Anda di halaman 1dari 28

UU

nomor 12 tahun 2012 tentang


Pendidikan Tinggi
!

Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang melipu;


standar nasional pendidikan, standar peneli;an, dan standar pengabdian
kepada masyarakat.

Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan


menengah yang mencakup program diploma, program sarjana,
program magister, program doktor, dan program profesi, serta
program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah


Perguruan Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh
masyarakat.

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama


mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada Masyarakat.

Dosen (pasal 12 dst)


!

Dosen sebagai anggota sivitas Akademika memiliki tugas mentransformasikan


Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang dikuasainya kepada mahasiswa
dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran sehingga mahasiswa
ak;f mengembangkan potensinya.

Dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas mengembangkan Ilmu Pengetahuan


dan/atau Teknologi melalui penalaran dan peneli;an ilmiah dan
menyebarluaskannya.

Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib menulis buku ajar atau
buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah
sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya
akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika.

Wewenang dan Tanggungjawab Dosen dalam Mengajar


Prodi (Permenpan 46 tahun 2013) M: Melaksanakan; B: Membantu

Wewenang dan Tanggungjawab Dosen dalam


Bimbingan Tugas Akhir (Permenpan 46 tahun 2013)

Perubahan mekanisme Perijinan PT baru


!

UU Pendidikan Tinggi nomor 12 tahun 2012 telah menetapkan pola baru


dalam perizinan pendirian PTS dan Penyelenggaraan Prodi PTS. Standar
Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang melipu; standar
nasional pendidikan, standar peneli;an, dan standar pengabdian kepada
masyarakat.

Pola lama:

- izin pendirian PTS maupun pembukaan Prodi PTS diterbitkan terlebih


dahulu oleh Dirjen Dik;, kemudian dalam kurun waktu tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam Surat Keputusan Izin tersebut, PTS wajib untuk meminta
akreditasi kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Pola baru :

. izin pendirian PTS AKAN diterbitkan apabila proposal pendirian PTS telah
memenuhi syarat minimal akreditasi ins9tusi sebagaimana ditetapkan oleh
BAN-PT.

Di dalam surat Keputusan Izin Pendirian PTS maupun Izin


Penyelenggaraan Prodi pada PTS akan tercantum status akreditasi
minimum dari PTS dan/atau Prodi pada PTS yang bersangkutan.

Gelar dinyatakan ;dak sah dan dicabut Menteri:


-

PT dan/atau prodi yang 9dak terakreditasi; dan/atau

Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan Tinggi yang tanpa


hak mengeluarkan gelar akademik dan gelar vokasi.

Apabila karya ilmiah yang digunakan untuk memperoleh gelar akademik, gelar
vokasi terbuk; merupakan hasil jiplakan atau plagiat.

Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan


Tinggi Swasta
!

Permendikbud No. 95 Tahun 2014 Tentang Pendirian, Perubahan, Dan


Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri Serta Pendirian, Perubahan, dan
Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, terdiri atas 2 (dua) bagian utama

"

Bab II Tentang Pendirian Perguruan Tinggi yang mengatur antara lain mengenai
persyaratan dan prosedur pendirian PTS; dan

"

Bab IV Tentang Pembukaan Program Studi yang mengatur antara lain mengenai
persyaratan dan prosedur pembukaan Program Studi pada PTS.

Permendikbud No. 95 Tahun 2014 ini merupakan dasar hukum Pemerintah


untuk menetapkan Prosedur Pendirian PTS dan penyelenggaraan Prodi pada
PTS yang dilakukan secara digital atau daring (online). Telah dilakukan revisi
dalam bentuk uji petik dengan beberapa perubahan antara lain: lama studi,
jumlah sks minimum.

Persyaratan Pendirian PTS


Dokumen administra9f:
1.

Usul Pendirian PTS

2.

Legalitas Badan Penyelenggara

3.

Ketersediaan Lahan untuk Kampus Perguruan Tinggi

4.

Laporan Keuangan Badan Penyelenggara

5.

Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dik;) di wilayah PTS akan
didirikan, atau L2 -Dik; di wilayah Badan Penyelenggara berdomisili

Dokumen persyaratan akreditasi minimum untuk memenuhi SN Dik;:


1.

Studi Kelayakan;

2.

Rancangan Statuta;

3.

Ran.cangan Rencana Strategis (Renstra)

4.

.Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

5.

Rancangan Program Akademik dalam bentuk Proposal Program Studi 1 (satu)


Proposal per Prodi;

Tahap Pengusulan
a. Badan Penyelenggara meminta rekomendasi L2 Dikti di wilayah PTS akan
didirikan. Dalam hal L2 Dikti belum terbentuk di wilayah di mana PTS akan
didirikan, maka tugas dan fungsinya masih dijalankan oleh Kopertis wilayah
setempat tersebut. L2 Dikti atau Kopertis setempat akan memberi rekomendasi
tentang:
1)

rekam jejak Badan Penyelenggara yang berdomisili di wilayah L2 Dikti dimana


PTS akan didirikan. Apabila domisili Badan Penyelenggara berbeda dengan
domisili PTS yang akan didirikan, maka rekomendasi tentang rekam jejak
Badan Penyelenggara diminta dari L2 Dikti di wilayah Badan Penyelenggara
berdomisili;

2)

tingkat kejenuhan berbagai Prodi yang akan diselenggarakan dalam pendirian


PTS tersebut di wilayah L2 Dikti;

3)

tingkat keberlanjutan PTS tersebut jika diizinkan oleh Pemerintah;

4)

keberadaan lahan yang akan digunakan untuk kampus PTS yang akan
didirikan.

b. Badan Penyelenggara membuat dokumen sesuai persyaratan.

Badan Penyelenggara bertanggungjawab atas kebenaran data dan informasi


yang dimuat dalam semua Dokumen di atas.

Dalam hal Badan Penyelenggara memberikan data dan informasi yang tidak
benar, Badan Penyelenggara dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal
242 ayat (1) juncto ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

c. Direktur Jenderal melakukan penilaian dan verifikasi usul pendirian PTS


dengan menugaskan Tim Penilai, yang terdiri atas Sub Tim Penilai Bidang
Kelembagaan dan Sub Tim Penilai Bidang Program Studi

Tahap Penilaian oleh Dikti (Desk Evaluation)


!

Penilaian dokumen dalam bentuk digital oleh Tim Penilai:

"

Dokumen No. 1 sd. Dokumen No. 9 oleh Sub Tim Penilai Bidang Kelembagaan;

"

Dokumen No. 10 oleh Sub Tim Penilai Bidang Program Studi.

Tim Penilai akan memberikan rekomendasi kelayakan untuk masuk pada Tahap
Verifikasi.

Apabila Tim Penilai tidak memberikan rekomendasi kelayakan, maka 10


dokumen usul pendirian PTS dikembalikan secara digital, dan dapat diajukan
kembali pada Periode berikutnya setelah disempurnakan.

Tahap Verifikasi
Tahap ini akan diselenggarakan apabila usul pendirian PTS telah diberi
rekomendasi layak pada Tahap Penilaian (Desk Evaluation).
!

Tahap Verifikasi terdiri atas: Presentasi usul pendirian PTS dilakukan oleh
Ketua Pengurus Badan Penyelenggara (tidak dapat diwakilkan) didampingi
oleh anggota Pengurus lainnya di hadapan Tim Penilai.

Tim Penilai akan memberikan rekomendasi kepada pengusul pendirian PTS


yang memenuhi persyaratan dan prosedur untuk dilakukan visitasi, kepada
Direktur Jenderal pada akhir semua presentasi. Pemberitahuan visitasi kepada
Pengusul dilakukan secara daring (online).

Tahap Visitasi
!

Visitasi ke lokasi rencana kampus PTS oleh Tim Penilai didampingi oleh wakil dari L2
Dikti setempat, diterima oleh Ketua Pengurus Badan Penyelenggara (tidak dapat
diwakilkan) serta anggota Pengurus lainnya.

Verifikasi tercakup dalam 3 aspek: Kelembagaan; Keuangan dan Umum.

calon dosen dan calon tenaga kependidikan;


prasarana dan sarana;
penerimaan lingkungan masyarakat setempat;
Tim Penilai akan memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal pada akhir
visitasi.
Perhatian: Visitasi oleh Tim Penilai tidak berarti izin pendirian PTS pasti diterbitkan.

Tahap Pengusulan kepada Menteri


-

Setelah menerima Rekomendasi kelayakan pendirian PTS dari Tim Penilai,


Direktur Jenderal mengajukan usul pendirian PTS kepada Menteri. Menteri
dapat menolak usul pendirian yang diajukan Direktur Jenderal.

Dalam hal Menteri menyetujui usul Direktur Jenderal, Menteri menetapkan


pendirian PTS yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik,
atau akademi.

Setelah penetapan Menteri sebagaimana dimaksud PTS baru tersebut dapat


menyelenggarakan pendidikan tinggi.

Jadwal Dalam 1 (satu) tahun takwim diselenggarakan 1 (satu) periode


pengusulan pendirian PTS

Rancangan Renstra

Permasalahan utama:
SDM : Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
!

Dosen sebagai anggota sivitas Akademika memiliki tugas mentransformasikan


Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang dikuasainya kepada mahasiswa
dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran sehingga mahasiswa
ak;f mengembangkan potensinya.

Dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas mengembangkan Ilmu Pengetahuan


dan/atau Teknologi melalui penalaran dan peneli;an ilmiah dan
menyebarluaskannya.

Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib menulis buku ajar atau
buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah
sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya
akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika.

Pengembangan peningkatan kualikasi dan kompetensi dosen.

Tenaga Kependidikan: Tenaga Administrasi; Pustakawan; Teknisi; Laboran

Wewenang dan Tanggungjawab Dosen dalam Mengajar


Prodi (Permenpan 46 tahun 2013) M: Melaksanakan; B: Membantu

Wewenang dan Tanggungjawab Dosen dalam


Bimbingan Tugas Akhir (Permenpan 46 tahun 2013)

Permasalahan utama:
Sarpras

! Prasarana

: Ketersediaan lahan

! Sarana

Ruang kuliah, Ruang kerja dosen, Ruang Administrasi dan


Kantor; Laboratorium, Lab Komputer, Perpustakaan dan lain-lain,
dan jangan lupa sekarang diminta ketersediaan untuk disabilitas.
# Semua sudah ada standar minimal nya.

terimakasih

PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PERGURUAN


TINGGI SWASTA
!

Pengertian Program Studi


adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan
akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

Penyelenggaraan Program Studi pada PTS dapat terdiri atas:

Pembukaan Program Studi, yaitu pembentukan Program Studi bersamaan


dengan pendirian PTS baru;

Penambahan Program Studi, yaitu pembentukan Program Studi pada PTS yang
telah memiliki izin pendirian PTS.

Persyaratan Berdasarkan uraian di atas, dokumen yang harus


diserahkan untuk memenuhi syarat pembukaan dan penambahan Prodi
di PTS terdiri atas:

Usul Pembukaan/Penambahan Prodi;

Rekomendasi Senat Perguruan Tinggi atas Pembukaan/Penambahan


Prodi;

Keputusan Menteri Tentang Izin Pendirian PTS yang akan membuka/


menambah Prodi.

Selain persyaratan di atas, untuk memenuhi persyaratan akreditasi


minimum, penambahan Prodi harus memenuhi SN Dikti, sebagaimana
dibuktikan melalui dokumen:

d. Rencana Strategis PTS yang akan menambah Prodi;

e. Rancangan Program Akademik dalam bentuk Proposal Program Studi


1 (satu) Proposal per Prodi;

f. Rekomendasi L2 Dikti di wilayah PTS yang akan membuka/


menambah Prodi.

Prosedur Oleh Pengusul


a.Pemimpin PTS (Rektor/Ketua/Direktur) meminta rekomendasi dari L2 Dikti di
wilayah PTS yang akan menambah Prodi. Dalam hal L2 Dikti belum terbentuk di
wilayah PTS yang akan membuka/menambah Prodi, maka tugas dan fungsinya masih
dijalankan oleh Kopertis wilayah tersebut. L2 Dikti atau Kopertis setempat akan
memberi rekomendasi tentang:
1)

rekam jejak PTS yang akan menambah Prodi;

2)

tingkat kejenuhan Prodi yang akan diselenggarakan oleh PTS tersebut di wilayah L2
Dikti;

3)

tingkat keberlanjutan Prodi tersebut jika diizinkan oleh Pemerintah;

4)

bebas konflik internal PTS di tingkat Badan Penyelenggara dan/atau tingkat PTS
yang bersangkutan.

b. Pemimpin PTS membuat atau menyerahkan dokumen sesuai persyaratan


sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a sampai dengan huruf f
%

Pemimpin PTS bertanggungjawab atas kebenaran data dan informasi yang dimuat
dalam semua Dokumen di atas. Dalam hal Pemimpin PTS memberikan data dan
informasi yang tidak benar, Pemimpin PTS dapat dikenakan sanksi pidana
berdasarkan Pasal 242 ayat (1) juncto ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.

Jadwal Dalam 1 (satu) tahun takwim diselenggarakan 1 (satu) periode


pengusulan pembukaan/penambahan Prodi

jadwal sebagai berikut:

Penerimaan 6 (enam) Dokumen Pembukaan/Penambahan Prodi Januari sd.


Maret

Tahap Penilaian April sd. Juli

Tahap Penetapan Juli sd. Agustus

Sosialisasi atau Bimbingan Teknis Prosedur Penambahan Prodi Bagi Pengusul


baru Periode berikut atau Pengusul ulang

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai