MOLA HIDATIDOSA
Disusun Oleh:
KELOMPOK VI
Deby Hapsari Maharani
Iin Nurhasanah
Leni Mariana
(10006)
(10015)
(10021)
Novita Tiodora
(10028)
(10029)
Siti Arifah
(10039)
(10044)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah
dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas Maternitas
yang berjudul Mola hidatidosa Gravidarum.
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada seluruh dosen,
khususnya dosen Maternitas, Ns.Putryati,S.Kep atas bimbingannya,
teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas
Maternitas ini, keluarga yang telah memberi motivasi, dan semua
pihak yang telah terlibat.
Tugas Maternitas ini di selesaikan sebagai salah satu syarat
dalam proses belajar. Penyusun menyadari walaupun sudah berusaha
sekuat kemampuan yang maksimal untuk mencurahkan segala pikiran
dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahannya baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi tercapai suatu
kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa.
Atas bantuan pembaca yang telah memberikan kritik dan saran,
penyusun mengucapkan terima kasih banyak. Semoga sumbangsih
pembaca mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Amiin ..
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu diantaranya disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: perdarahan,
toxemia gravidarum, dan infeksi. Salah satu dari ketiga faktor tersebut adalah perdarahan
dan perdarahan dapat terjadi pada wanita dengan mola hidatidosa. Definisi mola
hidatidosa itu sendiri adalah : Tumor jinak dari trofoblast dan merupakan kehamilan
abnormal dimana fetus tidak ditemukan tetapi hanya gelembung dan jaringan mola itu
saja. Gelembung-gelembung tersebut sebenarnya adalah villi chorialis yang berisi cairan
sehingga tegang dan berbentuk buah anggur. Kehamilan mola hidatidosa terhadi pada ibu
multipara dengan kondisi kesehatan status gizi yang kurang, jika tidak dilakukan
penanganan secara komprehensif maka masalah kompleks dapat timbul sebagai akibat
adanya kehamilan dengan mola hidatidosa yaitu TTG (Tumor Trofoblast Gestasional)
dimana Tumor Trofoblast Gestasional ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Choriocarsinoma non villosum dan Choriocarsinoma villosum yang bersifat hematogen
dan dapat bermetastase ke vagina, paru-paru, ginjal, hati bahkan sampai ke otak.
http://infokomaccess.blogspot.com/2011/07/asuhan-keperawatan-pada-klienmola.html Jumat, 08 Juli 2011
E. SISTEMATIKA PENULISAN
F. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan yang
menggambarkan tentang Asuhan Keperawatan Pada pasien Mola Hidatidosa melalui
studi literatur dari berbagai sumber.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Mola hidatidosa adalah tumor jinak (benigna) dari chorion. (bagian Obstetri Dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, 2000).
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis
langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus
yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan
adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339).
Mola hidatidosa merupakan salah satu dari tiga jenis neoplasma trofoblastik
gestasional (ACOG, 1993). Ada dua jenis yang berbeda : komplet atau klasik, mola
dan mola sebagian, yang bisa menjadi bagian dari penyakit trofoblastik (DePetrillo,
dkk, 1987).
B. KLASIFIKASI
1. Koriokarsinoma adalah tumor ganas (maligna) dari trofoblast dan biasanya timbul
setelah kehamilan mola, kadang kadang setelah abortus atau persalinan. Tumor
ini bewarna ungu dan sangat rapuh.
Koriokarsinoma terbagi dalam dua jenis, yaitu :
1. Koriokarsinoma Nonvillosum
2. Koriokarsinoma Villosum
Etiologi :
1. Status sosial dan ekonomi
2. Umur
3. Gizi
4. Consanguinitas (perkawinan satu keluarga)
Tanda dan gejala :
1. Pada dinding uterus nampak benjolan sebesar kacang bogor
2. Nekrosis
3. Hemorrhagi
4. Infeksi
5. Subinvolusi (uterus tidak mampu kembali seperti semula)
6. Metastase pada paru paru, atau vagina
7. Reaksi biologis yang tetap positif atau yang bahkan naik kuantitatifnya
setelah kelahiran mola
8. Terjadi perforasi rahim dengan tanda perdarahan di intraperitoneal
D. PATOFISIOLOGI
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :
1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin. Villi korealis
diubah menjadi masa gelembung-gelembung bening yang besarnya berbeda-beda.
Masa tersebut dapat tumbuh membesar sampai mengisi uterus yang sama besarnya
dengan kehamilan normal lanjut.
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
trofoblast :
1. Teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan 3 5 minggu karena itu
terjadi gangguan peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim
dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
2. Teori neoplasma dari Park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki
fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam
villi sehigga timbul gelembung.
3. Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata
akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio
komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
4. Beri individu kesempatan untuk istirahat siang dan dengan waktu tidur yang
tidak terganggu pada malam hari.
5. Bicarakan dengan individu dan keluarga penggunaan terapi distraksi serta
metode pereda nyeri lain.
6. Tingkatkan relaksasi pijat punggung, masase, atau mandi air hangat.
7. Ajarkan strategi relaksasi khusus (misal : bernapas perlahan, teratur, atau nafas
dalam, kepalkan tinju)
8. Jelaskan manfaat terapeutik dari preparat mentol/pijat punggung
9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan
oral, ketidaknyamanan mulut, mual akibat peningkatan kadar -hCG
Tujuan
: nutrisi klien terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Klien menyatakan nafsu makannya meningkat
b. Klien terlihat tidak lemah
c. Porsi makan klien habis
Intervensi
:
1. Kaji porsi makan yang dihabiskan klien
2. Beri makanan porsi kecil namun sering
3. Jelaskan alasan mengapa nafsu makan klien menurun akkibat kemoterapi
4. Jelaskan pentingnya nutrisi adekuat bagi proses penyembuhan penyakit
5. Beri dorongan klien agar meningkatkan selera makannya
6. Pantau kadar -hCG pasien secara berkala
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penetapan asupan nutrisi klien
4. Ansietas b.d ancaman intregritas biologis aktual atau yang dirasa sekunder akibat
penyakit
Tujuan
: Klien menyatakan dapat menerima penyakitnya dengan baik
Kriteria Hasil :
a. Klien terlihat tidak cemas akibat penyakitnya
b. Klien mampu menggunakan mekanisme koping yang efektif.
Intervensi
:
1. Beri kenyamanan dan ketentraman hati.
2. Singkirkan stimulasi yang berlebihan.
3. Bila ansietas telah berkurang dan cukup untuk terjadi pemahaman, bantu
klien mengenali ansietas untuk mulai memahami atau memecahkan masalah.
4. Gali intervensi yang menurunkan ansietas.
5. Beri aktivitas yang dapat menurunkan tegangan.
6. Pantau keadaan umum klien.
5. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d ketakutan terkaitan perdarahan per vaginam
penyakitnya.
Tujuan
: Klien mengetahui kapan saja dia bisa melakukan hubungan
seksual
Kriteria Hasil :
a. Pola seksualitas klien normal
b. Klien terlihat tidak cemas terhadap aktifitas seksualnya
c. Klien mampu menggunakan mekanisme koping yang efektif.
Intervensi
:
1. Identifikasi penyebab ketidakefektifan pola seksualitas
2. Jelaskan pada klien waktu untuk melakukan hubungan seksual sesuai
kondisinya
3. Beri edukasi tentang keadaan klien apabila berhubungan seksual
4. Tekankan bahwa penyakitnya tidak mempunyai dampak yang serius pada
fungsi seksualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA