2
Waktu
2 x 50 menit
Topik
Sub-topik
Hasil Belajar
KARAKTERISITIK STATIK
Menunjukkan kepekaan pengukuran atau ketelitian pengukuran.
Dirumuskan sebagai perbandingan perubahan keluaran terhadap masukan setelah
tercapai steady-state.
y
K = x
ss
= sensitivitas
Instrumen ukur memberikan hasil pengukuran yang tepat (akurat), jika dari beberapa kali
pengukuran, rata-ratanya sama dengan nilai sebenarnya.
Instrumen ukur memberikan hasil pengukuran yang teliti (presisi), jika dari beberapa kali
pengukuran menghasilkan nilai yang sama.
Ketelitian merupakan prasyarat ketepatan, tetapi ketepatan bukan prasyarat ketelitian.
Ketelitian (presisi) adalah tingkat keterulangan pengukuran pada kondisi dan rentang waktu
tertentu. Dengan kata lain, ketelitian menunjukkan seberapa konsisten hasil pengukuran
mempunyai pembacaan yang sama. Ketelitian dinyatakan dengan nilai "ketidaktelitian"
pengukuran.
Contoh-1
Ketelitian instrumen ukur = 0,1 oC. Artinya nilai ketidaktelitian instrumen ukur adalah
0,1 oC di atas atau di bawah nilai pengukuran.
1-1
2-2
Penentuan ketelitian dilakukan dengan mengulang beberapa kali pengukuran! Dari
beberapa kali pengukuran variabel terikat atau nilai pengukuran (y) dari satu nilai variabel
bebas atau nilai sebenarnya (x) diperoleh ketelitian sebagai berikut.
Ketelitian =
Sy
y
Contoh-2
Hasil pengukuran laju alir melalui pipa dengan flowmeter pada satu nilai laju alir
dilakukan sebanyak 10 kali dengan selang waktu 10 detik.
PENGUKURAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata pembacaan laju alir,
Deviasi standar,
Ketelitian =
0,543
= 0,0453
12,0
PEMBACAAN
(cm3/menit)
12,3
12,4
10,9
11,5
12,0
12,1
12,8
11,8
11,9
12,5
= 12,0 cm3/menit
Sy = 0,543 cm3/menit
y
(3 angka penting)
(3 angka penting)
(3 angka penting)
Catatan:
Ketelitian tidak memiliki dimensi. Ini sangat penting, karena dapat
membandingkan ketelitian pada sistem yang berbeda
Perhatikan!
Koefisien korelasi (R) dalam regresi linier, tidak menunjukkan ketelitian! Nilai R hanya
memberikan arti seberapa dekat data percobaan dengan kondisi linier.
Ketepatan (akurasi) adalah tingkat kedekatan nilai terukur dengan nilai standar. Dengan
kata lain, akurasi menunjukkan seberapa dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya.
Ketepatan dinyatakan dengan nilai "ketidaktepatan" atau "ketidakpastian" pengukuran.
Penentuan ketepatan memerlukan instrumen standar!
Contoh-3
Ketepatan instrumen ukur = 0,1 oC. Artinya nilai ketidaktepatan instrumen ukur
adalah 0,1 oC di atas atau di bawah nilai sebenarnya.
Penulisan Ketidaktepatan
Ditulis dalam dimensi nilai variabel terukur, contoh 1 oC.
Ditulis dalam dimensi persen span, contoh 0,5 % span
Ditulis dalam dimensi persen nilai pembacaan, contoh 1 % nilai terukur.
Penentuan ketepatan dilakukan dengan kalibrasi instrumen ukur. Hasilnya adalah berupa
nilai "ketidaktepatan" atau "ketidakpastian" pengukuran.
2. Kalibrasi
2-3
Kalibrasi secara bahasa berarti peneraan. Dalam bidang pengukuran, kalibrasi adalah
menepatkan penunjukan instrumen ukur dengan instrumen standar. Setelah kalibrasi sebuah
instrumen ukur dapat diketahui:
(1)
ketepataan atau akurasi instrumen ukur; serta
(2)
hubungan antara masukan (pembacaan instrumen ukur standar) dan keluaran
(pembacaan instrumen ukur).
Hubungan pembacaan instrumen ukur (y) dan nilai standar (x) adalah
y=mx+n
dengan, m = kemiringan kurva, dan n = intersep. Idealnya m = 1 dan n = 0.
3. ERROR (Galat)
Error atau galat adalah selisih antara nilai terukur dan nilai sebenarnya.
Error = [Nilai terukur] - [Nilai sebenarnya]
Bermacam-macam error atau penyimpangan dapat dilihat melalui gambar berikut.
2-4
1
60,1
70,2
80,0
Keluaran
2
60,0
70,0
80,0
3
60,1
70,1
80,1
Selisih
pengukuran
0,1
0,2
0,1
yi y
N 1
2-5
sy
N
P=99.73%
(3s )
235
19.2
9.2
6.6
5.5
4.9
4.5
4.3
4.1
4.0
3.6
3.4
3.3
3.1
3.0
(3) Membuat persamaan kurva kalibrasi dari seluruh rentang pengukuran secara regresi
linier,
y=mx+n
dengan: y = nilai terukur
x = nilai standar
m = slope
n = intersep
(4) Nilai hasil pengukuran sebenarnya adalah,
y n
x
m
(5) Menghitung ketidakpastian sebenarnya (x),
y
x =
m
(6) Maka nilai pengukuran sebenarnya adalah,
x x