Pemicu 3
Pemicu 3
Susi sedang naik ojek, tiba-tiba ojek menyerempet mobil dan Susi terjatuh. Ia
terluka di lutut kanan. Kulitnya terkelupas dan berdarah sedikit. Oleh orang di
pinggir jalan, lukanya diolesi dengan betadine, sehingga terasa sangat perih dan ia
menangis. Sesudah 3 hari, lukanya terasa sakit berdenyut, pinggiran luka merah
dan bengkak, tetapi Susi masih bisa menggerakkan kakinya.
1. Klasifikasi dan definisi
a. Betadine : suatu larutan organik dari bahan aktif polivinil pirol dan yang
merupakan kompleks iodine yang larut dalam air.
b. Luka : hilang atau rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh benda
tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik
atau gigitan hewan.
c. Bengkak : hasil dari adanya edema ( pengumpulan cairan dalam rongga
ekstra vaskuler).
2. Key Words
Terluka, kulit terkelupas, berdarah, perih, menangis, sakit, merah, bengkak.
3. Rumusan Masalah
Kulit yang terluka sesudah 3 hari terasa sakit, merah dan bengkak.
4. Analisis Masalah
Mediator kimia
Kulit
luka
radang
5. Hipotesis
Sistem
imun
Kulit yang terluka sesudah 3 hari
masih
terasa sakit, merah, dan bengkak
dikarenakan proses peradangan.
6. Learning Issue
A. Histologi kulit
B. Luka
1) Definisi Luka
2) Jenis-jenis Luka
3) Proses Penyembuhan Luka
4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
5) Penanganan Pertama Terhadap Luka
C. Peradangan
1) Definisi Peradangan
2) Jenis-Jenis Peradangan
3) Proses Peradangan
4) Sel-sel yang Berperan dalam Proses Peradangan
D. Pembahasan Pemicu
A. Histologi kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi melindungi organ dibawahnya
bersama dengan Integumennya (yaitu Kuku, rambut, dan beberapa macam
kelenjar).
Kulit terdiri atas 2 (dua) lapisan :
I. Epidemis, suatu epitel yang khusus berasal dari ektodern. Epidermis
merupakan epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, terdiri dari
empat jenis sel yang berbeda, sel keratinosit, sel melanosit, sel langerhans,
dan sel merkel. Epidermis terdiri dari sel lima lapis atau stratum:
a. Stratum basale yang terletak diatas dermis
b. Stratum spinosum atau lapisan taju atau lapis sel duri.
c. Stratum granulosum atau lapis berbutir .
d. Stratum lusidum.
kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang berperan lebih besar
jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan luka. Fungsi
makrofag disamping fagositosis adalah:
a.
b.
c.
d.
Sintesa kolagen
Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblas
Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi
Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis
Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat
jaringan
baru
(connective
tissue
matrix)
dan
dengan
Proliferasi
Migrasi
Deposit jaringan matriks
Kontraksi luka
Angiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru
selanjutnya
adalah
epitelisasi, dimana
fibroblas
luka,
fibroblas
akan
merubah
strukturnya
menjadi
antara
kolagen
yang
diproduksi
dengan
yang
Luka
atau
kekurangan
volume
darah)
dapat
menghambat
penyembuhan luka.
e) Status Gizi
Gizi buruk akan memperlambat penyembuhan luka karena kekurangan
vitamin, mineral, protein dan zat-zat lain yang diperlukan dalam proses
penyembuhan luka.
f) Penyakit yang Mendasari
Luka pada penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tidak
terkontrol biasanya akan sulit sembuh atau bahkan dapat memburuk.
g) Merokok
Suatu
studi
menunjukkan
bahwa
asap
rokok
memperlambat
h) Stres
Stres yang berlangsung lama juga akan menghambat penyembuhan
luka.
i) Obat-obatan
Penggunaan steroid atau imunosupresan jangka panjang dapat
menurunkan daya tahan tubuh yang dapat menghambat penyembuhan
luka.
5) Penanganan Pertama Terhadap Luka
Pertolongan Pertama pada luka iris :
-
Cucilah luka di air yang mengalir (dibawah kran air) dan keringkan
dengan kertas tisu yang bersih.
Bila luka kecil, biarkan terbuka supaya lebih cepat pulih. Bila luka
besar, tutup dengan pembalut.
C. Peradangan
5) Definisi Peradangan
Peradangan adalah Suatu respons protektif yang ditujukan untuk
menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel serta jaringan
nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan asal.
6) Jenis-Jenis Peradangan
a) Radang akut : merupakan respons segera dan dini terhadap jejas yang
dirancang untuk mengirimkan leukosit ke tempat jejas.
b) Radang kronik : inflamasi memanjang ( berminggu-minggu, berbulanbulan, bahkan bertahun-tahun) dan terjadi inflamasi aktif, jejas
jaringan,dan penyembuhan secara serentak.
7) Proses Peradangan
Proses Peradangan (inflamasi) :
a. Inflamasi akut
1. Terjadi vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah terutama
pembuluh darah kecil/arteriol) yang berlangsung beberapa detik,
lalu dilanjutkan vasodilatasi di arteriol tsb yg meningkatkan aliran
darah dan penyumbatan lokal (hiperemia) pada lairan darah kapiler
selanjutnya. menimbulkan eritema/rubor dan hangat/kalor
2. Tekanan hidrostatik intravaskular meningkat dan pergerakan cairan
transudat dari kapiler (transudasi). Tak lama kemudian, transudasi
hilang akibat permeabilitas miskovaskulatur vaskular meningkat,
membuat cairan kaya protein (eksudat) bergerak ke dalam ruang
perivaskular atau interstisium (eksudasi). Tekanan osmotik lalu jadi
turun, tapi tekanan osmotik cairan interstisial meningkat yang
membuat air dan ion masuk ke jaringan ekstravaskular edema
3. Permebilitas mikrovaskulatur juga membuat eritrosit bertambah
banyak di pembuluh darah yg ini meningkatkan viskositas darah
dan memperlambat sirkulasi (akibat eksudasi tadi). Proses ini
dinamakan stasis.
4. Saat stasis, terjadi beberapa peristiwa pada sel :
a) Aliran darah laminar pada kapiler menuju venula pascakapiler
membuat leukosit (terutama netrofil) terdorong dari sumbu
difasilitasi
oleh
molekul
superfamili
ini
difasilitasi
oleh
molekul
superfamili
dan
melewati
membran
basalis
disebut
transmigrasi
f) Selanjutnya, leukosit menuju tempat jejas mendekati gradien
kimiawi (faktor kemotaksis) yg dihasilkan oleh zat patogen itu
sendiri dan zat-zat di lingkungan sekitar jejas disebut
kemotaksis. Leukosit dpt bergerak karena pembentukan
pseupodia akibat peningkatan kalsium sitosol.Peningkatan zat
ini akibat aktifnya fosfolipase-C oleh protein-G.
g) Faktor kemotaksis , selain menyebabkan pergerakan, juga
menyebabkan
leukosit
teraktivasi,
suatu
proses
yg
oleh
pseupodia
leukosit
yg
memanjang
normal). Dalam hal ini, netrofil tdk bekerja maksimal (mati setelah
biasanya 2 hari jika berada di jaringan ektravaskuler) dan perannya
akan digantikan oleh monosit yg bertransformasi menjadi makrofag
setelah melakukan transmigrasi dari pembuluh darah, limfosit (T dan
B), sel plasma, eosinofil, dan sel mast beredar di jaringan
ekstravaskular. Selanjutnya makrofag akan teraktivasi oleh adanya
limfosit dan terkativasinya non-imun. Inflamasi kronik juga bisa
terjadi sejak awal (monosit dan limfosit
meningkatkan
didtemukan
di
eksudat
peradangan,
yang
c) Basofil
Secara structural dan fungsional mirip dengan sel mast.
Basofil berasal dari sumsum tulang belakang, sedangkan sel mast
berasal dari sel precursor yang terletak dijaringan ikat. Granula
pada kedua jenis sel ini mengandung berbagai enzim, yaitu heparin
yang berfungsi mempercepat proses pembersihan lemak dalam
darah dan histamine berfungsi sebagai reaksi alergi. Basofil darah
tampaknya memberi respon terhadap sinyal kemotaktik yang
dilepaskan dalam reaksi imunologiktertentu dan biasanya terdapat
dalam jumlah sangat kecil didalam eksudat. Basofil darah dan sel
mast dirangsang melepaskan kandungan granulanya kelingkungan
sekitarnyapada keadaan cidera, termasuk dalam reaksi imunologik
maupun reaksi nonspesifik.
d) Monosit dan Makrofag
Monosit merupakan suatu bentuk leukosit yang berbeda dari
granulosit karena bentuk morfologi intinya dan sifat sitoplasmanya
yang relative agranular. Makrofag merupakan monosit yang
semakin besar dan
terlepas dari tepi luar suatu sel besar disumsum tulang belakang.
Trombosit pada dasarnya adalah suatu vesikel yang mengandung
sebagian dari sitoplasma megakariosit terbungkus oleh membrane
plasma. Karena merupakan fragmen sel, trombosit tidak memiliki
nucleolus . Namun sel ini diperlengkapi oleh organel dan system
enzim sitosol untuk menghasilkan energy dan mensitesis produk
sekretorik yang disimpan di granulayang tersebar diseluruh sitosolnya.
Trombosit ini berperan pada homeostasis terutama dalam proses
pembentukan darah.
D. Pembahasan Pemicu
Kasus tersebut merupakan cedera akibat agen fisik, tergolong dalam
trauma mekanis, dengan morfologi laserasi, yakni robekan atau rengangan
merusak yang disebabkan oleh gaya yang ditimbulkan oleh benda tumpul.
(Patologi Robin Cotran) Berdasarkan tingkat kontaminasi termasuk dalam
luka kotor/terinfeksi, berdasarkan kedalaman dan luas luka termasuk luka
stadium 3 dan berdasarkan mekanisme terjadinya luka adalah luka lecet.
(Luka dan Perawatannya,Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes)
1. Kulit terkelupas:
Histologi Kulit
Terdiri atas lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis (korium)
dan lapisan subkutis (hipodermia). Kulit terdiri dari epidermis, yaitu
lapisan epitel yang berasal dari ektoderm, dan dermis, yaitu suatu lapisan
jaringan ikat yang berasal dari mesoderm. Jaringan yang terkena
(terkelupas) adalah epidermis dan dermis. Epidermis terutama terdiri dari
epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Terdiri dari lima lapisan sel
penghasil keratin (keratinosit)
a)
b)
c)
d)
e)
Sakit berdenyut:
a) Terjadi infeksi, yang kemudian meluas, dan mengenai arteri
dibawahnya.
b) Nyeri pembuluh pembuluh darah, yang melebar karena respon radang.
5. Pinggiran luka merah dan bengkak
Rubor (kemerahan)
Biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang
mengalami peradangan, arteriol yang memasok daerah tersebut, berdilatasi
sehingga memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke dalam
mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong, atau
mungkin hanya sebagian merengang, secara cepat terisi penuh oleh darah.
Keadaan ini, disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan kemerahan
lokal pada peradangan akut. Tubuh mengontrol produksi hiperemia pada
awal reaksi peradangan, baik secara neurologis maupun kimiawi melalui
pelepasan zat-zat seperti histamin.
Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan lokal dihasilkan oleh cairan dan sel-sel yang
berpindah dari aliran darah ke jaringan interstisial. Campuran cairan dan
sel-sel ini tertimbun di daerah peradangan yang disebut eksudat. Pada awal
perjalanan reaksi radang, sebagian besar eksudat adalah cairan, seperti
yang terlihat secara cepat di dalam lepuhan setelah luka bakar ringan pada
kulit. Kemudian, sel-sel darah putih atau leukosit, meninggalkan aliran
darah dan tertimbun sebagai bagian eksudat.
6. Menggerakkan kaki
Termasuk dalam keluaran motorik yang involunter. Aktivitas
motorik somatik sangat bergantung pada pola dan kecepatan pelepasan
impuls neuron motorik spnalis dan neuron homolog yang terdapat di
terpadu
berbagai
masukan
di
tingkat
spinal,
medula
7. Kesimpulan
Kulit yang terluka sesudah 3 hari masih terasa sakit, merah, dan bengkak
dikarenakan proses peradangan akut.