Laporan PMP HCN
Laporan PMP HCN
OLEH :
KELOMPOK VIIB
LUH WAYAN NIA LESTARIASIH
(007)
YUDHI PRATAMA
(009)
(011)
I.
Judul Praktikum
Hari, Tanggal
Senin, 09 November 2015
III.
Tujuan Praktikum
Tujuan Umum :
Mahasiswa dapat mengetahui ada tidaknya kandungan HCN pada
makanan yang sudah diolah
Tujuan Khusus :
- Mahasiswa dapat melakukan prosedur kerja analisis kualitatif HCN
- Mahasiswa dapat mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada
-
IV.
Prinsip Praktikum
Pada prinsipnya praktikum pengujian pemanis secara kualitatif dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya kandungan HCN yang masih terisa dalam olahan
makanan (makanan jadi). HCN akan bereaksi dengan asam tartarat setelah
dipanaskan selama 5 mnt dalam suhu 70oC yang ditandai dengan adanya warna
merah atau keorangenan pada kertas pikrat pada suasana asam.
V.
Dasar teori
A. Pengertian
Asam sianida seperti halida hidrogen, adalah zat molekular yang kovalen, namun
mampu terdisosiasi dalam larutan air, merupakan gas yang sangat beracun (meskipun
kurang beracun dari H2S), tidak bewarna dan terbentuk bila sianida direaksikan
dengan sianida. Dalam larutan air, HCN adalah asam yang sangat lemah, pK25= 9,21
dan larutan sianida yang larut terhidrolisis tidak terbatas namun cairan murninya
adalah asam yang kuat.
Asam bebas HCN mudah menguap dan sangat berbahaya, sehingga semua
eksperimen, dimana kemungkinan asam sianida akan dilepas atau dipanaskan, harus
dilakukan didalam lemari asam (Vogel, 1990).
Asam sianida cepat terserap oleh alat pencernaan dan masuk kedalam aliran darah lalu
bergabung dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Keadaan ini menyebabkan
oksigen tidak dapat diedarkan dalam sistem badan. Sehingga dapat menyebabkan
sakit atau kematian dengan dosis mematikan 0,5-3,5 mg HCN/kg berat badan.
Glikosida sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan makanan
nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat terurai dan mengeluarkan
hidrogen sianida. Asam sianida dikeluarkan dari glikosida sianogenetik pada saat
komoditi dihaluskan, mengalami pengirisan atau mengalami kerusakan.
Senyawa glikosida sianogenetik terdapat pada berbagai jenis tanaman dengan nama
senyawa berbeda-beda, seperti amigladin pada biji almond, apricot, dan apel, dhurin
pada biji shorgun dan linimarin pada kara dan singkong. Nama kimia amigladin
adalah glukosida benzaldehida sianohidrin, dhurin adalah glukosida p-hidroksibenzaldehida sianohidrin dan linamarin glikosida aseton sianohidrin (Winarno, 2002).
terutama jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada permukaan suatu tingkat
stimulasi daripada susunan saraf pusat yang disusul oleh tingkat depresi dan akhirnya
timbul kejang oleh hypoxia dan kematian oleh kegagalan pernafasan. Kadang-kadang
dapat timbul detak jantung yang ireguler.
C. GEJALA
Biasanya gejala akan timbul beberapa jam setelah makan singkong.
1.
2.
3.
4.
Renjatan.
D. DIAGNOSA
Diagnosa keracunan singkong ditegakkan berdasarkan gejala-gejala klinik dan
anamnese makanan, ditopang oleh data laboratorik hasil pemeriksaan contoh
muntahan dan bahan makanan yang tersisa.
E. PENGOBATAN
Pengobatan harus dilakukan secepatnya. Bila makanan diperkirakan masih ada di
dalam lambung (kurang dari 4 jam setelah makan singkong), dilakukan pencucian
lambung atau membuat penderita muntah. Diberikan Natrium thiosulfat 30%
(antidotum) sebanyak 10-30 ml secara intravena perlahan. Bila timbul cyanosis dapat
diberikan 02.
VI.
VII.
- BAHAN :
Getuk singkong
Asam tartarat 5%
Aquadest
NaCO3 8%
Kertas Pikrat
Prosedur Kerja
- Menimbang bahan 10 gram
- Hancurkan bahan dalam alu dan moctar
- Tambahkan 5 ml asam tartarat 5%
- Tambahkan 50 ml aquadest kedalam bahan
- Celupkan kertas pikrat pada larutan NaCO3 8%
- Gantungkan kertas pikrat pada elenmeyer tertutup (jangan sampai
Nama Produk
Ulangan 1
Qtela singkong
Singkong sawut
++
Sayur rebung
Kripik singkong
Timus
++
Serbat (Ubi)
Umbi Gadung
Kelompok B :
No
IX.
Nama Produk
Ulangan 1
Umbi Gadung
Kripik talas
Sayur Rebung
Kripik Singkong
Tape singkong
Getuk
Pembahasan
Pada praktikum pengawasan mutu pangan kali ini tentang Analisis kualitatif HCN
pada produk olahan Getuk Singkong. HCN adalah suatu racun kuat yang
menyebabkan asfiksia. Asam ini akan mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke
jaringan dengan jalan mengikat enzym sitokrom oksidasi. Pada praktikum kali ini
mengambil sampel bahan pangan yang banyak mengandung HCN tetapi yang
sudah melewati proses pengolahan, karena ingin tahu apakah masih ada
kandungan HCN pada bahan pangan yang sudah diolah. Pada dasarnya HCN
dapat larut dalam air, dan jika sudah dicuci berulang kali sebelum diolah maka
pada saat diolah harusnya sudah tidak ada kandungan HCN nya lagi. Prosesnya
adalah dari menimbang 10 gram bahan, lalu dihaluskan dan masukkan kedalam
elenmeyer tertutup, lalu tambahkan aquadest 50 ml dan 5 ml asam tartarat 5%,
lalu celupkan kertas pikrat kedalam NaCO3 8%, dan gantungkan kertas pikrat
pada elenmeyer tertutup, lalu panaskan selama 5 mnt dalam suhu 70oC hingga
warnanya terlihat. Dalam praktikum kali ini, Getuk Singkong + (Positif) masih
mengandung HCN, yang ditandai dengan warna keoranyean pada kertas pikrat.
X.
Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum pengawasan mutu pangan tentang Analisis kualitatif HCN
yang telah dilakukan , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa sudah dapat mengetahui adanya kandungan HCN pada makanan
yang sudah diolah Getuk Singkong
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Tersedia online
pada :http://ritaseptiani17.blogspot.co.id/2013/07/analisa-kualitatif-karbohidratdengan.html?m=1
Anonim, Tersedia online pada :http://googleweblight.com/?
lite_url=http://manjilala.info/identifikasi-hcn-asam-sianada/&ei=F4-Q_k-K&lc=idID&s=1&m=130&ts=1447158644&sig=APONPFnII4m0e0nh3ETe6ZigywwXcFM7J
Q
Anonim, tersedia online
pada :http://tolihgenthecomentar.blogspot.co.id/2012/06/vbehaviorurldefaultvmlo_01.html
LAMPIRAN
SAMPEL GETUK SINGKONG
HASIL ANALISIS
KUALITATIF HCN PADA
GETUK SINGKONG
Dosen Pembimbing,
Penanggung Jawab,
LuhWayanNia Lestariasih
(P07131013007)