Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja sering disebut masa transisi. Sebab, di masa ini seseorang
beralih dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini terjadi pada usia belasan.
Banyak sekali perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang perubahan
fisik.Remaja terlibat dalam jaringan teman sebaya yang sangat kuat selama menggali
jati diri mereka. Di masa ini, selain mengalami perubahan pada diri seseorang yang
menginjak remaja, juga terjadi perkembangan-perkembangan terutama dari sisi
psikologis. Pada, tahap perkembangan remaja ini terdapat beberapa teori
perkembangan remaja termasuk konsep, tahap dan karakteristik remaja. Secara
keseluruhan, teori-teori ini membantu untuk melihat keseluruhan mengenai remaja.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui remaja dalam perkembangan manusia
2. Untuk mengetahui teori-teori perkembangan masa remaja

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang dialami oleh
remaja secara kontinue. pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang saling
berhubungan tak bisa dilepaskan dari kehidupan remaja.Pertumbuhan merupakan
proses yang berkaitan dengan dengan perubahan kuantitatf yang mengacu pada
jumlah besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan
struktur biologis. Pertumbuhan adalah proses perubahan dari segi fisik yang
berlangsung normal dalam perjalanan wakt tertentu. Dalam setiap pertumbuhan
bagian-bagian tubuh memiliki tempo kecepatan yang berbeda-beda. Misalnya
pertumbuhan alama kelamin pria, pada masa anak-anak alat kelamin tumbuh lambat
namun setelah pubertas mengalami percepatan. Sebaliknya pertumbuhan susunan
saraf pusat mengalami percepatan saat masa anak-anak namun setelah masa pubertas
relatig lambat bahkan terhenti.
B. Perkembangan fisik
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan
fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan
seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
1. Hormon-Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon-hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri
yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
a. Ciri-Ciri Seks Primer
Pada

masa

remaja

primer

ditandai

dengan

sangat

cepatnya

pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh
secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu

penis luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin
membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria
(sekitar 14-15 tahun) mengalami mimpi basah. Pada remaja wanita,
kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina
dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama
kalinya mengalami menarche (menstruaasi pertama). Menstruasi awal
sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang
serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
b. Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak
disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan
tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan
tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah
besar buah dada danbertambah besarnya pinggul.
2. Pubertas.
a. Perubahan eksternal
Perempuan

Laki-laki

Tinggi

Usia 17 dan 18 tahun


mencapai tinggi yang
matang.

Rata-rata anak laki-laki


setahun sesudahnya.

Berat

Peruahan berat badan mengikuti jadwal yang sama


dengan perubahan tinggi

Proporsi tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai


perbandingan tubuh yang baik.

b. Perubahan internal

Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa,
usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah
panjang.

Sistem Peredaran Darah


Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun
beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.

Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17
tahun, remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun
kemudian .

Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan.
Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang,
khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

C. Motorik Halus
a. Kemampuan Gerak
Perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolesensi mengikuti
perubahan perubahan dalam ukuran badan, kekuatan dan fungsi fisiologis. Anak
laki-laki mengalami peningkatan yang signifikan tetapi anak perempuan tidak
menunjukan peningkatan yang berarti, bahkan menurun pada umur menstruasi
hal tersebut dapat dilihat dari gerakan lari lompat jauh tanpa awalan dan
melempar jarak jauh, karena anak perempuan mencapai hasil maksimal dalam
berlari pada usia 13 tahun dan menunjukkan sedikit perubahan dalam melempar
dan melompat sesudah umur tersebut.
Selanjutnya penelitian lain dari Vincent (1968) menyatakan bahwa anak
perempuan mencapai skor terbaik dalam ketepatan melempar, memantulkan
ketembok dan melempar jarak jauh pada usia 15,3 tahun, untuk lompat tinggi
penampilan terbaik pada usia 14,4 tahun, sedangkan siswa putri yang sehat dan
segar mencapi skor tertinggi dalam lompat pada umur 18,4 tahun. Penampilan
fisik sesudah pubertas lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan.
Umumnya penampilan gerak anak perempuan dalam keterampilan dasar
cenderung menurun sebelum mencapai kematangan biologis, kira-kira 3 tahun

sebelum kematangan skeletal sebaliknya anak laki-laki terus mengalami


peningkatan penampilan geraknya dengan bertambahnya kematangan skeletal.
Kecepatan matang secara biologis laki-laki adanya hubungan dengan penampilan
gerak. Umumnya anak laki-laki masa pubertas meningkat secara terus menerus dan
teratur dalam lari dan melompat, tetapi sediki terlambat dalam lemparan, hal ini
berhubungan dengan serangkaian pertumbuhan fisik, seperti tungkai yang memanjang,
pinggul yang melebar sebelum pengembangan bagian pundak.
Dalam lompat jauh tanpa awalan, menggantung dengan lengan ditekuk, berbaring
duduk (sit-up) dengan lutut ditekuk anak laki-laki umur 10-16 tahun menunjukkan
peningkatan yang berbeda. Peningkatan penampilan tertinggi untuk lompat jauh tanpa
awalan terjadi antar umur 14-15 tahun dan umur 11-12 tahun untuk lengan menggantung
dan sit-up. Peningkatan maksimum lompat jauh tanpa awalan dan menggantung
bertepatan dengan puncak percepatan pertumbuhan tinggi badan, sendangkan
peningkatatan pada sit-up 1 tahun sebelum puncak percepatan pertumbuhan tinggi
badan. Peningkatan yang lebih cepat pada anggota badan sehingga secara mekanika
memberikan keuntungan dalam melakukan sit-up karena togok relative lebih pendek.
Pertumbuhan yang cepat pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan
bentuk tubuh, kekuatan dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam
penampilan fisik selama masa adolesensi.
b. Koordinasi Kesimbangan
Peningakatan koordinasi pada anak laki-laki terus berjalan dengan berjalannya
umur kronologis,sedangkan anak perempuan sudah tidak berkembang lagi sesudah umur
14 tahun kelincahan anak laki-laki lebih unggul dibanding perempuan kelincahan anak
wanita dewasa kurang baik daripada kelincahan wanita masih muda atau anak-anak
tetapi wanita dewasa lebih bisa menjaga posisinya.
Terjadinya penurunan kelincahan sesudah umur 14 tahun,adanya sedikit perubahan
terjadi penurunan pada kontrol kelentukan keseimbangan bagi perempuan. Terutama
pada masa puber berat badan akan bertambah sehingga mempengaruhi terhadap
penampilan gerak perempuan.

Kombinasi gerak anak laki-laki pada awal pubertas mengalami perkembangan sedikit
sekali tetepi setelah itu perkembangannya semakin cepat. Ada hubungan yang besar
antara keseimbangan dinamik dengan penilaian kemampuan fisik anak laki-laki usia
SMP. Perubahan pesat yang terjadi pada masa adolesensi seperti tambahnya
fisik,kekuatan dan proporsi tubuh berpengaruh terhadap pengaturan syaraf gerak,yang
berakibat menurunnya beberapa kemampuan gerak untuk keseimbangan. Proses
penyesuaian integrasi fungsi syaraf gerak memerlukan waktu cukup lama hal ini
berpengaruh merugikan terhadap kehilangan koordinasi gerak.
c. Peningkatan Penampilan Gerak
Masa sebelum adolesensi dan adolesensi merupakan saat peningkatan penampilan
gerak seperti lari cepat,lari jarak jauh dan lompat tinggi. Peningkatan secara kuantitatif
yang berlangsung terus akan mengahasilkan peningkatan penampilan dan daya tahan.
Demikian ini pula sumbangan diri unsur koordinasi tidak diragukan lagi dalm
menunjang peningkatan keterampilan.
Peningkatan gerak secara kuantitatif dalam penampilan gerak pada masa adolesensi
adalah sebagai berikut :
a. Lari
Pengukuaran kuantitatif untuk lari umumnya dilakukan dengan mengukur
kecepatan,lari jarak pendek dan kelincahan. Kelincahan lari merupakan frekuensi yang
dicapai seseorang dalam mengubah arah. Kecepatan lari anak laki-laki akan terus
meningkat antara umur 4-17 tahun tapi perempuan menunjukan penurunan,selain itu
laki-laki memiliki kecepatan lebih tinggi dibanding perempuan.

b. Lompat (jumping)
Lompat kearah depan atau atas menunjukan peningkatan lompatan kedepan
untuk laki-laki dan perempuan kira-kira 33 inchi pada umur 5 tahun dan pada umur 10-

11 tahun mencapi 60 inchi sesudah itu laki-laki terus meningkat kira-kira 90 inchi pada
umur 19 tahun,sedangkan perempuan mengalami kestabilan.
c. Melempar (throwing)
Gerak lemparan sering digunakan untuk mengukur penampilan lempar adapun
kecepatan dan ketepatan juga ikut dinilai. Penampilan lempar berbeda dari kemampuan
lari dan lompat,demikian pula perbedaan yang ada antara laki-laki dan perempuan yang
terjadi sejak usia muda. Penelitian dari Espenchade (1960) menemukan peningkatan
lemparan dari kira-kira 24 feet pada umur 5 tahun sampai 153 feet pada umur 17 tahun.
Sebaliknya yang dialami anak perempuan sangat kontras dalam penampilan
lempar,hanya kira-kira 14,5 feet pada umur 5 tahun dan meningkat 75,7 pada umr 15
tahun,selanjutnya bahkan menurun pada umur 16 tahun.
Kecepatan lempar anak laki-laki meningkat 5,45 feet/s setiap tahun sejak taman
kanak-kanak, peningkata rata-rata 3,88 feet. Perbedaan kecepatan lempar antara laki-laki
dan perempuan adalah besar sedangkan jarak lemparan masih mendekati sejajar.
d.

Keterampilan Dasar
Sebagian besar penelitian menyatakan bahwa usia untuk belajar gerak yang

paling tepat adalah sebelum masa adolesensi terutama pada umur12 tahun atau
sebelumnya.

Masa

kanak-kanak merupakan

waktu

untuk

belajar

kemampuan

dasar,sedangkan masa adolesensi adalah masa penyempurnaan dan penghalusan serta


mempelajari variasi berbagai macam keterampilan gerak.
Keterampilan gerak pada masa adolesensi sangat dipengaruhi oleh penguasaan
gerak dasar pada masa anak-anak dan oleh faktor latihan. Oleh karena itu kecenderungan
keterampilan setiap individu pada masa adolesensi semakin bervariasi ada keterampilan
yang berkembang dengan baik ada pula yang tidak baik.

D. Motorik kasar

Fase remaja awal merupakan fase yang lanjutan dari praremaja. pada fase ini
ketertarikan pada lawan jenis mulai nampak. Sehingga, remaja mencari suatu pola untuk
memuaskan dorongan genitalnya. Menurut Steinberg (dalam Santrock, 2002: 42)
mengemukakan bahwa masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan
orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak.Sunaryo (2004:56) berpendapat
bahwa, hal terpenting pada fase ini, antara lain:
1)

Tantangan utama adalah mengembangkan aktivitas heteroseksual.

2)

Terjadi perubahan fisiologis.

3)

Terdapat pemisahan antara hubungan erotik yang sasarannya adalah lawan jenis
dan keintiman dengan jenis kelamin yang sama.

4)

Jika erotik dan keintiman tidak dipisahkan, maka akan terjadi hubungan

homoseksual.
5)

Timbul banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual, keamanan dan

keakraban.
6)

Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan melakukan

hubungan d
E. Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda
dan isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih
membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola
bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu,
menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius.
Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak.
Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog
seperti ilmuwan.
engan jenis kelamin yang berbeda.

F. Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial
atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral
dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif,
keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa
remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang
unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini
berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman
sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa
remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti :
mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki
penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat
terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
a) Di Lingkungan Keluarga

Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya

Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)

Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga

Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok

b) Di Lingkungan Sekolah

Bersikap respek dan mentaati peraturan

Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah

Menjalin persahabatan dengan teman sebaya

Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain

Berprestasi di sekolah

c) Di Lingkungan Masyarakat

Respek terhadap hak-hak orang lain

Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain

Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain

Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.

G. Teori Psikososial
Erikson mengembangkan teori psikososial sebagai perkembangan dari teori
psikoanalisis Freud. Erik Erikson mengatakan bahwa tahap perkembangan individu
selama hidupnya dipengaruhi oleh interaksi sosial yang menjadikan individu menjadi
matang secara fisik dan psikologis.
Menurut Erikson semakin berhasil individu mengatasi konflik, maka semakin sehat
perkembangan individu tersebut. Seperti pernyataannya, sebagai berikut :
a)

Percaya versus tidak percaya (trush versus mistrush) adalah tahap psikososial
Erikson

yang dialami dalam tahun pertaa kehidupan. Rasa percaya tumbuh dari

adanya perasaan akan kenyamanan fisik dan rendahnya rasa ketakutan serta
kecemasan tentang masa depan.
b)

Otonomi versus malu dan ragu-ragu (autonomy versus shame and doubt) adalah
tahap perkembangan yang terjadi pada akhir masa bayi dan toddler (usia 1-3
tahun).

c)

Inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus guilt) adalah tahap perkembangan
yang terjadi selama masa persekolahan.

d)

Industri versus perasaan rendah diri (industry versus inferiority) adalah tahap
perkembangan yang tejadi kira-kira pada usia sekolah dasar.

e)

Identitas versus kekacauan identitas (identity versus identity confusion) adalah


tahap perkembangan yang dialami individu selama masa remaja. Pada masa ini
individu diharapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan
kemana mereka menuju dalam kehiupannya.

f)

Intimasi versus isolasi (intimacy versus isolation) adalah tahap perkembangan


yang dialami individu selama masa dewasa awal. Pada masa ini individu
menghadapi tugas perkembangan untuk membentuk hubungan intim dengan orang
lain.

g)

Generativitas versus stagnasi (generativity versus stagnation) adalah tahap


perkembangan yang dialami individu pada masa dewasa tengah.

h)

Integritas versus rasa putus asah (intregity versus despair) adalah tahap
perkembangan yang dialami individu pada masa dewasa akhir.
H. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal

berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak,
idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa
bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya
penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan
dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan
pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan
gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran opersional
formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih abstrak
dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar
abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik
ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai
berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan
secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.

Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini
menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif
remaja
I. Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III:
pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara
remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan
lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilainilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral
remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan orang tua
sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam
mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan
kehendak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa
kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja
sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman
sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. Teori-teori perkembangan

remaja antara lain, teori psikoanalisa, teori psikososial, teori kognitif serta teori tingkah
laku dan belajar sosial. Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja, remaja
awal, dan remaja akhir. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja antara
lain, perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu
meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial, remaja berfikir secara
logis dan transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan
manusia lain. Sementara itu, ciri khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya
lebih erat, hubungan dengan orang tua penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi,
dan mudah stres.
B. Saran
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan berbagai
konflik batin maupun psikis. Orang tua harus benar-benar memahami konsekuensi
perubahan pada remaja. Sementara itu, perawat dapat dijadikan tempat konseling untuk
remaja sebagaimana peran perawat dan sebagai perawat yang menghadapi permasalahan
remaja senantiasa memberikan bimbingan atau konseling yang baik atau yang tidak
memojokkan remaja tersebut dalam masalah yang dihadapinya.
Demikian makalah mengenai perkembangan remaja. Mohon maaf,apabila
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karenaitu,kritik dan saran yang membangun
sangat kami butuhkan. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.
Bandung:Refika Aditama.
Dorland, W.A. Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta:EGC.
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2005. Fundamental Keperawatan Vol.1. Jakarta:
EGC.

Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC.
Dunia Psikologi:Teori perkembangan masa remaja
http://rendywirajuniarta.blogspot.com/2011/04/teori-perkembangan-masa-remaja.html
Diakses: Selasa, 27 nov 2012, pukul : 18.50 WIB.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53487/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf?sequence=3
diakses: hari rabu, 28 nov 2012, pukul : 16:45
Karakteristik Remaja
http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja
Diakses: Rabu, 28 November 2012, pukul : 17.17 WIB.

Anda mungkin juga menyukai