produktif.
Tingkat Mobilitas Faktor Produksi Yang Rendah Antar Wilayah
Kurang lancarnya mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan kapital antar propinsi
merupakan penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi regional. Hubungan antara faktor
produksi dan kesenjangan pembangunan atau pertumbuhan antar propinsi dapat delaskan
dengan
pendekatan
mekanisme
pasar.Perbedaan
laju
pertumbuhan
ekonomi
akan
mekanisme pasar output atau input bebas. ( tanpa distorsi atau rekayasa ).
Perbedaan Sumber Daya Alam ( SDA ) Antar Wilayah
Dalam arti SDA dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang selanjutnya harus
dikembangkan selain itu diperlukan fakor-faktor lain yang sangat penting yaitu tehnologi dan
SDM. Semakin pentingnya penguasaan tehnologi dan peningkatan SDM, faktor endowment
yang tinggi, etos kerja tinggi merupakan aset penting bagi produksi.
Kurang Lancarnya Perdagangan antar Wilayah
Kurang lancarnya perdagangan antar daerah (intra-trade) merupakan unsur menciptakan
ketimpangan ekonomi regional. Tidak lancarnya Intra-trade disebabkan : Keterbatasan
transportasi dan komunikasi. Tidak lancarnya arus barang dan jasa antar daerah
mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah melalui sisi
permintaan dan sisi penawaran.
a. Produktivitas
Kemerosotan produktivitas padi di Indonesia tidak saja karena semakin
berkurangnya sawah beririgasi teknis serta meningkatnya areal sawah tegalan,
tetapi juga pemakaian varietas padi yang tidak mendukung produktivitas lahan. Hal
ini yang menyebabkan tingkat produksi padi di pulau Jawa lebih sedikit
dibandingkan dengan tingkat konsumsi yang terjadi.
(http://anekaplanta.wordpress.com/2010/01/30/meningkatkan-produksi-guladengan-menemukan-varietas-tebu-baru/)
b. Sarana Irigasi
Selain berkurangnya sawah irigasi yang ada di Indonesia, lahan yang digunakan
untuk produksi tebu tergolong lahan kering sehingga akan berpengaruh tehadap
bulir padi yang dihasilkan. Hal ini akan mempengaruhi produksi padi di pulau
Jawa, produksi yang dihasilkan akan rendah.
c. Jumlah Penduduk
Dengan jumlah penduduk sekita 250 juta jiwa, hasil produksi rata dalam kurun
waktu hanya mencapai sekitar 101,58 (ku/ha). Hal ini menyebabkan ketimpangan
antara produksi dengan jumlah kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia.
d. Ketersediaan Lahan Menurun
Kondisi ini menjadikan satu lahan pertanian terpaksa dimanfaatkan untuk menanam
berbagai komoditas tanaman pangan secara bergantian. Akibatnya, Indonesia selalu
menghadapi persoalan dilematis dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
padi. Jika menggenjot produksi padi, misalnya, maka produksi jagung akan turun.
Ini karena lahan yang ada dimanfaatkan untuk padi dan sebaliknya Selama ini
kedua komoditas itu ditanam secara bergantian. Sehingga ketersediaan lahan
berpengaruh terhadap sedikitnya produksi yang dihasilkan di Indonesia.
e. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk tidak membatasi impor beras menyebabkan
kepercayaan konsumen beralih ke beras impor.
f. Budidaya Kedelai
Masa tanaman dalam satu hamparan (> 50 ha) belum serempak, tanaman yang
terlambat tanam sering terserang hama, tumbuh kerdil atau kekeringan. Varietas dan
benih yang ditanam kebanyakan masih bermutu asal-asalan. Populasi tanaman
yang dipanen setiap hektar optimal sehingga hasil rendah. Penyiapan lahan bekas
sawah pada musim kemarau tanpa pembuatan saluran drainase, sehingga masih
tergenang atau tanaman muda mengalami deraan penggenangan sehingga terhambat
pertumbuhannya, pengendalian hama penyakit belum efektif. Hal-hal di atas yang