Anda di halaman 1dari 25

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

Statistik
Deskriptif

2.1. Pengolahan Data


Sebelum bahasan statistik deskriptif (descriptive statistics) berupa penampilan dan
penyajian data perlu dipelajari terlebih dahulu mengenai pengolahan data.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data menerus (continuous data) atau data yang
dapat digunakan angka interpolasinya atau angka antaranya.
Dan data terputus atau discrete atau Categorical data merupakan data dengan angka
satu sama lain tidak saling berhubungan dan tidak dapat diinterpolasi atau datanya
meloncat-loncat.
Pengolahan data menerus (continuous data) sebagai bagian dari statistik inferensial
dapat dilakukan untuk keperluan point estimate (perkiraan titik) atau interval estimate
(perkiraan sebaran). Pada point estimate membutuhkan data Mean, Median, Mode,
sedang untuk perkiraan sebaran atau interval estimate atau Dispersion Range
dibutuhkan Standard deviasi, Coefficient of variation (covariance) dan Percentile.
Untuk estimasi momen dibutuhkan Variance, Semivariance, Skewness, dan Kurtosis.
Pada data categorical dibutuhkan besaran frequensi dan tabel contingency.
Klasifikasi data akan mempermudah pengerjaan statistik, dengan urutan kerja:

Data diurut dari kecil ke besar, dan menentukan nilai minimum dan
maksimumnya.

Dicari jumlah kelas (k) berdasar patok: k = n, dimana n = jumlah data

Interval antar klas = (nilai maksimum minimum) dibagi k, dibulatkan ke


bawah

Menghitung frekuensi data berdasar jumlah data yang memenuhi interval klas.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

Mean atau rata-rata


Mean atau arithmatic mean atau average berupa nilai rata-rata aritmatis dari data atau
dituliskan sebagai :
x = =

1 n
xi
n i 1

Dimana :
Min (x1, ....., xn) max (x1, ....., xn)
xi = besaran data ke i sampai dengan data ke n yaitu xn
n = jumlah data
Bila data tidak membentuk kurva probabilitas yang sederhana maka besaran mean
dapat digunakan secara variatif sebagaimana tabel 2.1.
Tabel 2.1. Nilai mean
Mean

Nilai

Contoh

Hasil

Harmonic mean (H)

2*(3*4) /(3+4)

3.43

Geometric mean (G)

(3*4)^0,5

3.46

Arithmetic mean (A)

(3+4)/2

3.50

Root-mean-square (RMS)

((3^2+4^2)/2)^0,5

3.54

Jadi H G A RMS khususnya untuk jumlah data = 2 sebagaimana contoh


diatas dan tidak cocok untuk jumlah data lebih dari itu.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Median
Merupakan nilai dari x pada saat P(Xx) = 0,5 atau data/sampel yang memisahkan
separuh bagian populasi yang lebih tinggi terhadap yang lebih rendah.
Median diperoleh dengan mengambil data yang berada di tengah setelah seluruh data
diurut dari terkecil ke terbesar, bila jumlah data genap dipakai besaran data rata-rata
yang terdekat diatasnya.
Contoh:
a) Jumlah data ganjil
Data asli : 1, 5, 2, 8, 7.
Data terurut: 1, 2, 5, 7, 8.
Median = 5 sebagai nilai tengah setelah data diurut.
b) Jumlah data genap
Data asli : 1, 5, 2, 8, 7, 2.
Data terurut: 1, 2, 2, 5, 7, 8.
Median = (2 + 5)/2 = 3.5 sebagai nilai rata-rata dari data tengah setelah data diurut.

Mode
Merupakan nilai x pada posisi P(Xx) maksimum atau berupa nilai x yang paling
sering muncul.
Bila mean dan mode berimpitan menghasilkan bentuk kurva simetris dikenal sebagai
Distribusi normal Gaussian
Contoh : data asli random 1, 2, 2, 3, 4, 7, 9 maka besaran mode = 2
Skewness (= X)
Merupakan ukuran dari derajat ketidak simetrian bentuk distribusi dibanding bentuk
distribusi normal, atau dapat diartikan sebagai perbedaan posisi Mean dan Mode.
Atau X =

n
n
( X i X )3
3
(n 1) * (n 2) * X i 1

Bila X = 0 berarti distribusinya simestris (Gaussian), bila X > 0 (positive skew)


berarti distribusinya memiliki puncak (menceng) ke kiri atau mode < mean, dan
sebaliknya (negative skew), lihat gambar 2.1.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Besaran nilai skewness akan berbeda-beda antara bentuk fungsi probabilitas satu
dengan yang lain, lihat Tabel 2.2.

Gambar 2.1. Posisi skewness dari suatu distribusi


Tabel 2.2. Kurtosis dan Skewness untuk berbagi bentuk distribusi
Distribution

Kurtosis excess

Skewness

Bernoulli distribution
beta distribution
binomial distribution
chi-squared distribution
exponential distribution

Fisher-Tippett distribution
gamma distribution
geometric distribution
half-normal distribution
Laplace distribution

log normal distribution


Maxwell distribution
negative binomial
distribution
normal distribution

Poisson distribution

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Rayleigh distribution

Student's t-distribution
continuous uniform
distribution
discrete uniform distribution

Kurtosis
Merupakan derajat kelancipan dari bentuk puncak kurva terhadap kurva normal.
Kurtosis berdasar software SPSS, Excel dan beberapa software lain atau berdasar
Sheskin (2000) disajikan dalam rumus x, bila x = 0 berarti distribusi normal, bila x >
0 kurva berbentuk lancip bila hasilnya negatif berarti puncak kurva lebih rendah atau
datar dibanding Normal.
X = (

n.(n 1)
(n 1) * (n 2) * (n 3) * X

3(n 1) 2
(Xi X ) )

(n 2)(n 3)
i 1
n

Besarannya akan dibahas bersama pembahasan masing-masing fungsi distribusi, lihat


gambar 2.2..

Gambar 2.2. Besaran Kurtosis untuk beberapa bentuk distribusi dengan penjelasan
sebagai berikut:

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

10

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

D: Laplace distribution = double exponential distribution, kurva merah, excess kurtosis = 3

S: hyperbolic secant distribution, kurva oranye, excess kurtosis = 2

L: logistic distribution, kurva hijau, excess kurtosis = 1.2

N: normal distribution, kurva hitam, excess kurtosis = 0

C: raised cosine distribution, kurva biru hijau, excess kurtosis = 0.593762...

W: Wigner semicircle distribution, kurva biru, excess kurtosis = 1

U: uniform distribution, kurva ungu magenta, excess kurtosis = 1.2.

Momen
Merupakan besaran selisih antara posisi data dengan mean data, jadi pada data ke n
besaran central momen dari distribusi probabilitas random dengan variabel X sebesar:
dalam hal ini nilainya = 0.

Variance
Merupakan nilai yang menunjukkan penyebaran dari kurva probabilitas, juga
menunjukkan lebar atau sempitnya kurva. Disimbolkan sebagai X2 atau besaran
standard deviasi dikuadratkan.
Covariance (coefficient of variation) = Cv
Merupakan ukuran mean dan variance untuk mendiskripsikan keterkaitan antara satu
kurva dengan lainnya. Jadi covariance digunakan untuk membandingkan 2 kurva
probabilitas yang menghasilkan juga suatu angka korelasi koefisien dan merupakan
bilangan tanpa satuan.

Coefficient of variation sangat umum digunakan dalam renewal theory (poisson


distribution), queueing theory, dan reliability theory. Dalam teori-teori ini umumnya
digunakan distribusi exponential distribution dimana standard deviasinya = mean,
covariance = 1. Distribusi dengan CV < 1 (misal Erlang distribution) dikategorikan
low-variance, sementara bila CV > 1 (misal hyper-exponential distribution)
dikelompokkan high-variance.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

11

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Standard Deviasi
Merupakan nilai penyebaran yang lain terkait variance berupa akar kuadrat dari
variance yang positiv atau jarak (selisih) rata-rata data terhadap mean = X
n
1
X =
( X i X )2
(n 1) i 1
Percentile
Menunjukkan data atau nilai dari kelompok yang kurang dari prosentase pada
percentile tersebut.
Quartile = Q1 = nilai atau angka data yang jatuh dibawah 25% dari total populasi,
setelah data diolah atau diurut dan dicari prosentase kumulatifnya.

Median =

Percentile untuk 50% data prosentase kumulatif, tenth percentile = P 10 = D1, P20 =
D2, P25 = Q1, P30 = D3, P40 = D4, P50 = D5 = Q2 = median, P60 = D6, P70 = D7,
P75 = Q3, P80 = D8, P90 = D9, P100 = D10 = Q4.
Jadi untuk mendapatkan besaran ke p-percentile dari N nilai data terurut maka
pertama dihitung posisi rangkingnya yaitu

lalu dibulatkan ke

bilangan terdekat dan ambil besaran yang terkait dengan rangking tersebut.
Atau cara lain dengan mengurut nilai N data v1, v2, v3,...,vN , dari kecil ke besar lalu
tentukan percentile terkait nilai ke n sebesar
Contoh : N = 5 nilai terkait percentile ketiga sebesar
artinya p3 adalah median dari data atau setara 50 percentile = Q2.
Proses perhitungan : susun data terurut, hitung data kumulatifnya, dan tentukan
percentile berdasar interpolasi dari klas data yang digunakan.
Contingency table
Digunakan untuk mencatat dan menganalisa hubungan antara 2 variabel data
categorical (discrete) meskipun keduanya kadang tidak saling berhubungan.
Contoh dalam tabel dibawah. menunjukkan antar variabel dalam tabel yang tidak
dapat diinterpolasi.
Tangan Kanan Tangan Kidal

Total

Laki-laki

43

52

Perempuan

44

48

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

12

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Total

87

13

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

100

13

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


CONTOH SOAL
I. Terdapat data hasil pengukuran pada test Penetrasi Aspal dari sampel sebanyak 20
unit.
60

68

75

77

80

74

64

65

67

68

72

76

82

87

63

82

65

70

73

68

a). Hitunglah Mean, Median, dan Mode serta standard deviasinya!


b). Hitunglah Skewness dan bagaimana distribusinya berdasar nilai skewness ini?
c). Hitunglah Kurtosis dan jelaskan distribusinya berdasar nilai Kurtosis ini?
Jawaban :
a) Mean = 71.8, Median = 71, dan Mode = 68 , standard deviasi = X = 7,3.

Standard Deviasi X

n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

60
68
75
77
80
74
64
65
67
68
72
76
82
87
63
82
65
70
73
68

71.8

n
1
( X i X )2

(n 1) i 1

X-
(11.8)
(3.8)
3.2
5.2
8.2
2.2
(7.8)
(6.8)
(4.8)
(3.8)
0.2
4.2
10.2
15.2
(8.8)
10.2
(6.8)
(1.8)
1.2
(3.8)

(X -
139.2
14.4
10.2
27.0
67.2
4.8
60.8
46.2
23.0
14.4
0.0
17.6
104.0
231.0
77.4
104.0
46.2
3.2
1.4
14.4
1,007.2

= 7,3

(X -
(1,643.0)
(54.9)
32.8
140.6
551.4
10.6
(474.6)
(314.4)
(110.6)
(54.9)
0.0
74.1
1,061.2
3,511.8
(681.5)
1,061.2
(314.4)
(5.8)
1.7
(54.9)
2,736.5

(X -
19,387.78
208.51
104.86
731.16
4,521.22
23.43
3,701.51
2,138.14
530.84
208.51
0.00
311.17
10,824.32
53,379.48
5,996.95
10,824.32
2,138.14
10.50
2.07
208.51
115,251.4

b) Skewness
X =

n
n
( X i X )3
3
(n 1) * (n 2) * X i 1

c) Kurtosis = X = (

= 0.41

Puncak menceng kiri

3(n 1) 2
(n 2)(n 3)

n.(n 1)
(n 1) * (n 2) * (n 3) * X

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

(X i X )4 )
i 1

14

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


= - 0,58 , puncak kurva lebih lancip dari kurva Normal.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

15

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

II. Terdapat data hasil pengukuran CBR di berbagai ruas jalan dan di Jawa Timur,
sebagai berikut:
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

12

18

20

22

27

28

30

31

33

36

37

44

44

45

42

46

48

44

55

62

61

64

63

12

15

20

27

27

30

30

35

33

36

37

47

45

45

42

46

47

44

49

62

65

64

64

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

65

66

68

65

65

70

71

72

73

77

74

75

75

76

77

82

88

84

91

92

99

99

89

84

77

65

66

68

65

65

70

73

73

73

77

74

74

75

76

78

82

80

85

90

92

99

97

92

88

84

a) Pengolahan Data CBR


Perhitungan Manual Data
CBR
minmum
7
maximum
99
Jumlah Klas
7
Range
13.14
Klas
7
20
21
34
35
48
49
62
63
76
77
90
91
104
P10
P90
P50 =
Median
Mean

20.0
87.5

Jumlah
5
5
11
2
16
8
3
50
P25
P75

Frekuensi
10%
10%
22%
4%
32%
16%
6%
100%
37.2
74.7

Kumulatif
10%
20%
42%
46%
78%
94%
100%

63.8
57.9

b) Perbandingan histogram Data CBR dan CBR JATIM


Histogram of CBR J ATIM
10

8
Frequency

Row
CBRJATIM
CBR
Row
CBRJATIM
CBR

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

20

40

60
CBR JATIM

80

16

100

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

2.2. Kegunaan penyajian dan tampilan data


Penyajian dan tampilan data, baik data asli maupun terolah, yang dilakukan secara
tepat akan mampu secara langsung menjelaskan kondisi data yang ada, dan
memudahkan penelaahan lebih lanjut dari data tersebut. Metode statistik harus dapat
digunakan untuk menampilkan, menjelaskan, dan memahami pola atau perilaku yang
beragam dari data. Jadi pemilihan tampilan yang tepat menentukan kualitas sajian,
akurasi dan kebenaran analisis serta kesimpulan yang diambil.
2.3. Bentuk sajian dan tampilan data
Data asli umumnya ditampilkan dalam bentuk tabel yang terdiri dari kolom dan baris.
Bentuk tabel ini disajikan bila kondisi asli data lebih dipentingkan atau bila bentuk
analisis terhadap data tersebut belum dapat ditentukan.
Sajian dan tampilan lain berupa gambar atau grafik yang dapat digunakan untuk
menunjukkan berbagai hubungan antar data, hasil analisis keseluruhan data maupun
masing-masing individu data.
Tampilan data dalam bentuk grafis meliputi:
1. Scatter plot : Menunjukkan hubungan antara dua variabel yang dapat
digunakan untuk mencari kesimpulan ada atau tidaknya hubungan antara
kedua variabel tersebut.
Berdasar gambar atau grafik ini dapat diinterpretasikan atau dilakukan analisis
lebih lanjut misalnya dengan menambah reference line, atau regression line
dan perhitungan statistik lain.
Grafik ini dapat dibuat menggunakan beberapa software diantaranya:
MSEXCEL, MINITAB, dan SPSS.
Contoh : berdasar data hasil penelitian sebagaimana Tabel 2.3. hubungan
antara CBR dengan umur perkerasan dapat disajikan dalam grafik scatter plot
gambar 2.3. Menggunakan Minitab dapat ditambah garis bantu untuk
menerjemahkan hubungan antara kedua variabel dibantu regresi yang harus
dicek lebih dulu kebenarannya.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

17

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

Tabel 2.3. Hasil survey kondisi Jalan

Hubungan CBR dengan Umur Perkerasan


n = 50

Ro
w

Lalu
lint
as

CB
R

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

8
7
12
18
20
22
27
28
30
31
33
36
37
44
44
45
42
46
48
44
55
62
61
64
63

7
7
12
15
20
27
27
30
30
35
33
36
37
47
45
45
42
46
47
44
49
62
65
64
64

36
100

CBR (%)

80

80

60
40

20
0
0

10

20

30
Umur (bulan)

40

50

60

Umu
r
Prks
n
2
5
6
6
10
12
12
15
13
15
14
16
16
20
20
17
12
15
20
18
25
36
38
32
34

Ro
w

Lalu
lint
as

CB
R

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

65
66
68
65
65
70
71
72
73
77
74
75
75
76
77
82
88
84
91
92
99
99
89
84
77

65
66
68
65
65
70
73
73
73
77
74
74
75
76
78
82
80
85
90
92
99
97
92
88
84

Gambar 2.3. Hubungan CBR dengan umur perkerasan

2. Matrix Plot : Menunjukkan hubungan antara beberapa pasang variable


sekaligus. Grafik ini digunakan untuk menampilkan tambahan variabel yang
ingin ditampilkan dalam satu grafik, tetapi jangan sampai membuat sulit untuk
menarik kesimpulan atau mempelajari pola data yang ada.
Software yang dapat menyajikannya hanya : MINITAB.
Terdapat 2 bentuk tampilan bila menggunakan MINITAB, bandingkan dan
pilih yang paling baik.
Mengacu pada Tabel 2.3 seluruh data dapat ditampilkan dalam 1 grafik seperti
dalam contoh gambar 2.4, dan grafik sebelah kanan tampak lebih jelas dan
lebih tepat untuk ditampilkan.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

18

Umu
r
Prks
n
35
36
38
35
40
40
40
41
42
43
44
43
45
46
48
50
53
54
56
54
60
60
55
48
54

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

Matrix Plot of CBR; Umur; Kondisi Lalulintas


0

25

Matrix Plot of CBR vs Umur; angka


1

50

100

100

50

CBR

80
0
50
25

60
CBR

Umur

40
0

20
2

angka

1
0

50

100

Angka = kondisi lalu lintas Ringan (1), Sedang (2) , Berat (3)

15

30
Umur

45

60
angka

Gambar2.4. Hubungan CBR, umur perkerasan dan lalu lintas (=angka 1,2,3)
3. Marginal Plot : Sama dengan scatterplot, tetapi ditambah histogram, dotplot,
atau boxplot pada setiap variablenya diletakkan pada sela-sela gambar atau
grafik. Penambahan grafik yang menempel dapat dipilih sesuai keperluan dari
masing-masing kajian statistik. Software MINITAB menyediakan aplikasi ini
sebagai contoh gambar 2.3. dapat dirubah menjadi tampilan gambar 2.5
dengan tambahan histogram.
Marginal Plot of CBR vs Umur

100

CBR

80
60
40
20
0
0

10

20

30
Umur

40

50

60

Gambar 2.5. Hubungan CBR dengan umur perkerasan dan lalu lintas
4. Histogram Menampilkan bentuk kurva (probabilitas) kejadian. Sumbu x
berupa variabel data yang ingin ditampilkan dan sumbu y berupa jumlah data
asli atau hitungan prosentase frekuensi. Pada SPSS dan Minitab tersedia
hitungan frekuensi dan pembagian kelas data serta tampilan histogram secara
Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

19

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


otomatis. Histogram ini dapat berupa balok atau berupa garis outline batas
baloknya saja ditambah dengan informasi tambahan lain yang diinginkan.
Hitungan hhistogram ini berguna untuk analisis probabilitas.
Contoh : data dalam tabel 2.3 dapat disajikan dalam

beberapa bentuk

histogram disajikan dalam gambar 2.6.

Histogram of CBR
Normal
Mean
StDev
N

12

57.94
24.95
50

Frequency

10
8
6
4
2
0

20

40

60
CBR

80

100

Gambar 2.6. Histogram dari data CBR dengan kurva probabilitasnya


5. Dotplot : menampilkan gambar yang sederhana (gambar 2.7), tampilan
menarik yang menunjukkan spread (sebaran), extremes (nilai maksimal),
centering(nilai tengah), dan voids atau gap dalam data. Hal ini penting untuk
evaluasi awal kecukupan data dalam mewakili kondisi yang sesungguhnya di
seluruh dunia.

*
*
*

*
*
*
*
*

*
*
*
*

*
*
*

*
*

Jumlah data

Dotplot of CBR

14

28

42

56
CBR (%)

70

84

Gambar 2.7. Dotplot dari data CBR

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

20

98

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

6. Stem-and-Leaf Menampilkan nilai data actual dalam format grafik tabel


terhadap

data

yang

dipilih

dan

langsung

dapat

digunakan

untuk

memperkirakan nilai statistik yang tidak terlihat dari data aslinya, terutama
median (atau nilai tengah dari data), percentile, dan quartile serta
menunjukkan perkiraan bentuk kurvanya. Pada data yang genap bisa diambil
dari data 1 angka diatas atau dibawah ranking data tengah. Stem berupa digit
pertama atau kedua dan seterusnya sedang leaf adalah digit terakhir dibelakang
koma. Dalam gambar 2.8 median adalah (65 + 65)/2 = 65 berasal dari data ke
25 dan 26. Lef unit =1, Stem unit = 10. Angka juga boleh dibulatkan, dan
memuat angka negatif.
Data outlier : nilai data yang extreme atau berbeda jauh dari data lainnya.
Outlier dapat diplot dengan meletakkan beda baris, atau mengabaikan data
tersebut.

Jumlah
Data
2
2
3
6
8
9
10
5
5
50

Stem

Leaf
0
1
2
3
4
6
7
8
9

7
2
0
0
2
2
0
0
0

7
5
7
0
4
4
3
2
2

7
3
5
4
3
4
2

5
5
5
3
5
7

6
6
5
4
8
9

7
7
5
4

7
5
5

9
6
6

8
7

Gambar 2.8. Stem-and-Leaf Display: CBR

7. Probability Plot Menampilkan kebenaran dan kesesuaian data dalam


mengikuti bentuk distribusi tertentu (dalam software dalam dipilih diantara
sekitar 20 bentuk distribusi) dilengkapi confidence interval = CI (95%). Dari
sini dapat terlihat kesesuaian garis trend atau simplifikasinya dengan meninjau
banyaknya data yang ada dalam batas CI tersebut. Lihat skala pada sumbu Y
tidak selalu linier, dan nilainya merupakan cumulatif dari frekuensi kejadian
dalam persen, lihat gambar 2.9.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

21

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

Probability Plot of CBR


Normal - 95% CI
99

Mean
StDev
N
AD
P-Value

95
90

57.94
24.95
50
0.795
0.037

Percent

80
70
60
50
40
30
20
10
5

25

50
CBR

75

100

125

Gambar 2.9. Probability Plot dari data CBR


8. Empirical CDF Sama dengan probability plot dengan skala Y selalu linear.
Pemilihan bentuk distribusi dapat dilakukan dengan coba-coba sedemikian
hingga sebagian besar indikatornya memenuhi syarat. Contoh gambar 2.10
menunjukkan bahwa penggunaan distribusi normal menghasilkan kesesuaian
lebih besar baik dari exponential.

Empirical CDF of CBR

Empirical CDF of CBR

Normal

Exponential

Persentase Kumulatif (%)

100
Persentase Kumulatif (%)

100

Mean 57.94
StDev 24.95
N
50

80

60
40
20

0
0

20

40

60
CBR (%)

80

100

120

Mean
N

80

60

40

20

15

25

35

45
55
CBR (%)

65

75

85

Gambar 2.10. Probability Plot dari data CBR


9. Boxplot Membandingkan karakter sample distribusi misalnya median,
range, dan symetry, serta identifikasi lainnya. Jadi Boxplot diperlukan untuk
lebih dari satu set data, pada contoh gambar 2.11 merupakan gambaran dari
data sebelumnya ditambah satu set data lagi.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

22

95

57.94
50

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

Boxplot of CBR SURABAYA (CBR); CBR J AWA TIMUR (CBRJ ATIM)


CBR

CBRJATIM

100

80
65

64.5

60

40

20

Gambar 2.11. Box Plot dari data CBR 2 lokasi di Jawa

10. Interval Plot Membandingkan nilai mean dan confidence intervalnya,


sebagai simplifikasi dari boxplot dengan meninjau data yang paling sering
muncul saja. Meskipun demikian tampilan harus berasal minimal dari 2
kelompok data, tampilan ini sangat sesuai untuk jumlah kelompok data yang
sangat besar misal pada evaluasi hasil produksi pada pabrikasi barang dengan
membandingkan data dari hari ke hari atau minggu ke minggu dan sebagainya,
lihat gambar 2.12.
Interval Plot of CBRJ ATIM; CBR
95% CI for the Mean
66
64
62

Data

60
58

57.62

57.94

56
54
52
50
CBRJATIM

CBR

Gambar 2.12. Interval Plot dari data CBR 2 lokasi di Jawa

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

23

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

11. Individual Value Plot Mempelajari dan membandingkan nilai tiap data.
Dengan menggunakan tampilan ini dapat dipelajari akurasi hasil pengamatan,
dan pola data secara umum, lihat gambar 2.13.
Individual Value Plot of CBRJ ATIM; CBR
100

80

Data

60

64.5

65

57.62

57.94

40

20

0
CBRJATIM

CBR

Gambar 2.13. Box Plot dari data CBR 2 lokasi di Jawa


12. Bar Chart Membandingkan ringkasan statistic, misalnya mean dari semua
kelompok data. Tampilan ini cocok untuk data dengan kelas data atau
kelompok data banyak, terutama data sosial, contoh gambar 2.14.

Chart of Perempuan vs Kelompok Umur


Kecamatan Benowo, Surabaya, 2003
2000

Perempuan

1500

1000

500

Kelompok

Gambar 2.14. Contoh Bar chart dari data kependudukan


13. Pie Chart Menunjukkan kombinasi relative dari setiap grup terhadap
keseluruhan data. Jadi dapat digunakan untuk menunjukkan unit terbanyak
pada satu populasi data. Bentuk pie chart ini ada beberapa macam sesuai
keindahan tampilan yang diinginkan, lihat gambar 2.15.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

24

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

Pie Chart of Lakilaki vs Kelompok


Category
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
> 75 th

Gambar 2.15. Contoh 2 jenis tampilan Pie chart dari data yang sama

14. Time Series Plot untuk data yang dikumpulkan dengan interval waktu yang
sama dan dalam urutan kronologis atau sejarah kejadian, contoh gambar 2.16
menunjukkan produksi tangkapan ikan laut yang didaratkan di Surabaya.
Beberapa variable dengan nilai salah satu sumbu sama dapat ditampilkan
dalam 1 grafik.
Time Series Plot of Produksi I kan

Produksi Ikan Surabaya [ton]

9400
9200
9000
8800
8600
8400
8200
8000
7800
2001

2002

2003
Year

2004

2005

Gambar 2.16. Contoh Produksi tangkapan ikan di Surabaya


15. Area Graph menunjukkan komposisi dari jumlahan hitungan yang berubah
sesuai waktu dengan data yang disusun berurut. Grafik ini sesuai untuk
tampilan data histori lebih dari satu, atau untuk membandingkan antara agregat
data dengan data total. Lihat gambar 2.17 menunjukkan aplikasi penggunaan
software tertentu menghasilkan tampilan berbeda.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

25

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Area Graph of Produksi Ikan; Kerang
12000

Variable
Produksi Ikan
Kerang

10000

Data

8000
6000
4000
2000
0
2001

2002

2003
Year

2004

2005

Gambar 2.17. Perbandingan tampilan area graph pada data Produksi tangkapan ikan
di Surabaya
16. Contour Plot Memetakan nilai pengukuran sebagai fungsi dari dua
variables lain yang dapat ditampilkan dalam beberapa bentuk tampilan grafis.
Variabel yang dapat ditampilkan minimal 3 jenis, tidak harus berupa data
historis, contoh gambar 2.18.

Contour Plot of Produksi I kan vs Kerang; Tahun


1500

Produksi I kan
< 8000
8000 - 8200
8200 - 8400
8400 - 8600
8600 - 8800
8800 - 9000
9000 - 9200
> 9200

1450

Kerang

1400

1350

1300

1250
2001

2002

2003
Tahun

2004

2005

Gambar 2.18. Perbandingan tampilan contour plot pada data Produksi tangkapan
ikan di Surabaya
17. 3D Scatterplot Memplotkan hasil tiap hasi observasi individual dalam 3
dimensi yang didefinisikan oleh variabel yang tertuang dalam sumbu x-, y-,
dan z. Pemakaian grafik ini kurangcocok untuk data serie menjadikan kurang
jelas (contoh gambar 2.19 kiri), sedang pada contoh data CBR (non data serie)
tampak lebih cocok dan mudah ditinjau (contoh gambar 2.19 kanan).

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

26

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL

3D Scatterplot of CBR vs Umur vs angka

3D Scatterplot of Produksi Ikan vs Kerang vs Tahun

100

9200
8800
Produksi I kan

CBR
8400
8000

50

60

1500
1400

2001.0

2002.5
Tahun

1300
2004.0

2005.5

40

Kerang

1200

2
angka

20
3

Umur

Gambar 2.19. 3 D Scatterplot pada data seri (kiri) dan non seri.
18. 3D Surface Plot Seperti untuk 3D scatterplot tetapi menampilkan
permukaan yang menerus atau grid disamping titik pada tiap individu data,
dan tampilan ini juga lebih sesuai untuk non data serie, lihat gambar 2.20.

Surface Plot of CBR vs Umur; angka

100

CBR

50

60
40

0
1

2
angka

20
3

Umur

Gambar 2.20. 3 D Surface plot pada contoh data CBR

2.4. Pemilihan Bentuk tampilan data yang terbaik


Mengacu pada banyaknya grafik yang bisa dipilih maka pemakaian perlu
menyesuaikan pada kegunaan data, dan tabel 2.4 sampai dengan 2.6. dibawah.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

27

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Tabel 2.4. - Jenis grafik disesuaikan kegunaan tampilan

Kegunaan tampilan
Mencari hubungan antara sepasang
variable

Pilihan
Scatterplot Menunjukkan hubungan
antara dua variabel.
Matrix Plot Menunjukkan hubungan
antara beberapa pasang variable sekaligus.

Mencari bentuk distribusi

Marginal Plot Sama dengan


scatterplot, tetapi ditambah histogram,
dotplot, atau boxplot pada setiap
variablenya diletakkan pada sela-sela
gambar atau grafik.
Histogram Menampilkan bentuk dan
nilai tengah dari data.
Dotplot Sama dengan histogram,
tetapi lebih bermanfaat untuk data yang
jumlahnya kecil.
Stem-and-Leaf Menampilkan nilai
data actual dalam format tabung.
Probability Plot Menampilkan
kebenaran dan kesesuaian data dalam
mengikuti bentuk distribusi tertentu.
Empirical CDF Sama dengan
probability plot, tetapi skalanya selalu
linear.
Boxplot Membandingkan karakter
sample distribusi misalnya median, range,
dan symetry, serta identifikasi lainnya.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

28

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Tabel 2.5. - Lanjutan Jenis grafik disesuaikan kegunaan tampilan

Kegunaan tampilan
Membandingkan ringkasan atau
masing-masing variable nilai
individual

Pilihan
Boxplot Membandingkan sample
dari karakteristik dan cirri terpilih lainnya
pada distribusi.
Interval Plot Membandingkan ratarata dan confidence intervalnya.
Individual Value Plot Mempelajari
dan membandingkan nilai tiap data.
Bar Chart Membandingkan
ringkasan statistic, misalnya mean dari
semua kelompok data.

Menunjukkan distribusi hasil olahan


data.

Menggambarkan suatu uratan data


terhadap waktu

Pie Chart Menunjukkan kombinasi


relative dari setiap grup terhadap
keseluruhan data.
Bar Chart Membandingkan
distribusi hasil dari pendataan.
Pie Chart Membandingkan proporsi
dari tiap kelompok data terhadap
keseluruhan.
Time Series Plot untuk data yang
dikumpulkan dengan interval waktu yang
sama dan dalam urutan kronologis atau
sejarah kejadian.
Area Graph menunjukkan
komposisi dari jumlahan hitungan yang
berubah sesuai waktu dengan data yang
disusun berurut.
Scatterplot untuk data yang
dikumpulkan dengan interval tidak teratur
atau irregular atau tidak dalam urutan
kronologis tertentu saat memasukkan
dalam worksheet.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

29

STATISTIK UNTUK TEKNIK SIPIL


Tabel 2.6. - lanjutan Jenis grafik disesuaikan kegunaan tampilan

Kegunaan tampilan
Menunjukkan hubungan antara tiga
variabel

Pilihan
Contour Plot Memetakan nilai
pengukuran sebagai fungsi dari dua
variables lain.
3D Scatterplot Memplotkan hasil
tiap hasi observasi individual dalam 3
dimensi yang didefinisikan oleh variabel
yang tertuang dalam sumbu x-, y-, dan z.
3D Surface Plot Seperti untuk 3D
scatterplot tetapi menampilkan permukaan
yang menerus atau grid disamping titik
pada tiap individu data.

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

30

Anda mungkin juga menyukai