BAB III Audit Atas Pembelian Dan Hutang
BAB III Audit Atas Pembelian Dan Hutang
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang dan kegiatan pengedaan pada instansi
pemerintah atau perusahaan selain manufaacture memegang peranan yang sangat penting,
karena dari sinilah proses operasional perusahaan dimulai. Kegiatan pembelian dapat terus
berlangsung baik apabila prosedur pencatatan dan pembayaran hutang juga terselenggara
dengan baik. Untuk itu perlu adanya pemeriksaan terhadap kegiatan pembelian agar dapat
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan perusahaan. Berdasarkan evaluasi
yang dilakukan ditemukan beberapa kelemahan antara lain; perusahaan tidak memiliki job
description secara tertulis, fungsi permintaan pembelian dilakukan oleh bagian pemasaran,
transaksi permintaan pembelian dan pesanan pembelian dilakukan secara lisan tanpa
dokumen tertulis, fungsi penerimaan barang dilakukan oleh bagian pembelian, tidak
dibuatnya check register dan voucher register, bukti kas keluar tidak dicap Lunas, tidak
adanya pemisahan dokumen yang lunas dengan yang belum lunas.
2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasar pada permasalahan yang ditemukan, dapat dilihat bahwa fungsi pembelian dan
pencatatan utang belum cukup memadai. Untuk itu diajukan beberapa saran perbaikan bagi
manajemen perusahaan yaitu; dibuatnya job description secara tertulis dan pembagian tugas
bagi masing-masing bagian, permintaan pembelian sebaiknya melalui gudang untuk itu harus
ada kordinasi antara bagian gudang dengan pemasaran, ciptakan sebuah dokumen tertulis atas
transaksi permintaan pembelian dan pesanan pembelian, tugas penerimaan barang dapat
diserahkan kepada bagian gudang, buat check register dan voucher register untuk setiap
pengeluaran giro dan bukti kas keluar, beri cap/tanda Lunas pada payment voucher yang
sudah lunas, perlu adanya pemisahan dokumen yang lunas dengan yang belum lunas sedini
mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian sering dianggap fungsi yang paling penting dan berpengaruh pada unit-unit
operasi yang ada di perusahaan. Pada banyak perusahaan, fungsi pembelian merupakan awal
dari sebuah proses bisnis. Dengan tujuan memenuhi permintaan pelanggan, perusahaan harus
membeli barang-barang kebutuhan dan bahan baku yang diminta, untuk mengumpulkan atau
memproduksi produkproduk perusahaan. Ini adalah proses dalam mendapatkan barangbarang, bahan baku, komponen dan layanan yang merupakan tugas utana dn tanggung jawab
departemen pembelian. Dalam sebuah perusahaan dimana terdapat sistem pembelian yang
efektif pembelian material dapat menghemat biaya bagi perusahaan.
2. Tujuan Pembelian
Tujuan utama dalam audit manajemen fungsi pembelian adalah untuk menentukan efisiensi
dan efektivitas perusahaan dalam membelanjakan sumber daya keuangan mereka. Pada
beberapa perusahaan sedang, pembelian utama dilakukan oleh masing-masing departemen.
Sebagai contohnya, fungsi kontrol persediaan membeli bahan-bahan kebutuhan dan bahan
baku untuk memenuhi permintaan pelanggan langsung dari pemasok Sebuah audit
manajemen dilakukan karena terdapat tanda-tanda bahaya yang ditemukan di perusahaan.
Sebagai contoh, manajemen tingkat atas seharusnya menyadari adanya peningkatan biaya
dalam proses bisnis, meskipun tak satupun kompetitor mengalami pengurangan yang sama
pada marjin laba. Tanda-tanda bahaya tersebut mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan
mengalami ketidakefisienan biaya dalam aktivitas pembeliannya sehari-hari Proses audit
manajemen menggambarkan bahwa fungsi pembelian dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
yang benar-benar memiliki fungsi pembelian (departemen pembelian). Asumsinya, bahwa
semua peerusahaan, tidak peduli sebesar apa, seharusnya memiliki departemen pembelian
(atau seseorang) yang terpusat dan independen untuk mengontrol pengeluaran perusahaan
3. Ruang Lingkup Fungsi Pembelian dan Konsep Audit Manajemen Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian memiliki nilai dan arti penting bagi perusahaan karena sangat menunjang
operasional perusahaan.Audit manajemen fungsi pembelian harus dilakukan dengan optimal
untuk memastikan agar kegiatan operasional perusahaan tidak sampai terhenti yang akan
berakibat negatif bagi perusahaan secara keseluruhan. Sasaran strategik fungsi pembelian
merupakan ukuran atau patokan yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi
pembelian pada perusahaan. Tujuh sasaran strategik fungsi pembelian yang harus dipahami
meliputi hal-hal berikut.
1. Terjaminnya kesinambungan pasokan bahan mentah, bahan baku, dan bahan penolong
lainnya yang diperlukan dalam proses produksi.
2. Mengupayakan terjaminnya persediaan bahan mentah dan suku cadang agar berada pada
tingkat yang aman
3. Tersedianya peralatan dan bahan pendukung produksi lainnya yang diperlukan agar standar
mutu dan ketepatan penggunaan dapat tercapai
4. Pengadaan bahan mentah, bahan baku, suku cadang, bahan lainnya, dan aneka jasa yang
diperlukan harus dilaksanakan dengan biaya yang serendah mungkin
5. Pelaksanaan sistem pengawasan yang digunakan untuk memastikan bahwa nilai dan biaya
pengadaan telah sesuai, dengan terus-menerus melakukan pengurangan biaya pembelian.
6. Komunikasi yang baik dengan pihak manajemen puncak dalam bentuk informasi yang paling
akurat mengenai bahan dan aneka jasa yang dibutuhkan perusahaan.
7. Terwujudnya kerja sama dari unit kerja atau unit fungsional lain dalam perusahaan untuk
menjalankan fungsi pembelian dengan baik.
Siklus normal fungsi pembelian meliputi berikut ini
1. Penentuan kebutuhan, melalui Skedul Produksi Manufaktur, Penentuan Penggantian
Persediaan (Inventory Replenishment Requirement), Penentuan Pembelian secara Khusus
(Specialized Purchase Requirements), dan Kebutuhan Operasional Sehari-hari
2. Otorisasi pembelian, yang dimulai dengan penerbitan Permintaan Barang (Purchase
Requisition) atau Perintah Kerja (Work Order) sampai penerbitan Pesanan Pembelian
(Purchase Order).
3. Prosedur tindak lanjut pemesanan.
4. Penyelesaian proses pengiriman.
5. Penyelesaian keuangan.
1)
2)
3)
4)
Terdapat 4 sasaran audit manajemen pada fungsi pembelian, yaitu berikut ini.
Sasaran strategik fungsi pembelian.
Perencanaan operasional/induk
Tipe dan struktur organisasi pembelian.
Mekanisme pengendalian pembelian
Pada bab ini akan membahas audit proses pembelian untuk audit atas laporan keuangan,
konsep yang dicakup dengan review konsep pengakuan beban dan kewajiban dengan
penekanan khusus pada kategori beban. Fokus utama dari bab ini adalah audit proses
pembelian untuk audit atas laporan keuangan
pengeluaran kas, dan penyesuaian telah di catat dalam catatan utang usaha.
g. Buku Besar (General Ledger)
Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pembelian adalah untuk
memastikan bahwa seluruh pembelian, pengeluaran kas dan utang telah diakumulasikan,
diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.
h. Pemisahan Tugas Kunci
Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas
yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi fungsi
permintaan, pembelian dan penerimaan harus terpisah dari fungsi-fungsi pemrosesan faktur,
utang usaha, dan buku besar.
5. Pedoman Audit Pembelian.
Bagian pembelian dalam melakukan tugasnya sesuai barang yang diperlukan dan perlu
mengetahui data dan keterangan tentang supplier mana yang baik, harga pasar bahan/barang
tersebut, cara-cara pengangkutan, jumlah yang paling ekonomis untuk dipesan dan
sebagainya. Setelah permintaan pesanan datang dari bagian yang membutuhkan maka bagian
pembelian mengirimkan surat pesanan kepada calon supplier. Di dalam surat pesanan ini
jumlah yang dipesan, harga barang, cara pcmbungkusan dan tanggal pesanan tersebut datang.
Selain itu dinyatakan pula apabila barang yang dipesan terbukti tidak sesuai spesifikasi,
pembeli berhak mengembalikannya.
Surat pesanan yang dibuat banyaknya tergantung dari sistem administrasi/akuntansi
perusahaan yang bersangkutan. Sekurang-kurangnya diperlukan :
1 lembar untuk supplier
1 lembar untuk bagian penerimaan
1 lembar untuk bagian pemnbukuan
1 lembar untuk bagian yang membutuhkan pengadaan barang
Setelah supplier mengirimkan barang yang dipesan maka bagian penerimaan akan mengaudit
apakah barang yang diterima tersebut sesuai dengan apa yang dipesan. Apabila barang telah
diperiksa dan terbukti sesuai dengan pesanan maka bagian penerimaan akan memberikan
laporan kepada bagian pembelian dan pesananditeruskan kebagian penyimpanan (gudang).
Laporan penerimaan dibuat dalam beberapa rangkap antara lain:
1 lembar dikirim ke bagian pembelian
1 lembar dikirim ke bagian akuntansi
1 lembar dikirim ke bagian gudang
Di samping pengiriman barang yang dipesan, maka supplier juga mengirimkan faktur
pembelian yang diterima oleh bagian pembelian dan diteruskan kepada bagian pembukuan.
Selanjutnya apabila bagian produksi memerlukan bahan/barang tersebut untuk proses
produksinya, maka bagian ini mengirimkan surat permintaan pemakaian bahan kepada bagian
gudang, rangkap dari surat ini dikirimkan pula pada bagian pembukuan/akuntansi untuk
dipakai dalam pencatatan perobahan persediaan (inventory records) dan pencatatan akuntansi
biaya. Dengan adanya surat permintaan pemakaian bahan ini, maka bagian gudang
mengeluarkan bahan yang diminta oleh bagian produksi, sedangkan bagian akuntansi akan
mencatat pengurangan jumlah bahan serta pembebanan pada biaya produksi.
Dalam hubungannya uraian di atas dengan pedoman audit pembelian dan pemakaian bahan
yang dilakukan oleh internal auditor maka pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan di atas adalah
sangat berhubungan sekali, apakah telah dijalankan dengan semestinya atau hanya berupa
catatan-catatan saja.
Setiap internal auditor didalam melaksanakan tugasnya melakukan audit pembelian dan
pemakaian bahan baku terlebih dahulu harus membuat rencana audit sebelum melakukan
tugas pelaksanaan audit. Perencanaan ini harus didokumentasikan.
Dalam tugas perencanaan akan melakukan audit pendahuluan terhadap pembelian dan
pemakaian bahan baku untuk mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai semua aspek
penting dari pelaksanaan pembelian dan pemakaian bahan baku di perusahaan tersebut.
Informasi ini akan dipakai sebagai alat kerja dalam merencanakan tahap pelaksanaan audit
terhadap audit pembelian dan pemakaian bahan baku yang sekaligus mencakup :
1. Menentukan tujuan dan ruang lingkup audit
2. Memperoleh informasi mengenai latar belakang kegiatan yang akan diaudit
3. Menentukan sumber daya yang perlu untuk melakukan audit
4. Membicarakan dengan mereka yang terlibat dalam audit
5. Melakukan pemahaman dan survey lapangan, mengenai kegiatan dan pengendalian yang
akan diaudit, mengetabui titik berat audit dan minta saran dari bagian yang diaudit
6. Membuat audit program
7. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa audit akan disampaikan.
8. Mendapatkan persetujuan atas perencanaan audit
Rumusan Sasaran Strategy Sebagai Objek Audit
Pelaksana kegiatan audit harus berusaha mencari dan menemukan informasi tentang rumusan
sasaran strategik fungsi pembelian dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti
besaran perusahaan, pada sektor industri apa perusahaan bergerak, berbagai jenis pengeluaran
yang dilakukan, terutama dalam jumlah besar, tipe-tipe produk yang dihasilkan dan
dipasarkan serta dijual oleh perusahaan. Kemampuan peruahaan untuk menduduki posisi
tawar yang kuat atau tidak.
Perencanaan Induk Sebagai Objek Audit
Rencana induk bidang pembelian sangat penting untuk dijadikan objek audit. Sebab tepat
tidaknya rencana induk akan berpengaruh kuat pada lancar tidaknya berbagai kegiatan lain
dalam perusahaan, diselenggarakan, termasuk perencanaannya. Dengan kata lain, satuan
pembelian harus mengkoordinasikan kegiatan dan proses perencanaannya dengan berbagai
satuan atau bidang lain dalam perusahaan yang bersangkutan. Bahkan rencana
indukperusahaan sebagai keseluruhan juga turut dipengaruhinya. Contoh konkretnya adalah
bahwa jika rencana induk satuan pembelian dikoordinasikan dengan baik dengan rencana
produksi, rencana pemasaran, rencana promosi dan periklanan serta rencana penjualan,
berarti bahwa kegiatan produksi akan berjalan lancar berkat tersedianya bahan mentah dan
bahan baku yang diperlukan dalam arti jumlah, jenis, mutu dan waktu penyerahannya oleh
pemasok. Pada gilirannya, jika proses produksi berjalan lancar, bidang pemasaran dan
bidang-bidang lainnya akan dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Tipe dan Struktur Organisasi sebagai Objek Audit
Fungsi Pembelian diselenggarakan secara terpusat artinya hanya ada satu unit kerja yang
diberi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan segala jenis pembelian barang, bahan,
mesin, suku cadang dan sarana kerja lainnya. Selain itu satuan kerja pembelian harus mampu
bekerja sama dengan berbagai pihak yang harus dilayani dan didukungnya. Kemampuan
satuan kerja pembelian menjual dirinya kepada komponen-komponen lain perlu dibuktikan
antara lain dengan jalan (a) tidak menonjolkan kekuasaannya, (b) penekanan pentingnya
koordinasi dan kerja sama, (c) bahwa posisi yang diduduki oleh satuan kerja tersebut dalam
organisasi sudah tepat, dan (d) bahwa di jajaran unit kerja terdapat tenaga kerja yang
keuangan mereka. Pada beberapa perusahaan sedang, pembelian utama dilakukan oleh
masing-masing departemen. Sebagai contohnya, fungsi kontrol persediaan membeli bahanbahan kebutuhan dan bahan baku untuk memenuhi permintaan pelanggan langsung dari
pemasok
DAFTAR PUSTAKA
http://ngeblogwebid.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-dan-lingkup-audit.html
masodah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../audit+manajemen.ppt
Bayangkara, IBK. Manajemen Audit Prosedur dan Implementasi. Salemba Empat. 2010
Hamilton, Alexander,Ph.D.Manajemen Auditing, meningkatkan efektivitas dan efisiensi,
penerbit Modern Business New York,1986.