BAB II
PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang proses pengkajian yang berdasarkan
5M (Man, Material, Method, Money, Marketing) meliputi pengumpulan data,
analisis SWOT, dan identifikasi masalah.
2.1 Visi, Misi, dan Motto
2.1.1 Visi RSU Haji Surabaya
Rumah sakit pilihan masyarakat, prima dan islami dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian.
2.1.2 Misi RSU Haji Surabaya
1. Menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas
melalui SDM yang professional, mukhlis dan komitmen tinggi sesuai
perkembangan IPTEKDOK.
2. Meningkatkan kualitas hidup sesuai harapan pelanggan.
3. Mewujudkan sarana prasarana yang memadai.
4. Mewujudkan wahana pembelajaran dan penelitian dalam upaya untuk
profesionalisme yang handal.
5. Menanamkan
budaya
kerja
sebagai
bagian
dari
ibadah
dan
profesionalisme.
6. Mengembangkan program unggulan.
7. Mengembangkan jejaring dengan institusi lain
2.1.3 Motto RSU Haji Surabaya
Motto RSU Haji adalah Menebar salam dan senyum dalam pelayanan.
2.1.4 Visi Keperawatan RSU Haji Surabaya
Menjadi pioner keperawatan professional yang islami.
2.1.5 Misi Keperawatan RSU Haji Surabaya
1. Meningkatkan kompetensi tenaga keperawatan melalui peningkatan
pendidikan dan penelitian.
2. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan sesuai standar.
3. Menata sistem pelayanan keperawatan profesionalisme.
4. Menata program bimbingan mahasiswa keperawatan.
4
pengawasan
dan
pengendalian
mutu
pelayanan
keperawatan.
2.1.6 Tujuan Unit Keperawatan RSU Haji Surabaya
Memberikan pelayanan keperawatan profesional yang islami sesuai
standar asuhan keperawatan
2.1.7 Falsafah Keperawatan RSU Haji Surabaya
Bantuan keperawatan yang diberikan kepada pasien, keluarga, masyarakat
secara profesional tanpa memandang suku, agama dan pangkat sosial
masyarakat yang dilandasi dengan niat ibadah kepada Allah SWT.
2.1.8 Nilai Keperawatan
1. Tanamkan kejujuran, keramahan dan profesionalisme dalam memberikan
pelayanan keperawatan.
2. Ciptakan rasa saling menghormati antara perawat dan profesi kesehatan
lain dalam bekerja
2.1.9 10 Pedoman Keperawatan RSU Haji Surabaya
1. Berkata/ berbuat benar dan bijaksana.
2. Saling menghargai dan bekerjasama.
3. Komunikatif dan santun.
4. Sabar dan kasih sayang.
5. Kompeten dan bertanggung jawab.
6. Memecahkan masalah pasien melalui proses keperawatan.
7. Bekerja sesuai standar praktek keperawatan.
8. Kepedulian.
9. Mengutamakan kepuasan pelanggan.
10. Cepat, tanggap, dan pro aktif.
11. Mewujudkan pelayanan kesehatan prima sesuai dengan pelayanan
kesehatan yang bermutu
2.2
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 10 Maret 2014 11 Maret 2014,
meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan
pemasaran (marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis
SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu
sebagai prioritas masalah.
Struktur Organisasi
Ruangan Shofa 4 dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh 6
ketua tim (PP), dan 10 perawat pelaksana. Adapun struktur organisasinya
adalah :
KARU
KATIM I ( PP 1 )
PERAWAT
PELAKSANA/PA
PAGI
KATIM 2 ( PP 2 )
PERAWAT
PELAKSANA/PA
PAGI
PERAWAT
PELAKSANA/PA
SORE
PERAWAT
PELAKSANA/PA
SORE
PERAWAT
PELAKSANA/PA
MALAM
PERAWAT
PELAKSANA/PA
MALAM
PASIEN 7 - 8 ORANG
PASIEN 7 - 8 ORANG
Gambar 2.1 Bagan struktur organisasi MAKP Instalasi Rawat Inap Shofa 4 RSU
Haji Surabaya
jawab
dan
wewenang
dalam
mengatur
dan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Mengatur
dan
mengendalikan
pemberian
asuhan
keperawatan
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Memonitor
pendokumentasian
askep
yang
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
Mengikuti timbang
terima
c.
d.
e.
Melakukan
tindakan
g.
Mengecek
kerapian
dan
Mengkomunikasikan kepada
katim apabila ada masalah
i.
Menyiapkan
pasien
untuk
Berperan
serta
dalam
tindakan keperawatan
k.
l.
Membantu
diperlukan
tim
apabila
10
m.
Memberikan
resep
dan
tugas
yang
Melaksanakan
didelegasikan oleh katim atau karu
(4) PRS
Pengertian seorang tenaga non keperawatan yang diberikan
wewenang untuk melaksanakan administrasi di ruangan dan
membantu keperawatan di ruang perawatan.
Tugas PRS sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mengantar
pasien
dan
mengambil
hasil
pemeriksaan
radiologi
g.
Mengantar
blangko
bon
dan
mengambil
permintaan
obat/alkes
h.
i.
j.
k.
2.
l.
m.
n.
o.
11
No
1
Nama
Anik Rahmawati
Pendidikan
S1 Kep Ners
Kategori
PNS
L/P
P
2
3
Dwi Rianti
Erlin M
S1 Kep Ners
Akper
PNS
PNS
P
P
P
4
5
6
Ratnawati
Vika Damayanti
Fitriyah Putri A
Akper
Akper
S1 Kep Ners
PNS
PNS
PNS
Ida S.
Akper
PNS
8
9
10
11
Gwinense Ean
Wahyu I E.
Ratna Wijayanti
Andi Yulianto
Akper
Akper
Akper
Akper
T. BLUD
T. BLUD
T. BLUD
P
L
P
T. BLUD
12
13
14
Dewi Kurniawati
Rika Ratna
Rina andriani
S1 Kep
Akper
Akper
T. BLUD
T. BLUD
P
P
T. BLUD
P
P
15
16
Faisal Lutfi
Maftukha
Akper
Akper
T. BLUD
T. BLUD
17
18
19
20
Heni Wahyuni
Suminta
Merrie M
Patmiatun
Akper
SMA
SMA
SMA
T. BLUD
PNS
PNS
PNS
P
P
P
P
Pelatihan
PPGD, Pasien
safety, Service
excellence,
Managemen
bangsal, CI,
Diklat
penanganan
peny. Tropis,
Managemen
resiko,
Training
KBK, PPI
PPGD
PPGD,
Perawatan Ca
Mamae
PPGD
PPGD
PPGD, BCLS,
ATLS
PPGD, Code
Blue
PPGD
PPGD
PPGD
BCLS, ACLS,
PPGD
PPGD
BCLS, BCLS
PPGD, Sistem
pelaporan
hasil surveilan
& epi info
dasar
PPGD, BCLS
PPGD, PPI
RS
PPGD
BLS
BLS
12
Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang Shofa 4 RSU Haji Surabaya
No
Kualifikasi
Jumlah
Jenis
Cleaning Service
3 orang
Pekarya
3 orang
Di ruangan Shofa 4 RSU Haji Surabaya tenaga non medis terdiri dari
pekarya kesehatan dan cleaning service tidak terdapat tenaga tata usaha dan
pekarya rumah tangga. Tenaga tata usaha tidak ada karena semua pengurusan
administrasi dirangkap oleh PRS / perawat.
Persentase Kasus Terbanyak Di Ruang Shofa 4 Tahun 2014
Tabel 2.3 Persentase Kasus Terbanyak di Ruang Shofa 4 RSU Haji
Surabaya
No
Klasifikasi Penyakit
Jumlah
SAK
Diabetes Mellitus
65
Ada
Febris/ fever
51
Dengue Fever
47
Diarioea,gastroentritis
46
Cerebral Infark
41
Hipertensi
38
Stroke
37
Tidak
Ket
13
Dispepsia
33
Typoid Abdominal
30
10
DHF
26
4.
Tingkat
Ketergantungan
52,5 = 7,5
7
14
297
15
21 = 3
7
Ket :
A : rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : rata-rata jumlah pasien/hari
16
C : jumlah hari/tahun
D : jumlah hari libur masing-masing perawat
E : jumlah jam kerja masing-masing perawat
F : jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G : jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H : jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
(1)Perawatan Langsung
Minimal Care
: x 4 jam = 2 jam
Partial Care
: x 4 jam = 3 jam
Total Care
: 1 1 x 4 jam = 4 6 jam
Jumlah perawat
= di unit tersebut
: 1 orang x 2 jam =
2 jam
Partial Care
Total Care
: 3 orang x 6 jam =
18 jam
Total
53 jam/ hari
= 19162,5 = 12,1
1589
297
= 12 orang
17
pasien
Total Care
Partial Care
Pagi
3 x 0,36 = 1,08
11
x = 2,97
Sore
3 x 0,30 = 0,90
11
x = 1,65
Malam
3 x 0.20
11 x 0,10
= 0.60
= 1,1
Minimal
0,27
1x 0,17
0,15
1 x 0,14
1 x 0,07
= 0,07
Care
Jumlah
= 0,17
4,22
= 0,14
2,69
1,77
: 4 orang
Dinas Sore
: 3 orang
Dinas Malam:
: 2 orang
297
18
19
20
Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada
ruang Shofa 4 RSU Haji dengan uraian denah sebagai berikut.
U
KM
Dapur
Spool hook
D
Ruang
KM
admin
KM
KM
Nurs station
Ruang
KARU
KM
C
E
KM
KM
Nurs Station
F
Gudang
Musholah
KM
F
isolasi
Nurs Station
B
KM
Mahasiswa
Gudang
Ruang tindakan
A
KM
isolasoi
2.
Nama Barang
Tempat tidur dewasa
Jumlah
15 4 Bed
Kodisi
Baik
Meja pasien
15
3
4
Kipas angin
Kursi pasien
buah
- 2 buah
15 2 buah
baik
Cukup
5
6
7
8
Troly emergency
Jam dinding
Timbangan
Kamar mandi dan
1 1 buah
6 - buah
- 1 buah
7 2 buah
baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
9
10
11
WC
Dapur pasien
TV
Kursi lipat
1 1 buah
6 - buah
13 - buah
baik
baik
Baik
Cukup
Keterangan
Roda rusak 6,
pagar 3 biji
4 Baik
21
12
13
14
15
16
17
3.
Lemari kayu
Wastafel
Meja kayu
AC
Lemari Es
Computer
5 - buah
baik
Cukup
5 2 buah
baik
Cukup
5 1 buah
baik
Cukup
6 2 buah
2 1 buah
1 - buah
baik
Baik
Baik
baik
Nama Barang
Standart
JUMLAH ALAT
Yang
Kondisi
Kekurangan
1
2
ada
-1
--
Baik
Baik
3
4
rusch
Bengkok
Dresing card
42
22
Baik
22
Baik tetapi -
111
tidak sesuai
ukuran
tempat
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Dryer sterilyser
Gunting Aj kecil
Gunting verbal
Korentang
Pinset anatomi smic
Pinset chirrurghi smic
Regulator O2 tabung
Standar infuse
Tensi meter duduk
Stetoskop
Standart Waskom
Tempat korentang tanpa
tutup
17 Thermometer biasa safety
18 Desinfeksi Kom
19 Mayo tube dewasa rusch
-31
31
21
61
61
101
154
41
31
105
21
sampah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
1-
21
11
11
Baik
Baik
Baik
102
31
21
22
20 Nasal kanul
21 Flowmeter
22
23
24
25
26
27
28
29
30
humidifier
lengkap
Bak injeksi
Bak instrument
Cucing
Kom
Tromol besar
Tromol kecil
Komputer, printer
02 tabung
ECG
53
101
Baik
Baik
21
61
61
22
32
11132
1-
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Elektroda
21
1-
kurang
31
32
33
34
35
Kursi roda
Nebulizer
Suction
Lampu tindakan
Oximetri
21
11
1-1-
mengigit
Baik
Baikrusak
Baik
Batrai
-1
-1
cepat
habissering
rusak
4.
Tabel 2.7 Alat tenun diruangan Shofa 4 dan isolasi RSU Haji Surabaya
No
NAMA ALAT
1
2
3
Sprei
Penjurus
Selimut
4
5
6
7
8
9
10
11
12
atau lorek
Selimut wool
Sarung bantal
Sarung guling
Sarung penderita
Sarung 02 besar
Sarung o2 kecil
Skort kerja
Celana penderita
Taplak
meja
pasien
putih
Standart
4512
4512
4512
4512
4512
4512
4512
1510
62
2020
4512
4512
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
2512
510
-2
3512
52
23
13
Telapak
meja
14
15
16
17
18
19
20
besar
Bantal
Baju penderita
Duk buntu kecil
Duk buntu besar
Duk lubang
Waslap
Perlak
meja
12-
--
12-
154
-
256
--10--10
Baik
Baik
Baik
64
64
-4
1510
452
4512
kecil
5. Administrasi Penunjang
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
Shofa 4 sudah memenuhi jumlah standar yang ditetapkan oleh RSU Haji
Surabaya. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh
ruangan secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada
standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan
kriteria kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari. Pengadaan alat-alat
kesehatan di Ruangan Shofa 4 dikoordinasi oleh Karu. Penyediaan fasilitas
pasien terhadap proses kerja perawat cukup membantu. Inventaris alat di Ruang
Shofa 4 berjalan dengan baik.
6.
24
Penerapan
Pemberian Model Praktik Keperawatan Profesional (MAKP)
MAKP adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilainilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
1)
25
dimana
sekelompok
tenaga
seorang
perawat
keperawatan
dalam
profesional
memimpin
memberikan
asuhan
Ketua
tim
sebagai
perawat
profesional
harus
mampu
(2)
(3)
(4)
keperawatan terjamin.
Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan
berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
26
27
28
mengadakan
diskusi
singkat
untuk
mengetahui
sekaligus
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi
29
Supervisi Keperawatan
Supervisi
peningkatan
merupakan
kemampuan
upaya
pihak
untuk
yang
membantu
disupervisi
agar
pembinaan
mereka
dan
dapat
melaksanakan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Sudjana, 2004).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara kesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
30
Discharge Planning
Discharge planning merupakan suatu bentuk kegiatan MAKP agar klien
dan keluarga yang masuk di ruang Shofa, yang sedang dalam perawatan dan
yang akan pulang mengerti tentang perawatan selama pasien dirawat di ruang
Shofa 4 dan yang akan keluar RS sehingga klien dan keluarga dapat mengikuti
31
materi atau
hal
yang terkandung
mengenai penyakit.
Dari
hasil
observasi yang
dilakukan,
discharge planning
sudah
dilakssanakan, akan tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat dan hanya
dilaksanakan saat pasien akan pulang dan isinya hanya penjelasan tentang
penyakit yang diderita pasien dan cara mengatasi penyakitnya jika kambuh.
Dalam melakukan discharge planning perawat ridak pernah memberikan brosur
maupun leaflet pada pasien, sehingga pasien kadang lupa tentang penjelasan
yang sudah diberikan oleh para perawat.
Menurut pernyataan dari kepala ruangan Shofa 4 bahwa Discharge
Planning dilaksanakan oleh kepala ruangan bahkan kepala ruangan telah
merencanakan Discharge Planning saat penerimaan pasien baru serta selalu
mengingatkan Discharge Planning pada setiap ronde keperawatan. Pelaksanaaan
Discharge Planning belum optimal diantaranya format Discharge Planning yang
tersedia tidak digunakan sehingga belum diaplikasikan secara maksimal dan
Discharge Planning dibuat serta dilakukan oleh kepala ruang saja.
8.
32
Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen
Asuhan Keperawatan
dilakukan
keterampilan
dengan
benar.
berkomunikasi,
Kegiatan
keterampilan
pendokumentasian
mendokumentasikan
meliputi
proses
33
3) PIER
4) SOP
5) SOAP
Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di ruang Shofa 4
antara lain:
Tabel 2.8 Lembar Dokumentasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
URAIAN BAGAN
Lembar penerimaan pasien baru
Pernyataan rawat inap
Rekam medis pasien rawat jalan
Rekam medis IRD
Tanda vital
Hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan penunjang ; radiologi,
ECG/patologi-anatomi/sitologi, dll.
Grafik
Lembar transfusi dan infus
Lembar pemberian obat
Instruksi dokter
Lembar konsul / catatan harian dokter
Lembar catatan perawat
Lembar Askep
Lembar Resume
Ringkasan dokumen Askep
Pemantauan INOK/ infeksi nosokomial
34
kesehatan, fasilitas kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi
pasien, dan fasilitas kesehatan bagi petugas kesehatan berasal dari rumah
sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Sedangkan
dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit. Intensif yang diberikan
dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan sama untuk semua
ruangan sedangkan jasa medik diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja,
dan risiko pekerjaan. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS
non PBI, dan umum. Di ruang Shofa IV.
Tabel 2.9 : Biaya perawatan di ruang rawat irna Shofa 4 RSU Haji Surabaya
Tarif tindakan
No.
Tindakan
1.
Memasang infus dewasa
2.
Memasukkan obat IV, IM,
sub
3.
Mengambil darah vena
4.
Pemakaian oksigen per 2
jam
Biaya
20.000
32.000
Jumlah
Disesuaikan
Disesuaikan
20.000
5.000
Disesuaikan
Disesuaikan
Biaya
10.000
119.000
60.000
Jumlah
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
Jumlah
15
14
15
14
15
15
14
14
13
14
14
14
Kapasitas TT
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
BOR harian
100%
93,3%
100%
93,3%
100%
100%
93,3%
93,3%
86,7%
93,3%
93,3%
93,3%
35
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Jumlah
14
15
15
15
13
15
14
15
15
15
15
15
14
15
13
14
403
93,3%
100%
100%
100%
86,7%
100%
93,3%
100%
100%
100%
100%
100%
93,3%
100%
86,7%
93,3%
95,9%
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
420
Kejadian infeksi
Plep
0
Deku
0
Pasien jatuh
0
Diagnosa Medis
Jumlah pasien
Diabetes Mellitus
65
Febris/ fever
51
Dengue Fever
47
Diarioea, gastroentritis
46
Cerebral Infark
41
Hipertensi
38
Stroke
37
Dispepsia
33
36
Typoid Abdominal
30
10
DHF
26
Tingkat Kepuasan
Pasien
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja
perawat. Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 20 soal
berbentuk pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup pemberian
penjelasan orientasi ruangan, pemberian penjelasan setiap prosedur
tindakan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan.
Jawaban pada pertanyaan pilihan terdiri atas tiga jawaban yaitu ya,
kadang-kadang, dan tidak. Adapun indikator kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan dinilai berdasarkan kuesiner yang berjumlah 20
pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi nilai berdasarkan jawaban
kemudian ditotal tiap-tiap responden dan dijumlah keseluruhan. Kriterian
penilaian: jika menjawab ya bernilai 2, kadang-kadang bernilai 1, dan
tidak bernilai 0. Penilaian kepuasan dilakukan berdasarkan rentang
persentase yang diadopsi dari kriteria Notoatmodjo, dimana <56%
menunjukkan kuarang puas, 56-75% menunjukkan cukup puas, dan 75100% menunjukkan puas. Pengkajian dilakukan kepada 13 responden.
37
Keterangan kategori:
< 56%
: kurang puas
56-75%
: cukup puas
75-100% : puas
Gambar 2.3
Keamanan Pasien
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat jumlah
penanggulangan KTD, angka kejadian flebitis, angka kejadian kesalahan
pemberian obat, dan kejadian jatuh. Dari pengukuran indikator mutu
pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan dengan rekap data satu
bulan sebelumnya (bulan Februari 2014) di ruang Shofa, didapatkan hasil:
1) Jumlah pengulangan KTD yang sama tidak terjadi;
2) Kejadian dekubitus selama Februari 2014 tidak teridentifikasi
adanya kejadian dekubitus di ruang Shofa RSU Haji;
3) Kejadian flebitis, pada bulan Februari 2014 tidak teridentifikasi
adanya kejadian flebitis di ruang Shofa RSU Haji;
38
Los Alos
Average length of stay yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu yang dijadikan trecer (yang perlu pengamatan lebih lanjut), secara
Tanggal
1 pebruari 2014
2 pebruari 2014
3 pebruari 2014
4 pebruari 2014
5 pebruari 2014
6 pebruari 2014
7 pebruari 2014
8 pebruari 2014
9 pebruari 2014
10 pebruari 2014
11 pebruari 2014
12 pebruari 2014
13 pebruari 2014
14 pebruari 2014
15 pebruari 2014
16 pebruari 2014
17 pebruari 2014
18 pebruari 2014
19 pebruari 2014
20 pebruari 2014
21 pebruari 2014
22 pebruari 2014
ALOS (hr)
3
5
12
7
15
8
8
8
6
11
4
6
6
4
3
4
6
3
7
39
23
24
25
26
27
28
23 pebruari 2014
24 pebruari 2014
25 pebruari 2014
26 pebruari 2014
27 pebruari 2014
28 pebruari 2014
Jumlah
2
5
3
1
2
8
88
5
6
4
6
3
5
155
Lama rawat inap pasien di ruang Shofa bulan Februari 2014 rata-rata
adalah 6 - 7 hari, pulang dengan kondisi membaik 87,5%, kondisi belum
sembuh (APS) 7,9%, meninggal 4,5%. Data selama Februari 2014 untuk
perhitungan ALOS adalah 155 hari (jumlah hari perawatan total) dengan
jumlah total pasien 88 pasien.
Rata-rata lama perawatan pada pasien di ruang Shofa 4 mulai dari masuk
rumah sakit sampai keluar sembuh adalah :
Jumlah pasien yang keluar adalah 88 orang dan jumlah hari perawatan
pasien keluar selama di ruang Shofa 4 adalah 155 hari. Sehingga ALOS yang
didapatkan 1,8 atau setara dengan 1-2 hari untuk satu pasien.
Indikator ALOS dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan
lebih lanjut) dan dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi (Depkes RI,
2005). Menurut surat keputusan menteri keuangan RI, 1989 efisiensi adalah
kemampuan untuk memperoleh hasil tertentu dengan menggunakan masukan
(input) yang serendah-rendahnya. Menurut Hansen (1997) terdapat dua
karakteristik yang berhubungan dengan pengukuran waktu yaitu reliability (ontime delivery) merupakan pelayanan tepat waktu dan responsibility yang
merupakan karakteristik dari waktu yang kritis
dibutuhkan untuk melayani pasien. Hal ini mengakibatkan lama rawat di rumah
sakit lebih panjang dan biaya lebih besar, oleh sebab itu dibutuhkan sistem
pelayanan kesehatan yang memberikan akses universal bagi semua anggota
masyarakat, memberikan perawatan komprehensif, yang mudah, dapat diakses
dan tepat (Perry dan Potter, 2005)
Secara keseluruhan rerata ALOS di ruang Shofa 4 RSU Haji Surabaya
sudah sesuai dengan standar Depkes RI.
40
2.5 Alur
Alur
PJ
Referensi
Pasien
IGD
Petugas triase
Triase
Petugas rekam
medis
Pendaftaran pasien
Kode
biru
Kode
merah
Kode
kuning
Kode
hijau
Dokter jaga
Pelayanan
bedah CITO
Pasien
dinyatakan
dirujuk
Dokter spesialis
Petugas IGD
melakukan
tindakan Medis
Pelayanan Lap
PK Cito
Pelayanan
Radiologi Cito
Dokter jaga
Pasien dinyatakan
di rujuk
Pasien
dinyatakan KRS
Dokter jaga
Pasien dinyatakan
MRS
Protap
tatalaksana
triase
Protap
pendaftaran
pasien IGD
Protap
penanganan
pernafasan dan
jalan nafas,
protap
penanganan
sirkulasi
Protap
konsultasi
Protap medis
yang sesuai,
protap
pelayanan
penunjang
yang sesuai
Protap
penanganan
pasien
meningal di
IGD
Protap rujukan
Dokter jaga
Protap KRS
Dokter jaga
Protap MRS
Kasir IGD
Protap
pembayaran
pasien IGD
41
BOBOT
RATING
BOBOT x RATING
dan 0,1
0,4
0,3
1,2
0,3
0,3
0,2
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,3
tugas,
peran
perawat
menyatakan 0,1
S-W
D3 Keperawatan: 13 orang
Total
3,1-1,5
1
3,1
WEAKNESS
Pelaksanaan MAKP masih belum
maksimal dikarenakan
menggunakan Tim-Primer
0,5
=1,6
42
0,5
1,5
1,8
0,3
0,2
0,6
0,3
0,2
0,2
Adanya
tentang 0,4
pelatihan
Manajemen Keperawatan
Rumah
memberikan 0,1
sakit
kebijakan
untuk
melanjutkan
tinggi
bagi
perawat
ruangan
Kepala ruangan dan staf
menerima dengan baik dan
memfasilitasi mahasiswa
praktek Manajemen
Keperawatan di ruangan
antara
perawat
klinik
dan
mahasiswa
Semua ruangan di RSU Haji 0,1
sudah mendapat sertifikat ISO
2009
RSU
Haji
sudah
mendapat
0,1
O-T
3,4-2,1
1
3,4
= 1,3
43
TREATHENED
Sebagian besar pasien di Ruang 0,3
Shofa
memiliki
0,6
0,6
0,2
jawaban 0,2
0,6
tentang 0,1
0,1
tingkat
yang
lebih
profesional
Makin
kesadaran 0,1
tingginya
pertanggung
2,1
BOBOT
RATING
BOBOT x RATING
sarana
yang
pasien
dan 0,3
1,2
0,2
0,4
0,1
0,2
0,3
0,15
mencukupi
dan
tenaga
kesehatan
2. Semua sarana dan prasarana
sudah digunakan secara optimal
3. Terdapat
administrasi,
penunujang
buku
ekspedisi,
44
0,2
S-W
Total
2,45-2,3
1
2,45
= 0,15
WEAKNESS
1. Belum
khusus
ada
ruangan
untuk
diskusi
dokter
dan 0,3
0,9
0,4
0,6
0,4
perawat
2. APD belum lengkap
3. Sop tidak diletakkan di dekat
0,2
alat.
4. Tidak adanya ruang ganti untuk 0,3
perawat
Total 0,2
Eksternal Factor (EFAS)
2,3
OPPORTUNITY
1. Adanya
kerjasama
untuk
0,5
1,5
0,5
3,5
dan
prasarana
yang
memadai
O-T
3,5-3
Total
= 0,5
1
45
No
ANALISIS SWOT
3
M3 (METODE)
BOBOT
RATING
BOBOT x RATING
1. MAKP
Internal Factore (IFAS)
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi dan
motto
sebagai
acuan
dalam 0,3
0,9
0,9
0,2
0,6
Total 0,2
0,6
WEAKNESS
S-W
3-1
belum maksimal.
Total
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. adanya kebijakan RS terhadap
profesionalisasi perawat
2. adanya mahasiswa S-1
0,4
0,8
0,4
0,8
0,2
0,4
keperawatan melaksanakan
peraktek manajemen di ruang
Shofa 4
3. Adanya
kerjasama
antara
institusi
pendidikan
dengan
RSU haji
Total
=2
46
TREATHENED
O-T
2-3,2
= -1,2
0,4
1,6
0,2
0,4
0,4
1,2
pelayanan
keperawatan
yang
profesional.
3. Makin
tinggi
lebih
kesadaran
3,2
STRENGTH
1. Pendokumentasian
keperawatan
asuhan
model
por
prasarana
untuk
pendokumentasian
(format
timbang
terima
1,2
0,6
0,2
0,4
0,3
0,9
dan 0,2
melaksanakan
pendokumentasian
Total
WEAKNESS
1. Jumlah pasien dan beban
47
belum 1
3,1
dilaksanakan
S-W
0,3
0,6
= 0,6
1,2
0,1
0,6
pendokumentasian
kurang
OPPORTUNITY
1. Adanya prongram pelatihan
yang
perawat
dapat
dalam
membantu
melakukan
pendokumentasian
benar
2. Peluang
yang
perawat
meningkatkan
2,5
untuk
pendidikan
(pengembangan SDM)
Total
0,5
1,5
0,5
1,5
THREATHENED
1. Adanya
tingkat
kesadaran
3,1-2,5
48
3. Ronde Keperawatan
Internal faktor (ifas)
STRENGTH
1. Ronde
keperawatan
sudah
3-4
O-T
= -1
dan 1
tenaga
perawat
0,3
0,2
0,4
0,3
0,9
didokumentasikan
2. Peran katim belum tampak 0,2
0,6
0,6
untuk berubah
Total
WEAKNESS
1. Sudah
dilaksanakan
keperawatan
tetapi
ronde
belum
0,2
consent
4. Ronde keperawatan belum
terjadwal sebagai kegiatan
2,8
rutin di ruangan
5. Belum adanya perawat yang
mengikuti pelatihan tentang
ronde
keperawatan
selain 0,2
0,6
KARU dan CI
6. PP menentukan kasus yang
dirondekan
Total
S-W
2,8-2,4
=o,4
0,2
0,4
49
0,1
0,4
S1. 0,2
0,4
0,1
0,2
0,2
0,4
OPPORTUNITY
1. Adanya
mahasiswa
pasien
sebagai
konsumen
untuk
2,4
dan
bermutu
0,4
1,2
0,6
1,2
4. Sentralisasi Obat
Internal faktor (ifas)
2,4
STRENGTH
1. Tersedianya
sarana
dan
0,5
1,5
2,4-3
format sentralisasi)
2. Kepala ruangan mendukung
= -0,6
O-T
1,5
50
Total
WEAKNESS
1. Kepala ruangan mendukung
sentralisasi obat
2. depo farmasi belum ada di 0,3
setiap
ruangan
0,6
0,6
0,6
0,9
masih
obat
(loker,
cheklis)
6. MAKP Tim primer belum
0,3
OPPORTUNITY
1. Adanya
prongram
2,7
pelatihan
melakukan
0,1
0,3
S-W
0,6
pendidikan
0,7- =
(pengembangan SDM)
Total
2,7-3,4
0,1
0,3
0,2
1. Adanya tingkat kesadaran
yang tinggi dari pasien dan
keluarga tentang tanggung jawab 0,2
dan tanggung gugat
0,6
0,8
THREATHENED
51
Total 0,2
0,8
3,4
5. Supervisi
Internal faktor (ifas)
STRENGTH
1. RSU Haji Surabaya
merupakan RS pendidikan
0,5
1,0
1,0
yang terakreditasi B
2. Supervisi keperawatan
sudah dilakukan di Ruang
Shofa 4
3. Adanya kemauan perawat
2,0
mendukung kegiatan
supervisi demi peningkatan
mutu pelayanan
keperawatan
Total
O-T
2,0-3
WEAKNESS
1
1,0
0,2
0,6
0,3
0,9
mahasiswa
S1.
= -1
52
0,3
0,6
0,9
magang
Total
THREATENED
1. Tuntutan
pasien
sebagai
konsumen
untuk
dan
bermutu
3
S-W
3-2,3
2
0,8
0,3
0,9
sudah 0,3
0,6
terima
pada
setiap
pergantian shift
1
2. Tahap-tahap proses timbang
terima
sudah
2,3
dijalankan
0,5
1,5
0,5
1,5
validasi ke pasien
3. Kepala ruangan memimpin
kegiatan
timbang
terima
setiap pagi
4. Format timbang terima sudah
sesuai dengan standart
5. SDM di ruang Shofa 4 sudah
cukup memadai
6. Tersedianya Ners Satasion
0,5
1,5
= 0,7
53
Total
O-T
WEAKNESS
1. Ners
3-2,5
station
belum
memenuhi standart
2. Teknik timbang
terima
= 0,5
0,5
sendiri
timbang terima
4. Masih banyak
waktu
2,5
timbang
0,9
0,2
0,6
0,1
0,3
0,2
0,6
0,1
0,3
0,1
0,3
dengan
dan
perawat
prasarana
pasien
memberikan
untuk
sarana
dan
sebagai
Asuhan Keperawatan
pemberi
0,3
0,6
54
3. Pesraingan
antar
ruangan 0,3
0,3
0,2
0,2
Total
7. DISCHARGE PLANNING
S-W
3-1,5
=1,5
STRENGTH
0,4
Discharge
1,5
Planning
2. Tersedianya format Discharge
Planning di ruang Shofa 4
3. Tersedianya
resum
0,3
0,9
0,3
0,9
kepada pasien/keluarga
5. Memberikan
PENKES 0,4
1,6
keperawatan
pulang
4. Adanya
untuk
kemauan
untuk
pasien
perawat
memberikan
pendidikan
kepada
keasehatan
pasien/keluarga
3,4
secara lisan
Total
0,2
0,4
1,5
WEAKNESS
1. Tidak
tersedianya
leafleat
hanya
belum
dilaksanakan
secara optimal.
O-T
Total
0,3
0,6
3,4-2,5
55
= 0,9
OPORTUNITY
1. Adanya Mahasiswa S1 yang 1
praktek
2,5
Managemen
Keperawatan
2. Adanya kerjasma yang baik
antara
Mahasiswa
dengan
0,2
0,6
0,2
0,6
disampaikan Perawat
4. Kemauan
pasien/keluarga 0,2
0,6
0,2
0,6
0,2
0,4
memudahkan
mendapatkan
kesadaran
2,8
klien/
keluarga/
0,3
1,2
0,4
1,2
0,3
0,9
56
STRENGTH
1. Sudah sesuai dengan alur
S-W
3,3
2,8-3,3
= - 0,5
oleh perawat
ruangan
3. Tersedia format PPB
Total
0,3
0,9
0,9
0,2
0,4
0,2
0,6
WEAKNESS
1. Tidak
pernah
menjelaskan
memeperkenalkan
diri
ke
pasien
Total
Eksternal faktor (EFAS)
OPORTUNITY
1. Adanya Mahasiswa S1 yang
praktek
Managemen
Keperawatan
2. Adanya kerjasma yang baik
antara
Mahasiswa
dengan 1
2,8
0,3
0,9
0,2
0,4
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan
Keperawatan
yang Profesional
2. Makin tinggi
2,8-2,3
kesadaran
= 0,5
0,2
antar
Rumah
O-T
0,4
57
0,3
tingginya
klien/
0,6
keingin
keluarga/
2,3
0,3
0,9
0,3
0.9
0,4
1,2
0,5
0,5
1
S-W
3-2
0,2
0,6
0,5
1,5
=1
58
0,3
1
0,2
0,9
3
0,6
O-T
0,3
0,9
3-2,5
= 0,5
0,3
0,6
0,2
0,4
2,5
59
I / II
III / IV
Turn Arrond
Agresif
2
1,5
M1 1,6, 1,3
So -0,7, 1
Dp -0,5,0,5
Makp 2,1,2
Tt 1,5, 0,9
M2
0,5 0,15,0,5
Ppb 1,0,5
Sv 0,7,0,5
-2
-1,5
-1
-0,5
0.5
1,5
S
Dk 0,6, -5
-0,5
Rk 0,4,-0,6
-1
-1,5
III / IV
IV / I
Defensif
Defersifikasi
-2
T
Keterangan
1. PPB
5. DK
: Dokumentasi Keprawata
6. RK
:Ronde keperawatan
7. TT
:Timbang Terima
3. SV
: Supervisi
8. DP
:Discharge Planing
4. SO
:Sentralisasi Obat
9. M1
:Ketenagakerjaan
10. M2
:Sarana Prasarana
60
Masalah
Sentralisasi obat
Discharge planning
SWOT
IFAS
EFAS
-0.7
1
-0,5
0,4
PRIORITAS
1
2
61
3
4
5
6
7
8
9
10
Ronde keperawatan
Dokumentasi
M2 (Sarana Prasarana)
Supervisi
Penerimaan pasien baru
M1 (Ketenagaan, Pasien)
Timbang terima
MAKP
0,4
0,6
1,15
0,7
1
1,3
1,5
2
-0,6
-0,5
0,5
0,5
0,5
1,1
0,9
1,2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan
11. PPB
15. DK
: Dokumentasi Keprawata
16. RK
:Ronde keperawatan
17. TT
:Timbang Terima
13. SV
: Supervisi
18. DP
:Discharge Planing
14. SO
:Sentralisasi Obat
19. M1
:Ketenagakerjaan
20. M2
:Sarana Prasarana
62
Problem
Methode
MAKP
2.
Sentralisasi
Obat
Tujuan
Kegiatan
Mampu
meningkatkan
penerapan
MAKP primary
Nursing
pemula.
1. Mendiskusikan setiap
hambatan yang dalam
penerapan model primary
nursing.
2. Sosialisasi hasil desiminasi.
3. Merencanakan kebutuhan
tenaga perawat.
4. Melakukan pembagian peran
perawat.
5. Menentukan diskripsi tugas
dan tanggung jawab perawat.
6. Melakukan pembagian
jadwal serta pembagian
tenaga perawat.
7. Membantu penerapan model
MAKP yang sudah ada.
8. Supervisi penerapan MAKP
9. Evaluasi
1. Menyusun proposal
Sentralisasi obat.
2. Menentukan penanggung
jawab Sentralisasi obat.
Sentralisasi
obat
dilaksanakan
secara optimal.
Indikator
Penanggung
Keberhasilan
Jawab
Waktu
Mega Idhatul K,
S.Kep
Minggu
II - III
Defit Rahmawati,
S.Kep
Minggu
II - III
63
3. Melaksanakan sentralisasi
obat klien bekerja sama
dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
4. Mendokumentasi-kan hasil
pelaksanaaan pengelolaan
sentralisasi obat.
5. Membuat format pencatatan
sentralisasi obat.
3.
Penerimaan
pasien baru
Menerima dan
menyambut
kedatangan
pasien baru
dengan hangat
dan terapeutik
4.
Timbang
Terima
Timbang terima 1.
dilakukan
2.
secara optimal
dan
3.
terdokumentasi.
Mensosialisasikan
tentang semua
perawat
dapat
alur penerimaan pasien baru
menerapkan komunikasi yang
baik dan diberi sentuhan
Menyusun dan membuat
terapeutik.
format penerimaan pasien
barunserta petunjuk teknis Penerimaan pasien baru sesuai
pengisiannya.
standar
Melaksanakan
penerimaan
pasien baru secara alur.
Mendokumentasikan
hasil dengan benar.
Menyusun proposal timbang 1. Timbang terima dilakukan di
terima.
nurse station dan di klien.
Menentukan penanggung
2. Isi timbang terima tentang
jawab timbang terima.
masalah keperawatan yang
Menyusun format timbang
sudah dan belum teratasi.
terima klien serta petunjuk
3. Timbang terima terdokumen-tasi
teknis pengisiannya.
dengan baik.
Linda Inggawati,
S.Kep
Minggu
II - III
Minggu
II - III
64
4. Melaksanakan timbang
terima
5.
Discharge
planning
Discharge
planning
dilaksanakan
secara optimal
dan
terdokumentasi dengan
baik.
1. Mengajukan proposal
pelaksanaan discharge
planning.
2. Menentukan jadwal
pelaksanaan discharge
planning.
3. Mensosialisa-sikan dan
melaksanakan discharge
planning.
Wahyu Choirunisa,
S.Kep
Minggu
II - III