Kebun
a. Penanaman
Kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit di kebun milik KUD Sawit Makmur Mandiri I memiliki
tahun tanam 1979, 1981, 1986, 1987 dan 1989 (berumur17-27 tahun) dengan jarak tanam 8m x 8m.
b. Perawatan Tanaman
Kegiatan perawatan tanaman kelapa sawit meliputi pembersihan piringan, penunasan, pemupukan.
Penyiangan gulma
Pemeliharaan piringan dilakukan tiga kali setahun dan umumnya disesuaikan dengan waktu
pemupukan. Pembersihan areal dilakukan dengan cara dibabat atau dikoret dan juga dengan
penggunaan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan adalah Round up digunakan 3 kali setahun.
Penunasan
Penunasan dilakukan untuk mengatur jumlah pelepah yang perlu dipertahankan atau yang
ditinggalkan di pohon karena berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, bobot tanadan, dan produksi
TBS meskipun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tandan. Jumlah pelepah bila tanaman
berumur > 8 tahun adalah 40-48 pelepah/pohon. Penunasan pada kebun ini dilakukan sekali
setahun.
Pemupukan
Pemberian pupuk ditabur merata dalam piringan dengan jarak 1,5 m dari batang pohon. Jumlah dan
jenis penggunaan pupuk pada kebun ini adalah : Urea : 1 kg/pokok, TSP : 1 kg/pokok dan KCl : 1
kg/pokok, diberikan dengan frekwensi 3 kali setahun (4 bulan sekali).
c. Panen dan Produksi
Pemanenan
Tandan Buah Segar (TBS) yang cukup matang dipanen dengan cara manual menggunakan dodos
dan pisau pemotong bergalah (egrek) dengan tenaga manusia. Buah yang layak panen adalah buah
luar yang telah lepas dari tandan dan jatuh ke tanah (piringan) yang diistilahkan sebagai brondolan
(Tabel 2.1).
Tabel 2.2. Data Produksi TBS (ton/bulan) pada Kebun Sawit Milik KUD Sawit Makmur Mandiri I
yang Akan Dikaji pada Tahun 2005
No. Nama Pekebun Tahun Tanam Luas Kebun
(ha) Nomor Kapling Produksi TBS (Ton/bulan)
1. Abdolla Ali 79/81 4 108 4,9
2. Abdolla Ali 79/81 4 99 4,6
3. Istiah 79/81 4 109 4,6
4. Sugeng 79/81 4 110 4,7
5. Suroto 86/87/89 4 89 4,8
6. Jarwan Sujarwadi BA 86/87/89 4 62 5,0
7. M. Rafiq 86/87/89 4 77 4,7
8. Yahya 86/87/89 4 63 5,1
9. Rusli Chandra 86/87/89 4 88 4,6
10. Edy Purwanto 86/87/89 4 64 4,6
11. Robiah Daulay 81/84 4 102 4,7
12. Aminah 86/87/89 4 79 4,8
13. Sampe Teguh 86/87/89 4 101 5,0
14. Marolop Munthe 81/84 4 76 4,7
15. Nabsiah 86/87/89 4 91 4,8
16. Marolop Munthe 84 4 100 5,0
17. Aliman 79/81 4 133 4.7
18. Pulung Pandia 86/87/89 4 90 4.9
Jumlah 72
Sumber : Data Primer (Wawancara Dengan Petani Pemilik), 2007
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)
Pengangkutan TBS dari Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dengan menggunakan truk ke PKS,
penimbangan dilakukan sebelum masuk pabrik di jembatan timbang. Selisih antara berat truk
sewaktu berisi TBS dengan berat yang diterima di PKS adalah berat bersih (netto). Setelah
penimbangan, dilakukan sortasi TBS dilantai/peron loading ramp untuk mengetahui mutu TBS yang
akan diolah.
2.2. Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
A. Produksi
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Batu telah beroperasi dengan kapasitas 30 ton TBS/jam, beroperasi
selama 20 jam/hari (300 hari/tahun). Sumber bahan baku PKS adalah Tansan Buah Segar (TBS)
kelapa sawit dari kebun masyarakat sekitar, karena PKS Aek Batu tidak memiliki kebun kelapa
sawit sendiri.
B. Pengolahan Hasil
Proses pengolahan minyak kelapa sawit dilakukan dalam beberapa tahap di masing-masing stasiun
sehingga menghasilkan minyak sawit dan inti sawit. Stasiun-stasiun tersebut dapat dijelaskan sesuai
dengan tahapan pengolahan yaitu sebagai berikut:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Bunch Reception Station)
Buah kelapa sawit setelah tiba di pabrik kemudian ditimbang di weight bridge untuk mengetahui
berat tandan buah segar (TBS = Fresh Fruit Bunch/FFB) yang diterima. Truk pengangkut bahan
baku kemudian memasuki loading ramp untuk memindahkan FFB ke dalam lori rebusan.
2. Penimbunan dan Pemindahan Buah (Fruit Loading Ramp)
Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara dan pemindahan tandan buah kedalam lori
rebusan. Tandan buah dituang pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu ke pintu lainnya dengan
isian sesuai kapasitas.
3. Lori Rebusan (Fruit Cage Bogies)
Lori rebusan adalah alat yang digunakan untuk mengangkut dan tempat merebus buah. Lori rebusan
diisi penuh dan merata (2,5-2,7 ton) per lori dan dihindari isian jangan sampai membubung yang
dapat mengakibatkan packing pintu tergesek buah dan buah jatuh ke dalam rebusan.
21% menjadi 14%. Selanjutnya fibre dialirkan ke boiler station sebagai bahan bakar boiler.
8. Tanki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)
Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar, yang telah disaring untuk
dipompakan ke dalam tangki pisah (Crude Oil Buffer Tank) dengan pompa minyak kasar. Untuk
menjaga agar suhu cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksi uap. Pembersihan
secara menyeluruh (luar dan dalam) dilakukan setiap minggu akhir mengolah.
9. Tangki Pisah (Crude Oil Buffer Tank)
Pemisahan pertama minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan di dalam tangki pisah ini,
tangki pisah ini terdiri dari 3 (tiga) ruang, yaitu :
Ruang Pertama : Untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas.
Ruang Kedua : Merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil
mengapung dan dialirkan ke dalam tangki masakan minyak (oil tank), sedangkan sludge yang
mempunyai berat jenis lebih besar daripada minyak, masuk ke dalam ruang ketiga melalui lubang
bawah sekat.
Ruang Ketiga : Ruang penampung sludge sebelum dialirkan ke dalam tangki sludge.
10. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)
Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi
sebelum diolah lebih lanjut pada sentripusi minyak.
11. Sentripusi Minyak (Oil Purifier)
Untuk pemurnian minyak yang berasal dari tangki masakan yang masih mengandung air 0,500,70 % dan kotoran 0,10-0,30 % dipergunakan alat pemisah sentripusi ini, yang berputar antara
5000-6000 rpm. Akibat gaya sentrifugal yang terjadi, maka minyak yang mempunyai berat jenis
yang lebih kecil bergerak ke arah poros, dan terdorong ke luar oleh sudu-sudu, sedangkan kotoran
dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong kearah dinding bowl. Air keluar, padatan melekat
pada dinding bowl yang dikeluarkan dengan pencucian.
12. Tangki Apung (Float Tanks)
Tangki apung dipakai untuk mengatur jumlah minyak masuk ke dalam tangki hampa udara (vacuum
oil dryer) agar merata dan tetap (konstan).
13. Pengeringan Minyak (Vacuum Oil Dryer)
Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan
hampa.
14. Oil Flowmeter
Oil Flowmeter digunakan untuk mengetahui jumlah aliran minyak yang diproduksi dan bekerja
secara otomatis.
15. Tangki Sludge (Sludge Tank)
Tangki ini dipergunakan untuk penampungan sludge dari hasil pemisahan tangki pisahan yang
masih mengandung minyak 7-9 %.
16. Saringan Berputar (Brush Strainer)
Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum diolah dalam
sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dengan sikat-sikat
yang berputar bersama poros di tengah-tengah silinder tersebut. Cairan yang telah tersaring keluar
dari bagian atas untuk menuju desanter, sedangkan serabut/sampah dibuang dari bagian bawah.
17. Bak Penampung Sludge (Sludge Pit)
Bak ini dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak, dari parit
clarifikasi dan air kondensat rebusan, untuk kemudian dipompakan dengan slurry pump ke tangki
pengutipan minyak (sludge drain tank).
18. Tangki Pengutipan Minyak (Sludge Drain Tank)
Sistem pemisahan minyak berlangsung secara gravitasi, dimana minyak dikutip dari bagian atas
dengan alat pengutip (oil skimmer) yang dapat distel naik turun sesuai dengan ketebalan minyak
yang terapung. Minyak hasil kutipan dialirkan ke dalam tangki penampung dan dipompakan ke
dalam tangki minyak kutipan dan cairan bawah dialirkan ke parit pembuangan limbah.
19. Stasiun Pengolah Biji (Kernel Recovery Station)
Stasiun pengolah biji adalah stasiun terakhir untuk memperoleh inti sawit. Biji dari pengolah biji
dan ampas (depericarper) dikirim ke stasiun ini untuk diperam, dipecah, dipisahkan antara inti dan
cangkang. Inti dikeringkan sampai batas yang ditentukan, dan cangkang dikirim ke pusat
pembangkit tenaga uap sebagai bahan bakar boiler.
20. Claybath
Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke claybath untuk memisahkan antara cangkang
dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan bakar boiler atau pengerasan jalan. Sedangkan inti
dialirkan masuk kernel silo untuk proses pengeringan hingga memiliki kadar air 7 % dengan tingkat
pengeringan pada temperatur 60 oC, 70oC dan 80 oC dalam waktu 5-6 jam. Selanjutnya di dalam
kernel bulk silo, inti disimpan dan siap untuk dipasarkan.
C. Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah
Limbah cair yang ditimbulkan berasal dari proses produksi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk
menghasilkan minyak (CPO = Crude Palm Oil). Dalam proses produksi pabrik kelapa sawit sangat
memerlukan air sehingga tidak heran jika menghasilkan limbah cair dengan jumlah yang cukup
besar ( 60 % air yang digunakan akan menjadi limbah). Saalah satu cirri limbah cair dari PKS
adalah konsentrasi COD dan TSS yang tinggi yaitu :
COD : 12.000 40.000 mg/l
TSS : 10.000 30.000 mg/l
Limbah cair dengan konsentrasi COD dan TSS yang tinggi tersebut haruslah diolah terlebih dahulu
agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
Saat ini penerapan produksi (cleaner production) merupakan salah satu strategi dalam pengelolaan
lingkungan hidup di berbagai negara yang menunjukkan hasil yang efektif dalam mengatasi dampak
lingkungan. Dari hasil penelitian pusat-pusat penelitian kelapa sawit ditemukan bahwa pemanfaatan
limbah cair PKS pada tanaman kelapa sawit dapat mengurangi atau mencegah terbentuknya zat
pencemar dan mencegah berpindahnya zat pencemar dari satu media ke media lain. Pemanfaatan
limbah cair ke lahan perkebunan kelapa sawit disebut dengan aplikasi lahan (land application).