Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Singkat BBWS Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar


di Pulau Jawa, dan mengalirkan air dari daerah aliran sungai
(DAS) seluas 16,100 km2, mulai dari Pegunungan Sewu di
sebelah barat-selatan Surakarta, ke laut Jawa di utara Surabaya
melalui alur sepanjang 600 km.
Pembangunan infrastruktur SDA di WS Bengawan
Solo telah dimulai pada abad ke-18 oleh Pemerintah Kolonial
Belanda melalui pembangunan kanal Solo Vallei Werken dan
sudetan Bengawan Solo dari Plangwot - Sidayu Lawas, namun
terhenti karena alasan biaya.
PETA RENCANA SOLO VALLEI WERKEN

Pembangunan infrastruktur SDA di WS


Bengawan Solo telah dimulai pada abad ke-18
oleh Pemerintah Kolonial Belanda melalui
pembangunan kanal Solo Vallei Werken

Pada Tahun 1880 guna menghindari sedimentasi di


Pelabuhan Tanjung Perak, muara Sungai Bengawan Solo
dialihkan dari Selat Madura ke Ujung Pangkah. Untuk keperluan
irigasi, Pemerintah Belanda membangun Waduk Pacal (1935) di
Kabupaten Bojonegoro dan Waduk Prijetan (1916) di
Kabupaten Lamongan.

Profil Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo Tahun 2012

Sejarah Singkat BBWS Bengawan Solo


Setelah banjir besar pada tahun 1966 yang
menenggelamkan sebagian besar Kota Solo, Pemerintah mulai
menangani pembangunan infrastruktur pengendali banjir
Bengawan Solo. Dengan bantuan teknis Pemerintah Jepang
(OTCA) pada tahun 1974, dirumuskan Master Plan
Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo.
Untuk mengendalikan banjir dan mendukung
pengembangan wilayah, Master Plan WS Bengawan Solo
(1974), antara lain merekomendasikan pem-bangunan 4 waduk
serbaguna, yakni : (i) Waduk Wonogiri, (ii) Waduk Jipang, (iii)
Waduk Bendo dan (iv) Waduk Badegan. Master Plan juga
mereko-mendasikan 25 lokasi waduk-waduk irigasi di anakanak sungai Bengawan Solo yang potensial untuk dibangun.
Disamping itu, Master Plan merekomendasikan
pekerjaan perbaikan dan pengaturan sungai Bengawan Solo
Hulu ruas Nguter - Jurug, Kali Madiun ruas Catur - Kwadungan
dan Bengawan Solo Hilir ruas Cepu Tanjung Kepolo.
Waduk Serbaguna Wonogiri yang telah dibangun
pada Tahun 1978-1981 telah berfungsi untuk pengendali banjir
di wilayah Bengawan Solo Hulu, terutama untuk melindungi
Kota Solo, serta penyediaan air irigasi seluas 30.000 Ha di
wilayah kabupaten-kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Klaten,
Karanganyar dan Sragen. Waduk Wonogiri juga memberikan
manfaat PLTA (12,4 MW), perikanan dan pariwisata.

Kantor Pos

Gladak

Terminal Hardjodaksino

Profil Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai


3
Bengawan Solo Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai