Air Tanah
Air Tanah
BAB IV.
AIRTANAH
4.1. Pendahuluan
Airtanah (groundwater) adalah air yang bergerak dan berada di bawah
permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation zone) dimana tekanan hidrostatiknya
sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Vadose water adalah air yang terdapat
pada zone aerasi. Zonasi vertikal air yang berada di bawah permukaan tanah disajikan
pada Gambar 4.1. Kandungan airtanah suatu daerah dapat dipengaruhi oleh :
a.
Iklim/musim
b.
c.
Kondisi geomorfologi
d.
e.
Aktivitas manusia
f.
Vegetasi
Sebagian besar airtanah berasal dari air hujan yang meresap masuk ke dalam
tanah, airtanah tersebut disebut air meteorik. Selain air meteorik ada air lain yaitu
juvenile water (merupakan air yang baru), dapat diklasifikasikan menurut asalnya yaitu
magnetic water, volcanic water yang biasanya pangs atau hangat dan mempunyai
kandungan sulfur yang tinggi dan cosmic water (berasal dari ruang angkasa bersama
dengan meteorit).
Rejuvenad water adalah air yang berasal dari proses geologi seperti kompaksi,
metamorfosa dan sedimentasi. Selain itu, ada dua jenis airtanah yaitu metamorphic
water dan connater water yaitu air yang terperangkap dalam formasi batuan sewaktu
terjadi proses pengendapan (air ini biasanya berasa payau sampai asin).
Airtanah
a. Akuifer (aquifer)
Akuifer adalah lapisan pembawa air, lapisan batuan in mempunyai susunan
sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang
cukup berarti di bawah kondisi lapang. Batuan dari akuifer ini bersifat permeabel,
contoh batuan permeabel adalah pasir, kerikil, batupasir yang retak-retak dan batu
gamping yang berlubang-lubang.
b. Akuiklud (aquiclude)
Akuiklud adalah lapisan batuan yang dapat menyimpan air, tetapi tidak dapat
meloloskan air dalam jumlah yang berarti. Contoh : lempung, shale, tuf halus, silt.
c. Akuitar (aquitard)
Akuitar adalah lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi
hanya dapat meloloskan air dalam jumlah terbatas.
d. Akuifug (aquifuge)
Akuifug adalah lapisan atau formasi batuan yang tidak dapat menyimpan
dan meloloskan air. Contoh : granit dan batuan yang kompak dan padat.
Airtanah
Tipe-tipe akuifer
Akuifer dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu :
confined aquifer
batuan pembatasnya. Akuifer bebas adalah akuifer yang bagian bawahnya dibatasi
oleh lapisan oleh kedap air (impermeabel atau impervious) dan bagian atas dibatasi
oleh muka airtanah airtanah. Permukaan airtanah dari akuifer ini disebut permukaan
phreatic atau water table. Akuifer tertekan (confined aquifer) adalah akuifer yang
bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air dan mempunyai tekanan
hidrostatik yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Sumur dibuat pada akuifer ini
bersifat artesis (air sumur ada yang keluar sendiri atau flowing well) dan ada yang tidak
sampai mengalir
keluar.
Gambar
akuifer.
Krusseman (1991) menjelaskan mengenai akuifer yang kompleks dan terdiri dari
perlapisan batuan yang berbeda sifat terhadap air (permeabel, semi kedap air (bocor)
dan kedap air, sehingga secara keseluruhan disebut multi- layered leaky aquifer) .
Airtanah
Airtanah
1)
volcanic cone
2)
volcanic slope
3)
volcanic foot
4)
5)
1. Kawasan yang terdiri atas batuan berumur Pre-Tersier dan Tersier terdiri dari
sedimen yang berliat kuat dan batuan kristalin. Pada daerah ini potensi airtanah
umumnya rendah karena sifat batuan dengan permeabilitas yang rendah.
3. Di daerah yang dibentuk oleh satuan batugamping, sering dan bahkan sama sekali
tidak dijumpai air permukaan. Batugamping mempunyai porositas sekunder
sehingga secara setempat dapat menghasilkan air dalam jumlah besar, Contoh :
Airtanah
Tabel
4.1.
mendeskripsikan
lokasi-lokasi
menurut
distribusi
sumberdaya airtanahnya
Kondisi airtanah di Daerah Istimewa Yogyakarta pernah diteliti oleh MacDonald
& Partners (1984) bekerjasama dengan Departemen Pekerjaan Umum. Hasil
penelitiannya adalah bahwa airtanah di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat
dikelompokkan menjadi beberapa satuan airtanah seperti dalam Tabel 4.2. dan
Gambar 4.5. Airtanah potensial dijumpai di satuan Gunungapi Merapi dan airtanah
potensi rendah dijumpai di Pegunungan Kulon Progo dan Pegununungan Baturagung.
Sementara Gambar 4.6. menunjukkan konsep akuifer di bentang lahan hasil pelarutan
(solusional).
Airtanah
Potensi
Airtanah
104m3/ha
No
CEKUNGAN INFTRAMONTAN
1.
Bandung
Daerah Provinsi
Airtanah
Potensi
Airtanah
104m3/ha
DATARAN PANTAI
215,9
16
Cilegon
27/0
2.
Garut
7,9
17
Serang-Tenggerang
43,0
3.
Ponorogo-Madiun
456,4
18
Jakarta
115,3
4.
Kediri-Nganjuk
543,6
19
Karawang-Indramayu
107,7
5.
Bondowoso
29,3
20
Tegal-Pekalongan
89,9
6.
Lumajang-Jember
64,7
21
Kendel
21,4
22
Semarang
28,8
23
Demak-Pati
25,2
7.
LERENG GUNUNGAPI
Purwokerto
18,6
24
Cilacap
16,2
8.
Surakarta-Sragen
58,1
25
Kebumen-Purworejo
15,6
9.
Yogyakarta (U)
22,5
26
Jombanq-Mojokerto
28,8
10
Probolin ggo-Pacitan
32,3
27
Banda Aceh
7,7
11
Situbondo-Asembagus
21,4
28
Medan-Tebing Tinggi
146,6
12
Banyuwangi
35,1
29
Padang
15,3
13
Teluk - G. Sugih
43,0
30
Palangkaraya
2,5
31
Sidenreng-Rappang
16,2
32
Aroki
14,0
SEDIMEN TERSIER
14
Banjarbaru-Martapura
3,6
15
Rantau-Barabai
Sumber : sokadri, 1983
6,8
Akuifer
Gumuk Pasir
Gunungapi Merapi Muda
Akuifer kecil
Akuifer besar
Akuifer jelek
Akuifer jelek
Akuifer kecil
Akuifer jelek
Akuifer jelek
Non akuifer
Non akuifer
Akuifer besar
Akuifer jelek
Non akuifer
Airtanah
Keterangan
Konduktivitas hidrolik besar
Akuifer berlapis, sebagian semi
tertekan
Akuifer berlapis Batu gamping
berlapis Batu gamping dan batu
pasir
Gambar 4.5. Konsep Akuifer di Daerah Wates dan Bantul Selatan (MacDonald &
Partners ,1984)
Gambar 4.6. Pengaruh Retakan dan Solusi Batuan Sedimen Pada Pemunculan
Mataair (Todd, 19
Airtanah
Airtanah
Gambar 4.7. Fluktuasi Muka airtanah Freatik pada dua formasi yang berbeda
(MacDonald & Partners ,1984)
Airtanah
Sy
h dan s
Airtanah
--------------------------------Inro/rw
Keterangan :
Q = debit pemompaan m3/hari (pada akondisi aliran tetap atau steady flow)
K = koefisien permeabilitas m3/hari/m2
ho = jarak muka freatik awal sampai pada lapisan kedap air (meter)
hw= jarak muka freatik dalam sumur sampai pada lapisan kedap air (meter)
rw = jari-jari sumur (meter)
ro = jari-jari Iingkaran pengaruh (meter)
Airtanah
Airtanah
(Seyhan, 1977)
Penentuan permeabilitas akuifer dapat dilakukan dengan menggunakan
larutan penunjuk. Bahan larutan penunjuk yang dapat digunakan adalah zat pewarna,
garam, dan radioaktif. Larutan penunjuk digunakan untuk menentukan kecepatan
aliran, sumur bagian hilir tempat mengamati larutan penunjuk (Gambar 4.10).
Dengan mengetahui gradient hidraulik dari muka freatik, kecepatan rata-rata
larutan penunjuk dan porositas material akuifer, maka permeabilitas dihitung dengan
menggunakan persama Darcy (Seyhan, 1977).
a (Vt) dh
K= ----------------------------d1
Keterangan :
K
= permeabilitas akuifer
Vt
dh/dI = gradient hydraulic muka freatik (beda tinggi muka freatik sumur hulu dengan
hilir per jarak sumur)
Airtanah
Airtanah
Gambar 4.11 Penentuan Arah Aliran Airtanah dengan Three Point Problem (Todd,
1959)
Airtanah
Airtanah
Keterangan :
Q
= luas penampang
= porositas batuan
Debit Aliran
Debit airtanah dapat diperkirakan dengan dua cara, yaitu :
(1). Rumus
Q = TIL
Keterangan :
Q
= transmisibilitas m2/hari
= KxD
Gambar 4.13. Sketsa Ilustrasi Debit Aliran Airtanah per Satuan Lebar
Airtanah
(2)
debit
airtanah
menurut
Todd
(1959)
sebagai
berikut:
Mempertimbangkan arah aliran dalam Gambar 4.13, maka hydraulic gradient (1)
adalah :
i = dh/dl
dan aliran tetap dq antara dua jenis aliran airtanah adalah :
dq = K x dh /d1 x dm
Untuk satuan tebal. Untuk bujur sangkar dari jaringan aliran maka :
d1 = dm
sehingga :
dq = K dh
Untuk seluruh jaringan aliran, total beda tinggi yang dibatasi oleh garis aliran,
maka total aliran menjadi :
Kmh
Q = m dq = --------------------n
Gambar 4.15 Bagian dari Jaringan Aliran Orthogonal yang Dibentuk oleh Aliran dan
Kontour Muka Freatik (equipotential line) (Todd, 1980)
Airtanah
a.
Gambar 4.16 Ilustrasi dari koefisien stirage pada akuifer bebas dan tertekan (Todd,
1980)
c. Transmisibilitas
Transmisibilitas (T) adalah hasil kali dari rata-rata permeabilitas (K) dengan tebal
akuifer (D)
T= KD
Dimensinya : m3/hari/m2 x m = m2/hari
Airtanah
Ketiga parameter tersebut dapat dipakai sebagai tolok ukur potensi akuifer dari
segi kuantitas. Potensi airtanah di suatu wilayah, disamping ditentukan oleh ketiga
konstanta geohidraulika akuifer juga ditentukan oleh kualitas airtanah dan kedalaman
airtanah.
4.7. Konsep Akuifer di DIY
Konsep Akuifer di beberapa tempat di DIY disajikan dalam Gambar 4.17.
Gambar 4.17. menunjukkan konsep akuifer di daerah Wates Kabupaten Kulon Progo di
bagian selatan yang terdiri dari 3 unit geomorfologi, yaitu : unit geomorfologi sand
dunes, dataran aluvial dan perbukitan Sentolo (Gambar A). Konsep akuifer di Bantul di
bagian selatan terdiri dari dua unit geomorfologi yaitu sand dunes dan dataran aluvial.
Dataran aluvial Bantul selatan merupakan fluvio volcanic plain dari Gunungapi Merapi
airtanah di daerah ini mendapat imbuhan air setempat dan imbuhan air dari akuifer
gunung api Merapi.
Gambar 4.17 Konsep akuifer di daerah Wates dan Bantul Selatan (MacDonald &
Partners,1984)
Airtanah
1.
Hasil yang aman harus selalu kurang daripada pasokan air pada
kawasan periode yang ditentukan.
2.
3.
4.
5.
Perlindungan lingkungan.
Terdapat beberapa metode untuk menentukan hasil yang aman (V). Metode-
1.
2.
3.
Jika kedalaman airtanah pada awal dan akhir periode T (sekurang- kurangnya
beberapa tahun) adalah sama, rencana tahunan rata-rata pada periode
Airtanah
4.
Metode Simpson : metode ini dapat dipergunakan pada akuifer pantai yang
meluas ke dalam laut. Hasil yang aman dihitung dari gradien muka airtanah (air
muka piezometric) berdasarkan atas hukum Darcy (Todd, 1959).
Airtanah
Dimana :
H
Pf
Gambar 4.20 Skema Ilustrasi Intrusi Air Laut pada Akuifer Pantai (Linsley, 1975).
Airtanah
2.
3.
ketinggian piezometrik atau pengisian kembali airtanah. Suatu rangkuman metodemetode yang paling umum disajikan di bawah ini (Seyhan, 1977 dalam Subagyo,
1990).
1.
1.
2.
3.
4.
a. Sistem pengeboran
b. Pengukuran tahanan jenis : di dalam sumur yang tidak berdinding,
elektroda dimasukkan dan tahanan listrik media di sekitarnya diukur.
Airtanah
4.11. Mataair
Mataair (spring) merupakan pemunculan airtanah ke permukaan tanah oleh
berbagai faktor lingkungan terutama faktor topografi, susunan perlapisan berbatuan
dan sifat batuan. Macam-macam mataair diperlihatkan pada Gambar 4.21. yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumber air dari mataair adalah air permukaan yang mengalami infiltrasi masuk ke
bawah permukaan. Daerah tangkapan dari mataair sukar sekali, sehingga daerah
konservasi mataair sukar ditetapkan, untuk melindungi tempat munculnya mataair
dapat menggunakan aturan yaitu radius 200 meter sekitar mataair.
Kalau diamati, debit mataair bervariasi menurut waktu. Pada musim penghujan
atau akhir musim hujan debitnya besar dan berangsung-angsur debitnya mengecil,
bahkan ada mataair yang berhenti alirannya pada waktu musim kemarau. Kualitas
airnya tergantung dari jenis
Airtanah
batuan dimana sistem mataair itu berada dan dapat juga dipengaruhi oleh aktivitas
manusia.
Airtanah