Anda di halaman 1dari 40

PENUNTUN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN LABORATORIUM FORENSIK


sederhana

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I R. SAID SUKANTO

INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK


Jl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb.
Puji Syukur kami panjatkan atas izin, karunia dan rahmat Allah SWT sehingga kami dapat
menyelesaikan dan menyajikan buku Penuntun Praktikum Pemeriksaan Laboratorium
Forensik dalam Modul Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
menyumbangkan buah pikiran dan menfasilitasi penyelesaian buku ini.

yang

telah

Kami menyadari bahwa buku tak luput dari kesalahan, Kritik dan saran kami butuhkan
untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang. Buku ini disusun untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompentensi calon dokter lulusan.
Demikianlah semoga buku penuntun ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum wr.wb.

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PEMERIKSAAN DARAH


BAB II PEMERIKSAAN SPERMA DAN GETAH VAGINA
BAB III PEMERIKSAAN RAMBUT
BAB IV PEMERIKSAAN LAIN
BAB V CARA PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN BARANG
BUKTI DARI TKP
BAB VI PEMERIKSAAN URIN
BAB VII PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI FORENSIK

BAB I
PEMERIKSAAN DARAH

1. PEMERIKSAAN PENYARING
A. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Dapat dilakukan bila darah masih basah atau baru mengering. Pada
pemeriksaan ini yang perlu diperhatikan adalah bentuk dari sel darah
merah (erythrocyte) sehingga pemeriksaan ini hanya menentukan
kelas bukan spesies.
Cara pemeriksaan:
-

Letakkan sebagian bercak pada kaca objektif dan beri satu tetes
larutan garam faal (NaCl 0,9%), kemudian tutup dengan kaca
penutup lalu dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran lensa
objektif 10 X sampai 40 X.

Sel darah merah klas mamalia berbentuk bulat dan tengahnya


mencekung (seperti cakram) dan tidak berinti, sedangkan klas
lainnya berbentuk oval/elips dan berinti.

Bila memungkinkan dapat dibuat sediaan apus dengan pulasan


wright dan giemsa. Dengan cara ini terlihat pula sel darah putih.

B. PEMERIKSAAN KIMIAWI
Prinsip pemeriksaan penyaring (Screening) secara kimiawi adalah:
H2O2 + darah H2O + O2
Reagen +ON perubahan warna (teroksidasi).
Cara pemeriksaan
1. Reaksi Benzidin
- Reagen
:
:

Cara

Larutan jenuh kristal benzidin dalam asam


asetat glasial (asam cuka)
kerja 1. Sepotong kertas saring dibasahkan dengan

NaCl 0.9% (aquadest) beberapa tetes.


2. Kemudian kertas saring tersebut
digosokkan pada bercak yang diduga sebagai
darah sampai bercak tersebut menempel
pada kertas saring

3.
Lalu pada kertas saring di daerah
gosokkan diteteskan dengan satu tetes H2O2
20%, kemudian ditambahkan dengan satu
tetes reagen
- Hasil
:

Positif apabila terjadi perubahan warna bercak


menjadi biru gelap.

2. Reaksi Phenolphthalin
- Reagen
:

Cara
:

Dibuat dengan cara :


Phenolphthaline 2 gr + 100 ml NaOH 20%,
dipanaskan dengan biji-biji zink hingga
terbentuk cairan berwarna jernih kemudian
dimasukan kedalam botol berwarna gelap dan
disimpan didalam lemari pendingin.
kerja: 1. Sepotong kertas saring dibasahkan dengan
NaCl 0.9% (aquadest) beberapa tetes.
2. Kemudian kertas saring tersebut
digosokkan pada bercak yang diduga sebagai
darah sampai bercak tersebut menempel
pada kertas saring

3.
Lalu pada kertas saring di daerah
gosokkan diteteskan dengan satu tetes H2O2
20%
kemudian ditambahkan dengan satu
tetes reagen
- Hasil
:

Positif bila terjadi perubahan warna bercak


menjadi merah muda

NB : Hasil positif hanya membuktikan bahwa


bercak
kemungkinan sebagai darah

2. PEMERIKSAAN PENENTUAN PEMASTIAN DARAH


Prinsip pemeriksaan adalah penentuan adanya pigmen atau kristal
hematin dan hemokromatin pada sel darah merah.

a. Reaksi Teichmann
- Reagen
:
:

- Kristal NaCl
- Asam asetat glasial

Caker 1. Seujung jarum bercak kering diletakkan


pada kaca objek
2. Pada kaca objeck tersebut ditambahkan
beberapa butir kristal Na Cl dan satu tetes
asam asetat glasial kemudian tutup dengan
gelas penutup (deck glass)
3. Panaskan dengan menggunakan api kecil
(kompor listrik) sampai timbul gelembung

(berbuih) pada sediaan.


4.
Lihat dibawah mikroskop dengan
menggunakan pembesaran lensa objektif 10 X
atau 40 X
- Hasil
:

Positif bila menunjukkan adanya kristal Hemin


HCl berbentuk jarum rhomboit berwarna
coklat.

b. Reaksi Takayama
- Reagen
:

Cara

Dibuat dengan cara


Masukkan kedalam tabung reaksi 3 tetes
pyridine redistilatum kemudian ditambahkan 3
tetes larutan glukosa jenuh, 3 tetes larutan
NaOH 10% dan 7 tetes aquades.
kerja 1. Seujung jarum bercak
diletakkan pada kaca objek

kering

darah

2. Tambahkan 1 tetes reagen takayama


kemudian tutup dengan gelas penutup (deck
glass)
3.
Kemudian
dipanaskan
dengan
menggunakan api kecil (kompor listrik) sampai
timbul gelembung atau berbuih pada sediaan

4.
Lihat
dibawah
mikroskop
dengan
menggunakan pembesaran lensa objektif 10 X
atau 40 X
- Hasil
:

Positif
apabila
terlihat
kristal
pyridin
hemokromogen berbentuk bulu-bulu berwarna
merah jingga.

NB

: Hasil positif menunjukan bahwa bercak pasti darah

3. PEMERIKSAAN DARAH MANUSIA ATAU BUKAN DARAH MANUSIA


A. Test reaksi cincin
Reagent

: - Nacl 0.9%
- Anti H (Human)

Cara kerja

: 1. Bercak darah yang menempel pada Barang


Bukti (BB) di kerok menggunakan pisau kecil atau
scapel dan kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.

2. Bercak darah yang ada di dalam tabung kemudian


dilarutkan/diencerkan dengan menggunakan NaCl

0.9% secukupnya hingga larutan berubah warna


menjadi kecoklatan.
3. Tambahkan reagent Anti H sebanyak 2-3 tetes
melalui dinding tabung
Hasil Positif : Apabila terbentuk cincin berwarna kekuningan
yang melingkari permukaan cairan sample
Hasil Negatif : Apabila reagent langsung bercampur dengan
cairan sample
B. Reaksi Presipitine
Reagent

xxxxxxxx

4. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


Prinsip: mencari reaksi aglutinasi antara antiserum dengan antigen sel
darah merah yang akan diperiksa. Bila sel darah merah rusak/mengering,
golongan darah ditentukan dengan jenis aglutinin atau antibodi yang
terdapat pada serum/plasma.
a. Pemeriksaan golongan darah yang masih baik/segar
- Reagen
:
:

1 kit Anti serum.


Cara - Teteskan darah yang akan diperiksa pada
kaca objek di tiga tempat yang berbeda
masing-masing sebanyak 1 tetes
- Selanjutnya pada tetesan darah I diberikan 1
tetes antisera A, pada tetesan darah II anti
sera B dan pada tetesan darah III antisera AB.

- Kemudian pada masing-masing campuran


darah dengan antisera tersebut diaduk rata
(gunakan pengaduk yang baru untuk setiap
tetesan)
- Hasil
:

Positif terjadi penggumpalan (aglutinasi)

No

Anti A

Anti
B

Anti AB

Golongan darah

AB

b. Pemeriksaan golongan darah yang sudah kering/rusak


-

Metode Absorbsi Elusi

- Reagen:

- Metil alkohol
- Suspensi sel indikator yaitu satu tetes darah
yang golongannya diketahui (A/B), ditambah
49 tetes NaCl fisiologis.
- Anti Sera A dan B

- Alat-alat:

- Tabung reaksi kecil 60x10 mm


- Sentrifugator
- Inkubator/oven
- Pipet pasteur

- Lemari Es
- Cara:

- 2-3 helai benang yang mengandung bercak


darah difiksasi dengan metil alkohol selama 1
sampai 5 menit, kemudian sisa alkohol
dibuang dan benang dikeringkan.
- Uraikan benang yang telah kering menjadi
serat-serat dan masukkan kedua tabung yang
berbeda. Lakukanlah hal yang sama pada
benang bersih untuk kontrol.
- Masukkan pada tabung A-anti sera A dan
tabung B-antisera B secara berlebihan,
kemudian diamkan satu malam di lemari es.
- Keesokan harinya lakukan pencucian pada
tabung A dan B dengan NaCl fisiologis yang
didinginkan sebanyak 5-6 kali.
- Kemudian pada masing-masing tabung
masukkan dua tetes suspensi sel indikator
dan pusing dengan kecepatan 1000 rpm
selama satu menit.
- Pada masing-masing tabung tambahkan
NaCl fisiologis sebanyak dua tetes dan
panaskan pada suhu 56 C selama 10 menit,
pindahkan kedalam tabung lain.
Pada
tiap-tiap
tabung
kemudian
ditambahkan 1 tetes sel indikator, biarkan
selama lima menit kemudian dipusing kembali
pada 1000 rpm selama satu menit.

- Hasil:

Hasil dilihat dibawah mikroskop, ada tidaknya


penggumpalan.

No

Tabung A

Tabung B

Golongan darah

AB

5. PEMERIKSAAN KARBONMONOKSIDA DALAM DARAH


a. Tes Alkali dilusi
- Bahan:

- Aquades
- Larutan NaOH/KOH 10%

- Cara:

- Sediakan dua buah tabung reaksi yang


kemudian pada masing-masing tabung
dimasukkan
aquades sebanyak 5 ml,
kemudian pada tabung I ditambahkan 5
tetes darah korban dan pada tabung ke II 5
tetes kontrol, lalu kedua tabung tersebut
diaduk sampai warna pada keduanya kurang
lebih sama.
- Kemudian pada kedua tabung ditambahkan
larutan NaOH/KOH 10% masing-masing
sebanyak 5 tetes.

- Hasil:

Apa bila tabung pertama (darah korban) tetap


berwarna merah dan tabung ke II (darah
control) berubah menjadi kehijauan, maka
hasil pemeriksaan +/positif.
Berarti darah korban mengandung
dengan kadar saturasi lebih dari 30%.

COHb

Apabila kedua tabung berubah menjadi


kehijauan, maka hasil pemeriksaan -/negatif..

b. Tes Liberman/tes formalin


- Bahan:

- Formalin 37% sampai 40%

- Cara:

- Sediakan dua tabung reaksi, yang kemudian


pada masing-masing tabung dimasukkan
aquades sebanyak 5 ml, kemudian pada
tabung I ditambahkan 5 tetes darah korban
dan pada tabung ke II ditambahkan 5 tetes
kontrol, lalu kedua tabung tersebut diaduk
sampai warna pada keduanya kurang lebih
sama.
- Kemudian pada kedua tabung ditambahkan
masing-masing 5 tetes larutan formalin.
Diamkan beberapa saat sampai terjadi
endapan, perhatikan warna endapan.

- Hasil:

Endapan darah korban yang mengandung


COHb berwarna merah terang, sedangkan
darah kontrol endapan berwarna kecoklatan.

BAB II

PEMERIKSAAN SPERMA DAN GETAH VAGINA

1. PEMERIKSAAN PEWARNAAN
a. Tanpa pewarnaan
- Bahan:

- NaCl fisiologis

- Cara:

- Letakkan bahan yang mengandung getah


sperma/ bilasan vagina di atas kaca objek
sebanyak 1-2 tetes, kemudian teteskan satu
tetes NaCl. Periksa di bawah mikroskpo.

- Hasil:

- Bila persetubuhan masih baru (2-3 jam)


masih dapat ditemukan spermatozoa yang
bergerak, setelah itu spermatozoa akan mati
dan akhirnya lisis.

b. Dengan Pewarnaan
- Bahan:

- Machite green 1%
- Eosine yellowish 1%

- Cara:

- Hapuskan tipis-tipis getah vagina/swab


vagina pada kaca objek, diamkan dalam
suhu ruangan hingga kering, tambahkan
dengan larutan malachite green 1% selama
10-15 menit.
- Cuci dengan air mengalir dan pulas kembali
dengan eosine yellowish 1% (counter stain)
selama satu menit, cuci dengan air dan
keringkan pada suhu kamar.

- Periksa
di bawah
mikroskop
dengan
pembesaran lensa objektif 40 X sampai 100
X.
- Hasil:

Gambar:

- Basis kepala sperma berwarna merah ungu,


puncak kepala berwarna merah muda dan
ekornya berwarna kehijauan.

2. PEMERIKSAAN ZAT YANG TERKANDUNG DALAM GETAH SPERMA


a. Reaksi fosfatase asam

Prinsip:
Reaksi hidrolisa alfa napthil fosfat (bag dari fosfatase asam) dengan
senyawa diazonium (bag dari reagen) membentuk senyawa azo yang
tidak larut dan berwarna ungu.
- Bahan:

Pembuatan Reagen:
1. Larutan A:
- Bretamin fast Blue B 1g (1)
-Sodium asetat trihidrat 20g (2)
- Asam aseta glasial 10 ml (3)
-Aquades 100ml (4)
2 dan 3 dilarutkan dengan 4, kemudian
ditambahkan 1
2. Larutan B
-

Na Alfa Naphthil Phospat 800 mg

Aquades 10 ml

Kemudian campur 89 ml larutan A


dengan satu ml larutan B, hasilnya
dimasukkan dalam botol tertutup warna
gelap dan disimpan dalam lemari es.
- Cara:

- Bahan diusapkan pada kertas saring


kemudian pada tempat tersebut diteteskan
reagen.

- Hasil:

- Bila terdapat fosfatase terjadi perubahan


warna violet (ungu) dalam waktu kurang dari
30 detik

- Bila 30-60 detik: hasil meragukan


- Bila > 60 detik Perubahan warna berasal
dari getah vagina (bukan sperma)

b. Reaksi Choline (Tes Florence)


Prinsip:
Choline adalah produk degradasi dari lesitin dan terdapat dalam
konsentrasi tinggi dalam cairan sperma, dengan larutan lugol kolin
akan bereaksi membentuk kristal-kristal kolin period
- Bahan:

- Larutan lugol

- Cara:

- Bahan diusapkan pada kaca objek, tutup


dengan kaca penutup dan pada satu sisi
diteteskan larutan lugol, langsung diperiksa
dibawah mikroskop.

- Hasil:

- Positif bila terlihat kristal-kristal


batang berwarna coklat.

Gambar:

bentuk

c. Reaksi spermin (Tes Berberio)


Prinsip:
Reaksi antara spermin dan asam pikrat jenuh menghasilkan kristal
spermin pikrat.
- Bahan:

- Asam pikrat jenuh

- Cara:

- Bahan diusapkan pada kaca objek, tutup


dengan kaca penutup dan pada satu sisi
diteteskan larutan asam pikrat jenuh,
tunggu satu jam.

- Hasil:

- Positif bila terlihat kristal-kristal bentuk


jarum romboid atau ovoid berwarna kuning
jernih.

Gambar:

3. PEMERIKSAAN BERCAK SPERMA PADA PAKAIAN


Pemeriksaan bercak
pemeriksaan:

mani

pada

pakaian

terdiri

dari

beberapa

a. Perabaan
Bercak akan teraba kaku seperti kanji yang telah mengering, namun
tidak adanya perabaan diatas bukan tidak berarti tidak ada bercak.
b. Visual
Pada tekstil yang tidak menyerap (nilon) bercak yang segar akan
tampak mengkilat, bila telah mengering akan berwarna kuning sampai
coklat bila telah satu bulan.
c. Pemeriksaan fosfatase asam
(lihat bagian pemeriksaan getah sperma)
d. Pewarnaan Baechi
Digunakan untk menemukan adanya spermatozoa diantara serat-serat
tekstil.
- Bahan:

- Acid Fuchin 1% satu tetes


- Methilene blue 1% satu tetes
- HCl 1% 40 tetes
- Alkohol 70%, 85% dan alkohol absolut
- Xylol

- Alat:

- Gelas arloji 4 buah

- Gunting
- Jarum dua buah
- Cara:

- Hasil:

Gambar:

Letakakkan reagen pada gelas arloji


secukupnya kemudian masukkan
guntingan kain yang mengandung
bercak ukuran 5x5 mm selama lima
menit.

Kemudian
dehidrasi
dengan
mnecelupkan
berturut-turut
di
dalam larutan alkohol 70%, 85% dan
absolut sebentar saja.

Selanjutnya jernihkan dengan xylol


dua kali dan kain dikeringkan di atas
kertas saring, pisahkan serat-serat
dengan menggunakan dua buah
jarum.

Letakkan serat-serat di kaca objek,


tutup dengan kaca penutup yang
telah diberi kanada balsem dan
dilihat di bawah mikroskop.

- Kepala spermatozoa berwarna merah dan


ekor berwarna merah muda.

BAB III
PEMERIKSAAN RAMBUT
1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
Perhatikan :
Warna, jenis pertumbuhan (lurus,kriting, bergelombang) penampakan
umum (kasa, halus)
Ada tidaknya pewarnaan/pengelantangan, kondisi akar dan ujung,
kerusakan dan benda-benda yang menempel pada rambut.
2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Secara mikroskopis rambut terdiri dari: sisik (kutikula),korteks dan
medula
- Bahan:

- Alkohol 70%
- Eter
- Glyserin
- Kaca objek dan penutup
- Asam asetat glasial
- Film hitam putih yang belum terekspos tapi
talh di cuci

- Cara:

- Bersihkan rambut yang akan diperiksa


dengan merendamnya dalam larutan alkohol
eter dalam jumlah yang sama, kemudian
keringkan pada suhu kamar.
- Letakkan rambut pada kaca objek, teteskan
gliserin dan tutup dengan kaca penutup

kemudian perhatikan di bawah mikroskop.


- Perhatikan:diameter, korteks, medula

Gambar:

PEMERIKSAAN SISIK RAMBUT


Pemeriksaan sisik dengan mencetak pada kertas film
- Bahan:

- asam asetat glasial

- Alat:

- dua buah kaca objek

- Cara:

- Pada kaca objek I diletakkan rambut yang


akan diperiksa, kemudian teteskan asam
asetat glasial.

- Gunting kertas film secukupnya,letakkan


kertas film dengan bagian mengkilat
menghadap ke rambut, kemudian tutup
dengan kaca objek II.
- Tekan dengan benda yang berat selama 10
menit (usahakan kedua kaca jangan
tergeser)
- Setelah 10 menit rambut dibuang dengan
hati-hati dan pada film terlah tercetak
gambaran sisik rambut.
- Kemudian perhatikan bentuk sisik
- Untuk membandingkan dengan rambut
tersangka perlu dibuat foto atau
menggunakan mikroskop pembanding.
- Hasil:

Gambar

- Hasil pemeriksaan terhadap rambut tidak


dapat menentukan rambut tersebut berasal
dari
seseorang,
tapi
hanya
dapat
memastikan rambut tersebut bukan berasal
dari orang tertentu.

BAB IV
PEMERIKSAAN LAIN
1. PEMERIKSAAN EPITEL VAGINA
Tujuan:
Menemukan sisa-sisa vagina yang menempel pada penis pria tersangka
pelaku kejahatan susila.
Pemeriksaan ini dilakukan bila kejahatan baru terjadi dan alat kelamin
pelaku belum dicuci.
- Bahan:

- Larutan lugol

- Cara:

- Kaca objek ditempelkan pada glans penis,


terutama pada bagian kolum, korona serta
frenulum.
- Kemudian letakkan kaca objek dengan
bagian
yang
mengandung
usapan
menghadap ke cairan lugol, uap lugol akan

mewarnai sel epitel vagina.


- Hasil

- Epitel vagina berwarna kecoklatan

Gambar:

2. PEMERIKSAAN GETAH PARU


Pemeriksaan ini dilakukan pada kasus yang di duga mati tenggelam.
Prinsip:
Pada kasus tenggelam biasanya korban selalu berusaha untuk bernapas
dan pada waktu bernapas akan tersangkut di alveoli paru. Benda air yang

ditemukan antara lain diatom (gangang kersik) dan ganggang biasa.


Benda-benda air inilah yang dicari.
- Cara:

- Setelah ronga paru dibuka, pleura dicuci


dengan aquades, kemudian ganti sarung
tangan dengan baru dan iris paru-paru
secara dangkal, pijat paru tersebut dan
cairan yang keluar diambil dengan ujung
pisau dan diletakkan tipis-tipis di kaca objek,
tutup dengan kaca penutup dan lihat di
bawah mukroskop.

- Hasil

- Positif bila ditemukan diatom lebih dari lima


- Menunjukkan bahwa orang tersebut masih
hidup pada waktu tenggelam, akan tetapi
tidak ditemukannya diatom belum tentu
orang tersebut sudah mati waktu tenggelam

Gambar

BAB V
CARA PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN BARANG BUKTI DARI TKP
Prinsip:
Sebelum mengangkat/mengambil barang bukti di TKP, buatlah foto lokasi
disertai nomor urut.
PENGUMPULAN/PENGIRIMAN BENDA BUKTI BERUPA DARAH
1. Cairan darah
A. Gunakan pipet untuk mengambil seluruh cairan, masukkan dalam botol
steril, dapat menggunakan pengawet EDTA atau NaCl 0,9% dalm
jumlah 1:1
Botol kemudian ditutup rapat dan dilak, kemudian diberi label berisi
tanggal, kasus, nomor urut (sesuai foto), lokasi, pengawet yang
digunakan, nama pengumpul/pengirim
B. Gunakan secarik kain dari bahan 100% katun (kain kasa), celupkan
dalam genangan darah dan keringkan dengan diangin-angin. Kemudian
masukkan dalam amplop dan disegel serta diberi label seperti diatas.
2. Bekuan darah
Bila mungkin diambil dengan seluruh benda dimana darah menempel, bila
sulit kerok bekuan darah tersebut dengan skapel atau silet yang bersih
kemudian masukkan dalam amplop atau kantung plastik disegel dan diberi
label.

3. Darah di kain
Kirim seluruh kain bila mungkin, atau gunting bagian yang mengandung
darah dengan menyertakan bagian yang tidak mengandung secukupnya.
Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi label.
PENGUMPULAN/PENGIRIMAN BENDA BUKTI BERUPA SPERMA
1. Cairan segar yang menenpel pada kain
Bila memungkinkan kirim kain dengan terlebih dulu dikeringkan dengan
diangin-anginkan. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi
label.
2. Cairan yang telah mengering
Bila melekat di kain dikirim berikut kainnya, bila melekat pada benda
padat/lantai kerok dengan silet yang baru. Masukkan amplop/kantung
plastik, disegel dan diberi label.
PENGUMPULAN/PENGIRIMAN BENDA BUKTI BERUPA RAMBUT
1. Kumpulkan rambut yang tercecer di TKP dengan menggunakan pinset,
bungkus dengan sehelai kertas dengan cara seperti membungkus
puyer. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi label.
Pada kasus perkosaan, sisir rambut pubik korban untuk mencari
rambut pubik pelaku yang terlepas.
2. Ambil sekitas 20-25 helai rambut kepala dan pubik korban untuk
kontrol, bungkus. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi
label.
Seluruh barang bukti yang telah dikumpulkan bila akan dikirim masukan
dalam kotak khusus yang kuat dan tahan banting, kemudian disegel dan
diberi label berisi tanggal, kasus, isi kotak dan identitas pengirim.
Selanjutnya dikirim dengan menyertai surat permintaan pemeriksaan
laboratorium dan berita acara penyegelan.

BAB VI
PEMERIKSAAN URIN
1. PEMERIKSAAN NARKOBA

BAB VII
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI FORENSIK

1. TANDA INTRAVITAL
Gambar:

2. SUDDEN DEATH
Gambar:

3. ASFIKSIA
Gambar:

4. GAMBARAN PARU PADA KASUS PAS


Gambar:

Anda mungkin juga menyukai