PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian suhu tubuh ?
Bagaimana mekanisme pengatur suhu tubuh ?
Apa saja macam dari suhu tubuh ?
Faktor apa saja yang mempengaruhi suhu tubuh ?
Bagaimana mekanisme tubuh ketika suhu tubuh berubah ?
Apa sistem penyekat panas itu ?
1.3
TUJUAN
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.adapun tempat
pengukuran suhu tubuh:suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti
rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, kandung kemiih dan suhu
permukaan seperti kulit, aksila, oral. Rasa suhu mempunyai dua submodalitas
yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa
panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang
terdapat di dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran waktju reaksi, dapat
dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan
dengan kecepatan hantaran rasa panas.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu
tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu
tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut
titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Dengan anestesi blok rasa dingin atau panas dapat diblok sehingga objektif
maupun subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:
1. Rasa Suhu Kulit Yang Tetap (Rasa Suhu Static)
Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat akan
dialami oleh orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan
dan kalau ia keluar dari air dan masuk kembali maka ia akan merasakan
hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh beradaptasi secara penuh
terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral
(suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila suhu berada di
atas 36C dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17C.
2. Rasa Suhu Kulit Yang Berubah (Rasa Suhu Dinamik)
Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal
kulit, kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar tehadap
rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi
sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu meninkat ambang rasa hangat
menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu
berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang
terpapar juga berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.
3. Titik Rasa Dingin Dan Panas
Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap rangsangan dingin
dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa suhu
lebih rendah dibandingkan dengan titik rasa raba atau tekan. Titik rasa dingin
lebih banyak dibandingkan dengan titik rasa panas. Kulit wajah daerah yang
paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa dingin paling tinggi.
2.2
umpan balik (feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis
tubuh. Suhu tubuh dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan
reseptor-reseptor suhu perifer dan sentral.
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah :
2. Regulasi Sentral
Pusat regulasi suhu di serebral terletak di hipotalamus. Impuls suhu yang
berjalan melalui traktus spinotalamikus, yang berasal dari kulit, medula spinalis,
jaringan sebelah dalam torak dan abdomen serta bagian otak lainnya akan dibawa
dan diintegrasikan di hipotalamus, yang kemudian akan mengkoordinasi jalur
eferen menuju efektor.
Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh impuls sensoris ini adalah
suatu area yang terletak secara bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira
setinggi korpus mamilaris. Di area ini impuls dari area pre optik dan dari perifer
tubuh digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi
penyimpanan panas tubuh.
Pada manusia, suhu inti diatur dalam suatu limit yang kecil yang disebut
set-point. Set-point ini yang mengatur adalah hipotalamus posterior. Nilai ambang
suhu inti tidak melebihi 0,4C, pada umumnya berkisar 36,7-37,1C. Nilai ambang
ini disebut interthreshold range. Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan
mengintegrasikan input suhu yang berasal dari perifer dan inti serta
membandingkan dengan set-point di hipotalamus posterior.
Interthreshold range ini bisa berubah pada penderita hipotiroid, hipertiroid,
infeksi, exercise/olah raga, makanan, anestesi dan pemberian obat-obatan,
misalnya alkohol, sedatif dan nikotin. Regulasi sentral ini intact pada bayi, tetapi
seringkali terganggu pada orang tua atau penderita sakit kritis.
3. Respon Eferen
Respon termoregulasi dari perubahan suhu terdiri dari perubahan tingkah
laku. Pada manusia dengan kesadaran penuh, perubahan tingkah laku lebih
bermanfaat dalam mempertahankan suhu tubuh. Saat hipotalamus mendeteksi
penurunan suhu tubuh, impuls akan berjalan dari hipotalamus menuju korteks
serebri untuk memberikan individu tersebut sensasi dingin. Akibatnya terjadi
perubahan tingkah laku, misalnya peningkatan aktivitas motorik, seperti berjalan
menuju tempat yang lebih hangat atau memakai baju hangat.
Respon yang lainnya adalah respon vasomotor. Respon vasomotor terbagi
menjadi 2 yaitu, respon terhadap dingin, berupa vasokonstriksi dan piloereksi
serta respon terhadap panas berupa vasodilatasi dan pengeluaran keringat
(sweating).
Suhu inti jika berada dibawah nilai ambang akan merangsang terjadinya
vasokonstriksi, termogenesis non-shivering dan shivering. Jika suhu melebihi
nilai ambang akan mengaktivasi vasodilatasi dan pengeluaran keringat. Tidak
terjadi respon termoregulasi jika suhu inti berada diantara dua nilai ambang ini
(interthreshold range).
Efektor menentukan suhu lingkungaan yang dapat diterima oleh tubuh
sementara suhu inti tetap dipertahankan normal. Ketika mekanisme efektor ini
dihambat, toleransi terhadap perubahan suhu akan menurun, hingga mekanisme
efektor lain tidak bisa mengkompensasi perubahan suhu tersebut.
2.3
lemak
coklat
yang
tertimbun
dalam
jaringan
untuk
pengeluaran
hormone
progesterone
pada
masa
ovulasi
selain
mengakibatkan
merangsang
gesekan
antar
peningkatan
komponen
otot
laju
atau
metabolisme,
organ
yang
pusat
simpatis
hipotalamus posterior.
Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada
folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia,
tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi
10
tubuh, hormon tiroidmeningkatkan laju reaksi kimia pada hampir seluruh sel tubuh. Bila
hormontiroid disekresi dalam jumlah besar, BMR dapat meningkat 100% diatas
normal.Tidak adanya hormon tiroid dapat mengurangi setengah jumlah BMR,
yangmenyebabkan penurunan produksi panas. Stimulasi system saraf simpatis
olehnorepinefrin dan epinefrin juga dapat meningkatkan laju metabolik jaringantubuh.
Mediator kimia ini menyebabkan glukosa darah turun, yang akanmenstimulasi sel untuk
menghasilkan glukosa. Hormon seks pria,testoreronmeningkatkan BMR. Pria memiliki
BMR yang lebih tinggi dibandingkanwanita.
2. Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan, membutuhkan tambahanenergy.
Laju metabolic dapat meningkat diatas 2000 kali normal. Produksi panasdapat meningkat
diatas 50kali normal.
3. Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbedadalam
tubuh.gerakan otot skelet selama menggingil membutuhkan energy yangsignifikan
menggingil dapat meningkatkan produksi panas 4 sampai 5 kali lebihbesar dari normal.
Panas diproduksi untuk memproduksi panas.
Bila laju pembentukan panas didalam tubuh lebih besar daripada lajuhilangya panas,
panas akan timbul didalam tubuh dan suhu tubuh akan meningkat.Sebaliknya bila kehilangan
panas lebih panas lebih besar, panas tubuh dan suhutubuh akan menurun sebagian besar, panas
tubuh dan suhu tubuh akan menurun.
2.7 PROSES HILANGNYA PANAS DARI KULIT KE LINGKUNGAN
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari
tubuh memiliki panjang gelombang 520 mikrometer. Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi
merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau
15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetic pada
gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan
ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara
bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi
pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga
udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
11
2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan
benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas
dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda
umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua
mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan
benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat
isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi
secara efektif terus menerus.
3. Evaporasi
Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas
tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan
kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak
berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12
16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi
terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan
system pernafasan.
4. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.
Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan
menjadi dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat,
naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan
dalam pertukaran panas.
2.8
SISTEM PENYEKAT PANAS
2.8.1 Pengertian Kompres
Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat,
dikenakan dengan tekanan; kadang-kadang mengandung obat dan dapat bersih
ataupun kering, panas ataupun dingin (Kamus Dorland, 1996).
2.8.2 Tujuan Kompres
1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri
12
sampah tubuh.
Meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh.
Mempercepat penyembuhan.
Dapat menyejukkan
Pemberian kompres panas/hangat pada daerah tubuh akan memberikan
Dingin sekali
Dingin
Sejuk
Hangat kuku
Hangat
Panas
Sangat panas
BAB III
14
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas
diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus
arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak
otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian,
kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu
tubuh.
Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan
kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka
kecendrungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang
hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi konveksi sangat di
tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna
3.2
SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam penulis ini adalah sebagai berikut:
1. Para pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah wawasan
mengenai suhu, dan produksi panas tubuh secara benar.
2. Pada makalah ini penulis membahas tentang bahan suhu dan panas tubuh.
Penulis menyarankan kepada para pembaca agar dapat membahas lebih lanjut
mengenai panas dan suhu tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Cameron, John R, dkk. Fisika Tubuh Manusia edisi 2. 2006. Jakarta: EGC
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. 2003. Jakarta: EGC
15
16