Anda di halaman 1dari 9

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

SYARAT SYARAT TEKNIS


PASAL 1 : LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan
ini adalah Pasang Kusen Pintu, dan jendela alumuniumAula UPTD Pendidikan
Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar.
PASAL 2 : JENIS DAN MUTU BAHAN
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan
dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara
tanggal 23 Desember 1980 dan Keppres Nomor 16/1994 dan Keppres 24/1995.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai
dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapat izin
dari Konsultan Pengawas Kontruksi ( secara tertulis ).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merek) diharuskan untuk memakai jenis dan
mutu bahan satu jenis.
d. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan
bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan
untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu) untuk dipergunakan.
e. Bila Kontraktor telah mendatangkan/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahanbahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 1
x 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor
f. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau
wakilnya harus segera disediakan tanpa keterlambatan atas biaya Masyarakat
pengelola Kegiatan dan harus sesuai dengan standar. Contoh tersebut diambil
dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, contoh tersebut disimpan sebagai
dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari
barang-barang yang memuaskan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
PASAL 3 : URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyelesaian :
Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempuna dan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna
dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu
yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin,
alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Kontraktor dan untuk
semua alat-alat-tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi.
1

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan :


a. Kuantitas dan Kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak
harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau
diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali disebut diatas apa
yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun
tidak boleh menolak, mengubah atau mempengaruhi penerapan atau
interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagianbagian dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
c. Segala pernyataan mengenai kualitas pekerjaan yang mungkin sewaktuwaktu diberikan kepada Kontraktor tidak boleh merupakan bagian dari
kontrak ini, dan harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap
digunakan meskipun ada tidak kesesuaian antara harga itu dengan apa yang
tercantum perkiraan apapun.
d. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun
selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tetap dari syarat-syarat ini, dan
taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat ini, segala kekeliruan baik
mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap
telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.
PASAL 4 : GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya.
Kontraktor tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Direksi.
Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan pelaksanaan ini atau dipergunakan untuk
maksud-maksud lain.
4.2. Gambar-gambar Tambahan
Bila Direksi menganggap perlu maka Kontraktor membuat tambahan detail
(gambar pelaksanaan). Yang disahkan oleh Konsultan Perencana, Gambargambar tersebut menjadi milik Direksi.
4.3. As Built Drawing
Kontraktor harus membuat As Built Drawing, tampilan As Built Drawing
tersebut berisi bentuk / keadaan pelaksanaan oleh Kontraktor terhadap
pekerjaan yang terpasang, yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas konstruksi
dan disetujui secara tertulis oleh Direksi.
4.4. Gambar gambar ditempat Pekerjaan
Kontraktor harus menyimpan di lokasi pekerjaan satu rangkap gambar kontrak
lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing,
Time Schedule, dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk
perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia
jika Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.
2

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4.5. Contoh Barang/Bahan yang ditawarkan


a. Dalam masa Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan bahan-bahan/barang yang
akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Penjelasan.
b. Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga
satuan bahan/upah adalah mengikat, Kontraktor harus menawarkan hargaharga tersebut sesuai dengan RKS dan Berita Acara Penjelasan.
c. Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum
mendapatkan persetujuan dari Direksi secara tertulis.
PASAL 5 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN
Berlaku dan mengikat didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pedoman pelaksanaan APBN / Keppres 16/1994 dan Keppres 24/1995.


Peraturan Beton untuk Indonesia ( PBI ) tahun 1971.
PUPBB ( Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bahan Bangunan ) NI. 3/56.
Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) 1987.
Peraturan Muatan Indonesia ( PMI. 70 ) NI. 18 tahun 1970.
PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ) NI. 5 tahun 1961.
Peraturan Perburuhan di Indonesia ( tentang pengarahan tenaga kerja ) antara lain
tentang mengerjakan anak-anak dibawah umur.
h. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : KEP. 174/MEN/86, tanggal 4 Maret 1986.
104/KPTS/1986
Tentang : Keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
i. Peraturan-peraturan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota setempat
mengenai bangunan-bangunan.
PASAL 6 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
a.
b.
c.
d.

e.
f.

Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
Bila ukuran- ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang yang
dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.
Bila Kontraktor meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada
baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka
Kontraktor berkewajiban untuk menanyakan kepada Konsultan Pengawas
Konstruksi/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara tertulis.
Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut
diatas. Setelah Kontraktor menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan hal tersebut akan dibahas dalam Rapat Penjelasan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diharuskan meneliti kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.

PASAL 7 : JADWAL PELAKSANAAN


Pada saat Kontraktor akan memulai pelaksanaan dilapangan harus segera
mengadakan persiapan antara lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa
Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang
direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak.
3

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Bar Chart tersebut harus selalu berada di lokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti
dengan perkembangan hasil pelaksanaan warna merah. Bila terdapat/terlihat
hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk
penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
PASAL 8 : TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI )
Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan
nomor telepon rumah (bila ada) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau
Direksi.
PASAL 9 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
9.1. Keamanan dan Kesejahteraan
Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor diwajibkan mengadakan segala yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan
pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas pekerjaan. Juga diwajibkan
memenuhi segala peraturan, tata tertib, koordinasi dengan Pemerintah setempat.
9.2. Terhadap Wilayah Orang Lain
Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
9.3. Terhadap Milik Umum
Kontraktor harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian
jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya
yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, maka biaya pemasangan
kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9.4. Terhadap Bangunan Yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembangunan dan sebagainya ditambah kerusakan kerusakan sejenis yang
disebabkan karena operasi-operasi Kontraktor dalam arti kata yang luas. Itu
semua diperbaiki (Kontraktor) hingga dapat diterima Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
PASAL 10 : LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN
Kontraktor harus membuat laporan harian dan mingguan. Laporan kemajuan
pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai keterangan yang berhubungan
dengan kejadian-kejadian selama 1 ( satu ) minggu dimana disediakan disalah satu
kemajuan sebagai berikut :
I.
Jumlah pegawai/tenaga kerja yang dipekerjakannya selama bulan itu.
II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima
ditempat pekerjaan.
IV. Keadaan cuaca.
V. Kunjungan Tamu-Tamu yang ada hubungannya dengan Kegiatan.
VI. Kunjungan Tamu-Tamu lain.
VII. Kejadian Khusus.
4

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas
Konstruksi.
IX. Pengesahan Konsultan Pengawas Konstruksi / Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
PASAL 11 : JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
11.1.Air Minum dan Air Untuk Pekerjaan :
a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di
tempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan dapat mempergunakan
atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri
(guna memperhitungkan pembayarannya) atau air sumur yang bersih /
jernih dan tawar, bila hal ini meragukan Konsultan Pengawas Konstruksi
harus memeriksakan pada laboratorium.
11.2. Kecelakaan :
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, Kontraktor
harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban
dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
harus segera melaporkan kepada jawatan perburuhan dan Konsultan Pengawas
Konstruksi.
11.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada ditempat Direksi /
Bouwkeet.
PASAL 12 : ALAT ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN
a.

Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan/menyiapkan alatalat, baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang
diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air,
beton molen dan sebagainya.

b.

Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar


(waterpast) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur
waterpast instrument (keiker / slank).

PASAL 13 : PEKERJAAN TIDAK BAIK


a.

b.
c.

Pemimpin Kegiatan berhak mengeluarkan instruksi agar Kontraktor membongkar


pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah
maupun yang belum dimasukkan di dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban
Kontraktor, untuk disempurnakan sesuai kontrak.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berhak mengeluarkan instruksi untuk
menyingkirkan dari pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang
tidak sesuai dengan kontrak.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) boleh ( tetapi tidak dengan secara tidak adil
atau menyusahkan ) mengeluarkan perintah yang dikehendaki pemecatan siapa
saja dari pekerjaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

PASAL 14 : PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG ( meer en minderwerk )


a.

Kontraktor berkewajiban melaksanakan gambar-gambar detail yang telah


disahkan oleh Konsultan Pengawas Konstruksi melaksanakan secara keseluruhan
atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk
mendapatkan pekerjaan yang baik.

b.

Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atas dasar
rapat Direksi.
Selanjutnya perhitungan penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas
dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak ( dalam kontrak ).

c.

Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin Direksi secara tertulis,
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

PASAL 15 : CARA CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN


15.1.Pekerjaan Persiapan Bangunan
Pembersihan lokasi
Lokasi Kegiatan harus bersih dari benda/barang yang mengganggu pada awal
tahap pelaksanaan Kegiatan. Pekerjaan pembersihan dilaksanakan mulai awal
pekerjaan sampai akhir pelaksanaan hingga penyerahan terakhir.
15.2. Pekerjaan Beton
Bahan-bahan beton mempergunakan bahan yang memenuhi syarat teknis, sebelumnya
harus mengajukan contoh-contoh yang mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) atau Direksi secara tertulis :
a. Kerikil Beton :
Berasal dari hasil pecahan dari batu kali/gunung (stinsnlaag) atau boleh memakai
kerikil craiser/ pecah mesin dengan ukuran 1-3 cm bersudut, padat dan bersih dari
segala kotoran.
b. Pasir Cor :
Berbutir sangat kasar tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir cor
beton ( lihat PBI 1971 ).
c. Semen (PC) :
Hasil produksi lokal dan tidak boleh memakai semen PC yang telah mengeras
(swiping). Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang
sejenis dengan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Direksi.
- Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang
a. Campuran beton yang dipergunakan untuk semua pekerjaan beton dengan
campuran 1 pc : 2 ps 3 kr (split) atau setara dengan mutu beton K-175 untuk beton
struktur, dan campuran 1pc : 3ps : 5kr (split) atau setara dengan mutu beton K-100
untuk beton non struktur. ukuran beton beserta penulangannya sesuai gambar.
b. Pelaksana Kegiatantidak diperbolehkan mengecor sebelum begisting dan
pasangan besi beton diperiksa dan disetujui Pengawas secara tertulis.
c. Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus menggunakan semen PC
produksi dalam negeri standart SNI dan harus memakai satu macam merk dengan
jenis dan kualitas yang sama (harus mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) atau Direksi ).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

d. Kerikil untuk semua pekerjaan beton / beton bertulang dapat memakai kerikil
ukuran 1 s/d 3 cm. Padat dan bersih dan tidak keropos, bersih dari debu dan
sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu.
e. Pasir cor harus dipakai pasir khusus untuk beton, berbutir tajam bersih dari segala
kotoran dan tidak boleh tercampur oleh bahan-bahan lain.
f. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar
dengan kadar air pada campuran sederhana supaya beton tidak terlalu cair
( PBI 1971 ).
g. Pembongkaran papan bekisting dapat dilaksanakan sesudah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
h. Pemasangan papan-papan bekisting dipakai papan tebal 2 cm disusun secara
rapat.
i. Setelah pekerjaan bekisting dibongkar semua bidang yang terlihat ada lubanglubang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesi 1 pc : 2 ps.
j. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1971.
- Penulangan Beton .
Ukuran dan gambar penulangan beton dapat disesuaikan dengan gambar yang
ada.
a. Beton untuk Struktur menggunakan mutu beton K-175.
b. Besar ukuran beton beserta penulangan tersebut diatas tetap dilaksanakan,
apabila gambar rencana dan gambar detail tidak tertulis secara jelas.
c. Beton ring balk dilaksanakan pada seluruh akhiran tembok bagian atas termasuk
tembok-tembok akhiran pada tembok gewel-gewel.
d. Tulangan untuk beton harus menggunakan besi / tulangan yang baru, bersih dari
segala kotoran termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.
- Beton Struktur.
A. Pekerjaan ini meiputi : balok latai. Untuk dimensi masing-masing beton serta
pembesiannya, disesuaikan dengan gambar bestek.
B. Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran/ perbandingan 1Pc :
2Psr : 3 Split hingga mempunyai kekuatan tekan setara dengan mutu beton K.
175, harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton
Bertulang 1971 (PBI 1971) dan SK. SNI. T-15. 1991-03.
C. Pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan, (tiap
ujung besi diberi hak/tekukan) sambungan dan kait-kait dalam pembuatan
sengkang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971 dan
SK.SNI.T. T-15. 1991-03
D. Pemasangan tulangan besi beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah anyamannya selama pengecoran, dan tebal selimut beton
2 cm.
E. Pengecoran Beton.
Cara pengadukan bisa menggunakan ready mix atau dengan mesin molen atau
disesuaikan dengan kebutuhan.
Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik sampah bekas
maupun kotoran.
Ukuran-ukuran dari ketinggian, penulangan dan penempatan penahanan jarak
harus selalu diperiksa sebelum pengecoran dilakukan.
Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup kuat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos yang dapat memperlemah konstruksi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

F. Pekerjaan Begisting.
Begisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar.
Begisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran. Begisting harus rapat dan tidak bocor permukaannya, bebas dari
kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya,
agar mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Pembukaan begisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1971 dan SNI. T-15-1991-01. yaitu kurang lebih 21 hari.
14.3. Pekerjaan Pintu dan Jendela
a. Pekerjaan pintu dan jendela dibuat dalam beberapa type seperti yang terlihat pada
gambar rencana. Bila terdapat adanya perbedaan gambar rencana dan detail,
maka Pelaksana Kegiatan harus melaporkan kepada pengawas. Untuk seluruh
kusen digunakan alumunium coklat kualitas baik. Daun pintu kaca rayben
menggunakan tebal 5 mm,semua dimensi maupun ukuran sesuai gambar, bahan
harus tidak cacat, rapih dan kualitas baik.
b. Pekerjaan kusen maupun daun-daun dan jendela, harus dilaksanakan dengan
halus, rapih, siku-siku dan baik hingga dapat dipasang secara waterpast dan tegak
lurus.
c. Pekerjaan semua kusen dapat dipasang setelah mendapatkan persetujuan
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Direksi, dan semua kusen tidak boleh
dipaku, harus dinabol/ sekrup kecuali pada saat pemasangan untuk keperluan
alat-alat Bantu.
d. Pemasangan semua kusen-kusen harus dipasang ditengah-tengah tebal tembok
hingga mendapatkan benangan luar dan dalam.
e. Untuk mendapatkan ikatan yang kuat dengan tembok/beton,kusen harus dipasang
skrup dengan dimensi sesuai gambar, sebanyak yang diperlukan, sedang untuk
beton dak pada pintu-pintu dipakai campuran perekat 1 pc : 2 ps dicor secara
padat dan halus.
14.4. Pekerjaan Alat pengunci dan penggantung
a. Untuk melengkapi pintu dan jendela harus dipasang engsel, grendel, kunci, hak
angin dan pegangan jendela, semua dari kualitas buatan dalam negeri.
b. Semua kunci-kunci dipasang buatan dalam negeri , 2 kali putaran ukuran besar,
stainless steel.
c. Semua pintu harus dipasang engsel buatan dalam negeri , masing-masing 3 biji
tiap pintu sedangkan untuk daun jendela masing-masing 2 biji.
d. Alat-alat tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas/ Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
atau Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

PE N UTU P
1. Apabila didalam Spesifikasi teknis tidak disebutkan hal-hal yang harus dipasang, dibuat,
dilaksanakan dan disediakan tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini menjadi bagian
yang nyata harus dilaksanakan / diselesaikan oleh Kontrkator, maka harus dianggap
sebagaimana telah dimuat di dalam spesifikasi ini.
2. Sebelum pekerjaan diserahkan, Kontraktor diharuskan merawat bangunan, membersihkan
dari kotoran dan merapikan kekurangan-kekurangan yang ada.
3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Disetujui oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
( PPK )

Blitar,
2015
Dibuat oleh,
Konsultan Perencana
CV. CHATUR PILAR HUTAMA

SOLIKAH, S.Pd.
NIP.19590926 198103 2 006

SOEJONO, ST.
Direktur

Anda mungkin juga menyukai