Anda di halaman 1dari 28

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Bagian 2

Hari-hari Dania sebagai anak kos yang periang kini tak lagi sama. Beberapa hal
memaksanya harus menyesuaikan diri pada perubahan yang ada, seperti kenaikan harga cabe
yang membuat harga nasi sarden Mang Udin ikut naik. Untungnya es tehnya tidak pakai
cabe, jadi harganya tidak naik, pikir Dania merasa bersyukur. Mata kuliah di kampus juga
semakin susah, tugas-tugas makin menumpuk, namun Dania bukan orang yang mudah putus
asa. Namun ada yang tak berubah darinya, ia masih menyandang gelar sebagai mahasiswa
telatan yang konsisten.
Pagi hari yang mendung, cuaca akhir-akhir ini memang tidak menentu. Dania berangkat
kuliah ditemani dengan cuaca mendung, padahal masih jam tujuh pagi. Oowh iya, hari ini ia
mandi hanya 10 menit karena merasa hari ini akan hujan jadi waktu mandi yang seharusnya
20 menit hanya ia gunakan 10 menit dan akan dilanjutkan dengan mandi alam alias mandi
pakai air hujan 10 menit. Masih dalam rangka berusaha memperbaiki IP-nya, hari ini Dania
mempersiapkan dirinya sebaik mungkin, mulai dari berdoa ketika berangkat kuliah,
mempersiapkan buku materi (biasanya sering ketinggalan), dan sarapan dengan nasi bukan
mie, ia berpikir mungkin mie instan yang sering dikonsumsinya itu adalah salah satu
penyebab kedudulan yang selama ini bersarang pada dirinya.
Berangkat kuliah, ia bertemu dengan Wina, meski berbeda program studi mereka masih
sering bertemu terutama ketika berangkat kuliah. Bukan sesuatu yang disengaja, bahkan
ketika jadwal kuliah mereka tak sama pun mereka masih sering bertemu, nampaknya
memang ada sesuatu yang mengikat mereka berdua, itu pula yang membuat mereka masih
dekat hingga kini. Pagi itu, seperti biasa, mereka melakukan obrolan-obrolan pagi layaknya
majalah berjalan.
Dan, tumben wajahnya sumringah banget.
Ahahaa.. iya dong, selalu begitu. Jawabnya dengan tawa bangga. Aku sedang
menjalani program stop something instan, thats not good for me.
Stop something instan, seperti..? Wina bertanya-tanya.
Stop makanan yang instan. tegas Dania.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Hahahaha, stop mie instan maksudnya?


Dania nyengir, Aku ingin membantu pemerintah mengentaskan kebodohan. Kalau
orang Indonesia makannya mie semua, Indonesia kapan majunya.
Kamu sih nyadarnya telat, udah abis mie satu kardus baru sadar. Itu sih bukan sadar
namanya tapi bosen. Kata Wina nyengir-nyengir.
Ahh kamu Win, kalau aku bilang aku udah bosen kan nggak keren, jadi harus pake
alasan yang lebih ilmiah. Jawab Dania berusaha membela diri.
Dasar dudul. Tapi baguslah, ada peningkatan. Biar kamu juga latihan dermawan sama
kebutuhan tubuh kamu, jangan mentang-mentang anak kos terus ngiritnya minta ampun
ceramah Wina ala ibu-ibu PKK.
Huuwh, dasar mahasiswa jiwa emak-emak.
Eh, kalau dibilangin orang tua itu nurut yah, aku kan lebih tua dari kamu dua bulan.
Wina melanjutkan ceramahnya.Pantesan wajah kamu beda.
Beda gimana? Tambah cantik kah? tanya Dania menggebu-gebu.
Bukan, masih nggak jelas kayak biasanya, cuma sekarang wajah kamu lebih enak
dipandang aja, gak kayak korban bencana alam gara-gara kebanyakan makan mie instan.
Jawab Wina cengingisan.
Percakapan-percakapan seperti itulah yang selalu mereka kumandangkan, melakukan
pembicaraan aneh-aneh, terkadang saling menindas satu sama lain.
Dan, mendung ne, nggak usah nelat lagi. Ntar kalau kamu terjebak hujan kasihan
dosennya.
Lhah, kok kasihan dosennya, bukan aku?
Ya iya, masak pagi-pagi Pak Dosenmu harus ngliat pemandangan anak kucing
kehujanan kayak kamu.
Enak aja! Masak orang cantik kayak gini difitnah kayak anak kucing.
Aku percaya kamu cantik, buktinya Bleki aja sampai luluh sama kamu. Tapi kan Bleki
suka sama manusia, dia cuma suka sama sejenisnya.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Belum sempat Dania membalas perkataan Wina, tiba-tiba Dania melihat sosok pria
tampan. Entah mengapa dia memang selalu peka dengan keberadaan makhluk-makhluk
tampan di sekitarnya.
Wina, ada harta karun di arah jam delapan. Kata Dania sok detektif.
Wina menengok-nengok. Pak Dosen
Owh Dosenmu itu. Ayuh kita ikutin. Dania melewati gedung kuliahnya.
Ngapain? Udah ah, kamu kuliah sana, jangan telat mulu! jawab Wina.
Dosennya udah apal, ntar dosennya malah kaget kalau aku nggak telat. Kata Dania
dalam rangka merayu. Namun Wina masih menolak.
Ya udah deh, ayuh sepedaan aja, nemenin aku biar nggak sepedaan sendirian.
Dasar kamu, setan kelihatan, ngajak kok ngajak telat. Wina mengkerut.
Memanfaatkan waktu kelonggaran Dosen yang cuma 15 menit kan nggak apa-apa
non. Udah ayuh.
Entah dengan hati terpaksa atau ikhlas Wina mengikuti kemauan Dania. Dania berhasil
menggait satu korban pagi itu, hasutannya manjur. Mereka berdua naik sepeda dengan rute
yang biasa dilalui Dania. Sesekali mereka kebut-kebutan, tak jarang beberapa orang yang
mereka lewati melihat tingkah aneh mereka dan cekikian. Seperti ketika Dania menuruni
jalan sambil berteriak, Ayoooo Wina, kejar akuuuuu!!! dikiranya Wina berada persis di
delakangnya padahal posisis Wina masih lebih jauh dari 20 meter dibelakangnya,
mengendarai sepeda dengan tangan yang tak lepas dari remnya. Wina memang anti ngebut.
Mahasiswa ekonomi satu ini memang terkenal mahasiswa yang halus dengan manajemen
yang rapi di segala aspek. Mandi teratur, belajar teratur, senyum teratur, bahkan giginya
teratur.
Ketika melewati Auditorium, mereka melihat ada sebuah acara yang ramai. Meihat
Dania yang nampak penasaran, Wina segera menyadarkan Dania agar segera kembali ke alam
kuliahnya.
Hidup kita tidak terpaut di dalam keramaian itu anak muda.. kata Wina ala-ala mbah
dukun.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Iyeee.. non. Aku tidak akan terlambat lebih dari 15 menit. Tapi nanti setelah kuliah
kita datang ke acara ini ya. Gubrak. Tetep nggak mau ketinggalan acara. Wina menuruti
keinginan Dania setelah dirayu dengan argumen-argumen yang tidak jelas.
Tiba-tiba hujan turun, tanpa peringatan bahkan nggak pakai salam. Wina memutuskan
untuk nekad menerjang hujan, Dania juga demikian. Mereka berdua kembali ke tempat kuliah
masing-masing. Kini keinginan Dania untuk melanjutkan mandinya yang 10 menit tercapai.
Dia kembali ke kampus dengan penampilan basah kuyup bin dekil.
Meski hujan, Dania memarkirkan sepeda pada tempatnya. Lagi-lagi ia mendapat
senyum dari Pak Satpam. Beberapa hal memang mengalami peningkatan pada Dania, ia tak
lagi sembarangan parkir, mungkin karena ia tidak ingin merepotkan Pak Satpam lagi. Padahal
kalau ditelaah lebih jauh, bisa jadi Dania menjadi disiplin parkir karena kecanduan senyum
Pak Satpam. Itu mungkin saja.
Hari Senin, banyak orang mengatakan i hate Monday, kini aku tahu mengapa, banyak
kesialan yang terjadi di hari Senin, gerutunya dalam hati. Dania masuk kuliah dengan
penampilannya yang basah. Hal itumembuatnya jadi bahan perhatian anak-anak sekelasnya.
Satu bangku kosong yang tersisa, di dekat gadis Hitler. Dania duduk di sana.
Terdengar bisik-bisik dari belakang, lupa mandi kali..
Dania mengacuhkannya, ruang AC yang ditempatinya plus badannya yang basah
membuat ia kedinginan. Lagi-lagi ia mendengar suara berbisik, itu aksesoris.. disertai
cekikikan.
Ruangan semakin lama terasa semakin dingin. Dania mulai menggigil, ia meminta agar
suhu AC-nya dinaikkan, namun hal nampaknya tidak berguna. Kelas yang tadinya sepi, kini
menjadi agak ramai dengan bisik-bisik tidak jelas dari teman-temannya.
Aroma aneh rupanya telah memasuki kelas mereka, Dania yang sibuk pada kedinginan
yang menimpanya tidak acuh pada situasi itu, namun lama-lama ia tersadar, ada aroma asing
di situ.
Ini aroma apa sih? Tanya Dania pada gadis Hitler.
Gadis Hitler meliriknya dengan tatapan sadis. Kamu mandi di empang ya? lirikan
matanya seolah-olah menjadikan Dania tersangka.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Pak pintunya di buka saja. Tiba-tiba terdengar suara itu dari pojokan.
Iya-iya boleh. Ini aroma apa ya? Tanya Pak Dosen bingung.
Kotoran burung Pak. Tiba-tiba salah seorang dari belakang.
Kotoran burung? Siapa yang bawa burung kemari ? tanya Pak dosen lagi. Beberapa
mahasiswa mupeng di kelas Dania cekakakan.
Dania Pak!
Dania terperanjat. Wuah fitnah itu Pak! sambil berdiri ia mengatakan hal itu dengan
lantang.
Teman-temannya satu kelas melihatnya, lebih tepatnya melihat punggungnya. Melihat
kondisi itu Dania menciut kemudian, mencoba menengok misteri di balik pungggungnya.
Ternyata ada peninggalan burung di sana. Dania yang segera merasa sadar diri melemparkan
senyum sok imut berharap agar tidak di keroyok massa.
Pak Dosen menatap Dania penuh makna. Dania yang merasa tahu diri itupun segera
minta ijin ke kamar kecil. Kelas yang tadinya riuh karena bau tak sedap kini mulai tenang
karena sumber bau sudah pergi ke tempat yang benar.
Apes beneeer, udah kehujanan, sekarang jadi MCK-nya burung, hahhh!! gerutunya
sambil masuk salah satu kamar mandi. Di kamar mandi Dania mencoba membersihkan
kotoran itu.
Kok masih bau ya. Ini kotoran burung apa sih? Dania membersihkan kembali
bajunya, digosoknya dengan air berulang-ulang namun aroma tak sedap itu masih setia
bersamanya.
Ia berhenti sejenak. Ia berfikir dan mengkonsentrasikan hidungnya untuk mencari
sumber bau. Kemudian ia tertawa terkekeh-kekeh, kaos kakinya, ternyata hari itu adalah hari
ke lima belas pasca pencucian terakhir. Ia segera melepasnya. Ia berniat untuk membeli kaos
kaki baru untuk kakinya dan membuang kaos kaki ulung dengan ventilasi dimasing-masing
sudutnya. Maklum, kaos kaki itu sudah menemani perjalanan Dania sejak semester satu.
Pergantian kaos kaki baru berarti sebuah kemerdekaan bagi kaos kaki lama, karena sudah tak
perlu merasakan tekanan dari kaki Dania.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Ketika Dania hendak membuka pintu kamar mandi itu, ternyata pintunya macet. Ia
teringat kejadian bulan lalu, pertemuannya dengan Pangeran Tampan yang Terjebak di
Kamar Mandi, ternyata pintunya belum diperbaiki sejak saat itu. Ia tersadar sekarang ia
menghuni kamar mandi itu. Huhfh.. desahnya berkali-kali. Ia mencoba berteriak minta
tolong.
Setelah sekitar lima menit berteriak-teriak, dari nada sok imut sampai dengan nada kuli
akhirnya ada suara terdengar dari luar.
Tok.. tok.. tok.. Suara pintu itu diketuk.
Tolongiiin. Teriaknya kembali ke nada imut.
Di dobraklah pintu itu. Gubrak.
Aaaaaarghh.. hidungkyu... teriaknya dengan kesakitan namun masih berusaha sok
imut.
Eh, maaf..
Ternyata mas Bambang, makin ganteng dan terlihat lebih muda dua bulan. Pertemuan
yang tak di sangka-sangka, hampir sama dengan pertemuan sebelumnya. Hanya saja kini
Dania yang menjadi korban. Ketika dulu mas Bambang terjebak, kamar mandi itu dipenuhi
aroma wangi, namun kini aroma itu telah digantikan dengan aroma kaos kaki. Seperti sesuatu
yang telah diciptakan untuk saling melengkapi, pikir Dania. Dania berterima kasih kemudian
ia kembali ke kelas. Kejadian yang menimpa hidung malangnya membuatnya lupa untuk
ganti kaos kaki dan meninggalkan kaos kaki lamanya di kamar mandi. Tentu saja yang
menjadi korban adalah pengguna kamar mandi itu selanjutnya atau mungkin petugas cleaning
service.
Siangnya setelah ia selesai kuliah, ia langsung cabut ke auditorium. Mendung tak lagi
menyelimuti, Dania mencoba menenangkan diri dengan melihat pemandangan sekitar ketika
bersepeda, kini ia mengayuh santai tanpa tenaga kuda, melepaskan penat, ia tenang,
sepedanya juga tenang.
Sesampainya di auditorium, Wina sudah menungguinya. Padahal yang ngotot lihat
acara itu Dania, tapi ia malah telat. Untungnya Wina tergolong makhluk yang sangat sabar.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Ada buku-buku bagus, ayuk lihat-lihat. kata Wina langsung menarik tangan Dania
yang baru saja turun dari sepedanya. Wina adalah perempuan sejati dengan naluri belanjanya
yang tinggi. Mereka berdua melihat-lihat, banyak buku karya pengarang terkenal yang dijual
di sana.
Tiba-tiba Wina menarik Dania pada suatu tempat di outlet paling pinggir. Menunjukkan
sebuah buku anak-anak Kancil mencuri timun.
Hahh? ucap Dania tidak mengerti.
Kamu..
????
Kamu kalau naik sepeda kayak kancil yang kabur setelah mencuri timun, kenceng
benerr! kata Wina, menasihati.
Iya, lain kali aku lebih waspada. Tadi ketika menaiki sepeda terlalu bersemangat,
hingga hampir menabrak ayam yang numpang nyebrang. Entah ayamnya siapa berkeliaran di
kampus, mungkin ayamnya anak teknologi pangan yang kabur ketika hendak digunakan
untuk praktik membuat ayam bakar atau ayam penyet, pikir Dania. Wina adalah orang yang
sangat memperhatikan lingkungan, biarpun cuma ayam sembrono yang ingin nyebrang,
hidupnya pasti akan ia perjuangkan.
Mereka melanjutkan melihat-lihat buku. Tidak ada yang menarik. Ujar Wina. Kita
salah tempat. Wina mengajak Dania keluar dari keramaian itu kemudian mengunjungi
perpus. Perpus merupakan tempat pelarian terbaik bagi mahasiswa yang berkantong tipis.
Wina mencari beberapa buku. Dania mengikutinya sambil mengelus-elus hidung
kebanggaannya yang tidak terlalu mancung. Untungnya tidak separah yang dialami mas
Bambang dulu, hidungnya hanya nyeri sedikit, tidak ada yang bengkok ataupun biru-ijo. Tak
lama kenudian, mereka berdua keluar. Wina melanjutkan kegiatannya mengikuti kuliah sore.
Dania pulang ke kosan tercinta. Dia ngebut lagi, lupa adalah salah satu bakat terpendamnya,
yang ia tangkap dari nasihat Wina adalah makhluk hidup dalam bentuk apapun tidak boleh
dijadikan korban tabrak lari, meski maksud Wina tak hanya itu, Wina adalah orang yang
sangat peduli pada kesehatan Dania. Dania yang tidak memahami bahasa Wina yang itu
melenggangkan sepedanya bak tukang ojek profesional, kebut sana, kebut sini, terkadang
mencoba membuntuti motor yang menyelipnya sambil ngos-ngosan.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Di Gedung Student Center pinggir jalan dilihatnya ada keramaian. Kemudiian ia


melihat sekilas di samping gedung ada beberapa baliho terpasang, ada tulisan. Festival
makanan....bla bla bla...
Ia melihatnya dengan mata ternganga, MAKANAN, kata-kata itu terngiang-ngiang di
pikirannya. Kemudian ia pulang, menunaikan sholat, setelahnya mencari makan. Perutnya
yang lapar mengirim signal ke otak, FESTIVAL MAKANAN, Dania teringat tiga hari
yang lalu, teman kosnya, anak Teknologi Pangan menceritakan bahwa ada festival makanan
gratis. Mungkin acara tadi, pikir Dania. Spontan Dania langsung pergi ke kosan sebelah
mengajak beberapa bala tentara untuk datang ke acara itu. Arif yang kebetulan di luar,
langsung saja menjadi korban iklan Dania.
Mas, tadi aku lihat ada keramaian, motornya ramai banget di SC (Student Centre).
Terus aku lihat ada baliho festival makanan gitu. Kemarin temen kosku juga bilang ada
festival makan gratis, mungkin itu. Ayuh kesana yuk mas.
Hee, apa iya? Wuah, lumayan dong buat perbaikan gizi anak kos.
Dasar, anak kos terlantar- sama kayak aku dhing, hahahaa..
Rif, mau kemana? Wuah gak ajak-ajak nie. Terdengar suara Mas Ipung dari dalam
kos, manusia ganteng satu ini masih satu kasta dengan Dania, sama-sama manusia berpaham
hematisme, mungkin itu adalah salah satu alasan kenapa Dania betah berada dalam kasta itu.
Nyari makanan gratis mas. Jawab Dania.
Wuaah, ikut aku. Minggu ini udah nggak ada jadwal kondangan disini, jadi nggak bisa
nyari makanan gratis lagi. Maklum, para penghuni kos sebelah adalah mantan-mantan FBI
yang pandai menyamar menjadi warga setempat,kerjaannya menghafal jadwal kondangan
warga setempat untuk mendapatkan makanan gratis. Jangan tetipu dari wajah ganteng
mereka, dompet mereka sama sekali tidak ganteng.
Ya udah mas, ajak temen yang banyak. Toh gratis, kalau nggak ada kita-kita ntar siapa
yang bantuin ngabisin. lanjut Dania.
Setelah melakukan cuap-cuap promosi ala SPG gadungan kayak Dania, akhirnya
beberapa personil yang terdiri dari orang-orang kurang mampu terkumpul, bahkan ada
beberapa teman yang tajir ikut karena penasaran.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Mereka datang beramai-ramai ke gedung Student Centre, semangat 45 yang mendarah


daging pada tubuh mereka begitu nampak pada wajah mereka yang lapar. Ketika sampai di
lokasi mereka jalan beramai-ramai memasuki gedung dengan Dania di depan sebagai
leadernya. Ketika sampai di depan pintu, betapa mereka terkejut.
Tidak ada makanan, minuman, hanya ada gerombolan mbak-mbak berjilbab besar di
sana entah sibuk melakukan apa. Para lelaki yang terlanjur malu karena mengikuti Dania,
mulai mundur dari TKP. Dania yang merasa bingung melihat kembali papan baliho yang tadi
dilihatnya. Dibacanya pelan-pelan.
Festival Makanan Gratis,Makanan Khas Jawa, 27-28 Februari 2011. Gubrak.
Sekarang sudah bulan Maret. Kemudian dilihatnya sebuah baliho kecil dibawahnya,
Asistensi Agama Islam, Meningkatkah Ukhuwah Islamiah, khusus Akhwat. Acara itu hari
ini, hati Dania bergetar.
Ia melongo, sambil mengacungkan kedua jarinya kepada bala tentara yang sudah
berhasil dihasutnya. Peace..hehehehee
Yahhh, penonton kecewa. Ujar mas Ipunk dengan wajah lapar.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi mencari makan di tempat yang lain.
menjauh dari tempat itu untuk tidak lebih lama menanggung malu.
Mau kemana nih, uda terlanjur keluar, sekalian cari maem ae yuk. tanya salah
seorang anak kos sebelah.
Cari suasana lain selain burjo yuk, sekali-kali nyeling. sambung mas Ipung.
Wuahh, tumben Pung. Biasanya burjo mode on, lagi kaya ni? tanya mas Arif sambil
senyum-senyum.
Udah tiga hari bertapa di burjo sekarang saatnya keluar dari peraduan. Jawab mas
Ipung santai.
Jadi mau kemana nie? tanya salah seorang lagi.
Ada tempat makan yang enak, tapi di deket Jurug sana, baru di buka si, ayam bakar,
tapi kalau pesan menu sederhana juga ada. Jawab salah seorang dari kalangan agak tajir.
Ya udah cabutt. Seru mas Ipung sambil muter motor.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Akhirnya mereka pergi ke lokasi, beberapa mbak akhwat ada yang melirik mereka
sambil menahan senyum dan geleng-geleng. Mereka pergi meninggalkan TKP sambil berdoa
semiga tidak ada yang mengenali dan mengingat wajah mereka.
Sesampainya di tempat makan, Anselo, berbagai menu terpampang dengan desain unik
(sampai sampai susah dibaca). Dania menganilis daftar menu sedemikian rupa agar
menemukan menu yang paling murah. Matanya melirik ke kanan- ke kiri, balik ke kanan lagi
kemudian ke kiri lagi, dengan jari telunjuk yang mengikuti gerakan matanya.
Mas Arif, mau pesan apa?
Wahh, aku juga bingung ki. Kok menunya mahal-mahal ya.
Alaaah mas, kan sekali-kali gak apa-apa. Latihan jadi orang kaya.
Apa ya??
Ayam aja mas, dilihat dari gambarnya kayaknya enak tu mas.
Kamu pesen apa Pung? tanya mas Arif pada mas Ipung yang sama-sama bingung.
Kalian pesen apa? mas Ipung melemparkan pertanyaan pada yang lain.
Sudah hampir setengah jam mereka duduk di sana, hampir semua anak kos itu
memesan nasi goreng karena harganya jauh dari pro dan kontra alias gak mahal dan gak
murah. Beberapa anak kos yang masuk ke dalam golongan orang-orang bermuka tajir pun
nampak ikut menyesuaikan diri, namun tiga orang yang sangat perhitungan, mas Arif, mas
Ipung, dan Dania belum memesan, wajah bingung masih nampak jelas terpampang.
Mas Arif jadinya pesen apa ki?
Uhmmm... sambil melihat isi dompetnya.
Dania yang tak sengaja melirik isi dompetnya pun, langsung berkomentar.
Kertas yang biru itu kayaknya cukup buat pesen nasi goreng dua deh mas.
Hohoo, tidak.. tidak.. Bisa miskin aku ntar Dan. Lagi ngirit tingkat akut ni. Aku pesan
nasi tempe penyet aja, uda lama gak makan tempe.
Serentak mereka tertawa.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Terang aja gitu, tiap hari makannya kucingan mulu! sahut salah satu teman kosnya.
Karena lama tak kunjung pesan, akhirnya waiternya datang. Untuk memastikan apa
anak-anak kos yang keliahatn lapar itu jadi memesan atau tidak.
Jadi pesan apa ? tanya mas-mas pelayan.
Mas Ipung pesan apa, nasi goreng ya mas. Dania menyodok lengan mas Ipung.
Iyaa, wis idem wae.
Aku juga. Tinggal mas Arif ki.. meliirk mas Arif yang masih dilema.
Setelah mikir hampir lima menit, Ya udah idem juga. Mas arif akhirnya menentukan
pilihannya.Nasi goreng mas.
Wahh, maaf mas, nasi gorengnya habis, hanya cukup untuk 8 porsi. Mau pesan menu
lain mas?
Mas arif makin menampakkan wajah gelisahnya. Tempe penyet masih ada?
Maaf mas, menunya tinggal gurami bakar dan cumi bakar. Gubrak. Lagi-lagi mas itu
minta maaf dan memberikan pilihan yang sadis.
Dania mencoba mengerti situasi itu.Pesan nasi gorengnya 8 porsi aja mas. Minumnya
9, ini daftarnya.jawab Dania.
Beberapa saat kemudian menu di antar, mereka segera melahap makanan yang
disajikan. Dania makan sepiring berdua dengan mas Arif.
Tenang mas, nanti kita lampiaskan rasa lapar kita di burjo. Kata Dania penuh
semangat.
Sip Dan.
Yang lain senyum-senyum sambil menggodai mereka.
Cie..cie..biarlah nasi goreng menyatukan kita. Salah seorang nyeletuk sambil
memandangi Dania dan mas Arif aneh.
Biarlah, kisah ini kita sambung di burjo nanti, hahaha. Ledek Mas Ipung melengkapi
ledekan sebelumnya.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Beberapa orang yang terheru, eh..terharu melihat piring terbang isi nasi yang dimakan
berdua sempat ingin menawarkan nasi gorengnya untuk disumbangkan. Namun, beberapa
orang yang lain berusaha menyabotase itu dan membiarkan mereka tetap makan berdua.
Dania hanya terdiam mendengar celotehan teman-temannya, sesekali ia tersenyum,
entah karena malu atau bangga. Berbeda dengan mas Arif, ia mendengarkan omongan
temannya dengan memberikan anggukan dan berusaha mempertahankan tampang cool
sambil makan dengan lahap.
Acara makan-makan berlangsung dengan khidmad, meski Dania telah menjerumuskan
beberapa anak kos tak bersalah itu, ia tak mendapat marah ataupun celaan sedikit pun. Itu
memang salah satu kelebihan anak-anak

kos sebelah, meraka berprinsip untuk tidak

menyakiti wanita sedikitpun, wanita adalah makhluk yang begitu indah, hatinya sangat halus,
tidak pantas untuk di sakiti, mereka hanya pantas untuk dijadikan kekasih hati, jadi jika
hendak berselingkuh, janganlah sampai ketahuan agar tidak menyakiti hati keduanya. Itu
adalah prinsip yang dipegang teguh oleh mereka.
Selesai makan, mereka pulang dengan teratur bak semut berbaris. Di tengah perjalanan
- di depan kos maksudnya, Dania dan Mas Arif berpamitan dengan kelompoknya untuk
mewujudkan ikrar mereka sebelumnya, makan di burjo Mang Udin. Mang Udin siap
melayani pelanggannya yang setia, dengan menyajikan menu-menu andalannya. Dania
memesan nasi sarden, tak lupa dengan teman setianya, es teh. Mas Arif yang dulunya jarang
melirik menu ini pun, sekarang menjadi ketularan Dania. Dalam sekejap wajah bringas dan
kelaparan mereka mampu terobati. Terkadang kenikamatan itu terletak pada kesederhanaan.
Hari yang indah,meski nampaknya sedikit melelahkan bagi Dania. Selesai mampir di
burjo idaman, Dania pulang. Di kos, ia menceritakan pengalamannya hari itu, ceritanya
disambut tawa riang plus ledekan bertubi-tubi dari sahabat-sahabatnya tak terkecuali Tyas.

Malam hari yang indah, Dania tak lagi merasakan sakit di hidungnya. Ia lupa, mungkin
karena banyak hal yang dilaluinya atau mungkin karena malam itu, ia dan teman-teman
kosnya disibukkan dengan nonton sinetron yang penuh dengan konflik.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Wuah piye tho iki, pilem gak jelas. Masak anak yang ditukar kini menjadi suami yang
ditukar. celetuk mbak kos Dania, mbak kos satu ini memang asli penggemar sinetron, tiap
nonton film sedih mesti nangis-nangis.
Di ganti aja mbak, cari yang kaertun-kartun gitu buat refreshing. Kata Tyas
memberikan solusi, padahal berniat untuk menghasut. Meski ia segedhe gajah dan sudah agak
tua namun tontonan favoritnya tetep film kartun, apalagi kalau melihat film Naruto, dia tidak
pernah ijin dari depan TV meski iklannya lama, bahanya lagi kalau ia sedang melihat film itu,
sering kejadian remot mendadak hilang, ketika filmnya udah kelar remotnya tiba-tiba ketemu,
dan penemunya pasti orang yang sama, Tyas.
Wis-wis nonton iklan wae, daripada ribut-ribut. Tapi daripada nonton iklan mending
nonoton film kartun wae mbak. Sahut Dania.
Woo, dasar kalian, pantes nggak dewasa-dewasa nontonnya ipin-upin mulu. Sesekali
kalian harus nonton sinetron, buat pendewasaan karakter.jawab mbak kos menggurui.
Karakter apa mbak? tanya Tyas.
Jangan salah, sinetron itu bisa menjadi media pembelajaran bagi kita-kita yang wanita
khususnya. Kita jadi bisa tahu kiat-kiat cewe biasa mendapatkan jodoh bos besar. Jawab
mbak kos dengan penuh wibawa, maklum sejak kecanduan nonton sinetron mbak kos yang
agak centil ini selalu bemimpi buat dapat jodoh ganteng plus kaya. Pantesan gak lekas punya
pacar, hihihiii.
Wuah mbak, jodohku banget iku. Aku bisa merasakan dia mulai masuk dalam takdir
cintaku. Jawab Dania sambil cengengesan.
Isthigfar Dan, kamu mah dapet Mang-mang bubur ayam juga udah syukur. Ledek
Tyas.
Sementara perdebatan mengenai sinetron, kartun dan tukang bubur ayam berlangsung
anak-anak kos lain memindah chanel TV ke acara berita, sebagian besar dari mereka
merupakan golongan anak kos intelektual. Perdebatan yang dilakukan menjadi tidak berarti,
TV imut penghuni kos telah memilih jalan hidupnya untuk memperlihatkan siaran-siaran
berita untuk mengobati kedudulan-kedudulan yang menempel pada anak-anak kos itu.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Nonton berita lebih baik. Kata Tyas mencoba legawa. Tu mbak, ada berita anak
hilang, hampir sama dengan putri yang ditukar kan. Udah nonton ini aja,
Tiba-tiba. Serentak anak-anak kos menjerit. Aaaaaaaaaaaaarrggh!!. Lampu padam,
dalam sekejap listrik menghilang dari kosan mereka.
Wahh, gimana ni, aku besok ada ujian. Suara Mbak kos terdengar dari arah tengah.
lhah, besok ujian kok dari tadi anteng di depan TV. Jawab anak kos lain.
Yoo, kan aku cari inspirasi siapa tahu besok bisa membantu.
Wahh, gara-gara mbak ni, harusnya belajar malah nonton TV, jadinya listriknya
dimatiin. sahut Dania.
Enak aja, kok aku di salah-salahin. Emang udah takdirnya mati.usaha mbak kos
membela diri dengan tampang sok imut, tapi gak keliahatan, sama aja.
Hooooooh, lamanyo, ambo sudah lelah menunggu. sahut anak kos yang lain.
Emang listrik di Indonesia itu pake sistem kreditan, sukanya mati mulu. sahut anak
kos yang ada dipojokan.
Kelihatannya anak-anak kos sudah mulai gerah, sebagian memilih belajar pakai lilin,
sebagian memilih tidur, sebagian lagi ngumpul-ngumpul main monopoli dengan penerangan
lilin-lilin sisa seadanya. Main monopoli bagus untuk melatih manajemen keuangan anak kos,
begitu pepatah mereka.
Berbeda dengan Dania, ia memilih untuk melihat bintang. Ia naik ke atas, langit begitu
terlihat cerah. Meski harus bersanding dengan celana dalam berbagai ukuran yang tergantung
di jemuran, ia tetap dapat menikmati keindahan langit. Sesekali ia menengook ke kos sebelah,
terasa seperti melihat masa-masa lucu dan indah meski sedikit memalukan, mengingat tragedi
menjadi kuli bangunan dadakan yang membuatnya mengenal anak-anak kos sebelah
membuatnya tersenyum-senyum sendiri.
Agak lama ia ada di atas sana, tiba-tiba muncul sesosok yang tidak asing.

Kuli

bangunan gadungan satunya, mas Arif. Diam-diam ia tertular kebiasaan Dania, melihat
bintang di atas genteng. Dania jadi merasa punya teman di atas genteng, biasanya temanteman Dania hanya hadir dalam kehidupannya di kos, kampus atau burjo. Dania menghampiri

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

mas Arif, dengan ayunan kaki yang sudah terlatih ia berpindah dari genteng kos ke genteng
kos sebelah. Lebih baik aku yang datang, dari pada mas Arif yang datang ke kosku, aku tidak
ingin membongkar aib teman-teman kosku yang terpampang dijemuran, pikirnya.
Mas Arif, nampak kaget, namun setelah ia tahu wajah jelak yang terlihat di depannya
adalah milik Dania, ia tertawa. Dasar perempuan jadi-jadian, datang gak di jemput,
pulangnya ngrusakin genteng orang.
Huh, jahatnya. Semua laki-laki memang pada dasarnya sadis. Dania mengernyitkan
dahinya.
Heh, pendek, emang kamu itu perempuan jadi-jadian, ketawamu aja kaya mbak kunti
gitu.
Ihh, SARA banget kamu mas, bilang aja mas Arif kangen, pake pura-pura ngledek
segala. Dania manyun.
Iyaa, tapi ngledekku tulus dari dalam hati Dan. Lanjut mas Arif, semakin membuat
Dania nyengir.
Tapikan keadiranku di bumi sebagai makhluk yang anggun kan juga harus dihargai
mas. Lontar Dania sambil meebahkan diri di genteng, mencari possisi yang enak melihat
bintang.
Makhluk anggun dari mana? Mana ada perempuan anggun kakinya kayak Satpam
gitu? ledek mas Arif yang ikut-ikutan merebahkan diri tak jauh dari Dania.
Ooo.. jangan salah mas, kakiku ini aset berharga, biarpun nampak kayak pemukul bola
kasti tapi tetep seksi, jangan bandingin sama kaki Satpam yang bulunya banyak.
Kan bulu kakimu rontok, jadi ya sebenernya masih sama kayak kaki satpam. jawab
Mas Arif sambil ngakak-ngakak.
Satpam cantik. Dania tidak mau menyerah.
Jalanan begitu gelap ketika itu, jadi langit terlihat semakin indah. Celotehan-celotehan
aneh mereka lontarkan untuk mengisi suasana. Meledek satu sama lain. bercanda,
menganiaya, kadang di selingi dengan diam dan sok konsentrasi melihat langit, malam itu
benar-benar terasa begitu keindahan. Keindahan bagi Dania adalah dimana dia bisa

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

menganiaya orang sepuas hatinya, meski dia harus mendapat penganiayaan yang lebih kejam
sebagai balasannya. Langit yang bitu ramai dengan bintangya, seperti percakapan mereka
yang ramai pula.
Seiring waktu berlalu, mereka melihat seperti cahaya bertebaran di langit.
Langitnya beda ya, agak silau. Kata mas Arif.
Dasar dudul, lampunya nyala mas, makanya pandangan ke langit jadi agak silau.
Jawab Dania cekikikan.
Owh, yang bikin beda itu wajahmu, ahh, merusak pemandangan. Jawabnya lirih tapi
tetep sok cool demi menahan malu.
Untung aja tu orang ganteng, coba kalo nggak, pasti udah aku aniaya sampai pingsan,
gerutu Dania dalam hati. Udah ah, aku mau balik dulu. Mau tidur, tidur larut malem gak
baik buat kecantikan. Ujar Dania centil.
Hoh, Dasar kebo! seru mas Arif.
Pake bahasa yang alus dong mas, putri tidur. jawab Dania.
Iya-iya, kebo tidur. Udah pulang sana.
Huh, sadisnya..mengusir seorang wanita, mentang-mentang genteng sendirii. Jawab
Dania melangkahkan kakinya pergi menuju genteng sendiri.
Tiba-tiba.. Praaaaakk. Acara melihat bintang malam ini menjatuhkan korban lagi.
Kali ini yang menjadi korbannya adalah gentengnya sendiri, Dania merasa agak lega.
Tawa dari mas Arif, nyusul, gak mau telat. Tu kan bener, datang gak di jemput,
pulangnya mecahin gentang. Wahh, aku gak ikut-ikutan, aku mau tidur. Lledek mas arif
sambil meninggalkan TKP. Tiba-tiba. Prakkk suara yang lebih keras terdengar dari arah
kos mas Arif.
Berapa genteng yang pecah mas? tanya Dania dengan melenggangkan tawa. Ketika
Dania tertawa memang akan nampak seperti perempuan jadi-jadian, sangat jauh dari kata
anggun.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Jika di analisis dari suaranya, sepertinya ada dua genteng yang dipecahkan mas Arif.
Sekejap mereka tertawa bersama-sama, merasa sama-sama berbakat bikin Bapak kos jadi
miskin karena banyak ngabisin duit buat beli genteng.
Setelah bertanggung jawab atas perbuatan masing-masing. Mereka sama-sama
melanjutkan tidur. Malam yang indah meski harus berakhir dengan keributan di atas genteng.
Namun ada sisi positifnya, kejadian itu telah ,menunjukkan kaki siapa yang lebih mirip
Satpam.

Dania memantapkan niatnya untuk sekali saja mengingkari niatnya menjadi mahasiswa
telatan yang konsisten. Hari ini dia mandi 20 menit sebelum jam kuliah dimulai, setelah
selesai mandi ia shalat dhuha, ia sudah meencanakan sejak awal untuk dandan sebentar saja,
toh wajahnya yang alami sudah cantik, begitu pikirnya.
Apa yang terjadi ?
Ketika ia hendak berangkat, tiba-tiba salah satu teman kos ada yang pingsan, kok ya
pas banget pingsan di depan kamarnya. Mau tidak mau, Dania terpaksa harus menolongnya,
daripada ia dijadikan tersangka atas pingsannya seseorang di depan kamarnya. Menunggu
hingga teman kosnya sadar untungnya tidak lama, namun ia sudah terlambat. Waktu kuliah
sudah berlangsung hampir 15 menit seharusnya, melihat kondisi itu spontan Dania mengusir
secara halus temannya yang baru sadar.
Dania buru-buru tancap gas mengambil sepeda kesayangan untuk di ajak ngebut, tapi
apa lagi yang terjadi ? Kendaraan antiknya itu rusak entah kenapa.
Kosan sebelah. Celetuk Dania sambil lari ke kosan sebelah. Mas Ariiff.. maaaas !!
teriaknya. Namun tidak ada jawaban. Maaaas, ada cewek cantik di depan kosmu!!
Mana-mana!! seseorang nongol dari balik pintu. Ternyata teman mas Arif. Eh, elu
Dan. Ada apa?
Mas Ariff, ada..? sambil senyum-senyum merayu.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Tak lama kemudian, sesosok pria butuk, belum mandi, ileran, taraaaa.. Mas arif dengan
kaos oblong dan celana kolornya keluar dengan tampang sok cool. Dania yang sudah
menunggunya diluar, memberikan senyuman dan beberapa kedipan mata.Mas, anter ke
kampus.
Hahhh, belum mandi, tungguin aku mandi dulu.
Gak usah mandiiiii!! Dania menarik mas Arif, dan mengacak-acak sedikit rambutnya.
Udah ganteng kok. Buruan di ambil kuncinya.
Mas Arif yang berada di antara alam sadar dan tidak sadar itu, kembali ke dalam,
mengambil motornya, meski lupa cuci muka ia tak lupa memakai celana. Dania terus
menyemangati mas Arif agar melaju dengan kencang dan selamat.
Akhirnya, sampailah mereka di depan gedung tempat kuliah Dania. Pak Satpam melihat
dengan pandangan aneh. Tumben, pikinya.
Dania menurunkan kakinya dan buru-buru ke kelas. Untungnya dosen ania baik hati,
jadi ia diperbolehkan masuk, meski harus mendapat tugas tambahan karena terlambat, Dania
tak putus asa.
Kuliah berjalan seperti biasanya. Hari hanya ada dua mata kuliah jadi ia tak begitu
sibuk. Setelah kedua mata kuliah dilalui. Dania pulang, ketika menuruni tangga ke lantai satu
ia mencium aroma yang sangat familiar. Aroma itu, kembang di kamar mandi. Iya, Dania
bertemu dengan mas Bambang. Ada yang berbeda, dia terllihat lebih tampan jika berada di
luar kamar mandi.
Dan. Sapaan itu keluar lembut dari mulut mas Bambang yang sopan.
Iya mas. Dania menunjukkan jurus senyuman sejuta pesonanya berharap agar mas
Bambang tertarik.
Mau pulang?
Iya mas. Dania yang biasa ceplas-ceplos menjaga kata-katanya agar tidak
memalukan.
Bareng yuk.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Yes, jurus senyuman pemikatku berhasil, seru Dania dalam hati.Boleh. jawabnya sok
lembut.
Akhirnya Sang Pangeran Tampan yang Terjebak di Kamar Mandi dan Putri Kampus
yang Telatan pulang bersama-sama. Entah ada angin apa, Dania merasa mas Bambang
memiliki aura yang berbeda.
Pulang kuliah, ia masih terbayang-bayang wajah menggiurkan mas Bambang, dulu
waktu bertemu pertama kali Dania merasa seperti melihat malaikat, dan kini malaikat itu
telah mengantarkannya dengan kendaraan cinta.

Sejak saat itu Dania lebih sering bertemu dengan mas Bambang, di jalan, di kampus, di
kamar mandi-berpapasan, satu-satunya tempat yang tidak memungkinkan mereka bertemu
adalah di burjo Mang Udin.
Hampir dua bulan Dania menjalan kuliahnya. Ada saat-saat bahagia, ketika ia bertemu
mas Bambang, atau pun ketika ia bertemu Wina ketika di kampus lebih-lebih jika berhasil
membujuknya untuk ikut sepedaan sebelum masuk kuliah. Namun, ada saat-saat sulit pula
yang harus ia lalui. Seperti hari ini. Ia harus menyiapkan dirinya untuk mengikuti ujian
kompetensi Bahasa Inggris.
Pagi hari ia berangkat, biarpun hari ini Dania ujian ia tetap tidak meninggalkan
tradisinya sepedaan sebelum kuliah. Berharap ia dapat menyegarkan pikiran sebelum dibuat
stress oleh soal-soal dengan bahasa yang aneh dan susah dimengerti.
Ujian dimulai pukul 09.15, ketika Dania sampai di kampus, ia bertemu dengan mas
Bambang. Ia merasakan mendapatkan ketenangan, meski tak banyak yang mereka bicarakan
ketika bertemu.
Semangat ya Dan, kamu bisa. Hanya itu yang terucap dari bibir sopan mas Bambang.
Kata-kata yang sederhana itu rupanya menjadi penyemangat bagi Dania.
Ujian dimulai, hati yang awalnya tenang, kini menjadi kacau lagi. Ia duduk di antara si
jenius, gadis hitler, hatinya merasa minder. Namun ia harus bisa, harus semangat. Ia teringat
uang saku yang terancam diturunkan 20% dan mas bambang. Mas bambang pasti tidak
menginginkan calon istri yang bodoh. Mikir apa sih Dan? gerutunya.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Waktu terasa berjalan sangat lambat. Ia telah mengerjakan hampir tiga pe empat bagian
soal itu. Keringat dingin keluar dari keningnya. Ayooo, semangat Dania! Kamu bisa!!
Akhirnya selesai. Dania melihat ke arah jam tangannya, Kok jam 10.00? Apa aku sekarang
udah jadi pintar ya? pikirnya heran. Namun teman-teman yang lain juga sudah banyak yang
selesai, lebih-lebih si jenius dan gadi Hitler. Dania melirik ke arah jam tangannya lagi. Jam
10.00 lagi. Ia diam, berpikir untuk mengoreksi jawabannya lagi. Tiba-tiba bu dosen meminta
agar jawaban segera dikumpulkan karena waktu sudah habis. Memang bukan masalah,
namun Dania tadi sempat berfikir kalau ia mampu menyesaikan soal itu lebih cepat berarti ia
mengalami peningkatan mutu. Tapi ternyata yang dipikirkannya salah, ia takut kalau ternyata
hasilnya akan sama dengan yang dulu-dulu. Ia melihat jam tangannya lagi, masih jam 10.00
padahal ujian sudah berlalu namun waktu tak kunjung berjalan. Jam mati. keluhnya. Ia
keluar ruangan dengan menggerutu. Huh, untungnya tadi udah selesai. Tapi hasilnya? Aku
harus tawakal.ujarnya pasrah.
Ketika ia keluar, ia duduk dibangku di dekat pintu. Merenung, tapi tetep berusaha sok
imut. Dania memang tak pernah sedap di pandang mata setiap habis melaksanakan ujian. Ia
tak pernah mampu menyembunyikan wajahnya yang tampak menderita karena takut tidak
lulus. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan teman-temannya ketika harus melihat raut
mukanya yang suram. Sebagian teman-temannya memilih untuk tidak dekat-dekat dengan
Dania ketika perasaannya sedang tidak enak, takut kalau terjangkit bad feeling itu.
Dengan raut wajah seperti itu, Dania memandangi langit, terlihat mendung yang agak
petang. Jemurankuuu. Celetuknya. Tiba-tiba ada suara tawa yang tertahan dari tempat
sebelah yang ia duduki. Dania menoleh. Astagaa. Teriaknya kaget. Mas, ngapain di sini.
Sambil melihat wajah ganteng Sang Pangeran yang Terjebak di Kamar Mandi.
Di balaslah pertanyaan Dania dengan senyum simpul.Ujiannya gimana?
Uhh, jamku mati. Jawab Dania yang masih merasa kaget. Pikirannya campur aduk
antara mas bambang, jemuran, jam mati, dan ujian (Ujiannya paling belakang dipikirin).
Hhh? Jawab mas Bambang sambil mengernyitkan dahinya merasa tak mengerti apa
yang dimaksud Dania.
Ohh, maksudnya aku bisa kok mas, tapi aku tak bisa lebih cepat dari biasanya. Aku
tak bisa mengatur waktu, jamku mati. Dania menjelaskan.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Syukurlah. jawab mas Bambang lega. Beberapa hari yang lalu sebelum ujiian. Dania
meminta mas Bambang untuk membimbingnya dalam beberapa tugas Bahasa Inggris.
Karakter mas Bambang yang sabar sedikit ampuh untuk meluluhkan kedudulan Dania.
Jamnya kenapa? lanjut mas Bambang bertanya.
Mungkin batereinya abis.
Ya udah, ayuk kita bawa ke tukang service.
Glekk. Dania semakin tak karuan perasaannya. Subhanallah, mas ganteng baik
banget. ucapnya tak sadar.
Kenapa Dan? tanya mas Bambang.
Enggak kok mas. Dania mengalihkan pandangannya dengan wajah memerah.
Mereka berdua pergi ke tukang service. Perjalanan Dania ke tempat service dipenuhi
dengan pikiran, kenapa mas Bambang tiba-tiba ada di sana? Anak bahasa Inggris tak
biasanya berada di tempat itu, di depan kelas bahasa Indonesia. Namun pemikirannya itu,
hanya tersimpan rapi di otak Dania yang sudah sesak. Ia tak berani menanyakannya.
Sesampainya di tukang service, jam Dania dipasrahkan kepada ahlinya. Sembari menunggu
mereka menngobrol, bercanda, terlihat semakin dekat. Tiba-tiba Dania teringat, ada kuliah
sastra. Harusnya sejak jam sebelas setelah ujian tadi. Owhh, pantes anak-anak lain pada
nongkrong di luar kelas gak pada pulang. gerutunya. Abang-abang tukang service pun ikut
manjadi korban, konsentrasinya mengisi batu jam menajdi terganggu, setelah diselesaikan
dengan cepat. Akhirnya Dania mengajak mas Bambang cabut.
Di tengah jalan, Dania teringat.Jamnya belum bayar!! teriaknya di tengah jalan.
Beberapa orang memandang Dania dengan tatapan aneh, mungkin berpikir maklumlah
mbaknya bertampang pasal 34 gitu.
Namun mas Bambang segera meredakan kepanikan Dania, Sudah kok Dan.
Dania terdiam sejenak, ada beban yang terlepas dari benaknya. Makasih ya mas, nanti
aku ganti.
Udah, nggak usah. Jawab mas Bambang.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Dania berterima kasih, ia merasa ada malaikat di depannya. Tak lama kemudian,
mereka sampai di kampus, tak lama setelah motor berhenti, Dania berlari menuju kelas, tak
peduli apapun, bahkan ia tak sempat melihat satpam yang kini selalu tersenyum padanya.
Ia masuk kelas, Pak Dosen manyun melihat kedatangan Dania. Namun tetap
memperbolehkannya masuk. Kuliah kali ini, dilaluinya dengan banyak pikiran. Mas
Bambang, wajahnya melayang ke sana kemari. Sesekali Dania, senyum-senyum sendiri,
terkadang si Hitler yang duduk tak berada jauh di sampingnya, iseng melempari Dania
dengan kertas, hingga membuat Dania kaget.
Gosip yang sedang beredar, gadis Hitler memutuskan 3 kekasihnya, hingga pacarnya
tinggal satu, ada pula yang bilang gadis Hitler sedang dekat dengan aktivis ternama di
kampus. Mendengar gosip itu, Dania tak risih seperti sebelumnya, kini ia dekat dengan mas
Bambang.
Kuliah telah usai. Dania keluar ruang dan wajahnya begitu cerah. Di luar ruang, ia
mendapati teman-temannya bubar tak beraturan tak seperti sebelumnya, Dania tersenyum
simpul, menyadari kebodohannya. Jam mati membuatnya panik hingga ia melupakan kuliah.
Kini ia pulang, ia berjalan pelan menuruni tangga dari lantai dua.
Ia melangkahkan kakinya perlahan. Menikmati alunan suara kaki yang terhentak ke
anak tangga. Tik..tok..tik..tok..tik..tok.. begitu suara yang ia tirukan, angin semilir menyapa
wajahnya, tak peduli apa yang orang lain pikirkan ketika melihatnya, ia bahagia pada waktu
itu. Hatinya tersenyum lebar seperti ketika menikmati makanan diskon di burjo Mang Udin.
Dan. Sapaan itu datang dari belakang.
Ehh, mas? Dania kaget.
Kita ketemu lagi. Gimana kuliahnya?
Uhmm,.. Dania menghentikan percakapannya. Entah mengapa setiap melihat wajah
teduh mas Bambang ia selalu kaget pada awalnya kemudian merasa bingung harus
melakukan apa.
Dosennya marah ya? tanya mas Bambang lagi.
Owh, enggak kok mas. Tadi kuliahnya biasa aja, Pak dosen masih baik seperti
sebelumnya jadi tadi di bolehin masuk. Jelasnya.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Owh, syukurlah kalau begitu. Jawab mas Bambang terlihat lega. Orang sebaik dia
akan merasa bersalah jika telah membuat orang lain terlambat. Pulang bareng yuk.
Dania yang mandapat tawaran dari makhluk ganteng sepeti itu, tanpa pikir panjang
langsung menyanggupinya. Boleh, asal nggak ngrepotin.ujarnya basa-basi.
Akhirnya Dania pulang di antar Sang Pangeran. Ia tak banyak mengobrol ketika di
perjalanan. Dania lebih memilih memandangi punggung pangerannya yang seksi dari pada
mengajaknya ngobrol. Dania takut kalau mas Bambang nggak konsen nyetirnya karena
mendengarkan suaranya yang lembut, begitu pikirnya.
Dania di antar sampai depan kosnya tercinta, tanpa lecet sedikitpun. Tak lupa ia
mengucapkan terima kasih. Hingga mas Bambang pulang Dania, masih berdiri di depan
pagar sambil cengar-cengir. Orang-orang di burjo Mang Udin yang melihatnya pun sampaisampai ikut-ikutan nyengir heran melihat tingkah Dania. Mungkin itulah yang membuat
Dania berpikir bahwa, beberapa orang kadang suka memperhatikan Dania. Ia pikir punya
fans, namun fakta berkata lain. Orang-orang yang suka memperhatikan itu ternyata hanya
heran melihat tingkah aneh Dania.
Dania masuk kos, seperti biasa ia sholat, selesainya ia mengucapkan syukur, banyak
nikmat yang ia terima ketika itu. Meski gadis ajaib ini berperawakan tidak meyakinkan
sebagai seorang gadis, karena rambutnya yang pendek ala Bi Rain versi Jawa, ia adalah
seseorang yang beriman.
Tak lama setelah Dania semedi di kamarnya, Tyas datang.
Daaaaan, laper kah dikau? tanya Tyas sambil mengetuk pintu kamar Dania.
Heh, yang benar aja ya tanyanya, pertanyaan macam apa itu?
Ayuk, makan. Ada tempat makan enak di depan kampus, murah kok.
Haduuuh, jangan coba-coba. Ntar kalau nggak murah beneran gimana, bisa tambah
miskin aku. Jawab Dania manyun-manyun teringat acara makan-makan dulu bareng anak
kosan sebelah.
Ah, Daaan, beneran murah kok, kan di Burjo. Gubrak.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Lhah, kalau ujung-ujungnya maem di burjo juga kenapa gak maem di Mang Udin aja?
Toh enakan di siini, bisa ngutang. Ujar Dania.
Bedaa Dan, di sana ada menu sup degan juga, aku pengen coba. Kata Tyas sambil
memijit lengan Dania bermaksud merayu.
Sup Degan? Wuah, ada-ada aja. Mesti mahal itu, aku tidak ingin kalau makan siangku
mengorbankan jatah makan malamku nanti. Udah kita makan di sini aja, nanti kita beli es
degan terus kita makan sama sup di burjonya Mang Udin, sama aja tow? celoteh Dania
menolak.
Tetep aja beda Dan, kan di burjonya Mang Udin gak ada sup. Kata Tyas masih
berusaha merayu sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Eh, klilipan kamu ya? Ya udah, kita makan di sana. Eh, ada nasi sarden gak? Gubrak.
Dalia nyeletuk hingga membuat Tyas terheran-heran.
Mau makan di burjo sederhana mau makan di burjo yang agak elite juga tetep aja yang
dicari nasi sarden. Dasar kamu anak kos yang terlanjur perhitungan. ujar Tyas heran.
Yeee, biarin. Bilang aja sirik, ngliat aku deket banget sama ikan sarden dari pada sama
kamu, hahahaa. sahut Dania cekakakan.
Huh dasar, keluarga ikan. Aku gak sirik ya, Cuma kasian aja, ngliat kamu gak ada
peningkatan gizi. balas Tyas sambil nyengir-nyengir.
Dania manyun dan sekejap terdiam. Udah sana, disiapin motornya. sambung Dania
berusaha mengakhiri penganiayaan Tyas.
Naik sepeda aja, motorku di bengkel, sepedaku uda ku parkir di depan. Tinggal
nunggu kamu. Jawab Tyas.
Flash back ke kehidupan Tyas sejenak. Tyas sebenarnya orang yang tergolong tajir,
kendaraannya ada dua, sepeda dan motor, semuanya tinggal pakai semaunya. Namun, ia
selalu tampak miskin, karena sikap borosnya. Uangnya selalu habis untuk membeli baju.
Setiap melihat baju bagus pasti akan dibelinya, meski bajunya terlalu kecil atau terlalu besar.
Setelah membeli ia akan merasa meyesal, karena baju itu tak cocok dipakainya, kemudian ia
akan memberikan baju itu pada orang lain, begitu seterusnya. Ia membeli baju itu karena
tidak ikhlas jika baju yang disukainya dibeli kemudian dipakai orang lain, meski pada

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

akhirnya baju itu juga menjadi milik orang lain, paling tidak baju itu sudah pernah melewati
badannya ketika di coba. Kejadian yang tak terlupakan ketika semester satu, adalah ketika
Tyas menghabiskan uangnya jatah 2 bulan dalam watu satu minggu, gara-gara kepincut gaun
di butik ternama. Padahal gaun itu tidak pernah dipakai, kejadian itu nampaknya membuat
orang tua Tyas geram hingga kemudian memutuskan untuk memberi uang saku pas pada
putri tercintanya. Nasib gaun mahal itu hingga kini hanya menjadi penghuni almari yang
terasingkan, Tyas sengaja menyimpannya di pojokan agar tidak terlihat, Melihatnya hanya
membuat hati miris kata Tyas.
Tragedi itulah yang membuat Tyas mengikuti jalan hidup Dania menjadi pelanggan
setia burjo Mang Udin. Mengenai kendaraannya, motor Tyas di bawa dari rumah sejak awal
sebelum kuliah, sedang sepeda itu dibelinya ketika ia belum gulung tikar.
Kembali pada acara makan bareng tadi. Mendengar pertanyaan Tyas. Dania teringat, ia
pulang di antar mas ganteng. Sepedakuuuu! teriaknya histeris, tampangnya tak karuan.
Kenapa?
Ketinggalan di kampus.
Yaaah, piye to Dan. Ya udah di ambil, ntar sekalian kita jalan.
Tu kan dudul yang dideritanya kumat lagi. Ia lupa kalau tadi berangkat kuliah naik
sepeda. Mungkin karena kehadiran mas Bambang yang terlalu membiusnya, sampai-sampai
ia lupa dengan sepedanya. Akhirnya, Tyas berbaik hati menuntun sepedanya demi menemani
Dania jalan kaki. Sesampainya di kampus, Dania mendapatkan senyuman dari Pak Satpam.
Sepedanya masih di ujung kok mbak. Pak Satpam menunjukkan arah.
Heheee, makasih ya Pak. Dania cengar-cengir lega. Ia lari menuju kendaraannya
yang ia banggakan, meski tak pernah di cuci Dania sangat menyayangi sepedanya. Air
sabun akan membuatnya alergi. alasan yang selalu digunakan Dania untuk tidak mencuci
sepedanya.
Dasar dudul, ceroboh itu namanya. ujar Tyas.
Iyeee, khilaf, hihiii. Untung dijagain sama Pak Satpam.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

lain kali dijaga baik-baik, bertanggung jawab sama barang milik pribadi itu penting.
Kalau ceroboh kan bisa merepotkan orang lain.ceramah Tyas yang tiba-tiba dewasa.
Dania diam, hanya mengeluarkan senyum manis sambil memiringkan kepalanya,
berharap celotehan Tyas akan dihentikan. Akhiirnya, mereka berdua melanjutkan perjalanan
mencari sesuap nasi.
Sesampainya di tempat tujuan, mereka bertemu Wina. Kini bertiganya berkumpul,
saling mengobrol. Wina dan Tyas sudah saling mengenal sejak semester satu, Dania selalu
membicarakan mereka.
Mau pesan apa ni? Tanya Dania sambil melakukan pengamatan pada daftar menu
yang dipegangnya, menelaah, menimbang dan memperhitungkan menu-menu yang ada di list
(burjo agak elite jadi ada list menunya). Dania selau memesan belakangan, karena dia terlalu
konsentrasi ketika memilih menu yang akan dipesan.
Aku sup degan. ujar Tyas yang kukuh dengan niatnya.
Ngidam Yas? Dari tadi gak berubah pikiran. Tanya Dania.
Yeee, ngidam? Maaf ya, lidah saya saat ini butuh dimanjakan. jawab Tyas bergaya.
Hoo, sudah kemmbali kaya nampaknya. Dania melirik Tyas.
Huh, sirik. Kan aku butuh yang segar-segar untuk mempertahankan kecantikanku.
balas Tyas centil.
Kecantikan? Dania nyengir.
Ihh, aku cantik ya, sama manis dikit. Kata temen SD ku aku mirip sama Eno Lerian
dulu. Tyas mulai manyun-manyun.
Wina senyum-senyum melihat mereka tingkah mereka berdua. Aku pesan sup degan
juga, panas-panas gini enaknya yang seger-seger.
Aku nasi sarden aja, sama es teh gak boleh ketinggalan. Dania memesan dengan nada
tegas, seolah-olah nasi sardennya tak bisa digoyahkan.
Wina dan Tyas kaget dibuatnya. Heran, kenapa ada orang bisa hidup hanya
bertemankan sarden dan es teh.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Wina, menulis pesanan dan memberikannya pada pelayan. Tak lama kemudia pesanan
datang. Tiga sup degan dan es degan, hari ini temanya KELAPA MUDA. Menu disajikan
di atas meja.
Sardenku mana? Dania bingung tak melihat nasi sarden di antara menu-menu yang
tersaji di meja.
Aku pesenin sup degan semua, sekali-kali ganti menu Dan, biar lidah gak mati rasa.
Lagian kan kelapa muda bisa bikin cantik, biar kamu jadi perempuan ntar. ujar Wina.
Dengerin tu Dan, jangan makan sarden mulu, ntar over dosis.
Dania hanya terdiam mendengar serangan dari dua arah itu. Biasanya ia selalu kukuh
mempertahankan pendapatnya, namun kali ini tidak, dia merasa disabotase oleh dua teman
dekatnya, namun dalam hati ia merasakan ada perhatian yang diberikan dibalik semua itu.
Akhirnya Dania mengikhlaskan diri untuk makan sup degan. Di tengah-tengah
perjamuan, Dania nyeletuk. Enak yo ternyata. Kata-katanya membuat Wina, Tyas dan
beberapa pengunjung lain yang mendengar tertawa.
Makanya jangan makan sarden mulu, kayak anak kucing. ujar Tyas mengeluarkan
serangannya kembali.
Enak aja! Anak kucing gak seimut aku tau. ujarnya sambil makan dengan lahap tak
peduli.
Bleki juga kadang makan sarden. sahut Wina yang ikut-ikutan mau bikin Dania
nangis kejer.
Tyas tertawa puas mendengarnya. Dania melirik sadis ke arah keduanya, kemudian
Wina dan Tyas tertawa berjamaah.
Acara makan-makan berlangsung seru, diiringi dengan baku hantam di antara
ketiganya, untungnya tidak ada korban yang terluka. Setelah selesai tinggal acara transfer
uang dari dompet pribadi ke kasir. Memang yang paling tidak enak dari acara makan-makan
adalah ketika membayar tagihannya.
Aku yang traktir. ujar Wina tiba-tiba.
Hahh?? ujar Tyas dan Dania kaget.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Makasih ya Win. ujar Tyas.


Dalam rangka apa ni? Dania masih bertanya-tanya.
Biar kamu nggak kapok dateng ke sini. Wina tersenyum.
Hoo, dasar! Makasih ya. Dania manyun tapi lega tak harus membayar tagihannya
sendiri.
Biar wawasan kulinermu gak sebatas nasi sarden sama es teh doang Dan lanjut Wina.
Tyas ikut memberi dukungan pada Wina, dengan ikut-ikutan menertawakan Dania.
Mendapat traktiran adalah kebahagiaan yang tak terukur bagi anak kos. Ketika itu Wina
seperti malaikat penolong yang sangat mengerti kondisi para anak kos yang hidupnya sangat
memprihatinkan.

Anda mungkin juga menyukai