Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan anlisis data mengenai
Hubungan Antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Ekslusif Terhadap
Kejadian Diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pada Bayi Usia 6-12
Bulan Di Puskesmas Cisadea. Pengambilan Data dilaksanakan bulan Februari
sampai Maret 2014 di Posyandu dibawah naungan Puskesmas Cisadea dengan
responden sebanyak 58 orang.
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian (GAMBARNYA DIBESARIN)

Puskesmas Cisadea merupakan satu dari tiga Puskesmas yang berada di


wilayah Blimbing dan menaungi 27 posyandu. Terletak di Jalan Cisadea No 19
Kecamatan Blimbing. Puskesmas ini melayani pengobatan umum, pemeriksaan
laboratorium, imunisasi tetapi tidak memiliki rawat inap.

5.2 Deskripsi Karakteristik Responden


5.2.1 Karakteristik Responden Orang Tua
5.2.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Mengenai usia orang tua yang menjadi responden, berdasarkan
hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut:
Usia Responden
12%
Usia 23-25

28%

Usia 26-28
60%

Usia 29-31

Gambar 5.2 Rentang Usia Orang Tua responden di Posyandu di bawah


naungan Puskesmas Cisadea

Kelompok responden menunjukkan usia 23 25 tahun 7 (12%), usia 26


28 tahun 35 (60%) dan usia 29 31 tahun 16 (28%).
5.2.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan

Dasar (SD - SMP)


60%

40%
Menengah (SMA/Sederajat)

Gambar 5.3 Pendidikan Orang Tua Bayi di Posyandu dibawah naungan


Puskesmas Cisadea

Kelompok responden menunjukkan pendidikan orang tua SMA 35 (60%),


SMP 18 (23%) dan SD 5 (9%).
5.2.1.3 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan
13%
Ibu Rumah Tangga

Swasta
87%

Gambar 5.4 Pekerjan Orang Tua Bayi di Posyandu dibawah naungan


Puskesmas Cisadea

Kelompok menunjukkan tidak bekerja/ibu rumah tangga 52 (87%) dan


swasta 6 (13%).
5.2.2 Karakteristik Bayi Responden Berdasarkan Usia
Bayi yang memenuhi syarat sebagai sampel sebanyak 58 responden.
Adapun penjelasan mengenai responden adalah sebagai berikut

5.2.2.1 Deskripsi Karakteristik Bayi Responden Berdasarkan Usia

Usia
12%
7 bulan
21%

8 bulan

5%
26%
9 bulan

10 bulan

11 bulan

36%

Gambar 5.5 Usia Bayi pada Posyandu dibawah naungan Puskesmas Cisadea

Kelompok responden menunjukkan bayi usia 7 bulan 15 (26%), usia 8 bulan


21 (36%), usia 9 bulan 12 (21%), usia 10 bulan 7 (12%) dan usia 11 bulan 3
(5%).
5.3 Analisis Data Univariat
5.3.1 Analisis Data Pelaksanaan IMD dan ASI Ekslusif
Dari hasil jawaban responden yang telah diolah dapat diketahui kategori
pelaksanaan IMD dan ASI Ekslusif yang disajikan dalam tabel 5.1 dan 5.2
berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan IMD
Pelaksanaan IMD
IMD (+)
IMD (-)

Frekuensi
38
20

Prosentase (%)
66%
34%

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan ASI Ekslusif


Pelasanaan ASI Ekslusif
ASI Ekslusif (+)
ASI Ekslusif (-)

Frekuensi
44
14

Prosentase
76%
24%

Berdasarkan kedua tabel diatas menunjukkan pelaksanaan IMD (+) 38


(66%), IMD (-) 20 (66%), ASI Ekslusif (-) 14 (24%) dan ASI Ekslusif (+) 44
(76%).
5.3.2 Analisis Data Kejadian Diare dan ISPA
Dari hasil jawaban responden yang telah diolah, dapat diketahui kategori
kejadian diare dan ISPA pada bayi usia 6-12 bulan yang disajikan dalam
tabel 5.3 dan 5.4berikut:
Tabel 5.3 Distribusi Kejadian Diare Pada Bayi Usia 6-12 Bulan
Kejadian diare
Diare (-)
Diare (+)

Frekuensi
48
10

Prosentase (%)
83%
17%

Tabel 5.4 Distribusi Kejadian ISPA Pada Bayi Usia 6-12 Bulan
Kejadian ISPA
ISPA (-)

Frekuensi
28

Prosentase (%)
48%

ISPA (+)

30

52%

Dari kedua tabel diatas dapat terlihat bahwa dari 58 responden yang pernah
mengalami diare 5 (9%), tidak mengalami diare 53 (91%), mengalami batuk
pilek 30 (52%) dan tidak mengalami batuk pilek 28 (48%).

5.4 Analisis Data Bivariat


5.4.1 Analisis Data Hubungan Antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
ASI Ekslusif Terhadap Kejadian Diare dan Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Cisadea
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara IMD dan ASI
Ekslusif terhadap kejadian diare dan ISPA pada bayi usia 7-11 bulan di
Puskesmas Cisadea, maka perlu dilakukan tabulasi silang analisis data
menggunakan Spearmen Rank yang dapat menggambarkan penyebaran data
secara lebih rinci.
Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hubungan Antara Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi Usia 7-11 Bulan di Puskesmas
Cisadea
Pelaksanaan

Kejadian Diare

Inisiasi Menyusu

Total

Dini (IMD)
IMD (+)

Diare (-)

Diare (+)

38

38

IMD (-)

11

48

10

58

IMD (-) dengan


PASI
Total

Pada hasil tabulasi silang (crosstab) di atas terlihat bahwa dengan


melaksanakan IMD kejadian diare (+) ditunjukkan oleh 0 responden dan 38
responden pada diare (-). Sedangkan untuk yang tidak melaksanakan IMD
terlihat kejadian diare (+) sebanyak 2 responden dan diare (-) sebanyak

9responden. Selain itu pada yang tidak melaksanakan IMD dan memberikan
MPAsi kejadian diare (+) 8 untuk kejadian diare (-) 1.

R . Prevalens
D
R . Prevalens
D

Prevalensi rasio

38 11

38 9

418
342

1,2

Artinya dari prevalensi rasio adalah dengan pelaksanaan IMD dapat


meningkatkan 1,2 kali ketahanan bayi terhadap kejadian diare.
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hubungan Antara Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) Terhadap Kejadian ISPA (Batuk Pilek) Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di
Puskesmas Cisadea.

Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)
IMD (+)
IMD (-)
IMD (-) dengan
PASI

Kejadian ISPA (Batuk Pilek)


ISPA (-)
26
1
0

ISPA (+)
12
10
9

Total

38
11
9

Total

27

31

58

Pada tabulasi silang (crosstab) tabel kedua terlihat bahwa dengan


melaksanakan IMD kejadian ISPA (+) sebanyak 12 responden dan 26 responden
untuk ISPA (-). Untuk pelaksanaan IMD (-) terlihat kejadian ISPA (+) 10
responden dan ISPA (-) sebanyak 1 responden. Pada pelaksanaan IMD (-)
disertai pemberian PASI ditemukan kejadian ISPA (+) 9 dan ISPA (-) 0
responden.

R . Prevalens
R . Prevalens
D

Prevalensi rasio

26 11

38 1

286
38

7,5
Artinya dari prevalensi rasio adalah dengan pelaksanaan IMD dapat
meningkatkan 7,5 kali ketahanan bayi terhadap kejadian ISPA.
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hubungan Antara Pelaksanaan ASI Ekslusif Terhadap
Kejadian Diare di Puskesmas Cisadea.

Pelaksanaan ASI

Kejadian Diare

Ekslusif
ASI Ekslusif (+)
ASI Ekslusif (-)
Total

Diare (-)
43
11
54

Diare (+)
1
3
4

Total

44
14
58

Pada tabulasi silang (crosstab) tabel ketiga terlihat pelaksanaan ASI


Ekslusif (+) memberikan efek pada kejadian diare (+) 1 responden dan kejadian

diare (-) 43 responden. Sedangkan pada pelaksanaan ASI Ekslusif (-)


memberikan efek kejadian diare (+) 3 responden dan kejadian diare (-) 11
responden

Prevalensi rasio

R . Prevalens
R . Prevalens
D

43 14

44 11

602
484

1,4

Artinya dari prevalensi rasio adalah dengan pelaksanaan ASI ekslusif


dapat meningkatkan 1,4 kali ketahanan bayi terhadap kejadian diare.
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Hubungan Antara Pelaksanaan ASI Ekslusif Terhadap
Kejadian ISPA di Puskesmas Cisadea

Pelaksanaan ASI

Kejadian Diare

Total

Ekslusif
ASI EKslusif (+)
ASI Ekslusif (-)
Total

Hasil

tabulasi

ISPA (-)
26
2
28

silang

(crosstab)

ISPA (+)
18
12
30

pada

tabel

44
14
58

terlihat

dengan

melaksanakan ASI Ekslusif kejadian ISPA (+) 18 responden dan kejadian ISPA (-)

26 responden. Sedangkan pada yang tidak melaksanakan ASI Ekslusif kejadian


ISPA (+) 12 responden dan kejadian ISPA (-) 2 responden.

R . Prevalens
R . Prevalens
D

Prevalensi rasio

26 14

44 2

364
88

4,1
Artinya dari prevalensi rasio adalah dengan pelaksanaan ASI ekslusif
dapat meningkatkan 4,1 kali ketahanan bayi terhadap kejadian ISPA
Dari hasil uji korelasi spearman diperoleh nilai koefisien korelasi antara
IMD dengan kejadian diare nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05) yang
berarti IMD memiliki hubungan (korelasi) yang lemah dengan kejadian diare.
Arah korelasi negatif menunjukkan adanya penurunan kejadian diare terhadap
pelaksanaan IMD. Sedangkan untuk nilai koefisien korelasi antara IMD dan
kejadian ISPA nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p<0,05) yang berarti IMD
memiliki hubungan (korelasi) yang lemah dengan kejadian ISPA. Arah korelasi
negatif menunjukkan penurunan kejadian ISPA terhadap pelaksanaan IMD.
Pada uji korelasi spearman untuk ASI Ekslusif diperoleh nilai koefisien
korelasi antara ASI Ekslusif dengan kejadian diare nilai siginfikansi (p) sebesar
0,000 (p<0,05) yang berarti ASI Ekslusif memiliki hubungan (korelasi) yang
lemah dengan kejadian diare. Arah korelasi negatif menunjukkan adanya
penurunan kejadian diare terhadap pelaksanaan ASI Ekslusif. Sedangkan untuk
nilai koefisien korelasi antara ASI Ekslusif dan kejadian ISPA nilai signifikansi (p)

sebesar 0,006 (p<0,05) yang berarti ASI Ekslusif memiliki hubungan (korelasi)
yang lemah dengan kejadian ISPA. Arah korelasi negatif menunjukkan
penurunan kejadian ISPA terhadap pelaksanaan ASI Ekslusif.
Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang
menyatakan terdapat hubungan antara IMD dan ASI Ekslusif terhadap kejadian
ISPA dan diare pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Cisadea.

Anda mungkin juga menyukai