Anda di halaman 1dari 2

Sejak lama manusia telah melakukan pemuliaan tanaman dan membudidayakannya.

Pemuliaan

tanaman

yang

dilakukan

sebelum

berkembangnya bioteknologi modern

dilakukan dengan cara mengumpulkan galur-galur tanaman yang ada di alam. Secara
bertahap galur-galur tanaman tersebut disilangkan sehingga didapatkan galur-galur
tanaman dengan sifat-sifat yang dikehendaki. Mungkin juga persilangan antara galur
tanaman tersebut terjadi secara alami tanpa ada campur tangan usaha manusia. Dengan
berkembangnya ilmu dan teknologi, manusia kemudian melakukan modifikasi-modifikasi
terhadap sifat-sfiat fisiologis tumbuhan dengan mengubah komposisi bahan genetiknya.
Pada awalnya pengubahan komposisi bahan genetik tersebut dilakukan secara acak, misalnya
dengan perlakuan mutagenesis menggunakan perlakuan fisik, misalnya radiasi atau
menggunakan bahan kimia. Selanjutnya, dengan semakin

banyak diketahui dasar-dasar

biologi molekuler jasad hidup, maka kemudian berkembang teknologi baru untuk melakukan
perubahan terhadap komposisi bahan genetik jasad hidup. Teknologi baru tersebut dikenal
dengan istilah rekayasa genetik. Rekayasa genetika dimulai dengan teknologi kloning
DNA di dala suatu plasmid bakteri. Gambaran umum bagaimana rekayasa genetika
menggunakan plasmid bakteri untuk mengklon gen DNA.
Dengan teknologi ini manusia dapat melakukan perubahan komposisi bahan genetik jasad
secara terarah, misalnya dengan menyisipkan gen dari jasad lain ke dalam tanaman tingkat
tinggi sehingga menghasilkan tanaman transgenik. Tanaman transgenik adalah tanaman
yang ke dalam komposisi bahan genetiknya telah ditambahkan seperangkat gen asing
yang diisolasi dari jasad lain sehingga tanaman tersebut mempunyai kemampuan
fisiologis baru yang tidak pernah ada sebelumnya di alam.
Gambar

12

....

Gambaran

umum

bagaimana

bioteknologi

(rekayasa

genetika)

menggunakan plamid bakteri untuk mengklon gen. Tahap 1


Teknologi DNA rekombinan (rekayasa genetika) merupakan terobosan teknis dalam
pemuliaan jasad, termasuk tanaman tingkat tinggi, karena dilakukan pada aras molekul DNA.
Dengan teknik ini dimungkinkan untuk memindahkan suatu gen dari suatu jasad ke jasad lain
meskipun hubungan kekerabatannya sangat jauh. Sebagai contoh, sekarang telah banyak
tanaman transgenik yang membawa gen-gen dari bakteri, virus, atau dari tanaman lain
yang

jarak

hubungan

kekerabatannya

tidak

memungkinkan dilakukan

persilangan

konvensional. Kelebihan utama penggunaan teknologi DNA rekombinan untuk pemuliaan


tanaman adalah dimungkinkannya melakukan penyisipan gen asing dari jasad apapun ke

dalam tanaman serta modifikasi genetik pada genom tanaman secara terarah. Hal ini
memungkinkan para pemulia tanaman untuk memprediksikan sifat-sifat baru yang akan
muncul pada tanaman hasil rekayasa genetik tersebut.
Rekayasa genetik pada tanaman tingkat tinggi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
: (1) Plasmid Ti diisolasi dari bakteri Agrobacterum tumefaciens dan fragmen DNA
asing diselipkan ke dalam darah T-nya dengan teknik DNA rekombinan standar, (2) Ketika
plasmid rekombinan dimasukkan ke dalam sel tumbuhan yang dikulturkan, DNA T
berintegrasi ke dalam DNA kromosom tumbuhan tersebut, (3) Pada saat sel tumbuhan
membelah, setiap turunannya menerima satu salinan DNA T tersebut dari setiap gen asing
yang dibawanya. Jika seluruh tumbuhan itu diregenerasi, semua selnya akan membawa dan
mengekspreskan gen baru tersebut. Secara skematis tahapan ini dapat dilihat pada Gambar
12.....
Gambar 12.... Tahapan rekayasa genetik pada pembuatan tanaman transgenik

Anda mungkin juga menyukai