Anda di halaman 1dari 5

RESUME VIDEO EROSION MEASURMENT IN MALAWI

Pada suatu negara yang merupakan salah satu negara bagian benua Afrika, yaitu
Malawi dilakukan penelitian mengenai erosi. Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau
terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media
alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan
terangkut yang kemudian diendapkan ditempat lain. Pengikisan dan pengangkutan tanah
tersebut terjadi oleh media alami, yaitu air dan angina. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan
tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan
tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan terbawa masuk
sumber air yang dinamai sedimen, dimana sedimen ini akan diendapkan di tempat yang aliran
airnya melambat; di dalam sungai, waduk, danau, reservoir, saluran irigasi, di atas tanah
pertanian dan sebagainya (Sitanala, 2010). Menurut Hakim et al. (1986) mengemukakan ada
empat faktor yang mempengaruhi erosi, yaitu faktor iklim, faktor topografi, faktor vegetasi
dan faktor tanah. Sedangkan karakteristik pada lahan pertanian di Malawi tersebut memiliki
tanah yang kering. Pada lahan tersebut, terdapat 4 perlakukan yaitu Fully manage, Unmanage, Partially manage, dan Manage. Secara umum, komoditas yang ditanam adalah
jagung. Jika hujan datang, beberapa wilayah di malawi mengalami erosi yang parah. Erosi
yang dibentuk adalah erosi alur. Erosi tersebut menyebabkan Top soil hilang, serta diikuti
oleh hilangnya nutrisi dalam tanah yang sangat berpengaruh dalam perkembangan komoditas.
Menurut Rahim S.E. (1995:33-34).erosi alur bisa merupakan kelanjutan dari erosi
aliran permukaan yang dimulai dari adanya konsentrasi limpasan permukaan. Erosi ini sering
terjadi pada lahan-lahan yang berada dilereng pegunungan sehingga membentuk alur-alur.
Penyebab terjadinya alur di kaki gunung adalah terjadi aliran yang cukup keras secara
mendadak atau aliran air terhadang oleh benda yang ada di kaki gunung. Selain itu, erosi alur
disebabkan oleh adanya tanaman yang ditanam berbaris searah dengan lereng gunung. Erosi
alur merupakan salah satu penyebab utama terjadinya endapan. Erosi ini bias mengikis dan
mengangkut tanah secara efektif pada jarak antara alur satu dengan yang lain antara 8-9m.
Pada saat air hujan jatuh, air hujan memiliki energi kinetik. Energi kinetik tersebut masuk
melalui pori tanah. Pori tanah yang semula berisikan udara, akibat adanya air yang memenuhi
pori, udara yang semula terdapat pada pori tanah keluar akibat adanya himpatan. Akibatnya
tanah menjadi pecah serata diikuti penuhnya ruang pori membuat air hujan yang masuk

sebagian menjadi run-off. Run-off tersebut membuat hilangnya top soil beserta nutrisi di
dalamnya.
Untuk itu dilakukan penelitian mengenai lahan tersebut berhubungan dengan erosi.
Penelitian pertama adalah dilakukan pengamatan terhadap endapan dari 2 lahan, yaitu lahan
fully manage dengan unmanage. Secara umum, lahan yang terdapat pada kedua lahan
tersebut miring. Wani Hadi Utomo (1989:36) menegaskan bahwa kemiringan lereng dan
panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran
permukaan dan erosi. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Curamnya
lereng akan memperbesar energy angkut air. Selain itu dengan makin miringnya lereng, maka
jumlah butir-butir tanah yang dipercik kebawah oleh tumbukan air semakin banyak. Dalam
penelitian lebih lanjut menurut Wischmeier dan Smith (1978) dalam Sitanala Arsyad
(1989:238) mengemukakan dalam menentukan nilai erosi diperbolehkan (Edp) harus
mempertimbangkan (1) ketebalan lapisan tanah atas, (2) sifat fisik tanah, (3) pencegahan
terjadinya selokan (gully) (4) penentuan bahan organik,(5) kehilangan zat hara tanaman.Pada
penelitian juga dilakukan pengamatan tentang intensitas hujan dengan alat meng unakan
grafik. Jika grafiknya tinggi berarti intensitas hujannya tinggi dan sebaliknya. Di bawah lahan
diberikan plot erosi untuk mengukur endapan yang terdapat pada lahan tersebut pada saat
terjadi hujan. Setelah hujan terjadi di daerah setempat, plot erosi dan pengukur intensitas
hujan diteliti lebih lanjut. Pada peninjauan intensiras hujan antara lahan fully manage dengan
unmanage tidak jauh berbeda akan tetapi terjadi perbedaan pada hasil endapat kedua tempat.
Pada fully manage, endapan yang dihasilkan tidak terlalu keruh. Hal tersebut berbanding
negatif dengan lahan unmanage. Keruhan sangat parah pada lahan unmanage. Hal tersebut
dikarenakan top soil hilang. Pada tanah fully manage, topsoil yang hilang hanya 0,1%. Selain
itu pada tanah unmanage ditemukan pasir. Pasir tersebut menjadi problem utama karena tanah
berpasir cenderung mempercepat laju erosi.
Selanjutnya pada lahan unmanage, dilakukan penelitian tentang kandungan apasaja
yang terangkut oleh air akibat adanya erosi. Setelah dilakukan, kandungan yang terbawa pada
erosi di lahan unmanage yaitu Natrium, Phosphat, dan Potasium. Seperti yang diketahui,
natrium (N) berfungsi ataupun memiliki peranan yang penting dalam kegiatan fisiologi
tanaman diikuti Phosphat dan Potasium.
Selain itu perbedaan anatara lahan fully dan unmanage terlihat dari hasil panen. Pada
fully manage, memiliki jagung yang bertongkol besar. Hasil berbanding terbalik dengan

jagung di lahan unmanage yaitu bertongkol kecil, bahkan sebagian mati. Beberapa akademisi
menyampaikan masalah tersebut kepada petani setempat prihal kehilangan yang akan terjadi
pada lahan unmanage. Langkah selanjutnya, para petani di lahan unmanage mulai merubah
cara penanaman seperti menambah tanaman untuk mencegah laju erosi hal ini sesuai dengan
pernyataan Saifudin Sarief ( 1986:65 ) bahwa vegetasi mempunyai peranan penting dan
sangat berpengaruh terhadap erosi di suatu tempat. Dengan adanya vegetasi tanah dapat
terlindung dari bahaya kerusakan tanah oleh butiran hujan.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, H., dkk. 1986. Dasar-dasar ilmu Tanah. Universitas Lampung : Lampung.
Rahim,S.E.1995. Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pengendalian Erosi Tanah.
Palembang: UNSRI.
Rini, Wudianto.1989. Mencegah Erosi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Saifudin, Sarief. 1986..Konservasi Tanah dan Air. Bandung : Pustaka Buana
Sitanala Arsyad.1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.
Sitanala Arsyad, 2010. Konservasi Air dan Tanah. IPB Press. Bogor. Hal. 98-102.

TUGAS TERSTRUKTUR TUTORIAL


TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN
RESUME VIDEO SOIL EROSION MEASUREMENT

Disusun Oleh:
Nama
Kelas
NIM
Asisten

: Muhammad Bari Muwardi


:Q
: 135040201111032
: Tio Dwi Tanto

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Anda mungkin juga menyukai