Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS SKENARIO

Berdasarkan keluhan yang dialami pada pasien yang diketahui melalui proses
anamnesis, gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan
laboratorium, kelompok kami menentukan beberapa diagnosis sebagai diagnosis banding
yaitu, Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), Demam Chikungunya dan
Infeksi Trompositopeni Purpura.
Bercak kemerahan yang dialami pasien mungkin merupakan manifestasi klinis dari
infeksi virus. Kompleks antibody virus akan mengaktifkan serangkaian reaksi imun yang
menybabkan terjadinya fragilitas pembuluh darah, sehingga selain terjadi kebocoran plasma,
sel-sel darah juga dapat menembus endotel yang fragil. Keluarnya sel-sel darah dari pembuluh
darah menimbulkan tampakan bercak-bercak merah pada kulit (ptekie).
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat demam tiga hari yang lalu
dan juga mengalami mimisan 1 jam sebelum di bawa ke Rumah Sakit. Demam tiga hari yang
lalu mungkin disebabkan karena infeksi virus. Dari anamnesis perlu digali lagi apakah demam
disertai menggigil dan keringat dingin atau tidak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh pasien saat ini tergolong normal yaitu,
37,80 C, tekanan darah 100/70 mmHg dari sini diketahui bahwa tekanan nadi mulai
menyempit, 40mmHg (tekanan nadi yang menyempit 20 mmHg, merupakan tanda awal
syok), nadi 80x/menit, pernapasan 24x/menit, dan ditemukan bintik-bintik kemerahan pada
beberapa bagian tubuh. Dari pemeriksaan fisik yang belum diketahui adalah apakah terdapat
organomegali (hepatomegali atau splenomegali) atau tidak, sehingga masih perlu dilakukan
pemeriksaan untuk menemukan kemungkinan organomegali tersebut. Selain itu pemeriksaan
berat badan juga diperlukan berkaitan dengan pemberian terapi yang akan diberikan.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kelompok kami menentukan demam yang terjadi
mungkin merupakan manifestasi klinis dari DD, DBD, Demam Chikungunya atau Infeksi
Trombositopeni Purpura. Hal ini juga diperkuat dengan hasil pemeriksaan laboratorium
dimana terdapat trombositopenia, yakni jumlah trombosit 34.000 mm3 (normalnya 150.000
400.000 mm3. Dari pemeriksaan tersebut yang paling mungkin menjadi diagnosis kerja adalah
DD dan DBD. Untuk DD, mungkin dapat disingkirkan karena pada pasien sudah terdapat
tanda-tanda syok dan hemokonsentrasi.

Demam chikungunya mungkin sulit unutk dibedakan secara klinis dari DF dan kasus
awal atau DHF ringan. Pada hari ketiga atau keempat, temuan laboratorium dapat
menegakkan diagnosis sebelum terjadi syok. Syok dapat menyingkirkan diagnosis demam
chikungunya. Trombositopeni nyata dengan hemokonsentrasi bersamaan membedakan
DHF/DSS dari penyakit syok endotoksin akibat infeksi bakteri atau meningokoksaemia.
Pada DBD terdapat beberapa derajat keparahan, yang berkaitan dengan penatalaksaan
yang akan dilakukan. Berdasarkan beberapa kriteria klinis yang didapatkan pada pasien
berupa perdarahan spontan (binti-bintik kemerahan dan trombositopenia), pasien dapat
dikategorikan sebagai DBD derajat II. Namun untuk tanda kegagalan sirkulasi dapat
ditanyakan kapan pasien terakhir buang air kecil yang dapat menguatkan dugaan telah terjadi
kegagaln sirkulasi yang berpotensi menjadi syok.
Untuk penatalaksaan DBD derajat II dapat dilihat pada pembahasan penatalaksanaan
DBD.

Anda mungkin juga menyukai