Plat
Plat
29/11/2004
Definisi
Pelat 1 Arah (One-way Slab)
Perhitungan sama seperti Balok
Mty
lx
Mty
Mly
ly
Mtx
Mlx
Mty
Mtx
lx
Mty
Mly
ly
29/11/2004
29/11/2004
Waffle Slab
29/11/2004
Sistem Pelat
Pelat dengan
dengan Balok
Balok
Sistem
1
a
2.00
2
Semua kolom 50/50
4.00
3
g
h
4.00
+
4.25
100
4
Semua balok anak
melintang 30/45
3.00
5
Semua balok induk memanjang 30/45
4.00
6
Semua balok induk
melintang 40/60
4.00
7
2.00
8
2.00
29/11/2004
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
2.00
Syarat Ketebalan
Pasal 11.5 SNI 03-2847-2002
D
Komponen struktur beton bertulang yang mengalami lentur harus direncanakan agar mempunyai kekakuan yang cukup untuk membatasi lendutan/deformasi apapun yang dapat memperlemah kekuatan atau mengurangi kemampuan layan struktur pada beban kerja.
Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah diatur menurut Tabel 8 sebagai
berikut :
Tabel 8 : Tebal min. balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung
Tebal minimum, h
Komponen
struktur
Pelat massif
satu arah
Balok atau pelat rusuk
satu arah
Catatan :
Dua tumpuan
Satu ujung
Kedua ujung
Kantilever
sederhana
menerus
menerus
Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau
konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar
l /20
l /24
l /28
l /10
l /16
l /18.5
l /21
l /8
3
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk struktur dengan beton normal ( w c = 2400 kg/m ) dan tulangan
Bj.TD-40. Untuk kondisi yang lain, nilai-nilai di atas harus dimodifikasikan terlebih dulu.
29/11/2004
Bila lendutan harus dihitung, maka lendutan yang terjadi seketika sesudah bekejanya beban
harus dihitung dengan metoda atau formula standar untuk lendutan elastis, dengan memperhitungkan pengaruh retak dan tulangan terhadap kekakuan komponen struktur.
Lendutan tersebut tidak boleh melebihi nilai-nilai ijin menurut Tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9 : Lendutan ijin pelat
Jenis komponen struktur
Atap datar yang tidak menahan
atau tidak disatukan dengan komponen
nonstruktural yang mungkin akan
rusak oleh lendutan yang besar
Lantai datar yang tidak menahan
atau tidak disatukan dengan komponen
nonstruktural yang mungkin akan
rusak oleh lendutan yang besar
Atap atau lantai yang menahan atau
disatukan dengan komponen nonstruktural
yang mungkin akan rusak oleh lendutan
yang besar
Atap atau lantai yang menahan atau
disatukan dengan komponen nonstruktural
yang mungkin tidak akan rusak oleh
lendutan yang besar
29/11/2004
Batas lendutan
l /180
l /360
l /480
l /240
Tebal minimum pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan-tumpuannya dan
mempunyai rasio ly/lx tidak lebih dari 2 harus memenuhi Tabel 10 tapi tidak boleh kurang
dari : (a) Pelat tanpa penebalan 120 mm, (b) Pelat dengan penebalan 100 mm.
Tabel 10 : Tebal minimum pelat tanpa balok interior
Tanpa penebalan
Teg. Leleh
f y (MPa)
Panel luar
Tanpa
Dengan
balok pinggir balok pinggir
Dengan penebalan
Panel
dalam
Panel luar
Tanpa
Dengan
balok pinggir balok pinggir
Panel
dalam
300
l /33
l /36
l /36
l /36
l /40
l /40
400
l /30
l /33
l /33
l /33
l /36
l /36
500
l /28
l /31
l /31
l /31
l /34
l /34
Catatan :
(a) Untuk tulangan dengan tegangan antara 300 MPa dan 400 MPa atau antara 400 MPa dan 500 MPa, gunakan
interpolasi linier
(b) Penebalan panel disefinisikan dalam 15.3.7.1 dan 15.3.7.2
29/11/2004
Tebal minimum pelat dengan balok yang menghubungkan tumpuan-tumpuan pada semua
sisinya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
(a) Untuk m [ 0.20 pakai persyaratan untuk pelat tanpa balok interior,
(b) Untuk 0.20 [ m < 2.0 pakai persamaan (16), tapi tidak boleh kurang dari 120 mm,
(c) Untuk m > 2.0 pakai persamaan (17), tetapi tidak boleh kurang dari 90 mm,
(d) Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan > 0.80,
atau sebagai alternatif, ketebalan minimum yang ditentukan menurut persamaan (16)
atau (17) harus dinaikkan paling tidak 10%.
fy
ln 0.80 +
1500
h=
36 + 5 (m 0.20)
dimana :
29/11/2004
(16)
fy
ln 0.80 +
1500
h=
36 + 9
(17)
h = tebal pelat
m = nilai rata-rata untuk semua balok tepi dari suatu panel
= rasio bentang bersih arah memanjang terhadap arah memendek pelat
ln = bentang bersih arah memanjang panel pelat
E I
= cb b Rasio kekakuan balok terhadap pelat
Ecp I p
Kuliah - 5 Dicky Imam Wahjudi
Program Diploma Sipil FTSP-ITS
10
lx
ly
II
lx
ly
III
lx
ly
IVA
lx
ly
IVB
ly
VB
lx
ly
VIB
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
> 2.5
44
52
59
66
73
78
84
88
93
97
100
103
106
108
110
112
125
44
45
45
44
44
43
41
40
39
38
37
36
35
34
33
32
25
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
q.lx2.X
21
21
52
52
28
28
68
68
22
32
25
21
59
54
33
28
77
72
28
35
28
20
64
56
38
28
85
74
34
37
31
19
69
57
42
27
92
76
42
39
34
18
73
57
45
26
98
77
49
40
36
17
76
57
48
25
103
77
55
41
37
16
79
57
51
23
107
78
62
41
38
14
81
57
53
23
111
78
68
41
40
13
82
57
55
22
113
78
74
41
40
12
83
57
57
21
116
78
80
40
41
12
83
57
58
19
118
79
85
39
41
11
83
57
59
18
119
79
89
38
41
11
83
57
59
17
120
79
93
37
42
11
83
57
60
17
121
79
97
36
42
10
83
57
61
16
122
79
100
35
42
10
83
57
61
16
122
79
103
35
42
8
83
57
63
13
125
79
125
25
70
79
87
94
100
105
109
112
115
117
119
120
121
122
123
123
125
q.lx2.X
q.lx2.X
32
22
34
20
36
18
38
17
39
15
40
14
41
13
41
12
42
11
42
10
42
10
42
10
42
9
42
9
42
9
42
9
42
8
70
74
77
79
81
82
83
84
84
84
84
84
83
83
83
83
83
q.lx2.X
q.lx2.X
31
37
38
39
45
41
53
41
60
42
66
42
72
41
78
41
83
40
88
39
92
38
96
37
99
36
102
35
105
34
108
33
125
25
84
92
99
104
109
112
115
117
119
121
122
122
123
123
124
124
125
q.lx2.X
q.lx2.X
37
31
41
30
45
28
48
27
51
25
53
24
55
22
56
21
58
20
59
19
60
18
60
17
60
17
61
16
61
16
62
15
63
13
84
92
98
103
108
111
114
117
119
120
121
122
122
123
123
124
125
21
26
55
60
26
21
60
55
26
27
65
65
29
20
66
57
31
28
74
69
32
19
71
57
36
28
82
72
35
18
74
57
40
27
89
74
36
17
77
58
43
26
94
76
38
15
79
57
46
25
99
77
39
14
80
57
49
23
103
78
40
13
82
57
51
22
106
78
40
12
83
57
53
21
110
78
41
12
83
57
55
21
114
78
41
11
83
57
56
20
116
78
42
11
83
57
57
20
117
78
42
10
83
57
58
19
118
78
42
10
83
57
59
19
119
78
42
10
83
57
60
18
120
79
42
10
83
57
63
13
125
79
42
8
83
57
Mlx = + 0.001
Mly = + 0.001
Mtx = + 0.001
Mty = + 0.001
Mlx = + 0.001
Mly = + 0.001
Mtx = + 0.001
Mty = + 0.001
Mlx = + 0.001
Mly = + 0.001
Mlx = + 0.001
Mly = + 0.001
lx
ly
VIA
1.1
Mtx = + 0.001
Mly = + 0.001
lx
lx
ly
Keterangan :
ly / lx
1.0
Mlx = + 0.001
Mly = + 0.001
lx
ly
VA
Momen
= Terletak bebas
= Terjepit penuh
29/11/2004
11
1.0
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2.4
44
52
59
66
73
78
84
88
93
97
100
103
106
108
110
112
125
44
45
45
44
44
43
41
40
39
38
37
36
35
34
33
32
25
36
36
42
37
46
38
50
38
53
38
56
37
58
36
59
36
60
35
61
35
62
35
62
34
62
34
63
34
63
34
63
34
63
13
36
37
38
38
38
37
36
36
35
35
35
34
34
34
34
34
38
2
- Mtx = + 0.001 q.lx .X
Mly = + 0.001 q.lx2.X
48
48
55
50
61
51
67
51
71
51
76
51
79
51
82
50
84
50
86
49
88
49
89
49
90
48
91
48
92
47
92
47
94
19
48
50
51
51
51
51
51
50
50
49
49
49
48
48
47
47
56
22
51
28
57
34
62
41
67
48
70
55
73
62
75
68
77
74
78
80
79
85
79
89
79
93
79
97
79
100
79
103
79
125
25
51
57
62
67
70
73
75
77
78
79
79
79
79
79
79
79
75
51
54
57
59
60
61
62
62
63
63
63
63
63
63
63
63
63
22
20
18
17
15
14
13
12
11
10
10
10
13
2
q.lx .X
2
q.lx .X
31
60
38
65
45
69
53
73
59
75
66
77
72
78
78
79
83
79
88
80
92
80
96
80
99
79
102
79
105
79
108
79
125
25
60
65
69
73
75
77
78
79
79
80
80
80
79
79
79
79
75
60
66
71
76
79
82
85
87
88
89
90
91
91
92
92
93
94
lx
ly
Mlx =
II
lx
ly
Mlx =
III
lx
ly
IVA
Mlx = + 0.001
Mly = + 0.001
lx
lx
ly
VA
Mlx = + 0.001
Mly = + 0.001
lx
ly
VB
lx
ly
VIA
31
30
28
27
25
24
22
21
20
19
18
17
17
16
16
15
12
38
43
46
46
53
48
59
50
65
51
69
51
73
51
77
51
80
50
83
50
85
50
86
49
87
49
88
48
89
48
90
48
54
19
43
46
48
50
51
51
51
51
50
50
50
49
49
48
48
48
56
2
- Mtx = + 0.001 q.lx .X
2
Mly = + 0.001 q.lx .X
13
38
48
39
51
38
55
38
57
37
58
36
60
36
61
35
62
35
62
34
62
34
63
34
63
33
63
33
63
33
63
33
63
13
38
39
38
38
37
36
36
35
35
34
34
34
33
33
33
33
38
lx
ly
Mlx =
VIB
2
q.lx .X
2
q.lx .X
2
ly
IVB
ly / lx
Momen
lx
ly
Keterangan :
= Terletak bebas
= Menerus atau Terjepit elastis
29/11/2004
12
Contoh :
D
Perhatikan panel pelat (b) dari gambar halaman 6 di depan, sebagai berikut :
B
30/45
40/60
2.00
30/45
30/45
=
3.00
40 30
= 265 cm
2 2
ln 265
=
= 1.56
sn 170
Misalkan direncanakan pelat tebal = 12 cm, beton : fc = 27 MPa dan baja : fy = 300 MPa ;
Lihat balok as B joint 1 - 2 ;
be
12
60 cm
be = bw + 2hw bw + 8h f
29/11/2004
be = 40 + 8 12 = 136
Kuliah - 5 Dicky Imam Wahjudi
Program Diploma Sipil FTSP-ITS
Wang, dalam bukunya Reinforced Concrete Design, menunjukkan bahwa momen inersia penampang
bersayap bisa dinyatakan sebagai momen inersia penampang segi empat yang di modifikasikan
dengan k :
2
3
be t
t t be t
1 + 1 4 6 + 4 + 1
h h bw h
bw h
k=
b
t
1 + e 1
bw h
be
t
h
bw h3
Sehingga momen inersia penampang T : I = k
12
bw
Ib 1182240
=
= 32.84
36000
Ip
29/11/2004
14
be = 30 + 2 (45 12) = 96
be = 30 + 8 12 = 126
30
Ib 373157
=
= 8.64
I p 43200
Ib 373157
=
= 8.64
I p 43200
29/11/2004
15
be
12
be = bw + hw bw + 4h f
45 cm
be = 30 + 45 12 = 63
30
be = 30 + 4 12 = 78
0.5 200123
Ip =
=
= 14400 cm4
12
12
Ib 315976
=
= 21.94
I p 14400