Anda di halaman 1dari 7

ERUPSI GIGI

I.

Definisi
Erupsi gigi ialah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang
dimulai dari tempat pembentukkan gigi di dalam tulang alveolar kemudian gigi
menembus gingiva sampai akhirnya mencapai dataran oklusal pada posisi
fungsional dalam rongga mulut. Proses erupsi gigi tidak dapat di pisahkan dari
proses pembentukan gigi atau odontogensis.

II.

Perkembangan gigi
Odontogenesis ialah proses pembentukan gigi yang berasal dari dua jaringan
yaitu ektoderm yang akan membentuk enamel dan mesoderm yang akan
membentuk dentin, sementum, pulpa dan jaringan penunjang lainnya.
Perkembangan gigi dibagi menjadi 3 tahap yaitu : tahap pra-erupsi, tahap prafungsional (erupsi) dan tahap fungsional.
2.1 Tahap pra-erupsi
Perkembangan gigi geligi pada masa embrional dimulai sekitar hari ke 28
usia gestasional. Gigi desidui berkembang pada minggu ke 6 dan minggu ke
8 sedangkan gigi permanen berkembang pada minggu ke 20. Seteleh
pembentukan gigi, gigi akan termineralisasi dan akhirnya akan keluar
menembus gingiva (erupsi). Tahap pra erupsi ialah tahap disaat mahkota
gigi terbentuk dan posisinya berada di dalam tulang rahang cukup stabil,
akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai bergerak di dalam tulang rahang
kearah rongga mulut, penetrasi mukosa dan pada saat akar gigi terbentuk
setengan sampai dari panjang akar.
Tahap pra-erupsi terdiri dari:
a. Inisiasi (bud stage)
tahap inisiasi merupakan tahap awal terbentuknya benih gigi dari
epitel

mulut.

Penebalan

jaringan

ectodermal

dan

pembentukankuntum gigi yang dikenal sebagai organ enamel


terjadi pada minggu ke 10 IU. Sel-sel tertentu pada lapisan basal
dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya .
Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal

lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan
bawah.
b. Proliferasi (cap stage)
Cap stage dimulai pada minggu ke 11 IU. Sel-sel organ enamel
masih terus berproliferasi hingga organ enamel lebih besar
sehingga membentuk cekung seperti topi. Bagian yang cekung diisi
oleh kondensasi jaringan mesenkim dan berproliferasi membentuk
papilla dentis yang akan membentuk dentin. Papilla dental yang
dikelilingi oleh oran enamel akan berdiferensiasi menjadi pulpa.
Sel-sel medensing yang berada disekeliling organ gigi dan papilla
gigi akan memadat dan membentuk fibrous yang disebut kantong
gigi yang nantinya akan menjadi sementuk, membrane periodontal
dan tulang alveolar.
c. histodiferensiasi (bell stage)
dalam tahap ini terjadi perubahan bentuk organ enamel dari yang
sebelumnya berbentuk topi menjadi berbentuk bel. Sel-sel epitel
enamel dalam menjadi semakin memanjang dan membentuk
silindris (ameloblas) yang akan berdiferensiasi menjadi enamel
sedangkan sel-sel bagian tepi dari papilla gigimenjadi odontoblas
yng akan berdiferensiasi menjadi dentin
d. morfodiferensiasi
morfodiferensiasi adalah sususan sel-sel dalam perkembangan
bentuk dari suatu jaringan atau organ. Perubahan morgodiferensiasi
ini mencakup pembebtukan pola morfologi dan ukuran relatif
mahkota gigi.
e. Aposisi
Aposisi merupakan pengendapan matriks pada struktur jaringan
keras gigi (email, dentin dan sementum)
f. Kalsifikasi
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium
anorganik selama pengendapan matriks terjadi. Kalsifikasi dimulai
dari dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi
sengan penambahan lapis demi lapis. Tahap kalsifikasi gigi desidui

dimulau pada minggu ke 14 prenatal dan diikuti dengan kalsifikasi


gigi M1 pda minggu ke -15, gigi insisivus lateral pada minggu ke16, kaninus pada minggu ke-17 dan gigi M2 pada minggu ke-18
Tahap, pola kalsifikasi, bentuk korona dan juga komposisi
mineralisasi bervariasi pada masing-masing individu tergantung
dari faktor genetic.
2.2 Tahap Erupsi Gigi / pra-fungsional
Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara aksial yang
dimulai dari tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar sampai
pada akhirnya mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut. Erupsi
gigi sendiri merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimuali dari
tahap awal pembentukan gigi sampai pada gigi muncul di dalam rongga
mulut. Menurut LEW gigi dinyatakan erupspi jika tonjol gig atau tepi insisal
gigi muncul menembus gingival dan tidak melebihi 3mm dia atas level
gingival dihitung dari tepi insisal. Gerakan proses erupsi gigi ialah kea rah
vertical, tetapi selama proses erupsi berlangsung gigi juga mengalami
pergerakan miring, rotasi dan pergerakan kearah mesial. Erupsi gigi terjadi
terus menerus tidak hanya sampai saat erjadi kontak dengan gigi
antagonisnya tetapi juga sesudahnya. Erupsi gigi berakhir bila gigi telah
tanggal.
Teori mekanisme erupsi gigi dibagi kedalam 2 kelompok yaitu:
1. gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang
dihasilkan dari bawah dan sekitarnya seperti pertumbuhan tulang
alveolar, akar, tekanan darah atau cairan dalam jaringan
2. gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung
sekitar periodontal.
Pertumbuhan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan
jaringan ikat disekitar soket gigi. Proliferasi aktif dari ligament periodontal
akan mengkasilkan tekanan sekitar kantung gigi yang mendorong gigi kea
rah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap ini semakin bertambah seiring
meningkatkan permeabilitan vascular di sekitar ligament periodontal yang
memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vascular sehingga
terbentuk penumpukan cairan di sekitar ligament periodontal yang
kemudian menghasilkan teknan erupsi. Faktor lain yang juga berperan ialah

perpanjangan pulpa. Pulpa yang berkembang pesat kearah apical dapat


memberikan tekanan pada mahkota ke arah oklusal.
2.3 Tahap Fungsional
Tahap fungsional gigi ialah tahap sejak gigi difungsikan dan berakhir
setelah gigi tanggal. Tahap ini berlangsung selama bertahun-tahun. Selama
tahap ini gigi terus bergerak kearah oklusal, mesial dan proksimal.
Pergerakan gigi dalam tahap fungsional bertujuan agar titik kontak proksimal
gigi dan oklusi gigi dapat dipertahankan.
Dalam tahap fungsional tulang alveolar masih bertumbuh terutama
pada bagian sebelah distak gigi demikian pula pada sementum hal ini terjadi
karena adanya pergerakan gigi itu sendiri. Pada tahap fungsional pergerakan
gigi terjadi karena faktor-faktor yang sama pada tahap pra fungsional namun
pafa tahap fungsional proliferasi ligament berjalan lebih lambat.
III. Waktu erupsi gigi
Waktu erupsi gigi ialah waktu munculnya tepi insisal gigi pada gingiva. Gigi
yang bererupsi pertama kali ialah gigi susu atau gigi desidui sampai nantinya
gigi desidui akan tanggal dan gigi permanen akan bererupsi menggantikan gigi
desidui. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa tidak ada individu yang
mempunyai waktu erupsi yang persis sama pada rongga mulut. Perbedaan
waktu erupsi selama 6 bulan merupakan hal yang normal.
Jumlah total gigi desidui dalam rongga mulut ialah 20 yaitu 10 pada maksila
dan 10 pada mandibular. Gigi desidui terdiri dari insisivus pertama, insisivus
kedua, caninus, molar pertama dan molar kedua. Gigi desidui yang pertama kali
erupsi ialah insisivus mandubula pada usia 6 bulan dan diakhiri oleh erupsi
molar 2 pada usia 2 tahun. (Gambar 1)

Gamabar 1. waktu erupsi gigi desidui dan permanen


pada dewasa, gigi permanen berjumlah 32 buah yang terdiri dari 4 insisivus, 2
kaninus, 4 premolar dan 6 molar pada masing-masing rahang atas dan bawah. Erupsi

pertama gigi permanen ditandai dengan erupsi gigi molar pertama permanen rahang
bawah pada usia 6 tahun. Erupsi gig permanen paling akhir adalah gigi molar ketiga
rahang aas dan bawah. (Tabel 1)

IV.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi


Variasi dari erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor antara lain:
1. Genetic atau keturunan
faktor genetik memiliki pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan
urutan dari erupsi gigi.
2. Ras
Waktu erupsi dan urutan erupsi pada masing-masing ras dapat berbeda.
Waktu erupsi orang eropa lebih lambar dari padaw aktu erupsi orang
amerika.
3. Jenis kelamin
pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan
dengan anak laki-laki.
4. Lingkungan
a. Sosial ekonomi
faktor sosial ekonomi seseorang dapat mempengaruhi kesehatan, asupan
nutrisi dan faktor lainnya yang berhubungan dengan kesehatan. Anak
dengan tingakt sosial ekonomi rendah cenderung menunjukan waktu
erupsi gigi yang lebih lambat.
b. Nutrisi
Faktor nutrisi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi karena proses
kalsifikasi juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang masuk kedalam
tubuh. Kurangnya nutrisi seperti vitamin D kalsium dan juga gangguan
kelenjar endokrin dalapt memperlambat waktu erupsi gigi.
5. Penyakit lainnya
ada beberapa penyakit yang dapat memberikan gangguan pada erupsi gigi
permanen seperti down syndrome, hipotiroidism, hypopituitarism dan
beberapa tipe dari craniofacial synostosis dan hemifacial atrophy.
6. Faktor lokal
faktor local yang dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi antara lain ialah
jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, gigi berlebih, trauma benih
gigi, mukosa gusi menebal dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Skenario
    Skenario
    Dokumen14 halaman
    Skenario
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • CT Scan
    CT Scan
    Dokumen3 halaman
    CT Scan
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Gastro
    Gastro
    Dokumen1 halaman
    Gastro
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Kemungkinan Pertanyaan Minipro
    Kemungkinan Pertanyaan Minipro
    Dokumen1 halaman
    Kemungkinan Pertanyaan Minipro
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Bno Ivp
    Bno Ivp
    Dokumen2 halaman
    Bno Ivp
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Thorax
    Thorax
    Dokumen3 halaman
    Thorax
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Kesan: Sonografi Abdomen Dalam Batas Normal
    Kesan: Sonografi Abdomen Dalam Batas Normal
    Dokumen1 halaman
    Kesan: Sonografi Abdomen Dalam Batas Normal
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0012
    Scan 0012
    Dokumen1 halaman
    Scan 0012
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Hukum Dan Injil
    Hukum Dan Injil
    Dokumen5 halaman
    Hukum Dan Injil
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • BPH HT
    BPH HT
    Dokumen2 halaman
    BPH HT
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0013
    Scan 0013
    Dokumen1 halaman
    Scan 0013
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • GLAUKOMA
    GLAUKOMA
    Dokumen29 halaman
    GLAUKOMA
    Corry Qy
    Belum ada peringkat
  • Scan 0013
    Scan 0013
    Dokumen1 halaman
    Scan 0013
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0012
    Scan 0012
    Dokumen1 halaman
    Scan 0012
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0011
    Scan 0011
    Dokumen1 halaman
    Scan 0011
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0006
    Scan 0006
    Dokumen1 halaman
    Scan 0006
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan0009 PDF
    Scan0009 PDF
    Dokumen1 halaman
    Scan0009 PDF
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0007
    Scan 0007
    Dokumen1 halaman
    Scan 0007
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0010
    Scan 0010
    Dokumen1 halaman
    Scan 0010
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Scan 0008
    Scan 0008
    Dokumen1 halaman
    Scan 0008
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Hukum Dan Injil
    Hukum Dan Injil
    Dokumen5 halaman
    Hukum Dan Injil
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Abscess Gingiva
    Abscess Gingiva
    Dokumen8 halaman
    Abscess Gingiva
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Anestesi
    Anestesi
    Dokumen19 halaman
    Anestesi
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Seksual, Gangguan Psikologis
    Gangguan Seksual, Gangguan Psikologis
    Dokumen12 halaman
    Gangguan Seksual, Gangguan Psikologis
    DavidVictoriousLukas
    Belum ada peringkat