A. Latar belakang
Pemakaian beton dan bahan-bahan vulkanik sebagaibahan pembentuknya
telah dimulai sejak zamanYunani dan Romawi, bahkan diperkirakan sebelum
itu.Penggunaan beton bertulang secara intensif dimulaipada awal abad ke sembilan
belas.Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannyamengenai prinsip-prinsip
konstruksi dengan meninjaukelemahan bahan beton terhadap tariknya.Pada tahun
1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinyamembuat kapal kecil dari bahan semen
untukdipamerkan pada pameran dunia tahun 1855.J. Monir, seorang ahli taman dari
Prancis, mematenkanrangka metal sebagai tulangan beton untuk mengtasitariknya
pada tempat tamannya
Beton keras dapat dikategorikan berkualitas baik jika mempunyai sifat sifat
kuat, awet, kedap air dan memiliki kemungkinan perubahan dimensi yang kecil.
Pengujian sifat sifat mekanis beton keras yang sering dilakukan, diantaranya
adalah: a) kuat tekan, b) kuat tarik, dan c) kuat lentur.
Dewasa ini material beton banyak digunakan sebagai bahan utama
pembangunan rumah tinggal, gedung bertingkat tinggi, infrastruktur jembatan, jalan
raya dan sejenisnya. Ada macam-macam jenis beton berdasarkan kuat tekannya,
Kekuatan tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur,
oleh karena itu dalam penggunaanya perlu dicari berapa nilai kuat tekan betonnya
agar sesuai dengan kebutuhan struktur yang direncanakan.
B. Tujuan praktikum
Mengetahui bagaimana pengaruh nilai kekuatan tekan beton kubus terhadap
penggunaannya pada bidang kontruksi
II. TINJAUAN PUSTAKA
Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang telah umum digunakan
untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain lain. Beton merupakan satu
kesatuan yang homogen. beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus
(pasir), agregat kasar (split), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland
atau semen hidrolik yang lain, kadang kadang dengan bahan tambahan (additif)
yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi
satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti bantuan.
Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air (Semekto
dan Rahmadiyanto, 2001).
Beton semakin tahun semakin banyak digunakan baik di negara maju maupun
di negara yang sedang berkembang, sebagai contoh pada tahun 1976 di Amerika
Serikat di produksi beton 100 juta/tahun, di Canada 11 juta ton per tahun, sedang di
Indonesia pada tahun 1985 diproduksi 14 juta ton. Sampai saat ini produksi semen
(portland cement) terus ditingkatkan seperti kita ketahui produksi semen pada tahun
1998 mencapai 17.250.000 ton per tahun (Sutikno, 2003).
Kuat tekan adalah salah satu sifat beton yang perlu diperhatikan, sebab kuat
tekan beton akan digunakan sebagai dasar dalam perhitungan kekuatan struktur suatu
bangunan. Kekuatan beton terbentuk akibat terikatnya partikel partikel agregat
kasar dan halus oleh pasta semen yang berjalan secara gradual dan berkelanjutan.
Kekuatan beton akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur. Reaksi
hidrasi antara semen dan air yang menghasilkan senyawa calcium silikat (CSH)
sebagai pembentuk kekuatan beton tidak langsung selesai seketika, tetapi berjala
secara berkelanjutan. Laju reaksi hidrasi sangat ditentukan oleh derajat kehalusan
atau distribusi ukuran partikel semen. Semakin kecil ukuran partikel semen, maka
CSH sebagai produk hasil reaksi hidrasi antara semen dan air akan semakin
bertambah. (Hidayat, 2009).
III. METODE PELAKSANAAN
B. Tahapan Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Diukur panjang, lebar dan tinggi beton.
2. Ditimbang masing-masing beton.
3. Diuji ketiga beton kekuatan beton dengan cara menggunakan mesin uji 50k.
4. Diletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
5. Dijalankan mesin, tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar
antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.
6. Dilakukan pembebanan sampai benda uji sampai hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
7. Diamati pola keretakan benda uji.
No
Sampel
1.
No
A
2.
B
1
28391.115
15
15
3.
C
2
28
15
235.55
15
15
422.22
1720,5904
225
225
ket :
SD = Standar Deviasi (kg/cm2)
Xi = Kuat Tekan (kg/cm2)
B. Analisa Data
Perhitungan :
95
5270,76
xi
SD=
n = jumlah data
235.55
70,7165
13011,9649
(xi -
53
422.22
70,7165
70,7165
= 349,62
)2 = 20003,3153
= P/A
Keterangan :
P
A
= Beban maksimum ( kN )
= Luas penampang bidang beton (cm2 )
Luas (A)
= S2
Beban rata-rata ( P )
Kuat Beton ( bk )
= P/A
No
Sampel
Dimensi (cm)
P
0.1
5
0.1
0.1
5
0.1
0.1
5
0.1
5
0.1
5
5
0.1
5
5
0.1
5
Volume
(cm3)
Berat (kg)
0.003375
8.28
Berat
Volume
(kg/cm3)
2453.33
0.003375
7.86
2328.88
0.003375
8.14
2411.85
C. Pembahasan
Pada pengujia n kuat tekan betion berpenampang kubus dapatlah suatu hasil
perhitungan pengujian kekuatan kuat tekan beton. Diambil tiga buah sampel beton
berbentuk kubus A B dan C. Setiap sampel memiliki ukuran yang sama dengan luas
sebesar 225 cm2 namun memiliki berat yang berbeda ketika ditimbang. Pada sampel
A berat yang terukur adalah 8.28 kilogram, B memiliki berat 7.86 kilogram
sedangkan pada sampel C memiliki berat 8.14 kilogram. Pada sampel A dibutuhkan
beban sebesar 88 ton untuk menghancurkan beton seberat 8.28 kilogram dan pada
sampel B dibutuhkan beban sebesar 53 ton untuk menghancurkan seberat 7.86
kilogram. sedangkan pada sampel C dibutuhkan beban sebesar 95 ton untuk
menghancurkan beton sebesar 8.14 kilogram. Maka diperolehlah kuat tekan beton
pada masing-masing sampel yaitu pada sampel A memiliki kuat tekan sebesar 391.1
kilogram/cm2. Pada sampel B memiliki kuat tekan sebesar 235.55 kilogram/cm 2 lalu
pada sampel C memiliki kuat tekan sebesar 422.22 kilogram/cm2.
Perbedaan kuat tekan yang kita jumpai pada setiap sampel dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
antara
air,
pasir,
dan
semen
harus
sesuai
perbandingannya dan pada saat pencetakan semen harus benar benar padat
terisi semua sehingga tidak ada ruang yang kosong karena mempengaruhi
kekuatan dan kepadatan beton.
3. Umur beton
Periode yang maksimal untuk menghasilkan beton yang kuat adalah
28 hari.
4. Suhu
Suhu yang optimal untuk menghasilkan beton yang kuat berkisaran
antara 20 30 0C. Apabila suhu pemanasan dibawah 20 0C selama 28 hari
maka akan memperlama proses pengeringan beton dan sebaliknya pada suhu
diatas 30 0C akan mempercepat proses pengeringan beton akan tetapi proses
pengeringan beton yang terlalu cepat dapat menyebabkan kerusakan beton
(retak) atau kuat tekannya rendah.
5. Jenis semen
Jenis semen yang berkualitas akan menghasilkan beton yang
berkualitas rendah sehingga akan menghasilkan kuat tekan yang rendah pula,
namun jika sebaliknya kualitas semen bagus akan menghasilkan kualitas
beton yang tinggi. Perlu diketahui bahwa untuk kekuatan beton 35 MPa
menggunakan kadar semen 320
6. Jumlah Semen
Jika semakin banyak semen yang digunakan untuk membuat beton,
maka beton akan memilki kuat tekan yang tinggi namun jika sebaliknya
apabila jumlah semen sedikit maka beton yang dihasilkan akan mudah rapuh
atau hancur sehingga nilai kuat tekan pada beton tersebut rendah.
7. Jenis agregat
Pada umumnya jenis agregat yang digunakan untuk membuat beton
terbagi atas 2 jenis agregat yaitu agregat kasar dan agregat halus. Contoh dari
agregat kasar ini ialah seperti batu kerikil dan pecahan dari batu besar
sedangkan jenis agregat halus seperti pasir.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. 2009. Semen Jenis dan Aplikasinya. Kawan Pustaka. Jakarta Selatan.
Samekto dan Rahmadiyanto. 2001. Teknologi Beton. Kanisius: Yogyakarta.
Sutikno. 2003. Panduan Praktek Beton. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
LAMPIRAN