Anda di halaman 1dari 68

KONSEP DIRI

Ns. Jusriana Sutriandi


S.Kep

Pengertian

Konsep diri adalah semua


pikiran, kepercayaan dan
keyakinan yang diketahui
tentang dirinya yang
mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang
lain. (Stuart & Sundeen, 1991).

Lanjutan

Konsep diri adalah cara


individu memandang dirinya
secara utuh meliputi fisikal,
emosional, intelektual, social
dan spiritual. (Beck, William,
dan Rawlin, 1986).

Lanjutan
Konsep

diri adalah
pengetahuan individu
tentang diri (Wigfield &
Karpathian, 1991).

Lanjutan

Dpt disimpulkan bahwa


konsep diri adalah semua
perasaan, kepercayaan dan
nilai yang diketahui individu
tentang dirinya dan
mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan
orang lain.

Konsep diri belum ada saat


setelah dilahirkan, tetapi
dipelajari dari pengalaman unik
melalui eksplorasi diri sendiri.
Konsep diri berkembang secara
bertahap saat bayi mulai
mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain.

Lanjutan

Konsep diri berkembang dengan


baik apabila budaya dan
pengalaman di keluarga dapat
memberikan perasaan positif,
memperoleh kemampuan yang
berarti bagi individu/lingkungan
dan dapat beraktualisasi sehingga
individu menyadari potensi dirinya.

Lanjutan

Pembentukan konsep diri


sangat dipengaruhi oleh asuhan
orang tua dan lingkungannya.

Konsep diri adalah kombinasi


dinamis yang dibentuk selama
bertahun tahun yang didasarkan
pada hal hal berikut :

Reaksi orang lain terhadap


tubuh seseorang
Persepsi berkelanjutan
tentang reaksi orang lain
terhadap diri

Lanjutan
Hubungan

dengan diri
dan orang lain.
Struktur kepribadian
Pengalaman baru atau
sebelumnya.

Lanjutan
Persepsi terhadap stimulus
yang mempunyai dampak
pada diri
Perasaan saat ini tentang
fisik, emosional dan social
diri.
Harapan tentang diri.

Rentang respon konsep diri


Respon adaptif
ResponMaladaptif

Aktualisasi

HDR

Depersonalisasi

Respon individu terhadap konsep diri


berfluktuasi sepanjang rentang respon
dari adaptif maladaptif, meliputi :

Aktualisasi diri ; pernyataan


diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang
sukses dan dapat diterima.

Lanjutan

Konsep diri positif, apabila


individu mengalami pengalaman
yang positif dalam
beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif
maupun negative dalam dirinya.

Lanjutan

Harga diri rendah, adalah


kegagalan individu
mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke
dalam kematangan aspek
psikososial kepribadian pada
masa dewasa yang harmonis.

Lanjutan

Depersonalisasi, adalah
perasaan yang tidak realistis
dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.

Komponen Konsep Diri


Menurut
Stuart
& Sundeen
A. Citra tubuh
(body
image) ;
sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar. Sikap
ini mencakup persepsi dan
perasaan tentang ukuran, bentuk
dan fungsi penampilan tubuh saat
ini dan masa lalu. Sikap ini akan
terus berubah oleh pengalaman
dan persepsi baru.

Lanjutan

Citra tubuh adalah bagian dari


konsep diri yang mencakup
sikap dan pengalaman yang
berkaitan dengan tubuh,
termasuk pandangan tentang
maskulinitas dan femininitas,
kegagahan fisik, daya tahan dan
kapabilitas (Drench, 1994).

Lanjutan

Citra tubuh dapat berubah


dalam beberapa jam, hari,
minggu atau bulan
bergantung pada stimuli
eksternal pada tubuh dan
perubahan actual dalam
penampilan, struktur dan
fungsi.

Lanjutan
Citra

tubuh dipengaruhi
oleh pandangan pribadi
tentang karakteristik dan
kemampuan fisik dan
oleh persepsi dari
pandangan orang lain.

Masalah / gangguan keperawatan


yang mungkin timbul :
1.
2.
3.
4.
5.

Gangguan citra tubuh


Gangguan harga diri
Keputusasaan
Ketidakberdayaan
Kerusakan penyesuaian

B.

Ideal Diri (self ideal)


Persepsi individu
tentang bagaimana ia
harus berperilaku sesuai
dengan standar perilaku,
inspirasi, tujuan atau
nilai yang ditetapkan.

Ideal diri diperlukan individu


untuk mewujudkan cita-cita
dan harapan pribadi.
Ideal diri dipengaruhi oleh
norma masyarakat dan
harapan serta tuntutan dari
orang tua dan orang
terdekat.

Secara umum seseorang


yang konsep dirinya hampir
memenuhi ideal diri
mempunyai harga diri yang
tinggi, sementara seseorang
yang konsep dirinya
mempunyai variasi yang
luas dari diri idealnya,
mempunyai harga diri yang
rendah.

Masalah / gangguan
keperawatan yang mungkin
timbul :

Ideal diri tidak realistis


Gangguan konsep diri :
harga diri rendah
Ketidakberdayaan
Keputusasaan

C.

Harga Diri (self esteem)


Harga diri adalah penilaian
hasil yang dicapai dengan
analisis, sejauhmana perilaku
memenuhi ideal diri.
Harga diri yang tinggi berakar
dari penerimaan diri sendiri
tanpa syarat sebagai individu
yang berarti dan penting,
walaupun salah, gagal atau
kalah.

Lanjutan

Factor yang mempengaruhi


harga diri tinggi adalah
perasaan diterima, dicintai dan
dihormati. Jika individu selalu
sukses harga dirinya akan tinggi
dan jika mengalami kegagalan,
cenderung harga dirinya
menjadi rendah.

Harga diri berasal dari dua


sumber yaitu diri sendiri dan
orang lain.
Harga diri berkaitan dengan
evaluasi individual terhadap
keefektifan di sekolah atau
tempat bekerja, di dalam
keluarga dan di dalam
lingkungan social.

Lanjutan
Masalah.gangguan keperawatan
yang mungkin timbul :
Gangguan harga diri : harga diri
rendah (situasional/kronik)
Keputusasaan
Isolasi social : menarik diri
Resiko perilaku kekerasan

D.

Peran diri (self performance)


Peran diri adalah pola sikap,
perilaku dan nilai yang
diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di
masyarakat.

Ada 5 faktor yang mempengaruhi


penyesuaian diri dengan peran yaitu :
1.

2.

3.

4.

5.

Kejelasan perilaku dan pengetahuan


yang sesuai dengan peran
Konsistensi respon orang yang
berarti terhadap peran individu
Keseimbangan dan kesesuaian
antara peran yang dilakukan
Keselarasan harapan dan
kebudayaan dengan peran
Kesesuaian situasi yang dapat
mendukung pelaksanaan peran

Anak belajar perilaku yg diterima oleh


masyarakat melalui proses berikut :
Reinforcement extinction

Perilaku tertentu menjadi umum


atau dihindari, bergantung pada
apakah perilaku ini diterima dan
diharuskan atau tidak
diperbolehkan atau dihukum.

Inhibisi

Seorang anak belajar


memperbaiki perilaku, bahkan
ketika berupaya untuk
melibatkan diri mereka.
Substitusi

Seorang anak menggantikan


satu perilaku dengan perilaku
lainnya, yang memberikan
kepuasan pribadi yang sama.

Imitasi

Seorang anak mendapatkan


pengetahuan ; ketrampilan atau
perilaku dari anggota social atau
kelompok cultural.
Identifikasi

Seorang anak menginternalisasi


keyakinan, perilaku dan nilai dari
model peran ke dalam ekspresi
diri yang unik dan personal.

Lanjutan

Masalah /gangguan
keperawatan yang mungkin
timbul :
Perubahan penampilan peran
Gangguan harga diri
Keputusasaan
Ketidakberdayaan

E.

Identitas diri (self identity)


Identitas diri adalah kesadaran akan
dirinya sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang
merupakan sintesis dari semua
aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Pembentukan
identitas diri dimulai sejak lahir dan
berkembang melalui siklus
kehidupan terutama pada periode
remaja.

Lanjutan

Menjadi diri sendiri adalah hal yang


terpenting dari identitas.
Identitas sering didapat dari
observasi diri seseorang dan dari
apa yang kita katakan tentang diri
kita (Stuart & Sundeen, 1991).
Identitas menunjukkan menjadi lain
dan terpisah dari orang lain, namun
menjadi diri yang utuh dan unik.

Lanjutan
Masalah/gangguan keperawatan
yang mungkin timbul :
Gangguan identitas personal
Perubahan penampilan peran
Keputusasaan
Ketidaberdayaan

Factor-faktor yang
Mempengaruhi Konsep Diri
1.

Tingkat perkembangan dan


kematangan.

Perkembangan anak seperti


dukungan mental, perlakuan
anak akan mempengaruhi
konsep dirinya.

2.

Budaya

Pada usia anak-anak, nilai-nilai


akan diadopsi dari orangtuanya,
kelompok usia dan
lingkungannya. Orang tua yang
bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada
lingkungannya.

3.

Sumber eksternal dan internal

Kekuatan dan perkembangan pada


individu sangat berpengaruh
terhadap konsep diri. Pada sumber
internal misalnya ; orang yang
humoris koping individunya lebih
efektif. Sumber eksternal misalnya
adanya dukungan dari masyarakat
dan ekonomi yang kuat.

4.

Pengalaman sukses dan


gagal

Ada kecenderungan bahwa


riwayat sukses akan
meningkatkan konsep diri,
demikian pula sebaliknya.
Usia, keadaan sakit dan
trauma, mempengaruhi
konsep diri.

5.

6.

Stressor
Stressor dalam kehidupan,
misalnya perkawinan, pekerjaan
baru, ujian dan ketakutan. Jika
koping individu tidak adekuat
maka akan menimbulkan
depresi, menarik diri dan
kecemasan

Stressor yang
Mempengaruhi Konsep Diri
1.

Stressor identitas
Identitas

dipengaruhi oleh
stressor sepanjang hidup
Masa remaja adalah masa
dimana banyak terjadi
perubahan, yang
menyebabkan ketidakamanan
dan ansietas.

Lanjutan
Stressor

cultural dan
social dibanding stressor
personal dapat
mempunyai dampak yang
lebih besar pada identitas
orang dewasa.

2.

Stressor citra tubuh


Perubahan dalam penampilan,
struktur atau fungsi bagian
tubuh akan membutuhkan
perubahan dalam citra tubuh.
Ex : amputasi atau perubahan
penampilan wajah akibat
kecelakaan.

Persepsi seseorang terhadap


perubahan tubuh dapat
dipengaruhi oleh bagaimana
perubahan tersebut terjadi.
Ex : paralysis yang disebabkan
oleh cedera saat perang dapat
diterima oleh lingkungan, namun
berbeda dengan orang yang
mengalami kecelakaan lalu lintas
akibat dari minum-minuman
keras.

3.

Stressor harga diri


Harga

diri adalah rasa


dihormati, diterima, kompeten
dan bernilai.
Orang dengan harga diri
rendah sering merasa tidak
dicintai dan sering mengalami
depresi dan ansietas.

Lanjutan

Stressor yang
mempengaruhi harga diri
pada orang dewasa
mencakup pada
ketidakberhasilan dalam
pekerjaan dan kegagalan
dalam berhubungan.

4.

Stresor peran

Konflik peran

Konflik interpersonal
Terjadi ketika satu orang atau
lebih mempunyai harapan yang
berlawanan atau tidak cocok
secara individu dalam peran
tertentu. Ex : teman dari seorang
wanita dan ibunya mungkin
mempunyai perbedaan yang
besar tentang bagaimana ia
harus merawat anak-anaknya.

Konflik antar peran


Terjadi ketika tekanan atau harapan
yang berkaitan dengan satu peran
melawan tekanan atau harapan yang
saling berkaitan.
Ex : seorang pria bekerja 10 12
jam sehari mungkin akan
mempunyai masalah jika istrinya
mengharapkan dirinya untuk berada
di rumah bersama keluarga.

Konflik peran personal


Terjadi ketika tuntutan peran
melanggar nilai personal
individu.
Ex : seorang perawat yang
menghargai penyelematan
hidup mengalami konflik ketika
dihadapkan pada merawat klien
yang memilih untuk menolak
terapi pendukung hidup.

Ambiguitas peran
Mencakup harapan peran yang tidak
jelas, ketika terdapat ketidakjelasan
harapan, maka orang menjadi tidak
pasti apa yang harus dilakukan,
bagaimana harus melakukannya atau
keduanya.
Ex : remaja yang mendapat tekanan dari
orang tua, teman sebaya dan media
untuk menjadi orang dewasa, namun
tetap dalam peran sebagai anak yang
tidak mandiri.

Lanjutan

Ex : remaja yang mendapat


tekanan dari orang tua, teman
sebaya dan media untuk menjadi
orang dewasa, namun tetap
dalam peran sebagai anak yang
tidak mandiri

Ketegangan peran
Merupakan

perpaduan antara
konflik peran dan ambiguitas
peran.
Ketegangan peran dapat
diekspresikan sebagai perasaan
frustasi ketika seseorang
merasakan tidak adekuat atau
tidak sesuai dengan peran.
Ketegangan peran sering
berkaitan dengan stereotip peran
jender (Stuart & Sundeen, 1991).

Lanjutan

Misal : seorang wanita yang


mempunyai posisi dimana
lazimnya posisi tersebut
dipegang oleh seorang pria
mungkin dianggap oleh orang
lain sebagai kurang kompeten,
kurang objektif atau kurang
berpengetahuan seperti tukang
becak, tukang ojek, dsb.

Criteria Kepribadian yang


Sehat
1.

Citra tubuh positif dan


akurat
Kesadaran akan diri
berdasarkan atas observasi
mandiri dan perhatian yang
sesuai akan kesehatan diri,
termasuk persepsi saat ini dan
masal lalu.

2.

Citra tubuh positif dan


akurat
Kesadaran akan diri
berdasarkan atas observasi
mandiri dan perhatian yang
sesuai akan kesehatan diri,
termasuk persepsi saat ini
dan masal lalu.

3.

Konsep diri yang positif

Menunjukkan bahwa
individu akan sesuai
dalam hidupnya.

4.

Harga diri tinggi


Seseorang yang mempunyai
harga diri tinggi akan
memandang dirinya sebagai
seseorang yang berarti dan
bermanfaat. Ia memandang
dirinya sama dengan apa yang
ia inginkan

5.

Kepuasan penampilan
peran
Individu yang mempunyai
kepribadian sehat akan dapat
berhubungan dengan orang
lain secara intim dan mendapat
kepuasaan. Ia dapat
mempercayai dan terbuka
pada orang lain serta membina
hubungan interdependen

6.

Identitas jelas
Individu merasakan
keunikan dirinya yang
memberi arah kehidupan
dalam mencapai tujuan

Karakteristik konsep diri


rendah
1.

2.
3.

4.

Menghindari sentuhan atau


melihat bagian tubuh
tertentu.
Tidak mau berkaca.
Menghidnari diskusi tentang
topic dirinya.
Menolak usaha rehabilitasi

Lanjutan
5.

6.

7.

8.

Melakukan usaha sendiri


dengan tidak tepat.
Mengingkari perubahan pada
dirinya.
peningkatan ketergantungan
pada orang lain.
Perubahan emosional yang
labil, misalnya marah, putus
asa dan menangis

9.

10.

11.
12.

Menolak berpartisipasi
dalam dirinya
Tingkah laku destruktif
seperti penggunaan obatobatan dan alcohol
Menghindari kontak social
Kurang bertanggung
jawab

Faktor resiko gangguan


konsep
diri
1. Gangguan identitas diri

2.

Perubahan perkembangan,
trauma, jenis kelamin yang tidak
sesuai, budaya yang tidak
sesuai
Gangguan citra tubuh
Hilangnya bagian tubuh,
perubahan perkembangan,
kecacatan

3.

Gangguan harga diri


Hubungan interpersonal
yang tidak harmonis,
kegagalan perkembangan,
kegagalan mencapai tujuan
hidup,kegagalan dalam
mengikuti aturan moral.

4.

Gangguan peran
Kehilangan peran, peran
ganda,konflik peran,
ketidakmampuan
menampilkan peran

Anda mungkin juga menyukai