Anda di halaman 1dari 27

Polip Nasal

REFER
AT

Nama : Aprilla Handayani


Stambuk : 09 777 017
Pembimbing : dr. Bastiana M.Kes,
Sp. THT-KL

Pendahuluan
Polip nasal ialah lesi abnormal yang berasal
dari setiap bagian dari mukosa hidung atau
sinus paranasal.
Polip nasal adalah masa lunak yg mengandung
banyak cairan di dalam rongga hidung,
berwarna putih keabu-abuan, terjadi akibat
inflamasi mukosa hidung.
Polip nasal terjadi pada semua ras.
Perbandingan laki-laki: perempuan adalah 24:1 pada orang dewasa, rasio pada anak-anak
tidak dilaporkan.

Anatomi

Histologi

Fisiologi
Berdasarkan teori struktural, teori evolusioner
dan teori fungsional, fungsi fisiologis hidung dan
sinus paranasal adalah:
1) Fungsi respirasi
2) Fungsi penghidu
3) Fungsi fonetik
4) Fungsi statik dan mekanik
5) Refleks nasal

Polip Nasal

Definisi
Polip nasal adlh lesi
abnormal yg berasal
dr setiap bagian dr
mukosa hidung atau
sinus paranasal.
Polip nasal dimana
merupakan massa
lunak yang
mengandung banyak
cairan di dalam
rongga hidung,
berwarna putih
keabu-abuan, yang
terjadi akibat
inflamasi mukosa

Polip Antrochoanal

Polip Ethmoidal
Bilateral

Definisi

Polip hidung secara sederhana


dibagi menjadi polip
antrochoanal dan polip
ethmoidal bilateral. Keduanya
merupakan masa non-neoplastik
dari edema mukosa sinonasal.

Epidemiologi

Di Amerika Serikat insiden keseluruhan polip nasal pada anak-na

Etiologi
Etiologi yang pasti belum diketahui tetapi
ada 3 faktor penting pada terjadinya
polip, yaitu :
1. Adanya peradangan kronik yang
berulang pada mukosa hidung dan sinus.
2. Adanya gangguan keseimbangan
vasomotor.
3. Adanya peningkatan tekanan cairan
interstitial dan edema mukosa hidung

Next
Beberapa hipotesis dari keadaan tersebut
antara lain:
1. Alergi
2. Ketidakseimbangan vasomotor
3. Bernouli Fenoomena
4. Teori ruptur epitel
5. Intoleransi aspirin
6. Chystic Fibrosis
7. Nitric Oxide
8. Infeksi

Patofisiologi
Menurut teori Bernstein:
Terjadi perubahan mukosa hidung akibat
peradangan atau aliran udara yg
berturbulensi, terutama di daerah sempit
di kompleks osteomeatal. Terjadi prolaps
submukosa yg diikuti oleh reepitelisasi
dan pembentukan kelenjar baru. Jg terjadi
peningkatan penyerapan natrium oleh
permukaan sel epitel yg berakibat retensi
air sehingga terbentuk polip.

Patofisiologi
Teori lain:
Adanya ketidakseimbangan saraf
vasomotor, terjadi peningkatan
permeabilitas kapiler & gangguan
regulasi vaskuler yg mengakibatkan
dilepasnya sitokin2 dr sel mast, yg
akan menyebabkan edema & lamakelamaan menjadi polip

Klasifikasi Dan Stadium

Sebuah spesimen operasi memperlihatkan


polip antrochoanal

Stadium Polip
Pembagian stadium polip menurut
Mackay dan Lund (1997), stadium
1 polip masih terbatas di meatus
medius, stadium
2 polip sudah keluar dr meatus
medius, tampak di rongga hidung
tapi blm memenuhi rongga hidung,
3. stadium 3: polip yg masif

Manifestasi Klinik
Pd umumnya klinis yang dialami oleh
pasien yg mengalami polip nasal
ialah:
Dapat terjadi semua usia
hidung tersumbat
Mungkin memiliki gejala anosmia dan
sakit kepala
Bersin, hidung berair, dan terasa gatal

Manifestasi Klinik
Makroskopik
Massa bertangkai dgn
permukaan licin,
Berbentuk bulat atau
lonjong,
Berwarna putih keabuabuan, agak bening,
lobular,
Dapat tunggal atau
multipel dan tk sensitif
(bila ditekan/ditusuk
tidak terasa sakit).

Mikroskopik
tampak epitel bertingkat
semu bersilia dgn
submukosa yg sembab.
Sel-selnya trdiri dr limfosit,
sel plasma, eosinofil,
neutrofil dan makrofag.
Polip yg lama dpt
mengalami metaplasia
epitel krn sering terkena
aliran udara, menjadi
epitel transisional, kubik,
atau gepeng berlapis
tanpa keratinisasi.

Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Deformitas hidung luar sehingga hidung tampak melebar
Rhinoskopi anterior
Massa translusen pd rongga hidung. Tampak sekret
mukus & polip multipel atau soliter.
Polip kadang perlu dibedakan dengan konka nasi bs
menggunakan efedrin sebagai vasokonstriktor
Rhinoskopi Posterior
kadang dapat dijumpai polip koanal.Sekret mukopurulen
ada kalanya berasal dari daerah etmoid atau rongga
hidung bagian superior, yg menandakan adanya
rinosinusitis

Diagnosis
Pemeriksaan Histopatologi
1. Edematous, Eosinophilic Polyp
(Allergic Polyp)

Diagnosis
Pemeriksaan Histopatologi
2. Chronic Inflammatory Polyp
(Fibroinflammatory Polyp)

Diagnosis
Pemeriksaan Histopatologi
3. Polyp with Hyperplasia of
Seromucinous Glands
4. Polyp with Stromal Atypia

Diagnosis
Naso-endoskopi
Polip stadium 1 dan 2 kadang tidak
terlihat pada pemeriksaan rinoskopi
anterior tetapi tampak dgn
pemeriksaan nasoendoskopi.

Diagnosis
Pemeriksaan Radiologi

foto CT-scan memperlihatkan sinus paranasal bagian


koronal. Sbh kasus polip antrochoanal menghilangkan
gambaran rongga hidung kiri & menunjukkan
penebalan mukosa sinus maksilaris di kiri

Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan pada kasus polip nasi
ialah menghilangkan keluhan, mencegah
komplikasi dan mencegah rekurensi polip.
Pemberian kortikosteroid utk
menghilangkan polip nasi disebut jg
polipektomi medikamentosa
Kasus polip yg tidak membaik dgn terapi
medikamentosa atau polip yg sangat masif
dipertimbangkan untuk terapi bedah.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai