e.
f.
Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
Bila ukuran- ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang yang
dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.
Bila Kontraktor meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada
baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka
Kontraktor berkewajiban untuk menanyakan kepada Konsultan Pengawas
Konstruksi/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara tertulis.
Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut
diatas. Setelah Kontraktor menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan hal tersebut akan dibahas dalam Rapat Penjelasan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diharuskan meneliti kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.
Bar Chart tersebut harus selalu berada di lokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti
dengan perkembangan hasil pelaksanaan warna merah. Bila terdapat/terlihat
hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk
penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
PASAL 8 : TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI )
Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan
nomor telepon rumah (bila ada) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau
Direksi.
PASAL 9 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
9.1. Keamanan dan Kesejahteraan
Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor diwajibkan mengadakan segala yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan
pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas pekerjaan. Juga diwajibkan
memenuhi segala peraturan, tata tertib, koordinasi dengan Pemerintah setempat.
9.2. Terhadap Wilayah Orang Lain
Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
9.3. Terhadap Milik Umum
Kontraktor harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian
jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya
yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, maka biaya pemasangan
kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9.4. Terhadap Bangunan Yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembangunan dan sebagainya ditambah kerusakan kerusakan sejenis yang
disebabkan karena operasi-operasi Kontraktor dalam arti kata yang luas. Itu
semua diperbaiki (Kontraktor) hingga dapat diterima Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
PASAL 10 : LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN
Kontraktor harus membuat laporan harian dan mingguan. Laporan kemajuan
pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai keterangan yang berhubungan
dengan kejadian-kejadian selama 1 ( satu ) minggu dimana disediakan disalah satu
kemajuan sebagai berikut :
I.
Jumlah pegawai/tenaga kerja yang dipekerjakannya selama bulan itu.
II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima
ditempat pekerjaan.
IV. Keadaan cuaca.
V. Kunjungan Tamu-Tamu yang ada hubungannya dengan Kegiatan.
VI. Kunjungan Tamu-Tamu lain.
VII. Kejadian Khusus.
4
VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas
Konstruksi.
IX. Pengesahan Konsultan Pengawas Konstruksi / Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
PASAL 11 : JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
11.1.Air Minum dan Air Untuk Pekerjaan :
a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di
tempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan dapat mempergunakan
atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri
(guna memperhitungkan pembayarannya) atau air sumur yang bersih /
jernih dan tawar, bila hal ini meragukan Konsultan Pengawas Konstruksi
harus memeriksakan pada laboratorium.
11.2. Kecelakaan :
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, Kontraktor
harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban
dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
harus segera melaporkan kepada jawatan perburuhan dan Konsultan Pengawas
Konstruksi.
11.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada ditempat Direksi /
Bouwkeet.
PASAL 12 : ALAT ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN
a.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan/menyiapkan alatalat, baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang
diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air,
beton molen dan sebagainya.
b.
b.
c.
b.
Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atas dasar
rapat Direksi.
Selanjutnya perhitungan penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas
dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak ( dalam kontrak ).
c.
Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin Direksi secara tertulis,
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Kerikil untuk semua pekerjaan beton / beton bertulang dapat memakai kerikil
ukuran 1 s/d 3 cm. Padat dan bersih dan tidak keropos, bersih dari debu dan
sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu.
e. Pasir cor harus dipakai pasir khusus untuk beton, berbutir tajam bersih dari segala
kotoran dan tidak boleh tercampur oleh bahan-bahan lain.
f. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar
dengan kadar air pada campuran sederhana supaya beton tidak terlalu cair
( PBI 1971 ).
g. Pembongkaran papan bekisting dapat dilaksanakan sesudah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
h. Pemasangan papan-papan bekisting dipakai papan tebal 2 cm disusun secara
rapat.
i. Setelah pekerjaan bekisting dibongkar semua bidang yang terlihat ada lubanglubang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesi 1 pc : 2 ps.
j. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1971.
- Penulangan Beton .
Ukuran dan gambar penulangan beton dapat disesuaikan dengan gambar yang
ada.
a. Beton untuk Struktur menggunakan mutu beton K-175.
b. Besar ukuran beton beserta penulangan tersebut diatas tetap dilaksanakan,
apabila gambar rencana dan gambar detail tidak tertulis secara jelas.
c. Beton ring balk dilaksanakan pada seluruh akhiran tembok bagian atas termasuk
tembok-tembok akhiran pada tembok gewel-gewel.
d. Tulangan untuk beton harus menggunakan besi / tulangan yang baru, bersih dari
segala kotoran termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.
- Beton Struktur.
A. Pekerjaan ini meiputi : balok latai. Untuk dimensi masing-masing beton serta
pembesiannya, disesuaikan dengan gambar bestek.
B. Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran/ perbandingan 1Pc :
2Psr : 3 Split hingga mempunyai kekuatan tekan setara dengan mutu beton K.
175, harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton
Bertulang 1971 (PBI 1971) dan SK. SNI. T-15. 1991-03.
C. Pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan, (tiap
ujung besi diberi hak/tekukan) sambungan dan kait-kait dalam pembuatan
sengkang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971 dan
SK.SNI.T. T-15. 1991-03
D. Pemasangan tulangan besi beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah anyamannya selama pengecoran, dan tebal selimut beton
2 cm.
E. Pengecoran Beton.
Cara pengadukan bisa menggunakan ready mix atau dengan mesin molen atau
disesuaikan dengan kebutuhan.
Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik sampah bekas
maupun kotoran.
Ukuran-ukuran dari ketinggian, penulangan dan penempatan penahanan jarak
harus selalu diperiksa sebelum pengecoran dilakukan.
Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup kuat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos yang dapat memperlemah konstruksi.
F. Pekerjaan Begisting.
Begisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar.
Begisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran. Begisting harus rapat dan tidak bocor permukaannya, bebas dari
kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya,
agar mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Pembukaan begisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1971 dan SNI. T-15-1991-01. yaitu kurang lebih 21 hari.
14.3. Pekerjaan Pintu dan Jendela
a. Pekerjaan pintu dan jendela dibuat dalam beberapa type seperti yang terlihat pada
gambar rencana. Bila terdapat adanya perbedaan gambar rencana dan detail,
maka Pelaksana Kegiatan harus melaporkan kepada pengawas. Untuk seluruh
kusen digunakan alumunium coklat kualitas baik. Daun pintu kaca rayben
menggunakan tebal 5 mm,semua dimensi maupun ukuran sesuai gambar, bahan
harus tidak cacat, rapih dan kualitas baik.
b. Pekerjaan kusen maupun daun-daun dan jendela, harus dilaksanakan dengan
halus, rapih, siku-siku dan baik hingga dapat dipasang secara waterpast dan tegak
lurus.
c. Pekerjaan semua kusen dapat dipasang setelah mendapatkan persetujuan
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Direksi, dan semua kusen tidak boleh
dipaku, harus dinabol/ sekrup kecuali pada saat pemasangan untuk keperluan
alat-alat Bantu.
d. Pemasangan semua kusen-kusen harus dipasang ditengah-tengah tebal tembok
hingga mendapatkan benangan luar dan dalam.
e. Untuk mendapatkan ikatan yang kuat dengan tembok/beton,kusen harus dipasang
skrup dengan dimensi sesuai gambar, sebanyak yang diperlukan, sedang untuk
beton dak pada pintu-pintu dipakai campuran perekat 1 pc : 2 ps dicor secara
padat dan halus.
14.4. Pekerjaan Alat pengunci dan penggantung
a. Untuk melengkapi pintu dan jendela harus dipasang engsel, grendel, kunci, hak
angin dan pegangan jendela, semua dari kualitas buatan dalam negeri.
b. Semua kunci-kunci dipasang buatan dalam negeri , 2 kali putaran ukuran besar,
stainless steel.
c. Semua pintu harus dipasang engsel buatan dalam negeri , masing-masing 3 biji
tiap pintu sedangkan untuk daun jendela masing-masing 2 biji.
d. Alat-alat tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas/ Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
atau Direksi.
PE N UTU P
1. Apabila didalam Spesifikasi teknis tidak disebutkan hal-hal yang harus dipasang, dibuat,
dilaksanakan dan disediakan tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini menjadi bagian
yang nyata harus dilaksanakan / diselesaikan oleh Kontrkator, maka harus dianggap
sebagaimana telah dimuat di dalam spesifikasi ini.
2. Sebelum pekerjaan diserahkan, Kontraktor diharuskan merawat bangunan, membersihkan
dari kotoran dan merapikan kekurangan-kekurangan yang ada.
3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.
Disetujui oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
( PPK )
Blitar,
2015
Dibuat oleh,
Konsultan Perencana
CV. CHATUR PILAR HUTAMA
SOLIKAH, S.Pd.
NIP.19590926 198103 2 006
SOEJONO, ST.
Direktur