di dunia pada tahun 2005 didiagnosa menderita obesitas
(ditunjukkan dengan BMI > 30 kg/m2) serta WHO memperkirakan bahwa akan terdapat
700 juta jiwa yang akan terdiagnosa obesitas pada tahun 2015. Begitu banyaknya pasien
obesitas ini menyebabkan semakin banyaknya pula pasien obesitas yang mungkin akan
menjalani operasi/ pembedahan, ini dikarenakan operasi merupakan prosedur yang lazim
dilakukan dalam beberapa pengobatan. Data lain menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan morbiditas dan mortalitas pada pasien obesitas yang menjalani prosedur
operasi. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada pasien obesitas yang menjalani
operasi ini akan meningkatkan pula kejadian pasien obesitas yang mengalami kondisi
kritis pasca operasi, khususnya yang mengalami infeksi pasca operasi. Penelitian lain
telah mendukung adanya fakta bahwa memang obesitas adalah faktor resiko terjadinya
infeksi nosokomial paska operasi (termasuk infeksi luka operasi) (Rich et al., 2012).
Agen antimikrobial yang sesuai harus diberikan kepada pasien dengan kejadian
infeksi paska operasi. Kesalahan pemilihan antibiotik dapat menyebabkan meningkatnya
tingkat resiko kematian, meningkatkan probabilitas resistensi bakteri serta akan
memperpanjang waktu tinggal pasien di rumahsakit. Kesalahan dosis antibiotik (dalam
hal kurangnya dosis pemberian) juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi pada
pasien, termasuk gagalnya eradikasi bakteri penyebab ILO serta dapat memunculkan
bakteri multi-drug-resistant. Sedangkan pada kasus pemberian dosis yang terlalu tinggi,
dapat memunculkan efek berupa superinfeksi dan munculnya toksisitas antibiotik. Dalam
hal ini, muncul suatu dugaan bahwa kurangnya dosis pemberian antibiotik, dapat
menyebabkan peningkatan resiko terjadinya ILO (infeksi luka operasi) khususnya pada
pasien obesitas, ini diakibatkan karena rendahnya konsentrasi obat dalam serum dan
jaringan pasien yang dibutuhkan untuk profilaksis infeksi. Obesitas pada pasien dapat
menyebabkan perubahan beberapa parameter fisiologis yang pada akhirnya akan
mengakibatkan regimen pengobatan standar tidak akan lagi aplikatif digunakan. Sebagai
contoh, terjadinya peningkatan glomerular filtration rate (GFR) pada pasien obesitas
akan meningkatkan tingkat clearence obat yang diekskresikan melalui ginjal. Terlebih

lagi, terjadinya peningkatan rasio lemak/air dari pasien obesitas akan mengubah volum
distribusi (Vd) obat, baik itu obat lipofilik maupun hidrofilik. Volume distribusi dari obat
golongan sefalosporin akan meningkat pada pasien obesitas jika dibandingkan dengan
pasien dengan BMI normal, hal ini berkorelasi dengan peningkatan Luas permukaan
tubuh (LPT) dari pasien obesitas. Maka dalam hal ini, ukuran LPT pasien obesitas sering
digunkan dalam penentuan regimen obat (Rich et al., 2012)..
Belum banyak data ilmiah yang menjelaskan dosis antibiotik yang tepat khusus
untuk pasien obesitas. Kebanyakan data yang tersedia adalah mengenai pengaturan dosis
antibiotik yang memang perlu dilakukan monitoring konsentrasi serum, seperti golongan
aminoglikosida dan vankomisin. Pemahaman lebih mengenai pengaturan dosis antibiotik
golongan lain akan sangat bermanfaat dalam penurunan tingkat morbiditas dan mortalitas
populasi obesitas. Salah satu golongan antibiotik yang perlu diteliti lebih dalam
pengaturan dosisnya adalah antibiotik sefalosporin. Umumnya sefalosporin digunakan
sebagai antibiotik bagi pasien kondisi kritis. Antibiotik ini termasuk obat yang bersifat
hidrofilk dengan kelarutan sangat rendah pada jaringan lemak, serta merupakan tipe
antibiotik time dependent yaitu antibiotik yang akan semakin baik ketika konsentrasi
obat berada diatas KHM (konsentrasi hambat minimal) dalam durasi yang lama, untuk
antibiotik sefalosporin dianggap efektif apabila konsentrasi obat diatas KHM (T >KHM /
T>MIC) dengan durasi lebih dari 60-70% interval dosis (Rich et al., 2012).

Gambar 1. Profil farmakokinetik efektifitas antibiotik yang salah satunya berdasar (T


>KHM / T>MIC) (Janson dan Thursky, 2012)
Salah satu dari antibitik sefalosporin ini adalah Cefepim. Sefepim merupakan
antibiotik sefalosporin generasi 4 spektrum luas. Dalam penggunaan secara klinis, belum
ada studi yang menjelaskan dosis penggunaan sefepim ini untuk populasi obesitas.
Sehingga, dilakukanlah penelitian prospektif dalam jurnal ini untuk menentukan regimen

dosis yang optimal dari sefepim untuk pasien obesitas. Jurnal ini memberikan hipotesis
bahwa dosis konfensional dari sefepim (1-2 gr IV tiap 12 jam) tidaklah adekuat dan
terindikasi underdose apanbila digunakan pada populasi obesitas (Rich et al., 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Janson, B., dan Thursky, K., 2012, Dosing of antibiotics in obesity: review, Current Opinion
Infectious Disssease, 25:634649.
Rich, B.S., et al., 2012, Cefepime Dosing in the Morbidly Obese Patient Population, Obese
Surgical, 22:465471.

Anda mungkin juga menyukai