Aa RINGKASAN TOKSIKOLOGI
Aa RINGKASAN TOKSIKOLOGI
267 spesies biota laut yang terkena dampak, baik berupa tersangkut/terjerat maupun akibat
menelan plastic debris, termasuk burung laut, penyu, singa laut, lumba-lumba, paus, avertebrata
dan berbagai jenis ikan. Beberapa dampak yang masih sedikit diketahui adalah perubahan habitat
dan transportasi spesies asing ke habitat barunya. Salah satu dampak sangat membahayakan yang
ditemukan dalam beberapa tahun terakhir adalah dampak dari bahan-bahan kimia toksik yang
berasosiasi dengan partikel plastik, misalnya: persistent organics pollutants (POPs) seperti
polychlorinated biphenyls (PCBs) dan DDT yang sudah lama diketahui memiliki kemampuan
dalam mengganggu sistem endokrin dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biota,
dengan potensi sebagai pemicu utama timbulnya penyakit kanker. Bahan-bahan pencemar ini
tersimpan dalam jaringan lemak dan organ hewan laut yang diteruskan kepada pemangsa yang
memakannya dan secara terus-menerus menjadi lebih terkonsentrasi dalam jaringan tubuh
hewan-hewan pemangsa yang kedudukannya lebih tinggi dalam rantai makanan (food chain).
Sebagai konsekuensinya, predator-predator puncak yang memiliki masa hidup panjang akan
mengakumulasi lebih banyak bahan toksik dalam sistem organnya, sepanjang waktu hidupnya.
Saat plastik menjadi partikel berukuran mikro dan nano, mereka bahkan memiliki potensi
ancaman tambahan pada biota yang hidup di perairan bebas. Microplastics adalah plastik yang
memiliki ukuran partikel 1 - 5 mm, sedangkan Nanoplastics memiliki ukuran yang lebih kecil <
0.330. Jumlah butiran plastik mikro yang ada dalam beberapa laut lebih banyak daripada jumlah
plankton. Butiran-butiran ini terlalu kecil untuk disaring keluar di pabrik pengolahan limbah,
yang akhirnya berakhir di laut, di mana plastik menjadi polutan yang persisten. Karena suhu laut
rendah, plastik tidak terurai dan bahkan juga tertelan oleh satwa liar. Satwa laut tidak bisa
menghindar, karena di beberapa laut fragmen plastik lebih banyak daripada jumlah planktonnya.
Ancaman langsung adalah ingesti seperti yang ditemukan pada ikan dan organisme filter feeder
yang selain mengancam organisme-organisme tersebut juga memberikan gambaran bahwa
sesungguhnya partikel plastik sudah memasuki sistem jejaring makanan/food web.
Yang memberi dampak negative palastik pada kesehatan hewan laut yaitu bahan kimia
yang ada di plastik seperti Bisphenol A (BPA), phthalates, polyaromatic hydrocarbons dan bahan
anti/pemadam api (flame retardants) Beberapa bahan kimia ini berupa monomer-monomer
toksik (misalnya: styrene dan vinyl chloride) yang sangat erat terkait terhadap timbulnya masalah
kanker dan gangguan reproduksi.
Masuknya bahan-bahan toksik ini dapat menimbulkan dampak buruk terhadap hewan laut
dan diduga kuat melalui proses ingesti dari partikel-partikel renik yang diikuti dengan proses
bioakumulasi merunut alur rantai makanan yang lebih tinggi (higher level food chain) yang
berarti bahwa biota yang berada pada posisi yang lebih tinggi dalam rantai makanan ini akan
lebih terpapar pada konsentrasi bahan toksik yang lebih tinggi. Laporan tentang akumulasi
limbah plastik yang melayang-layang di sistem arus lautan (gyres) sangat melimpah. Keberadaan
partikel plastik serta pemahaman tentang dampak toksiknya baik pada lingkungan maupun biota
laut merupakan prasyarat penting sebelum kita mengajukan rekomendasi tentang pengurangan
jumlah produksi dan sifat-sifat bahan penyusun plastik yang relatif aman bagi lingkungan dan
biota laut secara keseluruhan.
TOKSIKOLOGI VETERINER
OLEH :
AMINUL RAHMAN
O 111 11 002