Anda di halaman 1dari 5

Ngawi

Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan
langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58
km2, di mana sekitar 40 persen atau sekitar 506,6 km2 berupa lahan sawah. Secara
administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 17 kecamatan dan 217 desa, dimana 4 dari 217
desa tersebut adalah kelurahan. Pada tahun 2004 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
wilayah Kabupaten Ngawi terbagi ke dalam 19 kecamatan, namun karena prasaranan
administrasi di kedua kecamatan baru belum terbentuk maka dalam publikasi ini masih
menggunakan Perda yang lama. Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi
7o21-7o31 Lintang Selatan dan 110o10-111o40 Bujur Timur. Topografi wilayah ini
adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran
tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu.

Objek wisata
Tempat rekreasi yang ada saat ini adalah Pemandian Tawun ,Waduk Pondok, Air terjun
Srambang, serta kebun Teh Jamusyang berhawa sejuk dan terdapat Kolam Pemandian di
sekitar Perkebunan Teh tersebut. Perkebunan Teh ini terletak di kecamatan Sine. Selain
itu terdapat juga Situs purbakala Trinil yang menyimpan fosil phytecantropus erectus
(Manusia kera berjalan tegak) pertama kali di temukan oleh arkeolog Belanda bernama
Eugene Debois.
Air terjun Srambang
Srambang meupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Ngawi yang berupa air terjun.
Berlokasi di kaki gunung Lawu, Kecamatan Jogorogo, sekitar 5 km ke selatan dari pasar
Jogorogo. Ketinggian air terjun ini hampir mencapai 25 m.
Merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah.
Suasana pegunungan yang sejuk dan dingin membuat tempat ini selalu ramai dikunjungi
pengunjung. Areal jalan menuju lokasi sudah diaspal sehingga mempermudah perjalanan.
Lokasi air terjun srambang berdekatan dengan pondok pesantren Condro Mowo. Jika
anda membawa kendaraan sepeda motor anda bisa langsung menuju lokasi tanpa harus
berjalan kaki dan anda tidak usah khawatir untuk masalah keamanan karena sudah
disediakan area parkir walaupun tidak begitu luas. Namun jika anda membawa mobil,
anda harus berjalan kaki sekitar 500 m untuk bisa sampai ke lokasi air terjun. Hanya
dengan uang sebesar Rp. 1500,- (saat tulisan ini dibuat/Februari 2008) anda bisa
menikmati sejuknya suasana gunung dan merasakan segarnya air terjun bila mau
berbasah-basah dengan air. Pengunjung bisa mandi dan menikmati makanan dan
minuman maupun jagung bakar di lokasi air terjun. Banyak pedagang yang menjajakan
makanan dan minuman hangat. Batas waktu kunjungan adalah sampai jam 3 sore. Hal ini
untuk mengantisipasi terjadinya longsor di areal air terjun, terlebih di musim hujan,
banyak pacet dan rawan longsor.
Museum Trinil di Kedunggalar

Museum Trinil terletak di Jalan Raya Solo Surabaya, Pedukuhan Pilang, Desa Kawu,
Kecamatan Kedunggalar, kurang lebih 13 kilometer arah barat pusat kota Ngawi, dan
untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan semua jenis kendaraan. Sayang sekali
di jalan arteri yang bisa menjadi petunjuk utama, tidak ada satupun patokan yang bisa
mengarahkan kita ke Museum tersebut.
Pintu gerbang museum yang sangat sederhana terlihat setelah masuk ke dalam 1 km dari
jalan raya utama, kemudian kami melapor ke pos penjaga untuk membayar tiket masuk.
Memang luar biasa murah kalau boleh dikatakan, bayangkan untuk melihat peradaban
jutaan tahun yang lalu hanya dikenakan biaya masuk seribu rupiah per orang. Ketika
masuk ke lokasi parkir, kesan pertama yang timbul adalah bahwa museum ini kurang
optimal perawatannya, terutama dalam hal fasilitas dan kebersihan.
Kolam Renang Tawun di Padas
Tawun taman rekreasi dan kolam renang terletak sekitar 7 kilometer di sebelah timur kota
Ngawi. Selain keindahan taman-taman hijaunya dengan hembusan angin yang menambah
indahnya kenangan, tawun juga menyediakan danau buatan manusia yang dilengkapi
dengan fasilitas seperti kano, taman binatang mini, arena memancing, kolam kura-kura,
dan kolam renang.
Di tempat ini, masyarakat sekitar selalu mengadakan upacara ritual tradisional suci, yang
disebut "Keduk Beji".Upacara adat ini selalu diselenggarakan satu tahun sekali pada hari
Selasa Kliwon (kalender Jawa) setelah berhasil panen. Tujuan utamanya adalah
mengeduk atau menguras dan membersihkan air sumber Beji dari kotoran yang kita
lakukan setiap tahun karena di sumber inilah letak kehidupan penduduk Desa Tawun.
A. Wisata Alam :
1. 1. Waduk Pondok
Keindahan alam yang masih alami menjadikan daya tarik tersendiri sebagai obyek wisata
alam . Dengan kemampuan menampung air sampai dengan 29.000.000 meter kubik
menjadikan obyek ini seperti hamparan air yang mempesona, dengan latar belakang
hutan dan kawasan perbukitan . Aneka macam ikan tawar seperti gurame, tombro , patin
dan bandeng menjadikan hobby memancing lebih menantang di tempat ini, dengan
menyewa perahu milik penduduk setempat , pendatang bisa diantar ke lokasi
pemancingan yang strategis .
2.Taman Rekreasi dan Pemandian Tawun
Kolam renang yang sumber mata airnya ( sendang ) berdekatan dan adanya habitat kura
kura ( bulus ) menjajikan pesona yang indah untuk kolam renang Tawun . Hanya berjarak
7 Km ke arah Timur dari kota Ngawi , tempat ini bisa dijadikan alternatif wisata alam .
B. Wana Wisata

1.Monumen Suryo
Patung Gubernur Jawa Timur I yang menjadi korban keganasan PKI tahun 1948 menjadi
ciri khas monumen ini . Terletak di jalur Ngawi Solo Km 19 sangat memudahkan akses
ke tempat tujuan wisata . Pasar burung , cindera mata dari bahan kayu , seni ukir dari
gembol kayu jati , menjadi daya tarik tersendiri sebagai tempat tujuan wisata .
2.Perkebunan Teh dan Bumi Perkemahan Jamus
Terletak di lereng Gunung Lawu sebelah utara tepatnya di desa Girikerto , Kecamatan
Sine sangat mudah dijangkau dari Kota Ngawi . Perkebunan yang hijau , taman
peristirahatan , kolam renang bagi anak anak dan bumi perkemahan sering digunakan
pelajar , mahasiswa dan masyarakat umum untuk berbagai kegiatan .

3. Air Terjun Srambang


Ketinggian air terjun sampai 40 m menjadikan tempat ini layak dikunjungi sebagi tempat
wisata alam di Ngawi . Kondisinya yang masih alami dan tersedia juag bumi perkemahan
dan suasana alam yang natural sangat cocok sebagai wisata alam .
4. Bumi Perkemahan Selondo
Kegiatan Out Bond seperti rock climbing , halang rintang , bumi perkemahan bisa
diadakan di kawasan ini. Hal ini didukung keindahan alam yang asri ada di kawasan ini ,
hawa sejuk , hutan yang rindang dan tebing tebing yang terjal . Desa Ngrayudan
Kecamatan Jogorogo berada di sebelah utara Lereng Gunung Lawu .
C. Wisata Sejarah , Legenda dan Spiritual
1. Museum Trinil
Bisa dikatakan bahwa wisata ke tempat ini adalah wisata Ilmu Pengetahuan , karena di
museum inilah disimpan fosil manusia kera berjalan tegak yang ditemukan Eugene
Dubois , yang dikenal dengan nama Phitecantropus Erectus . Ditemukan juga fosil
Banteng dan Gajah purba yang sangat berguna bagi penelitian dan pendidikan khususnya
dibidang sejarah purbakala . Fosil fosil tersebut ditemukan di daerah yang dinamakan
situs Sangiran , yang berada di pinggir Sungai Bengawan Solo .
2. Benteng Van Den Bosch
Benteng Van Den Bosch dibangun pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1839 1845
dengan nama Font Van Den Bosch . Terletak di Kelurahan Pelem , Kecamatan Ngawi

wisata sejarah ini mudah dijangkau dengan alat transportasi karena letak dekat dengan
pusat kota Ngawi .
3. Kediaman Krt. Radjiman Wedyaningrat
Tokoh pendiri dan pemrakarsa Badan Pergerakan Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia / BPUPKI ini menghabiskan masa tuadi Dusun Paldaplang Desa Kauman
Kecamatan Widodaren . Di tempat ini masih berdiri kokoh rumah peninggalan beliau .
Perabot , alat-alat rumah tangga dan benda-benda pusaka masih tersimpan dan terawat
dengan baik . Lokasi ini sering menjadi tempat upacara peringatan hari lahirnya Pancasila
setiap tanggal 1 Juni , utamanya bagi kalangan pelajar dan mahasiswa .
4. Makam PH Kertonegoro dan Patih Ronggolono
Terletak di Sarean Dusun Blimbing Sine Kecamatan Sine makam PH Kertonegoro , dan
di Desa Hargomulyo Kecamatan Ngrambe makam dari Patih Ronggolono . Kedua tokoh
tersebut adalah Bupati dan Wakil Bupati Gendingan ( sebelum ada pembagian Jawa
Timur dan Jawa Tengah ) . Pada hari jadi Kota Ngawi makam tersebut sering dikunjungi
pejabat Kabupaten Ngawi , sehingga tempat ini menjadi lebih menarik sebagai tempat
tujuan wisata sejarah .
5. Arca Banteng
Merupakan benda benda purbakala peninggalan Kerajaan Majapahit , benda ini terletak
di perkampungan penduduk di Dusun Reco Banteng Desa Wonorejo Kecamatan
Kedunggalar . Sekitar 22 Km ke arah barat kota Ngawi , lokasinya mudah dijangkau
dengan kendaraan roda dua atau roda empat .
6. Candi Pendem
Termasuk wisata sejarah , karena keberadaan Candi tersebut adalah bukti sejarah bahwa
dahulunya di tanah Jawa agama Hindu mempunyai pengaruh yang sangat kuat . Pertama
kali situs ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1925 , dan sebagian besar benda
benda purbakala ini dibawa ke Tretes Malang . Akhirnya ini adalah sisa sisa peninggalan
yang belum terbawa Belanda .
7. Pesanggrahan Alas Ketonggo Srigati
Wisata spiritual ditawarkan obyek ini , karena diyakini penduduk setempat obyek ini
adalah pusat keraton lelembut ( mahluk halus ) . Terletak di Babadan Paron , pada bulan
Suro khususnya Jum`at legi tempat ini banyak dikunjungi peziarah untuk melaksanakan
tirakatan / semedi dan sekaligus menyaksikan Upacara Ganti Lanse / Kelambu . Tempat
ini dipercayai sebagai petilasan Raja Brawijaya . Selain hal tersebut tempat ini juga
digunakan sebagai bumi perkemahan dalam event perkemahan.

8.Petilasan kraton Wirotho


Konon, Wirotho merupakan kerajaan purwa di tanah Jawa, atau masyarakat meyebutnya
dengan istilah Wirotho Ghoib . Tempat ini ditemukan oleh Wilmiyah Kusuma Pranala
salah seorang kerabat dari Keraton Mangkunegaran Surakarta . Di desa Tanjungsari
Kecamatan Jogorogo tanda petilasan ini dibangun . Yang didalam nya disimpan lingga
yoni . Keluarga Ratu Wirotho , Prabu Maksopati ini antara lain , Seto , Utopo ,
Wiratsongko , Dewi Durgandini , Dewi Roro Manis, yang dipercaya pernah tinggal di
petilasan ini .
9. Pertapaan Jaka Tarub
Di Desa Widodaren Kecamatan Gerih , konon pengembaraan Jaka Tarub meninggalkan
misteri di tempat ini . Bangunan yang didirikan di petilasan dianggap sebagai simbol
persinggahan Jaka Tarub , juga keberadaan sendang diyakini sebagai tempat mandi
sembilan bidadari . Adapun kebenaran legenda Jaka Tarub sendiri masih sulit
diungkapkan . Bukan mustahil pengembaraan Jaka Tarub ke beberapa tempat selalu
meninggalkan cerita .
10. Gunung Liliran
Berjarak kurang lebih 47 Km dari Kota Ngawi , di desa Ketanggung Kecamatan Sine ,
obyek wisata ini bisa termasuk wisata alam dan sipiritual . Pertama latar belakang
pegunungan mempunyai daya tarik panorama alam yang menakjubkan . Kedua fenomena
sosial yang menjadi satu agenda rutin adalah pada tanggal 1 Muharram ( 1 Suro ) banyak
dikunjungi oleh oarang orang yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu .
note :
karena informasi tersebut di rasa kurang lengkap
maka bagi para {NG}ers dipersilahkan memberi informasi tambahan terkait kewisataan
di kota Ngawi

Anda mungkin juga menyukai