Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Parameter arus lalu lintas atau komponen pengukuran


arus lalu lintas terbagi menjadi dua kategori, yakni
parameter makroskopik dan parameter mikroskopik.
Parameter makroskopik yakni membahas keseluruhan
karakteristik arus lalu lintas antara lain volume arus
lalu lintas atau tingkat arus lalu lintas, kecepatan arus
lalu lintas dan densitas atau kepadatan arus lalu
lintas. Sedangkan parameter mikroskopik membahas
tentang perilaku operasional dari kendaraan tunggal
atau dua kendaraan dalam arus lalu lintas antara lain
kecepatan dari kendaraan tunggal, headway dan
spacing.

Parameter Makroskopik 1 (Volume Arus Lalu


Lintas)
Volume arus lalu lintas adalah jumlah dari kendaraan
yang melewati suatu titik pengamatan di jalan atau pada
suatu lajur jalan selama interval waktu tertentu. Satuan
yang dipakai dalam pengukuran volume arus lalu lintas
adalah kendaraan/jam. Basis pengukuran volume arus
lalu lintas adalah volume arus lalu lintas harian (daily
traffic volume).

Ada 4 komponen pengukuran volume arus lalu lintas harian,


yaitu :
1. Average Daily Traffic (ADT) atau Volume Arus Lalu Lintas
Harian Rata-rata, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu
lintas selama 24 jam pada lokasi jalan yang telah ditentukan.
2. Average Weekday Traffic (AWT) atau Volume Arus Lalu
Lintas Mingguan Rata-rata, yakni jumlah rata-rata volume
arus lalu lintas selama 24 jam pada 1 minggu pada lokasi
jalan yang telah ditentukan.

3. Average Annual Daily Traffic (AADT) atau Volume Arus


Lalu Lintas Harian Rata-rata Tahunan, yakni jumlah ratarata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada lokasi
jalan yang telah ditentukan pada 1 tahun dibagi dengan
365 hari (untuk tahun kabisat dibagi dengan 366 hari).
4. Average Annual Weekday Traffic (AAWT) atau Volume
Arus Lalu Lintas Mingguan Rata-rata Tahunan, yakni
jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam
tiap 1 minggu pada lokasi jalan yang telah ditentukan
pada 1 tahun dibagi dengan jumlah minggu selama 1
tahun.

Pada pengukuran volume arus lalu lintas harian,


terdapat jam-jam tertentu yang mempunyai volume
arus lalu lintas tertinggi. Inilah yang disebut dengan
volume arus lalu lintas jam puncak (Peak Hourly Traffic
Volume).
Volume arus lalu lintas jam puncak ini biasanya dipakai
sebagai dasar referensi atau acuan dalam analisis
perencanaan dan operasional dalam rekayasa lalu
lintas. Jalan dan instrumen pengaturan lalu lintas harus
direncanakan atau didesain untuk dapat melayani dan
mengakomodasikan volume arus lalu lintas selama
waktu jam puncak, yakni waktu jam puncak pagi
maupun jam puncak sore.

Hubungan antara volume arus lalu lintas tiap jam


dan jumlah maksimum arus lalu lintas pada jam
tersebut merupakan faktor jam puncak (peak hour
factor) yang dituliskan dalam persamaan berikut :
PHF =

V
4xVm15

dengan :
V = volume arus lalu lintas tiap jam (kend/jam)
Vm15 = volume arus lalu lintas maksimum tiap 15 menit
dalam 1 jam
PHF = peak-hour factor (faktor jam puncak)

Parameter Makroskopik 2 (Kecepatan dan Waktu


Perjalanan)
Kecepatan
adalah
besarnya
laju
atau
pergerakan dari suatu kendaraan dalam satuan
jarak per satuan waktu (mil/jam atau km/jam).
Sedangkan waktu perjalanan adalah waktu yang
diperlukan untuk menempuh dari bagian yang telah
ditentukan pada suatu jalan. Perumusan kecepatan
dituliskan dalam persamaan berikut :
v=

s
t

dengan :
v = kecepatan (mil/jam, km/jam atau m/dt)
s = jarak yang ditempuh (mil, km atau m)
t = waktu (jam atau detik)

Pada penerapannya kecepatan diklasifikasikan seperti


berikut :
1. Spot speed, adalah kecepatan kendaraan pada
saat melewati satu titik pengamatan tertentu di
jalan raya. Spot speed ini merupakan parameter
yang dipakai dalam survei kecepatan arus lalu
lintas.
2. Average spot speed, adalah nilai rata-rata dari
spot speed seluruh kendaraan yang diamati pada titik
pengamatan tertentu di jalan raya dalam periode
waktu yang telah ditentukan

3. Running speed, adalah kecepatan pada


panjang bagian jalan yang telah ditentukan dan
diperoleh dari hasil penjumlahan jarak yang
ditempuh kendaraan dibagi dengan jumlah waktu
kendaraan berjalan
4. Overall travel speed, adalah jarak total
perjalanan dibagi dengan jumlah waktu perjalanan
termasuk waktu berhenti dan tundaan (delays)
5. Design speed, adalah kecepatan yang
ditentukan untuk kebutuhan perancangan dan
korelasi terhadap rencana geometrik jalan raya
seperti tikungan, superelevasi dan jarak pandang
aman

Pada pergerakan arus lalu lintas, setiap kendaraan


bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Ada 2 cara
untuk menghitung kecepatan rata-rata dari suatu arus
lalu lintas, yakni :
1. Time Mean Speed (TMS), yaitu kecepatan rata-rata
dari semua kendaraan yang melewati suatu titik
pengamatan tertentu di jalan raya atau lajur pada
jalan raya selama periode waktu tertentu.
2. Space Mean Speed (SMS), yaitu kecepatan rata-rata
dari semua kendaraan yang berada pada bagian tertentu
dari jalan raya atau lajur pada jalan raya selama periode
waktu tertentu.

Cara untuk menentukan besarnya nilai dari Time Mean


Speed dan Space Mean Speed dapat dijelaskan melalui
contoh soal berikut :
Pengamatan kecepatan kendaraan dilakukan pada
segmen jalan A dengan memberikan jarak yang
ditentukan sepanjang 50 m pada bagian segmen jalan
sebagai titik pengamatan.
Dari hasil survei kecepatan kendaraan diperoleh data :
(Untuk data kendaraan yang diamati diambil 20 buah
kendaraan dari 50 buah kendaraan)

Data hasil survei kecepatan kendaraan


Kendaraan yang

Jarak

Waktu Perjalanan

Kecepatan

diamati

Pengamatan (m)

(detik)

(m/dt)

50

3.06

16.34

50

3.04

16.45

50

3.02

16.56

50

3.08

16.23

50

3.10

16.13

50

3.05

16.40

50

3.04

16.45

50

3.12

16.03

50

3.14

15.92

10

50

3.08

16.23

11

50

3.16

15.82

12

50

3.14

15.92

13

50

3.20

15.63

14

50

3.18

15.72

15

50

3.06

16.34

16

50

3.10

16.13

17

50

3.16

15.82

18

50

3.12

16.03

19

50

3.22

15.53

20

50

3.14

15.92

Tentukan :
a. TMS (Time Mean Speed)
b. SMS (Space Mean Speed)
Penyelesaian :
Dari data hasil survei kecepatan kendaraan dicari
waktu perjalanan rata-rata dan kecepatan kendaraan
rata-rata, yakni :

Kendaraan yang

Jarak

Waktu Perjalanan

Kecepatan

diamati

Pengamatan (m)

(detik)

(m/dt)

50

3.06

16.34

50

3.04

16.45

50

3.02

16.56

50

3.08

16.23

50

3.10

16.13

50

3.05

16.40

50

3.04

16.45

50

3.12

16.03

50

3.14

15.92

10

50

3.08

16.23

11

50

3.16

15.82

12

50

3.14

15.92

13

50

3.20

15.63

14

50

3.18

15.72

15

50

3.06

16.34

16

50

3.10

16.13

17

50

3.16

15.82

18

50

3.12

16.03

19

50

3.22

15.53

20

50

3.14

15.92

JUMLAH

1000

62.21

321.6

RATA-RATA

50

3.11

16.08

Kecepatan Arus Bebas


Kecepatan arus bebas (free flow speed) didefinisikan sebagai
kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih
pengemudi apabila mengendarai kendaraan bermotor tanpa
dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain. Kecepatan arus bebas
dapat diamati melalui survei lapangan.

Parameter Makroskopik 3 (Densitas/Kepadatan)


Densitas atau kepadatan arus lalu lintas didefinisikan
sebagai jumlah dari kendaraan yang mengokupansi atau
berada pada sepanjang jarak tertentu di jalan raya atau
lajur pada jalan raya, umumnya dinyatakan dalam
kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur.
Densitas merupakan komponen pengukuran arus lalu
lintas yang paling penting, karena pengukurannya
sebagian besar dihubungkan dengan perencanaan
kebutuhan lalu lintas.

Anda mungkin juga menyukai