PELESTARIAN PERMUKIMAN TRADISIONAL DESE BELEQ, DESA
GUMANTAR, LOMBOK UTARA, GUNA MELESTARIKAN KEARIFAN
LOKAL DAN CAGAR BUDAYA SASAK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan
pembangunan
infrastuktur
di
Indonesia
terutama
tentang
pembangunan perumahan dan permukiman memang sedang giat-giatnya dilakukan oleh
pemerintah. Pembangunan terjadi di pusat-pusat kegitan wilayah sampai dengan ke pelosok desa-desa. Begitu juga dengan pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Lombok Utara yang notabennya merupakan sebuah kabupaten muda, hasil pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat memang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan imfrastuktur terutama tentang perumahan dan permukiman. Pengaruh modernisasi serta proyek rumah kumuh yang di terapkan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan kebutuhan rumah di Lombok Utara, di satu sisi memberikan dampak kurang baik terhadap nilai-nilai kearifan lokal wilayah, terutama pada daerah-daerah yang mempunyai permukiman tradisional seperti Senaru, Bayan, Segenter sudah mengalami akulturasi budaya yang berdampak pada permukiman tradisional yang sudah mulai hilang. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengikisan budaya pada daerah-daerah permukiman tradisional khususnya di Kabupaten Lombok Utara yaitu tidak lepas dari aspek kepariwisataan. Sektor wisata di Kabupaten Lombok Utara membawa dampak social, fisik, ekonomi maupun dalam konteks pelestarian dan pengolahan lingkungan dan sumber daya alam. Kegiatan pariwisata sangat berperan dalam pembangunan dan pengembangan wilayahwilayah yang memiliki potensi untuk wisata. Cagar budaya suku sasak yang khusunya berada di Kabupaten Lombok Utara sudah mulai mengelami pemudaran, terutama di nilai-nilai kearifan lokal dan budaya yang masih tersisa sampai saat ini lebih ke bentuk fisik seperti Masjid Kuno Sesait, Masjid Kuno Bayan dan Makam Putri Cilinaya di Bayan. Terkikisnya nilai-nilai kerifan lokal di pengaruhi oleh modernisasi, kurangnya rasa kecintaan terhadap budaya lokal terutama bagi para pemuda dan westernalisasi budaya barat yang salah satunya melalui mediamedia online dan pariwisata.
Dengan mulai terkikisnya nilai-nilai kearifan lokal dan budaya tradisional di
beberapa tempat yang sudah di jelaskan diatas, namun terdapat suatau daerah yang mempunyai kearifan lokal yang masih terjaga sampai sekarang, mulai dari adat istiadat sampai dengan permukiman tradisional yang masih asri dan tidak terpengaruh akan modernisasi. Daerah tersebut adalah adalah permukiman adat Desa Beleq Gumantar yang berada di wilayah Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Permukiman tradisional Dese Beleq ini berbatasan lansung dengan daerah hutan adat Gumantar yang belum terlalu banyak terekspos oleh media sehingga seluruh nilai pranata adat dan tradisi warisan leluhur masih terjaga di kampung ini. Desa Gumantar mempunyai mempunyai tiga dusun yaitu Dusun Gumantar, Dusun Dese Beleq dan Dusun Tenggorong. Desa Gumantar dulunya merupakan pemekaran dari Desa Selengen adalah subuah perkampungan tradisional yang utuh, namun dengan seiring berkembangnya teknologi dan pengaruh modernisasi telah banyak mempengaruhi pola permukiman dan kehidupan masyrakat seperti halnya di dua dusun yang ada di Desa Gumantar yaitu Dusun Gumantar dan Dusun Tenggorong sudah terdapat rumah permanen dengan tembok bata serta listrik yang sudah tersedia. Namun hanya Dusun Dese Beleq yang masih mempertahankan kearifan lokal serta bentuk permukiman yang dulu sampai sekarang. Di Dusun Dese Beleq, Desa Gumantar mempunyai cagar budaya dengan masih adanya situs-situs sejarah penyebaran Islam seperti masjid kuno, Bale adat dan Bale Bangar Gubuq yang oleh masyarakat setempat disebutnya Pagalan. Bale ini, terletak ditengah-tengah Gubuq Dasan Beleq, dengan ukuran 5x5 m. Bale (rumah) ini, keberadaannya diyakini dibuat oleh orang yang pertama kali datang dan menetap di Dusun Dese Beleq. Nuansa adat di sebuah dusun tradisional yang jauh dari bisingnya kehidupan masyarakat modern ini, masih kental dengan tradisi-tradisi wetu telu, berurat berakar dikalangan sebagian masyarakat Dayan Gunung, yang masih kuat memegang tradisi tersebut. Oleh sebab itu dalam rangka mempertahankan kearifan lokal dan tradisi masyarakat adat Dese Beleq perlu adanya Pelestarian Permukiman adat dan Pelestarian cagar budaya sejarah penyebaran Islam yang masih ada untuk dipertahankan, terutama dari pengaruh pariwisata yang menjadi proritas pengembangan di Kabupaten Lombok Utara.