BAB I
PENDAHULUAN
dengan aturan dan tata tertib yang harus ditaati dan dipatuhi oleh setiap
pegawai dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
Motivasi adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang
berperilaku dalam cara tertentu. Motivasi pegawai merupakan salah satu
faktor penting bagi kemajuan organisasi. Pegawai dengan motivasi tinggi akan
menghasilkan kinerja terbaik dan produktif, sebaliknya pegawai yang rendah
motivasinya akan menghasilkan kinerja dan produktifitas yang rendah pula.
Jadi semakin termotivasi maka semakin tinggi kinerja pegawai.
Kinerja sendiri adalah pelaksanaan suatu pekerjaan dan penyempurnaan
pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggungjawabnya sehingga dapat mencapai
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan (Lijan, 2012: 5). Tanpa SDM,
sumber daya yang lainnya tidak dapat bermanfaat dan difungsikan
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang
profesional dan berkualitas agar tujuan dan target organisasi dapat tercapai.
Kinerja pegawai adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh setiap
pegawai sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam
organisasi (Rivai, 2004:309). Kinerja pegawai akan terwujud jika pegawai
dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik dan sesuai dengan
perannya. Kinerja organisasi merupakan cerminan dari kinerja pegawai yang
berada di dalamnya. Oleh sebab itu, apabila pegawai yang ada memiliki
kinerja yang tinggi maka akan memberikan kontribusi yang positif bagi
pencapaian tujuan organisasi sehingga kinerja organisasi pun menjadi baik dan
optimal.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta Kabupaten Blora
merupakan perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah yang
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
11
Juni
7
8
9
10
Mei
April
Maret
1
2
3
4
Jenis
Pengaduan
Februari
N
o
Januari
Bulan
30
6
5
11
13
2
3
19
34
11
3
14
35
9
2
9
17
4
4
15
36
14
2
17
23
4
3
44
23
8
2
35
21
8
10
24
22
2
1
14
15
2
5
20
20
7
4
20
289
77
44
242
90
110
10
7
91
86
75
101
80
60
65
51
68
984
59
61
51
31
49
57
26
49
28
31
35
48
525
1
3
0
2
2
1
0
3
1
2
0
1
2
4
0
2
2
2
0
7
2
2
0
5
9
35
2
20
3
5
0
16
4
4
0
11
1
1
0
8
1
2
0
2
0
1
0
1
28
62
2
78
0
21
4
1
17
1
2
17
1
24
Jumlah Total
209
150 134
2355
300
250
200
150
100
50
0
1 Air tidak keluar
2 Air keluar kecil
3 Air keruh
4 Tersumbat
5 Bocor sambungan rumah
6 Bocor pipa transmisi & distribusi
7 Pindah meter air (terpendam, dll)
8 Meter air rusak
9 Meter air hilang
10 Stop kran rusak
11 Pemakaian banyak
cukup tinggi yaitu rata-rata 37,5% tiap tahun dan tahun 2013 yang mencapai
angka hingga 47,3% menunjukan bahwa kinerja organisasi belum optimal.
Selain itu,
Tabel 1.2
Rekapitulasi Absensi Pegawai
PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora Tahun 2014
Keterangan
Ijin (I) Alpha (A) Sakit (S)
1 Januari
15
0
3
2 Februari
10
0
1
3 Maret
8
0
1
4 April
3
0
2
5 Mei
13
0
12
6 Juni
32
0
11
7 Juli
17
0
5
8 Agustus
16
0
0
9 September
15
0
7
10 Oktober
18
0
2
11 November
7
0
5
12 Desember
9
0
13
Total (hari)
163
0
62
Sumber: PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora (2015)
Gambar 1.2
Absensi Pegawai
PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora Tahun 2014
No
Bulan
35
30
25
20
15
10
5
0
Keterangan Ijin (I)
Keterangan Sakit (S)
ada
kaitannya
dengan
hubungan
faktor-faktor
yang
sebagainya);
5. Hubungan dengan rekan kerja
6. Hubungan dengan pemimpin
10
paksaan
dan
tekanan
seminimal
mungkin
untuk
11
12
Definisi
Tujuan Akhir
pengambil
keputusan Menghukum
si
dengan
sasaran.
oleh
orang-orang
yang
13
2.
Korektif
Membantu
Hukuman
sebatas
akan dapat
diterima
dikaryakan
Hak-hak
mengubah perilakunya.
oleh organisasi.
Disiplin hanya tepat apabila Melindungi hak-
individual
4.
Utilitarian
lebih
diutamakan
tergantung
pada manfaat
tindakan
melebihi
14
yang keras.
Motivasi
Pegawai memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, jadi motivasi yang
dibutuhkan oleh pegawai juga berbeda-beda. Tetapi jika sudah berada pada
satu instansi, pasti ada satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh instansi
kepada pegawainya.
1.5.2.1 Pengertian Motivasi
Menurut McClelland, dalam Anwar Prabu (2011:94) bahwa
Motivasi merupakan Kondisi jiwa yang mendorong seseorang dalam
mencapai prestasinya secara maksimal.
Veizthal Rivai (2011:837) berpendapat
bahwa
Motivasi
15
beraktifitas, dimulai dari dprongan dari dalam diri dan diakhiri dnegan
penyesuaian diri.
Dengan pengertian di atas disimpulkan bahwa motivasi kerja
merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri setiap orang yang memiliki
keinginan untuk melakukan hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat untuk mencapai
tujuan.
1.5.2.2 Prinsip-Prinsip dalam Motivasi
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai
menurut A.Anwar Prabu Mangkunegara (2009:61) diantaranya yaitu :
1. Prinsip partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan
ikut berpatisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin.
2. Prinsip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bahawan (pegawai) mempunyai andil
didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekerjaan
yang
dilakukannya,
akan
membuat
pegawai
yang
16
17
bukan
merupakan
kebutuhan-kebutuhan
motivator-motivator
tipikal,
tetap terpenuhi.
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
18
Kebutuhan untuk
Mengaktualisasikan Diri
Kebutuhan Akan Harga Diri
Kebutuhan untuk Rasa
Memiliki
Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan Fisiologis
19
tetapi
turut
menentukan
perilaku
seseorang
dalam
kehidupannya.
Herzberg dalam Malayu Hasibuan (2006:108), menyatakan ada
tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi pegawai yaitu:
a) Hal hal yang mendorong pegawai adalah pekerjaan yang
menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung
jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya
pengakuan atas semuanya itu.
b) Hal-hal yang mengecewakan pegawai adalah terutama faktor yang
bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan,
20
21
b.
c.
diminta.
Sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi tempat berada.
Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu
d.
22
para
karyawan
mencapai
persyaratan-persyaratan
pekerjaan
beberapa
pengertian
diatas,
penulis
menarik
adalah
untuk
memperbaiki
dan
23
atau hal hal khusus sesuai dengan bidang dan tugasnya semua layak
untuk dinilai.
Tujuan penilaian kinerja karyawan menurut Veithzal Rivai
(2011:552), pada dasarnya meliputi :
1. Meningkatkan etos kerja.
2. Meningkatkan motivasi kerja.
3. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini.
4. Untuk mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.
5. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan
gaji berkala, gaji pokok, kenaikangaji istimewa dan insentif uang.
6. Untuk pembeda antar karyawan yang satu dengan yang lainnya.
7. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam
Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasiatau transfer, rotasi
perusahaan, kenaikan jabatan, pelatihan.
8. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk
mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja.
9. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja
menjadi baik.
10. Untuk mendorong pertanggung jawaban dari karyawan.
11. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk
memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier
selanjutnya.
12. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah.
13. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui
diskusi tentang kemajuan kerja mereka.
14. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pekerjaan.
1.5.3.3 Penilaian Kinerja
Merupakan suatu proses organisasi dalam menilai kinerja
pegawainya. Secara umum tujuan dari penelitian kinerja adalah
memberikan timbal balik kepada pegawai dalam upaya memperbaiki kerja
pegawai, dan untuk meningkatkan produktivitas organisasi. Secara khusus
tujuan penilaian kerja adalah sebagai pertimbangan keputusan organisasi
24
terhadap
pegawainya
mengenai
promosi,
mutasi,
kenaikan
gaji,
karyawan.
Sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan.
Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi karyawan.
3. Manfaat bagi perusahaan.
Perbaiki seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan.
Meningkatkan kualitas komunikasi.
Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.
Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang
dilakukan untuk masing masing karyawan.
1.5.3.4 Jenis-Jenis Penilaian Kinerja
Menurut Veitzhal Rivai (2011 : 562 ) jenis-jenis penilaian kinerja
dibagi menjadi:
1. Penilaian hanya oleh atasan.
Cepat dan langsung
25
pribadi.
2. Penilaian oleh kelompok lini : atasan dan atasannya lagi bersama sama
membahas kinerja dari bawahannyayang dinilai :
Objektivitasnya lebih akurat dibandingkan kalau hanya oleh atasan
sendiri.
Individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian.
3. Penilaian oleh kelompok staf : atasan meminta satu atau lebih individu
untuk bermusyawarah dengannya, atasan langsung yang membuat
kepusan akhir.
Penilaian gabungan yang masuk akal dan wajar.
4. Penilaian melalui keputusan komite : sama seperti pada pola
sebelumnya kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi
mengambil keputusan akhir, hasilnya didasarkan pada pilihan
mayoritas.
Memperluas pertimbangan yang ekstrim.
Memperlemah integritas manajer yang bertanggung jawab.
Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan : sama seperti pada
kelompok
staf,
namun
melibatkan
wakil
dari
pimpinan
26
27
pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang
baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggungjawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini
mendorong girah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer
selalu berusaha agar para bawahannya memiliki disiplin yang baik.
Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya jika
bawahannya tersebut memiliki disiplin yang baik.
Kinerja pegawai dapat dikelompokkan ke dalam tingkatan kinerja
tinggi, menengah atau rendah. Dapat juga dikelompokkan melampaui
target, sesuai target atau di bawah target. Berangkat dari hal-hal tersebut,
kinerja dimaknai sebagai keseluruhan unjuk kerja dari seorang pegawai.
Di sini dapat diindikasikan bahwa semakin disiplin seorang pegawai maka
semakin tinggi pula tingkat kinerjanya.
Hubungan disiplin dan kinerja merupakan suatu hal yang sinergi.
Sebagai buktinya, semakin tinggi tingkat disiplin seseorang dalam bekerja,
maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Seorang
pegawai yang memiliki dedikasi yang baik cenderung akan melakukan
tugas yang dibebankan dengan tepat waktu dan hasil yang optimal.
Sehingga dari sini kita dapat melihat kinerja seorang pegawai dipengaruhi
oleh faktor kedisiplinan.
1.5.3.7 Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Pegawai
Hubungan motivasi dan kinerja pegawai di tingkat perusahaan
sepertinya sangat tergantung pada motivasi unsur manajemen dalam segala
28
seseorang
maka
diperlukan
peningkatan
motivasi
dalam
Penelitian Terdahulu
29
2.
3.
terdapat
30
5.
1.5.5
2
3
DISIPLIN KERJA
-
4
1.6 Hipotesis
KINERJA PEGAWAI
- Variabel Terikat(Y)
MOTIVASI
Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal atau kesimpulan sementara
- Variabel Bebas (X2)
hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
31
1.7.3
penyesuaian diri.
Kinerja (Y)
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. (Hasibuan,
2003: 94)
1.8 Definisi Operasional
1.8.1 Disiplin Kerja (X1)
Merupakan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
dengan peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak.
Indikatornya adalah sebagai berikut:
Tingkat kehadiran;
Ketaatan dalam mengikuti prosedur dan peraturan perusahaan;
Kepatuhan pegawai pada jam-jam kerja.
32
1.8.2
Motivasi (X2)
Motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan pegawai PDAM
Tirta Amerta Kab. Blora melaksanakan tugasnya.
Adapun indikator-indikator dari motivasi tersebut adalah sebagai
berikut:
Keinginan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan yang
1.8.3
(reward).
Keinginan untuk meningkatkan jabatan berdasarkan kecakapan
kerja.
Harapan kenyamanan dalam bekerja.
Hubungan dengan pimpinan dan rekan-rekan kerja.
Kinerja (Y)
Kinerja pegawai menunjuk pada kemampuan pegawai dalam
melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya
dimulai dari masukan, proses hingga hasil akhir atau output-nya.
Adapun indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggung jawab
Kualitas dan kuantitas yang ditunjukkan dengan pencapaian target
Kerjasama
Inisiatif
33
pengaruh antara disiplin kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada
PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora.
1.9.2
Populasi
Menurut Arikunto (2006 : 131), apabila subjek populasi kurang
dari 100 maka lebih baik diambil seluruhnya, sedangkan apa bila subjek
lebih dari 100 maka diambil 10% sampai 15% dari populasi. Maka
populasi dalam penelitian ini bertindak pula sebagai sampel atau dapat
dikatakan penelitian ini menggunakan metode penelitian populasi (sensus),
yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti seluruh elemen populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PDAM Tirta Amerta
Kabupaten Blora sebanyak 87 orang.
1.9.3
34
ini.
Skala Pengukuran
Pengukuran skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert.
Penggunaan skala Likert ini untuk menunjukkan suatu pengukuran bahwa
semakin tinggi skor atau nilai berarti mempunyai indikasi yang positif
sedangkan skor/nilai yang rendah menunjukkan indikasi yang sebaliknya.
Dalam pengukuran skala ini, digunakan skala5 tingkat Likert yaitu
setiap pertanyaan memiliki 5 (lima) alternatif jawaban yang kemudian
untuk keperluan analisa kuantitatif masing-masing jawaban itu diberi skor.
Untuk jawaban yang mendukung pertanyaan atau pernyataan diberi skor
tinggi dan begitu juga sebaliknya. Sehingga diperoleh skor/nilai dari angka
1.9.5
35
Peneliti
melakukan
suatu
pengamatan
secara
langsung
dan
Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui pasti variabel
yang akan diukur dan apa yang diharapkan responden. Kuesioner cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas.
1.9.7
36
Yaitu pemberian tanda, simbol atau kode bagi data yang termasuk
dalam kategori yang sama untuk diklasifikasikan dan dikelompokkan
menurut kategori yang telah ditetapkan.
c. Scoring
Yaitu kegiatan yang berupa pemberian nilai/harga, berupa angka pada
jawaban tertentu untuk memperoleh data pkuantitatif yang diperlukan
dalam menganalisis data.
d. Tabulating
Yaitu kegiatan menyajikan data dalam bentuk tabel. Maksud
penggunaan tabel ini adalah untuk memudahkan dalam menganalisis
data yang diperoleh serta memudahkan dalam penyajian dan
pengolahan data tersebut.
1.9.8
Teknik Analisis
Dalam memudahkan menjawab permasalahan dalam penelitian ini,
maka penulis melakukan analisa data dan pengujian hipotesis yang dipakai
untuk mendukung penelitian ini. Analisa yang dipakai dalam penelitian ini
ini.
Penggunaan
analisis
ini
dimaksudkan
untuk
37
r hitung =
N X
Y 2 Y
Dimana :
N = jumlah responden
Y = jumlah skor item yang diuji validitasnya
X = skor item soal yang diuji validitasnya
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk
setiap butir dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlations)
38
dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n-k, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah item. Jika r hitung > r
tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Imam Ghozali, 2005:
45 ).
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2008:172), uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat
ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam
mengungkapkan gejala tertentu. Dalam penelitian ini untuk menguji
reliabilitasnya menggunakan rumus Cronbach Alpha karena instrumen
yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner yang skornya bukan 1
dan 0 tetapi berbentuk skala 1 - 5. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
jika nilai Alpha () > 0,6 (Ghozali, 2005:41-42). Reliabilitas dihitung
dengan rumus Cronbach Alpha :
r11 =
2
b
Dimana :
r11
= Reliabilitas instrumen
b
= Jumlah varians butir
t
= Varians total
c. Analisis Regresi Linear Sederhana
Untuk mengetahui pengaruh langsung masing-masing variabel bebas
(Disiplin kerja dan Motivasi) terhadap variabel terikat (kinerja
pegawai).
39
( y )( x 2 ) ( x )( xy)
n xy ( x )( y )
n x 2 ( x)
n x 2 ( x )
Dimana :
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = konstanta (nilai y bila x = 0)
b = koefisien regresi (peningkatan atau penurunan) variabel bebas
terhadap variabel terikat. Bila a positif berarti naik, bila b
negatif berarti turun.
d. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan motivasi secara
simultan (bersama-sama) terhadap kinerja pegawai, maka digunakan
analisis regresi linear berganda. Adapun persamaan regresi linear
berganda yang digunakan adalah :
1
Y = a + b X + b X + b X3 + b4 X4 + b5 X5
Keterangan :
Y
variabel terikat
konstanta
40
n
b1
b2
f.
koefisien regresi
koefisien regresi
X1
X2
b3 =
koefisien regresi X3
b4
koefisien regresi X4
b5
koefisien regresi X5
Koefisien Korelasi
Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila data diolah
dengan menggunakan SPSS maka akan dapat diketahui tabel
summary pada kolom R dapat diketahui besarnya Koefisien Korelasi
(r). Dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment :
N XY X Y
N X
N Y
Dimana :
r = koefisien korelasi product moment
N = jumlah responden
Y = Variabel terikat (Kinerja Pegawai)
X = Variabel bebas (Disiplin Kerja, Motivasi)
Untuk memberikan interpretasi nilai (r) digunakan pedoman yang bisa
dilihat pada tabel 1.3 sebagai berikut :
41
Tabel 1.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 0,199
0,20 0,399
0,40 0,599
0,60 0,799
0,80 1,000
Sumber : Sugiyono, 2008:149
g.
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengukur persentase variabel dependen (Y) yang
dijelaskan oleh variabel independen (X). Untuk menghitung koefisien
determinasi menggunakan rumus :
KD = r2 x 100%
Dalam penggunaannya, koefisien determinasi ini digunakan dalam
persen (%). Jadi hasilnya dikalikan 100%.
h.
Pengujian Hipotesis
1.
Uji t
Menurut Sudjana (2002:380), uji t merupakan pengujian secara
individual. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah variabel bebas (X) secara individual berpengaruh
berarti atau tidak terhadap variabel terikat (Y) menggunakan
rumus sebagai berikut :
r n2
1 r2
42
Dimana :
t
terhadap
variabel
dependen
yaitu
Kinerja
Karyawan (Y).
4. Ho diterima apabila t hitung < t tabel, berarti tidak ada
pengaruh antara Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi (X2)
43
2.
Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.
R2 / k
F
(1 R 2 ) /( n k 1)
Dimana :
R = koefisien korelasi berganda
k
= jumlah sampel
44
45
Daftar pustaka:
Digilib Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). (2007). Manajemen
Penurunan Tingkat Kehilangan Air PDAM. Dalam www.digilib-ampl.net.
Diunduh pada 30 Juni 2015 pukul 20.10 WIB.
Sinambela, Lijan Poltak. (2012). Kinerja Pegawai: Teori Pengukuran dan
Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora. (2014). Kapasitas Kehilangan. Dalam
www.pdamblora.com. Diunduh pada 28 Juni 2015 pukul 18.40 WIB.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). (2015). Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester II Tahun 2014. Dalam www.bpk.go.id/ihps. Diunduh pada
28 Juni 2015 pukul 18.30 WIB.