EDISI! : MEI 2006
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DAN e
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR cA
makananana DENGAN
JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCYSAMBUTAN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Sektor pertanian berperan sangat strategis dalam perekonomian nasional, Keglatan pertanian tidak
dapat terlepas dari ketersediaan ait. Oleh sebab itu irigasi sebagal salah setu Komponen pendukung
keberhasilan pembangunan di bidang pertanian mempunyai peran yang sangat penting bagi
‘terwujudnya ketahanan pangan nasional
Keberlanjutan Sistem irigasi sangat tergantung pada beberapa hal, salah satunya adalah
kehandaian petani balk sebagai individu maupun sebagai kelompok yang berupa Perkumpulan
Petani Pemakai Air irigesi (P3A).
‘Sehubungan dengan hal tersebut, penerbitan modul untuk Pelatihan Instruktur Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air merupakan salah satu prakarsa yang sangat tepat dan sesuai
dengan amanat yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Aig, bahkan untuk meningkatkan Kinerja pengelolaan sumber daya air perlu diselenogarakan
pemberdayaan para pemilk kepentingan can kelembagaan sumber daya air secara terencana dan
sistematis. Pemberdayaan dilaksanakan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan konstrulsi,
engawesan, ser‘a operasi dan pemeliharaan sumber daya air yang diselenggarakan dalam bentuk
Pendidikan dan petatihan, penelitian dan pengembengan, serta pendampingan.
Kami menyambut baik atas prakarsa Pusat Litbang Sumber Daya Air BALITBANG Departemen PU,
yang telah memfasilitasi revisi penyusunan modul pelatihan bagi para Instruktur Pemberdayean
3A ini bekerjasama dengan Direktorat Bina Pengelolaan Sumber Daya Air Departemen PU dan JICA
melalui program The Japanese Technical Cooperation for the Empowerment of Water Users
Association,
Proses penyusunan medul ini telah melibatkan berbagai kalangan antara lain : para praktisiirigasi,
masyerakat petani yang tergabung dalam P3A, LSM, Perguruan Tinggi baik ci pusat dan daerah
selama lebih cari 2 tahun, sehingga modu ini diharapkan telah mengakomodasikan kepentingan
muti stakeholders yang terkait dengan pengelolaan sumber daya ait, Khususnya pengelolean
jaringan irigasidi Indonesia.
Dengen terbitnya modul peiatinan yang terciri dari 22 (duapuluh dua) buah mencakup bidang :
Inigas, Pertanian, Organisasi dan Pendukung, maka modul ini cipendang telah cukup memenuhi
syarat sesuai perkembangan kebijakan dalam pengelolaan rigasi sebegal acuan bagi para
instruktur serta para penyelenggara pelatihan pemberdayaan P3A di Kabupaten / Kota selaku
Penanggung jawab pembinaan P3A, dsesuaikan dengan kondisi dan situasi daerahnya masing-
masing.
Akhir kata kami mengucapkan selamat atas terbitnya modul ini, dan kepada semua pihak yangtelah
turut menyumbangkan pemikiran serta dukungan moril maupun materi, kami menyampaikan
Penghargaan setinggi tngginya, dan semoga bahan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,
Jakarta, Mei 2006
Direktur Jenderal Sumber Daya Air,
Ir. Siswoko, Dipl. HE.SAMBUTAN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Praktek Trigasi di Indonesia sudah berjalan lebih dari satu abad lamanya, dan kita telah dapat
mengumpulkan pengaleman-pengalaman yang berharga serta bermanfaat bagi
penyelenggaraan_pengelolaan irigasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan.
Memasuki era desentralisasi dengan Semangat demokratisasi, penyelenggaraan pengelolaan
irigasi_yang_hancal, adil dan merata dihadapkan kepada tantangan yang semakin kompleks
baik secara teknis maupun sosial.
Peningkatan permintaan ait yang berkecukupan dengan kualitas yang memadai saat ini
semakin meningkat, di lain pihak semakin terkendala oleh ancaman pencemaran dan
perusakan lingkungan.
Sejalan dengan semangat yang clamanatkan dalam UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air dan kebijakan bidang irigasi, maka untuk menghadapi kendala dan permasalahan yang
semakin Kompleks tersebut, diperlukan reorientasi dalam pendekatan pengelolaan irigasi
dengan penekanan kepada keterpaduan dan peran serta swasta dan masyarakat.
Penerbitan modul untuk Pelatihan Instruktur Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A) yang merupaken hasil kerja sama antara Badan Litbang, Ditjen Sumber Daya Air dan
Japan Intemational Cooperation Agency (JICA) merupakan bukt! kesungguhan pemerintah
dalam meningkatkan kemampuan para petani untuk mengelola jaringan irigasinya.
Modul ini tidak bersifet statis dan kaku tetapi lebih bersifat dinamis dan fleksibel yang harus
selalu dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kemajuan teknologi keirigasian.
Namun demikian, apa yang dimuat dalam modul ini tetap clupayakan agar mencakup dan
mencerminkan perkembangan konsep-konsep pemberdayaan P3A dalam kaitannya dengan
engelolaan irigasi yang handal adil dan merata.
‘Akhirnya Kemi mengucapkan selamat atas terbitnya modul ini dan berharap akan bermanfaat
‘bagi para penyelenagara dan pengelola iigasi.
Jakarta, Mei 2006
KEPALA BADAN LITBANG,
iii Ma
Dr. Ir. M. Basuki Hadimoeljono, M.ScKATA PENGANTAR
Buku materi pelatihan ini adalah bagian dari paket materi Pelatihan Instruktur Tata Guna
Air Dalam Rangka Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), terdiri atas 3
bidang (Irigasi, Pertanian, Organisasi,) dan 1 Materi Pendukung. Jumiah Keseluruhan
sebanyak 22 (duapuluh dua) judul modul, yang masing-masing diberi kode PPA 1/22
sampai dengan PPA 22/22. Materinya disusun berdasarkan bahan-bahen yang sudah
ada, disesuaikan dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi serta dilakukan
penambahan materi dan judu-judul baru yang dirasa perlu untuk peleksanaan
pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air(P3A).
Modul ini merupakan hasil kerja bersama antara Pusat Litbang Sumber Daya Alr-Badan
Litbang, Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Air - Ditjen Sumber Daya Air dan Japan,
International Cooperation Agency (JICA) dalam kerangka kerja “The Japanese
Technical Cooperation for The Empowerment of Water Users Association”.
Disusun mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 dengan melakukan serangkaian
kegiatan berupa survey lapangen ke P3A yang sudah cukup maju, pengumpulan
referensi, cureh pendepat tentang model, metede den materi pemberdayaan P3A, dan
pelaksanaan lokakarye I dan lokakarya TI dengan melibatkan unsur praktisi irigasi baik
dari pusat maupun dari daerah, peteni, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan
perguruan tinggi. Dengan demikian apa yeng ciuraikan dalam modul tersebut
diharapkan memang apa yang diperlukan dilapengan.
Penyajian materi pelatihan ini sengaja dilengkapi gambar-gambar karikatur dengan
harapan dapat lebih mempermudah penyampaiannya kepada peserta pelstihan.
‘Adapun judul yang telah disiapkan ini terdiri atas
Bidang: Irigasi
1. PPA 1/22 Pengenalan Sistem Irigasi
2. PPA 2/22 Operasi Jaringan Irigasi
3. PPA 3/22 Pemelinaraan Jaringan Irigasi
4, PPA 4/22 Pengamanan Jatingan Irigasi
5. PPA 5/22 Rencana Tata Tanam
6. PPA 6/22 Pengelolsan Sistem Irigasi Partisipati
7. PPA 7/22 Pengelolaan Aset Irigasi
8, PPA 8/22 Sistem Trigasi Pompa Air Tanah
lang : Pertanian
1, PPA 9/22 Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Trigast
2, PPA 10/22 Mekanisasi Pertanian
3. PPA 11/22 Manajemen Usahatani
4, PPA 12/22 Teknologi Tepat Guna Usahateni
5. PPA 13/22 Budidaya Ikan Air Tawar
6. PPA 14/22 Kelestarian Lingkungan Alam
Bidang : Organisasi
1. PPA 15/22. Perkumpulan Petani Pemakai Air
2. PPA 16/22 Hubungan Perkumpulan Petani Pemakai Air dan
Lembaga = Lembaga Terkait
3. PPA 17/22 Administrasi dan Keuangan Perkumpulan Petani Pemiakal Ait,
Serta Pembuatan Laporan Kegiatan
4, PPA 18/22 Pengenalan Komisi IrigasiPPA 19/22 Perencanaan Pelatinan Tata Guna Air
2, PPA20/22 Panduan Menyusun Modul Pelatihan
3. PPA21/22 Peninjauan Lapangan
4. PPA22/22 Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemiakai Air (P2A)
Dengan tersusunnya buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
bentuk dukungan terhadap para pelaksana kegiaten pemberdayaan petani
pemakai air di KabupatenvKota
Akhirnya semoga materi-materi ini dapat membantu para penyelenggara dan
pelaksana kegiatan pemberdayaan petani pemakei air di Kabupaten/Kota
melalui pemanfaatan, pengembangan dan melengkapi materiini sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan di masing-masing daerah
Bandung, Mei 2006
Puslitbang Sumber Daya Air
Kepala,
Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl. HE.DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR... ...sssssee
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ..
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI......
A. TUJUAN
B. KELOMPOK SASARAN
C. WAKTU PEMBELAJARAN.
D, METODE PEMBELAJARAN
E. PROSES PEMBELAJARAN
F. MATER] PEMBELAJARAN ....cccscssisnsnienesneieie
1. Pengertian Sistem Irigasi Pompa Air Tanah ponenc oO
2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa Air Tanah. 3/g
2.1. Dalam Instelasi Irigasi Pompa Air Tanah ...u .3/9
2.2. Jenis-Jenis Pompa Yang Biasa Digunakan untuk
Keperluan Irigasi 319
3. Jaringan Irigasi Pompa Air Tanah. 4/19
4. Pembangunan Irigasi Pompa Air Tanah 49
5. Operasi lrigasi Pompa Air Tanah... 5/9
6. Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah........ 6/9
6.1 Pemeliharaan Sumur Bor (Pipa) . 1.6/9
6.2 Pemelinaraan Mesin/Porpa ... 7A9
6.3 Pemelinaraan Saluran Pembawa dan Bangunan
Polongkap ... 3 ae aa
7. Tanggung Jawab Lembaga Pengelola lrigasi Pompa Air Tanah ...... 10/19
7.1. Kegiatan Harian/Mingguan.
7.2 Kegiatan Musiman....
7.3. Kegiatan Khusus
Modul Pelatinan instruktur Tata Guna Alr Dalam Flangka Pemiberdayaan y
Perkumpulan Petani Pemakai Air(P3A)RRS eee REN Oe epee rT See TD ep ee
8. Penjadualan Pemberian Air Irigasi....... 21g
8.1. Karakteristik Jaringan.. 2129
8.2 Kapasitas Pompa 14/19
8.3 Kebutuhan AirdiLahan . 218/19
8.4 Lamanya Pengaliran Air 15/19
8.5 Kahilangan Air di Saluran 159
9. Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah... 16/19
9.1. Biaya Operasi dan Pemelharaan 216/19
9.2. Biaya Penggantian Pompa dan Mesin 0.0.00... 218/19
DAFTAR PUSTAKA ... 19/19
4
®
vi Modul Polatihan Insbuktur Tala Guna Air Dalam Rangka Pemberdayzan
Perkumpulan Petani Pomakai Air (P3A)Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
MODUL TENTANG
SISTEM IRIGASI POMPA AIR TANAH
A. TUJUAN
1. Peserta mampu menjelaskan, mengerti dan memahami sistem irigasi pompa,
sehingga dapat membangun, mengoperasikan, dan memelinara sistem irigasi
pompa air tanah; dan
2. Sebagai bahan acuan untuk menyusun bahan serahan Sistem Irigasi Pompa
Air Tanah,
B. KELOMPOK SASARAN
4. Kelompok sasaran pembelajaran ini adalah para instruktur tata guna air dalam
pelatihan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air ; dan
2. Pojabat/ petugas yang membidangi pengelolaan jaringan irigasi
C. WAKTU PEMBELAJARAN
Waktu penyampaian pembelajaran yaitu
1. Pembelajaran di kelas dapat menggunakan waktu 1 (satu) jam pelajaran @ 45
menit; dan
2. Pombolajaran di luar kelas/ di lapangan menggunakan waktu 3 (tiga) jam
pelajaran @ 45 menit
D. METODE PEMBELAJARAN
Dalam proses ini fasilitator menyampaikan seluruh informasi kepada peserta
tentang sistem irigasi pompa air tanah untuk keperiuan irigasi dan peserta dapat
duduk di kursi atau lesehan dengan posisi duduk melingkar atau membentuk hurup
“U" agar supaya peserta dapat menerima informasi dengan jelas.
E. PROSES PEMBELAJARAN
Penyampaian informasi dapat diberikan secara tatap muka secara langsung di
kelas atau juga praktek pelaksanaan kegjatan secara nyata di lapangan.
1. Di dalam kelas
1) fasilitator menjelaskan tentang sistem irigasi pompa air tanah secara
keseluruhan;
Modul Pelathan Instuktur Tata Guna Alr Dalam Rangka Pemberdayaan qwng
Perkumpulan Petani Pemakai Air (PSA)Modul Tentang Sistem lrigasi Pompa Air Tanah
2) fasilitator menjelaskan tentang jaringan irgasi dan pembangunan irigasi
pompa air tanah;
3) fasilitator menjelaskan tentang teknis operasi dan pemeiiharaan sistem irigasi
pompa air tanah; dan
4) fasilitator menjelaskan tentang perhitungan biaya operasi dan pemoliharaan.
2. Di luar kelas/di lapangan
Peserta dilibatkan untuk melihat secara langsung pengoperasian sistem irigasi
pompa air tanah untuk menunjang kebutuhan pertanaman, mulai dari sistem
pengambilan, pendistribusian, pembagian, pemeliharaan dan lain sebagainya.
F, MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran meliputi
1. Pengertian Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah tentang Irigasi No.20
Tahun 2006, irigas' pompa adalah salah satu jenis irigasi, setingkat/sama
dengan irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tamoak. Dengan demikian
pengertian irigasi pompa adalah penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dengan
menggunakan pompa air tanah.
Selanjutnya lrigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan
air dari bawah permukaan tanah (atau mengangkat/memindahkan air dari
tompat yang rendeh ke tempat yang lebih tinggi) dengan menggunakan
bantuan pompa air, sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk
keperluan irigasi. Irigasi pompa air tanah ini mempunyai kelebihan dan
kelemahan yaitu:
1.1 Kelebinan irigasi pompa air tanah
1) adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan _irigasi
permukaan sehingga dapat diharapkan tersedia sepanjang tahun;
2) rencana tata tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam seria ketersodiaan
tenaga kerja; dan
3) petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya.
29 Modul Pelatinan instuktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pembardayaan
Perkumpulan Petani Pemakal Air(P3A)Modul Tentang Sistem Irgasi Pompa Air Tanah
1.2. Kelemahan irigasi pompa air tanah:
1) Diperlukan investasi/modal yang relatif besar untuk pembangunannya:
2) Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga
membutuhkan dukungan tenaga operator yang trampil; dan
3) Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar
keberlanjutannya dapat terjaga.
2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa Air Tanah
Bagian-bagian irigasi pompa air tanah terdiri:
2.1. Dalam instalasi irigasi pompa air tanah, biasanya terdiri dari:
1) sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, bor (pipa), yang berfungsi
untuk mengumpulnya air dari akuifer;
2) pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik
dari PLN.);
3) bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai
tempat pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk
menyimpan buku catatan kegiatan O & P pompa dan fasilitanya yang
terkait;
4) bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya
dilengkapi dengan alat ukur debit;
5) saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran
terbuka; dan
6) bangunan pembagi ke masing-masing box.
2.2 Jenis-jenis pompa yang biasa digunakan untuk keperluan irigasi,
adalah:
1) pompa sentriftugal dengan kedalaman muka air maksimum 8 (delapan)
meter. Pompa ini paling banyak digunakan untuk keperluan irigasi;
2) pompa submersibel, yang merupakan pompa berdiameter kecil dan
dimasukkan kedalam pipa jindung; dan
3) pompa turbin, adalah pompa putar (rotasi) yang dipasang di dalam
sumur dan mempunyai kapasitas yang besar.
‘Modul Pelathan tnstwukiur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 3ng
Perkumpulen Petani Pemakai Air (P3A)‘Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
3. Jaringan Irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai dengan Rencana Peraturan Pemerintah tentang Irigasi Tahun 2004,
jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigas' yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air
tanah termasuk bangunan di dalamnya, Selanjutnya Peraturan Pemerintah
tersebut juga mengisyaratkan bahwa jaringan irigasi air tanah seperti irigasi air
permukaan yang terdiri dari jaringan utama (sumur, pompa air dan mesin
penggeraknya, bangunan stasiun pompa, dan bak penampung air) dan jaringan
tersier (saluran sesudah bak penampung yang berfungsi sebagai saluran
distribusi can peribagian air irigasi).
Gambar 1. Sistem irigasi dengan menggunakan pompa pompa air
4, Pembangunan Irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai dengan Undang-undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
maka pembangunan jaringan utama irigasi, termasuk irigasi pompa air tanah
{sumur, pompa, rumah pompa, bak penampung) baik pembangunan, operasi
dan pemelinaraan menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan saluran
tersier sesudah bak penampung menjadi tanggung jawab petani (PSA)
Mengingat mahalnya investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan instalasi
sistem irigasi pompa air tanah, maka keberadaannya masih merupakan proyek-
proyek yang masih dikerjakan oleh Pemerintah pusat, dan petani sesuai
49 Modul Polatihan instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pembercayaan
erkumpulan Petani Pemakai Air (PSA)Modul Tentang Sistem lrigasi Popa Air Tanah
dengan ketentuan undang-undang tersebut diharapkan untuk membangun
jaringan tersier sesudah bak penampung, serta melaksanakan operasi dan
pemeliharaan jaringan tersier tersebut. Sistem irigasi air tanah memerlukan
biaya O & P yang ‘elatif tinggi, dengan demikian maka petani harus dapat
memperhitungkan dengan baik tingkat pengembalian kegiatan pertanian yang
diusahakannya. Untuk itu petani harus benar-benar intensif dalam pengelolaan
tanaman pertaniannya sehingga dapat menanggung biaya yang dibebankan
untuk pengelolaan sistem irigasi pompa air tanan. Biasanya petani akan
menanam jenis tanaman yang mempunyai peluang produktivitas tinggi dan
bemilai ekonomis tinggi serta membutuhkan air relat sedikit Tanaman jenis
hortikultura dan buah-buahan biasanya menjadi pilihan para petani, misanya
toma, lombok, semangka, melon, dan lainain. Untuk melaksanakan
pengelolaan yang baik dibutuhkan suatu institusi atau lembaga pengelolaan
yang baik pula. Lembaga ini biasanya disebut Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A), Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Mitra Cai, atau apa saja
namanya sesuai daerahnya.
5. Operasi Irigasi Pompa Air Tanah
Berlainan dengan cara yang lazim digunakan dalam jaringan irigasi air
permukaan, pada sistem irigasi pompa air tanah petani dapat monentukan
sendiri berapa banyak air yang ia perlukan di lahan mereka. Meskipun jumlah
air yang diberikan dapat sesuai dengan permintaan petani yang bersangkutan,
tetapi juga harus dipertimbangkan aspek keadilan dan pemerataan pada petan'-
petani yang lain. Disamping itu juga dituntut kesadaran petani agar dapat
menggunakan air sehemat mungkin, maka air harus dibagi secara efektf dan
efisien. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembinaan adalah cara dan
teknik pembagian air termasuk pemberian air di lahan, Hal ini tentunya
menuntut kemampuan operasi yang lebih tinggi cibandingkan irigasi permukaan
agar daoat memenuhi kritoria tepat tempat, tepat jumlah dan tepat waktu agar
tuntutan kebutuhan di kalangan petani dapat terpenuhi
Modul Pelatihan instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 5/9
Petkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)Modul Tontang Sistem lrigasi Pompa Air Tanah
‘Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan keberlanjutannya,
maka peru dipethatikan hal-hal berikut:
1) Mengoperasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh
pabrik pembuat peralatan (pompa dan mesin);
2) Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan potani melalui ulu-
ulu/P3A sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada
waktu tanaman benar-benar membutuhkan;
3) Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan barang
barang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga tidak terjadi
keterlambatan penyediaan bahan; dan
4) Melakukan pexerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun
pompa, misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan,
mencatat debit, mencatat penggunaan air, dan pemakaian / konsumsi bahan
bakar.
6. Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah
Pemelinaraan irigesi pompa meliputi:
6.1. Pemeliharaan sumur bor (pipa)
Sumur jenis ini ci bor jauh ke dalam lapisan tanah yang mengandung
banyak air, sehingga diperukan peralatan berat untuk membuatnya.
‘Sumur jenis ini dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, karena
mampu menghasilkan jumlah pemompaan air yang banyak. Demikian
juga untuk keperluan irigasi yang cenderung memerlukan jumlah air yang
besar dan kepastian ketersediaan, maka pilihan jenis sumur ini paling
banyak dilakukan.
Seperti peralatan yang lain, sumur juga mengelami keausan akibat
pemompaan yang terus-menerus. Tanda-tanda sumur telah mengalami
keausan adalah
1) kapasitas sumur berkurang secara berangsur-angsur atau penyusutan
kemampuan sumur; dan
2) air yang dipompa bercampur pasir dan lumpur atau material lain.
6/19 Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Ait (P3A)Modul Tentang Sistem lrigasi Pompa Air Tanah
Keausan ini disebabkan oleh karat dan kotoran-kotoran lain yang melekat,
sehingga korosi ini mampu menghancurkan bahan pipa dan saringan.
Pemeriksaan berkala sumur bor biasanya dilakukan 10-15 tahun setelah
operasi pertama, Jika dari hasil pemeriksaan sumur menunjukkan perlu
diganti atau direhabilitasi, maka perlu peroncanaan dan persiapan yang
matang. Biasanya jika sumur telah menunjukkan penurunan kemampuan
yang berarti, pilihan melakukan pengeboran lagi lebih prioritas dari pada
memperbaiki sumur yang ada.
pien wom
+ Poe
Gambar 2. Bagan teknis sumur pipa (bor)
6.2 Pemeliharaan mesin/pompa
Pemelinaraan yang baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ditentukan
akan memperpaniang umur pakai suatu peralatan. Pada umumnya
perawatan rutin yang dilaksanakan teratur akan mengurangi resiko
kerusakan, sehingga menghemat biaya perawatan dalam jangka panjang.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik, diperlukan:
1) operator dan staf yang terlatih dan seperangkat peralatan yang
memadai. Operator ini harus mampu memberikan informasi dan
tanggap masalah yang mungkin timbul serta mampu mengatasi
masalah-masalah yang timbul;
Modul Pelatihan Instruktur ata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 7H9
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)Modul Tentang Sistem trigasi Pompa Air Tanah
8/19
2) montir lapangan yang mampu untuk melakukan perbaikan-perbaixan di
sumur pompa dan montir yang bekerja di bengkel;
3) seperangkat peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan perbaikan rutin
Secara umum ada tiga jenis pemeliharaan, yaitu
a. Pemeliharaan rutin
Pemelinaraan ini termasuk perbaikan-perbaikan kecil yang harus
dilakukan oleh operator, antara lain: mengecek oii, sistern
pelumasan, pengencangan baut’mGur, dan lain sebagainya.
Pemelinaraan rutin:
‘+ Mengecek ol sistem
pelumasan;
> Mengecangkanbaul/mur
yang kendor;
‘+ Mengecek Sistom
pendinginan; dan
‘+ Mengecek belt
Gambar 3. Kegiatan pemeliharaan rutin irigasi pompa
b, Pemeliharaan berkala
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala
yang harus dilakukan oleh operator. Pemeliharaan ini biasanya
ditentukan berdasarkan jam operasi peralatan. Kegiatan ini juga
meliputi_ perbaikan-perbaikan besar yang dilakukan pada waktu
pompa tidak digunakan, karena tanaman sedang tidak
membutuhkan air. Jadwal pemeiiharaan berkala dapat dilihat seperti
pada Tabel 1.
‘Modu Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)