Journal Reading CTEV
Journal Reading CTEV
Oleh:
Dewa Agung Istri Sintha Prajnyaswari ( 1002005022 )
Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Ketut Siki Kawiyana, Sp.B, Sp.OT
Rata-rata skor Pirani pada presentasi kelompok RJAH dan perawatan gabungan
masing-masing adalah 3,84 dan 4,23 (P = 0,25, tidak signifikan). Dari kaki yang
diterapi di Oswestry, mayoritas cast pertama kali diterapkan pada minggu kedua
kehidupan (35/49). Dalam kohort DGH, kelompok modal kaki (6/13) cast dan
manipulasi pertama diterapkan selama minggu pertama kehidupan. Dalam
beberapa kasus, cast diterapkan dalam beberapa hari setelah lahir. Hal ini
mencerminkan logistik yang dirujuk ke pusat tersier dan kemudian bagi orang tua
untuk bepergian menempuh jarak yang jauh, dengan anak yang baru lahir. Anakanak sering menempuh waktu 2-3 jam selama perjalanan, setiap minggu untuk
menghadiri klinik Ponseti di Oswestry.
Tujuan penelitian ini, hasil yang disajikan adalah untuk anak-anak yang telah
berkembang setidaknya dengan terapi boots and bar. Regresi deformitas dapat
terjadi setelah titik ini dan analisis lebih lanjut selama 4 tahun follow up, atau
idealnya kematangan tulang, akan diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil
penelitian apapun pada clubfoot. Ini, bagaimanapun, bukanlah tujuan dari
makalah ini.
Pada kelompok RJAH, satu pasien lost of follow up. Pasien ini telah berkembang
melewati tahap-tahap awal pengobatan dan, pada saat itu, menggunakan boots and
bar untuk tidur. Pada kelompok perawatan gabungan, satu pasien pindah dari
daerah dan follow up local telah diorganisir.
HASIL
Tabel 3 menunjukkan jumlah pasien yang telah berkembang memakai boots and
bar pada saat studi dan rata-rata skor Pirani dan kisaran nilai mereka.
Tabel 3. Skor Pirani untuk pasien yang telah berkembang menjadi Denis-Browne splints (bootsand-bar)
Grup
RJAH
No. in boots
41/49
Leighton DGH
10/13
* P < 0,05, perbedaan yang signifikan
Kisaran
02
0,15
0 0,5
Tenotomi perkutan dilakukan pada 36/49 (73%) dan 7/13 (54%), masing-masing
dari kaki kelompok RJAH dan kelompok perawatan gabungan. Perbedaan antara
tingkat tenotomi yang diharapkan dan diamati tidak signifikan.
Intervensi bedah diperlukan pada 7 dari 49 kaki (14%) pada kelompok RJAH.
Namun, posterior-medial release hanya diperlukan pada tiga kaki dengan
intervensi yang lebih rendah dari limited posterior release (2 kaki) atau plantar
fascia release (2 kaki) yang diperlukan pada yang lain. Satu kaki (7,7%) pada
kelompok perawatan gabungan yang memerlukan intervensi bedah diperlukan
operasi yang luas termasuk posterior-medial release dan kemudian tibial
osteotomy dan Ilizarov frame.
Komplikasi yang umumnya kecil pada semua kelompok termasuk selip cast,
kepatuhan yang kurang untuk memakai boots (terutama pada malam hari) dan
menggosok baik boots atau cast yang menyebabkan luka superfisial. Regresi
deformitas terlihat pada lima pasien pada kelompok RJAH. Pasien-pasien ini
cenderung memiliki kepatuhan yang kurang dengan boots and bar. Pada periode
selanjutnya plester sangat membantu dalam mendapatkan kembali koreksi.
DISKUSI
Pengobatan Ponseti untuk clubfoot telah mendapatkan popularitas karena hasil
yang baik ditunjukkan oleh Ponseti dan lembaga lainnya.7 Selain tenotomi
Achilles, yang dianggap sebagai bagian integral dari pengobatan, tingkat
intervensi bedah juga rendah. Pada beberapa unit di Amerika Utara, tenotomi
Achilles dilakukan sebagai prosedur tindakan rawat jalan di bawah anestesi lokal
meskipun itu tidak dikerjakan di unit kami.
Audit kami berdasarkan pada pengalaman 2 tahun pertama dan dengan demikian,
kesimpulan jangka panjang tidak dapat dibuat apabila suatu kelainan terjadi
sampai pematangan tulang. Namun, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memastikan bahwa metode Ponseti aman dan efektif pada tahap awal dari koreksi
clubfoot. Kami merasa bahwa kami telah menegaskan hal ini.
KESIMPULAN
Gabungan antara pusat pelayanan sekunder dan tersier, dimana protokol
pengobatan yang umum digunakan dan dengan staf yang terlatih, memiliki
manfaat yang besar dan merupakan pilihan yang aman dan efektif dalam
penatalaksanaan clubfoot pada anak. Pendekatan hub-and-spoke ini dalam
perawatan mungkin memiliki aplikasi dalam mengelola kondisi bedah lainnya.
Daftar Pustaka
1. Ponseti IV, Smoley EN. Congenital club foot: the results of treatment. J Bone
Joint Surg Am 1963; 45: 26175.
2. Ponseti IV. Treatment of congenital club foot. J Bone Joint Surg Am 1992; 74:
44854.
3. Cooper DM, Dietz FR. Treatment of idiopathic clubfoot. J Bone Joint Surg
Am 1995; 77: 147789.
M et al. A method for the early evaluation of the Ponseti (Iowa) technique for
the treatment of idiopathic clubfoot. J Pediatr Orthop B 2003; 12: 13340.