Anda di halaman 1dari 24

KEMENTERIAN SOSIAL

REPUBLIK INDONESIA

SLRT
SISTEM LAYANAN DAN RUJUKAN TERPADU
untuk Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial


Kementerian Sosial Republik Indonesia
Jalan Salemba Raya 28 Jakarta
Publikasi ini berisi informasi umum tentang Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan
pelaksanaannya di tingkat nasional maupun di berbagai daerah pada periode 2016 – 2017.

DAFTAR ISI
BAGIAN 1: TENTANG SLRT 1
Latar Belakang 2
Definisi 3
Landasan Hukum 3
Ciri Utama 4
Fungsi 5
Hasil yang Diharapkan 5
Alur Data dan Informasi 6
Alur Layanan 7
Struktur Kelembagaan 8
Sinergi dengan SIKS-NG 8
Sinergi dengan Program Kemensos 9
Sinergi dengan Program Kementerian/Lembaga 9

BAGIAN 2: CERITA PERUBAHAN 2016-2017 10


Dashboard Data 11
Rujukan dan Penanganan Keluhan 12
Dukungan Regulasi Pusat dan Daerah 13
Dukungan Anggaran Pusat dan Daerah 14
Rencana Pengembangan dan Perluasan 14
Profil Penyelenggara 15
Praktik-praktik Terbaik 16
Kolaborasi dengan Inisiatif Lain 18
Lokasi SLRT 2016 dan 2017 19
APLIKASI
SLRT

Bagian I
TENTANG SLRT

1
1. APA LATAR BELAKANG SLRT?

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah


menetapkan pengurangan kemiskinan, kerentanan, dan kesenjangan sebagai salah satu
prioritas pembangunan.
§ Sebanyak 10,12% penduduk tergolong miskin (September 2017). Pemerintah
menargetkan kemiskinan berkurang menjadi 7-8% pada 2019.
§ Sekitar 40% penduduk tergolong miskin dan rentan miskin, sewaktu-waktu dapat jatuh
miskin akibat goncangan ekonomi, bencana alam, dan lain-lain.
§ Kesenjangan masih tinggi dan cenderung stagnan, tercermin dari rasio Gini yang tercatat
0,391 (September 2017). Rasio Gini ditargetkan turun menjadi 0,36 pada 2019.
RPJMN 2015-2019 menetapkan strategi “Penyelenggaraan Perlindungan Sosial yang
Komprehensif” melalui penguatan kelembagaan sosial dan pengembangan sistem layanan
dan rujukan terpadu.

RPJMN 2015-2019

Penyelenggaraan
Perlindungan Sosial yang
Membangun Landasan yang Komprehensif Pengembangan
Kuat agar Ekonomi Tumbuh Penghidupan Berkelanjutan Perluasan dan Peningkatan
Menghasilkan Kesempatan (Peningkatan Kesejahteraan Layanan Dasar
Kerja yang Berkualitas § Penataan asistensi Keluarga)
sosial, mencakup
perluasan cakupan dan
§ Memperluas industri § Pengembangan sektor § Peningkatan ketersediaan
manufaktur untuk perbaikan desain unggulan dan potensi lokal infrastruktur & sarana
memperluas lapangan program, a.i: pelayanan dasar
§ Perluasan akses
kerja baru berkualitas § Program Indonesia permodalan dan layanan § Penyuluhan penduduk
§ Dukungan regulasi yang Sehat (PIS) keuangan melalui miskin akan hak dasar &
mendorong peningkatan § Program Indonesia penguatan sistem layanan pelayanan dasar
iklim investasi yang positif Pintar (PIP) keuangan mikro § Pengembangan dan
§ Memperbaiki sistem § Program Simpanan § Peningkatan kapasitas dan penguatan sistem
perpajakan Keluarga Sejahtera keterampilan masyarakat pemantauan & evaluasi
(PSKS) kurang mampu melalui terkait penyediaan layanan
peningkatan kualitas dasar
§ Perluasan cakupan pendampingan
Sistem Jaminan Sosial kewirausahaan
Nasional bagi penduduk § Optimalisasi pemanfaatan
rentan dan pekerja lahan tidak produktif bagi
informal masyarakat kurang mampu
§ Penguatan kelembagaan
sosial (Standar
pelayanan, sistem
rujukan, data dan
sebagainya)

Gambar 1. Strategi Penanggulanan Kemiskinan (sumber: RPJMN 2015-2019)

Agar berjalan efektif, strategi tersebut perlu didukung dengan Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin (PPFM) yang dimutakhirkan secara dinamis, penetapan sasaran
yang terstandardisasi, perbaikan cakupan dan kualitas layanan, serta mekanisme
penanganan keluhan yang terintegrasi.

2
2. APA ITU SLRT?

SLRT adalah sistem yang mengidentifikasi kebutuhan dan keluhan masyarakat miskin dan
rentan miskin, serta melakukan rujukan kepada pengelola program perlindungan sosial
dan penanggulangan kemiskinan di pusat dan daerah.

3. APA LANDASAN HUKUM SLRT?

(1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;


(2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
(3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
(4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin;
(5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
(6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
(7) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial;
(8) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya
Penanganan Fakir Miskin melalui Pendekatan Wilayah;
(9) Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Penanggulangan
Kemiskinan;
(10) Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional tahun 2015-2019;
(11) Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
(12) Peraturan Presiden Nomor 79 tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
tahun 2018
(13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu;
(14) Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan
Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial;
(15) Keputusan Menteri Sosial Nomor 50 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan
Terpadu dan Gerakan Masyarakat Peduli Kabupaten/Kota; dan
(16) Peraturan Menteri Sosial Nomor 27 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Sosial tahun 2015-2019;
(17) Keputusan Menteri Sosial Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Data Terpadu
Program Penanganan Fakir Miskin.

3
4. APA CIRI UTAMA SLRT?

1 Keterhubungan secara horisontal dan vertikal untuk rujukan dan penanganan


keluhan program perlindungan sosial melalui sistem aplikasi.
2 Penjangkauan dan fasilitasi oleh Potensi Sumber dan Kesejahteraan Sosial (PSKS)
sebagai fasilitator dan supervisor.
3 Sistem aplikasi berbasis android dan web yang real-time dan user friendly.
4 Sekretariat SLRT di kabupaten/kota dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di
desa/kelurahan.
5 Papan visual (dashboard) yang menampilkan ringkasan perkembangan data SLRT.

Aplikasi SLRT berbasis web dan android (foto: dokumentasi SLRT).

4
5. APA FUNGSI UTAMA SLRT?

1 Integrasi informasi, data, dan layanan.


2 Identifikasi keluhan, rujukan, dan penanganan keluhan.
3 Pencatatan kepesertaan dan kebutuhan program.
4 Kontribusi terhadap pemutakhiran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
(PPFM) secara dinamis di daerah.

6. APA SAJA HASIL YANG DIHARAPKAN?

Bagi warga miskin dan rentan miskin:


Akses warga terhadap multi-layanan makin meningkat.
Kesadaran dan keberdayaan warga untuk mengakses layanan sosial
makin tinggi.

Bagi pemerintah:
Program di pusat dan daerah makin terintegrasi sehingga lebih responsif
terhadap kebutuhan warga.
Perencanaan dan penganggaran program perlindungan sosial dan
pengurangan kemiskinan makin efektif.
Kapasitas pemerintah daerah untuk mengoordinasikan program
perlindungan sosial dan pengurangan kemiskinan makin meningkat.
Kapasitas pemerintah daerah dalam proses pemutakhiran data
meningkat.
Cakupan program perlindungan sosial dan pengurangan kemiskinan
makin luas.
Akuntabilitas program meningkat sehingga memperkecil risiko
penyelewengan.
Monitoring program perlindungan sosial dan pengurangan kemiskinan
makin efektif.

5
7. BAGAIMANA ALUR DATA DAN INFORMASI SLRT?

Prelist
PUSDATIN Data Terpadu PPFM
KEMENSOS
TIDAK Program
Program Program
Pusat Daerah Non-
Apakah Pemerintah
APLIKASI
Ada Dalam Daftar
SLRT
Penerima
Manfaat?
SIKS-NG
Fasilitator
menginformasikan YA
kepada
Individu/Keluarga/RTM
Data Terpadu tentang LAPOR!
PPFM Selesai
status keluhan
dan/atau
usulan program
Data Provinsi

Verifikasi Partisipasi Kebutuhan PKM


Profil Penerima Program Program Keluhan PIP -
Data Kabupaten/ Manfaat Kemenag
Kota

Apakah
KATEGORI Menggunakan
KATALOG LAPOR?
PROGRAM Kepesertaan Non Ya
Kepesertaan PIP - Dikbud
RASTRA
PIS/BPJS

Gambar 2. Alur Data dan Informasi (sumber: Pedum SLRT)

1 Fasilitator SLRT di desa/kelurahan mengunjungi warga miskin untuk memeriksa apakah


mereka menerima program atau tidak. Jika tidak, fasilitator mendata profil mereka dan
mengusulkannya ke dalam pre-list Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (DT-
PPFM) melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) di
Kemensos. Kepada warga yang telah menerima program, fasilitator melakukan
verifikasi profil, pencatatan partisipasi, kebutuhan program, serta keluhan.
2 Supervisor di kecamatan dan manajer di kabupaten/kota me-review data yang diinput
oleh fasilitator, lalu (i) meneruskan usulan pre-list kepada Pokja Data PPFM melalui
SIKS-NG, (ii) merujuk kebutuhan program dan keluhan non-kepesertaan ke pengelola
program perlindungan sosial.
3 Sekretariat SLRT di kabupaten/kota memantau tindaklanjut usulan dan rujukan serta
menginformasikan perkembangannya kepada warga melalui fasilitator.

6
8. ALUR LAYANAN

PUSAT/PROVINSI/
DESA / KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA DAERAH

SLRT SETNAS SLRT

POKJA
FASILITATOR DATA
PUSDATIK
KEMENSOS
MANAGER TERPADU
SIKS-NG
PPFM

KANTOR
Desa/Kelurahan FRONT OFFICE BACK OFFICE LAPOR!
(PIP DIKBUD, RASTRA,
PIS/BPJS)
PUSKESOS 2 3 4
PKH
Koordinator PROGRAM PUSAT
PENDIDIKAN
INDIVIDU/KEL/RTM FRONT
OFFICE
BACK
OFFICE KESEHATAN
3 RUJUKAN PROGRAM PROVINSI
1 Informasi Layanan Informasi & Review & SOSIAL EKONOMI
2 Registrasi Analisis SIKS-NG
Data Penanganan PROGRAM
Keluhan LAINNYA KABUPATEN/KOTA

SUPERVISOR PROGRAM
SWASTA LSM
Data Terpadu & MIS

RUJUKAN Data Terpadu & MIS

PROGRAM DESA/
Gambar 3. KELURAHAN
SWASTA/LSM
Alur Layanan
(sumber:
Pedum SLRT)

Selain melalui fasilitator, warga juga dapat mendatangi Puskesos di desa/kelurahan maupun
Sekretariat SLRT di kabupaten/kota. Warga dilayani oleh front office (FO) yang akan
mendaftar dan me-review kasus mereka, lalu meneruskannya ke back office (BO). Petugas BO
di Puskesos meneruskan keluhan/rujukan ke Sekretariat SLRT. Sedangkan petugas BO di
Sekretariat SLRT meneruskan keluhan/rujukan ke pengelola program atas persetujuan
manajer. Hasil rujukan atau penanganan keluhan akan disampaikan ke warga oleh fasilitator.

SLRT melayani pengaduan berbagai program bantuan


Warga dilayani di front office SLRT (dokumentasi SLRT sosial pusat dan daerah (foto: SLRT Kabupaten Kutai
Kabupaten Bandung Barat) Kartanegara)

7
9. STRUKTUR KELEMBAGAAN SLRT

Tim Pengarah

Sekretariat Nasional Tim Koordinasi K/L Pusat

Koordinasi melalui Dinas Teknis Prov


TKP

Sekretariat Teknis Koordinasi melalui Dinas Teknis Kab/Kota

Koordinasi
Kecamatan melalui
Kasi Kesra

Lembaga Teknis
Puskesos
Desa/Kelurahan

Gambar 4. Struktur Kelembagaan (sumber: Pedum SLRT)

10. SINERGI SLRT DENGAN SIKS-NG

Pengesahan Kabupaten/Kota
Kunjungan aktif pasif
Langsung
VERIVALI
(Data PMKS & PSKS) P
OR US
AT KE
Prelist LIT SO
SI S
Prelist data FA

usulan SLRT
musdes/ muskel perubahan

Pemda Prov/Kab/Kota Kelurahan Desa RT & RW

Gambar 5. Sinergi dengan SIKS-NG (sumber: Pusdatin Kemensos, 2017)

8
11. SINERGI SLRT DENGAN PROGRAM KEMENSOS

PROGRAM PERLINDUNGAN
& JAMINAN SOSIAL PROGRAM PENANGANAN
FAKIR MISKIN
- Bekerjasama dengan UPPKH di daerah
- Membantu pelaksanaan verifikasi kepesertaan PKH
- Membantu mempercepat respon program - Membantu mempercepat respon penanganan
kebencanaan dan tanggap darurat fakir miskin
- Memberikan rujukan untuk program yang ada dalam - Memberikan rujukan untuk program yangada
Lingkup Ditjen Perlindungan & Jaminan sosial dalam lingkup Ditjen Penanganan Fakir Miskin

PUSAT DATA DAN INFORMASI BADIKLIT PENSOS


- Melaksanakan verifikasi validasi database - Memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas
penduduk miskin dan PMKS bagi pekerja sosial dan tenaga kesejahteraan sosial
- Memperkuat sistem pemutakhiran data KEMENTERIAN SOSIAL kecamatan
yang dinamis dan berkala REPUBLIK INDONESIA

SISTEM LAYANAN DAN


RUJUKAN TERPADU
PROGRAM REHABILITASI SOSIAL PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL
- Membantu memmpercepat respon program rehabilitasi - Membantu pelaksanaan sosialisasi revolusi mental kepada
sosial bagi lanjut usia. penyandang disabilitas, anak masyarakat
tuna sosial, dan lainya - Memberikan pendampingan masyarakat. melalui tenaga
- Memberikan rujukan ke panti atau program lainya yang pekerja sosial
ada dalam lingkup Ditjen Rehabilitasi Sosial - Memberikan rujukan untuk program yang ada dalam lingkup
Ditjen Pemberdayaan Sosial

Gambar 6. Sinergi dengan Program Kemensos (sumber: Bappenas, 2016)

12. SINERGI SLRT DENGAN PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA

SINERGI PELAKSANAAN SLRT LINTAS KEMENTERIAN/LEMBAGA

§ Merujuk dan mendampingi penduduk § Fasilitasi penduduk miskin yang


miskin untuk memiliki dokumen membutuhkan pelayanan kesehatan
kependudukan yang resmi § Merujuk dan merespon penduduk
§ Memaksimalkan peran kabupaten/kota miskin yang dikelola Kemenkes (PIS)
untuk layanan dan inisiatif program
perlindungan sosial

Layanan dan program K/L


§ Fasilitasi penduduk miskin yang lainnya
membutuhkan pelayanan
pendidikan § Fasilitasi pendampingan
§ Merujuk dan merespon terkait dan pendataan penduduk
program perlindungan social miskin di tingkat desa
SISTEM LAYANAN
yang dikelola Kemendikbud DAN § Memaksimalkan peran
RUJUKAN TERPADU
(PIP) desa dalam pelaksanaan
fungsi layanan terkait
program perlindungan dan
§ Fasilitasi penduduk miskin yang belum penanggulangan
memiliki dokumen pernikahan dan kemiskinan
bantuan pendidikan bagi santri
§ Merujuk dan merespon program
perlindungan social yang dikelola
Kemenag (PIP)

Gambar 7. Sinergi dengan Program K/L (sumber: Bappenas, 2016)

9
Bagian 2
CERITA PERUBAHAN
2016 - 2017

10
1. DASHBOARD DATA SLRT

§ SLRT mengembangkan dashboard yang berbasis web sebagai alat pemantauan di tingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Ringkasan data dashboard (per Desember 2017)
tersaji di Tabel 1.
§ Selain itu dashboard dapat digunakan untuk melakukan analisis profil penerima manfaat,
sebaran, dan kebutuhan program guna menunjang perencanaan dan penganggaran.
Dashboard dapat pula digunakan untuk melakukan analisis komplementaritas program
(lihat Gambar 8).

Tabel 1.
Ringkasan Data Dashboard Nasional (Desember 2017)

KETERANGAN Rumah Keluarga Individu Rujukan


Tangga

Jumlah Miskin dan 6.408.747 6.699.898 22.296.913


Rentan Miskin

Usulan Penerima 25.580 25.687 54.489 3.632


Manfaat Baru

Verifikasi Profil 174.741 177.271 521.871 106.939


Penerima Manfaat

Pencatatan 151.293 155.520 502.979 10.415


Kepesertaan

Usulan Kebutuhan 37.149 38.214 153.020 2.137


Program

Pencatatan 22.789 23.200 39.780 762


Keluhan

Penerima Manfaat 10.395 10.482 20.623


dengan Disabilitas

11
Gambar 8. Irisan kepesertaan 4 program nasional (PKH, RASTRA, PIS, PIP) (sumber: dashboard SLRT, Desember 2017)

2. RUJUKAN DAN PENANGANAN KELUHAN DI SLRT

DESEMBER 2017
TOTAL KELUHAN YANG TERCATAT: 157.511

PIS
LAINNYA: RASTRA, PKH,
62.674
(40%) PIP, PROGRAM DAERAH,
94.837 ADMINDUK
(60%)
Rata-rata kunjungan
15-20 orang per hari

Gambar 9. Keluhan berdasarkan program (sumber: Monev SLRT, Agustus 2017)

12
DESEMBER 2017
5%

34%
66% 95%

TOTAL KELUHAN: 157.511 TELAH DIRUJUK KE


PROGRAM DAERAH
TELAH DITANGANI (PEMDA, SWASTA, LSM)
BELUM DITANGANI BELUM DITANGANI

Durasi penanganan keluhan, antara 1 dan 30 hari, tergantung jenis keluhan

Gambar 10. Rujukan keluhan melalui SLRT (sumber: Monev SLRT, Agustus 2017)

3. DUKUNGAN REGULASI PUSAT DAN DAERAH

§ Delapan kabupaten/kota memiliki peraturan daerah tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang melandasi
penyelenggaraan SLRT.
§ Penyelenggaraan SLRT didukung oleh berbagai regulasi, seperti peraturan
bupati/walikota (di 8 wilayah), surat keputusan bupati/walikota (di 16 wilayah),
dan surat keputusan kepala dinas sosial (di 35 wilayah).
§ Di Kabupaten Bantaeng dan Demak, DPRD mengajukan rancangan peraturan
daerah (ranperda) tentang SLRT dalam program legislasi daerah (Prolegda) 2017.

13
4. DUKUNGAN ANGGARAN PUSAT DAN DAERAH

APBN APBD
Rp. 21 miliar,
Rp. 8,2 miliar
Rp. 31,4 miliar berasal dari 39
(Rp 5 miliar dari 13
Rp. 27,8 miliar pemerintah daerah
kabupaten/kota
dan Rp 3,2 miliar
dari Provinsi NTB)

2016 2017
2016 2017

Gambar 11. Dukungan APBN dan APBD untuk SLRT (sumber: Setnas SLRT)

5. RENCANA PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN

TA 2017 TA 2018 TA 2019


SLRT TA 2016 +20 Kab/Kota APBN +60 Kab/Kota APBN +20 Kab/Kota
Kab/Kota 50 Kab/Kota +8 Kab APBD +10 Kab/Kota APBD* +12 Kab/Kota APBD*
Total 78 Kab/Kota Total 148 Kab/Kota Total 180 Kab/Kota

TA 2017
2 Puskesos TA 2018 TA 2019
TA 2016 +40 Puskesos
Per +140 Puskesos +64 Puskesos
100 Puskesos +755 Puskesos Mandiri
Kab/Kota Total 1.071 Puskesos Total 1.135 Puskesos
Total 895 Puskesos

TA 2016 TA 2017 TA 2018 TA 2019


50 Fasilitator 2.500 Fasilitator 5.147 Fasilitator 8.582 Fasilitator 10.247 Fasilitator
3 Supervisor 150 Supervisor 464 Supervisor 674 Supervisor 760 Supervisor
1 Manager 50 Manager 96 Manager 166 Manager 198 Manager

Keterangan:
TA = Tahun Anggaran
Puskesos Mandiri: diselenggarakan melalui dukungan APBD maupun APBDes
* = proyeksi

Gambar 12. Rencana Pengembangan dan Perluasan 2016-2019 (sumber: Setnas SLRT)

14
6. PROFIL FASILITATOR SLRT

Dinas Sosial
Dll
PNS APBD
5% 27%
Guru 7%
Wiraswasta
5%
38%
Tdk Bekerja
10%

STATUS SUMBER
Aparat
PEKERJAAN KEPEGAWAIAN PENDANAAN
Desa/Kecamatan

18%

APBN
PSKS Non -PNS 73%
24% 93%

S2 SMP <20 Thn 21-30 Thn


1% 0% >40 Thn 3% Perempuan
30%
27% 38%
S1
SMA
45%
48%

PENDIDIKAN UMUR JENIS


KELAMIN

D4 32-40 Thn
D3 LAKI-LAKI
0% D1 D2 40%
JUMLAH FASILITATOR = 3.111 ORANG 62%
5% 0% 1%

Gambar 13. Profil fasilitator SLRT (sumber: Setnas SLRT, Juni 2017)

Sekitar 100 fasilitator SLRT dari berbagai kabupaten/kota telah mengikuti training of
trainer (ToT) aplikasi dan dinyatakan lulus sebagai trainer di daerah masing-masing.

Foto dashboard nasional SLRT


(dokumentasi SLRT)

15
7. PRAKTIK-PRAKTIK TERBAIK

Penjangkauan oleh
fasilitator SLRT
di Kabupaten Bantaeng
(foto: dokumentasi
SLRT Bantaeng)

Pemerintah Kabupaten Bandung mengalokasikan Rp 200 juta dan Rp 700 juta dari APBD
2016 dan 2017, serta menghibahkan gedung untuk Sekretariat SLRT Sabilulungan. Tahun
2017, Bupati menginstruksikan perluasan Puskesos di seluruh 280 desa dengan anggaran
Rp 7,1 milyar. SLRT Sabilulungan membentuk Unit Reaksi Cepat (URC) yang dilengkapi
ambulans gratis, Whatsapp Gateaway, dan unit layanan perempuan dan anak. SLRT juga
bermitra dengan pihak ketiga dalam menyediakan layanan untuk penyandang disabilitas,
penyaluran zakat, penanggulangan narkoba, dan KUBE.
Kabupaten Karawang memperluas jangkauan SLRT melalui penambahan fasilitator
sesuai jumlah desa/kelurahan, dan penambahan supervisor sesuai jumlah kecamatan,
dengan anggaran Rp 1,38 milyar dari APBD 2017. Saat ini, SLRT memiliki 309 fasilitator di
309 desa, 30 supervisor di 30 kecamatan, 1 orang manajer, 7 petugas Sekretariat
Kabupaten, dan 12 petugas Puskesos.
Menyusul terpilihnya Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi SLRT oleh Kementerian
Sosial, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) menganggarkan hibah Rp 3,2 miliar untuk
mengembangkan SLRT di seluruh kabupaten/kota pada Agustus 2016. Pada Maret 2017
Pemprov membentuk Kelompok Kerja (Pokja) SLRT Provinsi, diketuai oleh Sekretaris
Daerah dan beranggotakan perwakilan perangkat daerah. Pemprov juga membentuk
Sekretariat Koordinasi SLRT yang berkedudukan di Bappeda.

16
Di Kabupaten Sleman,
layanan “antar paimah”
memudahkan warga
sepulang mengadu
ke Sekretariat SLRT
(foto: dokumentasi
SLRT Sleman)

Di Kabupaten Bantaeng, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mengajukan


rancangan peraturan daerah (ranperda) inisiatif tentang penyelenggaraan, kelembagaan,
dan penganggaran SLRT dalam Prolegda 2017. Ranperda juga mengatur penggunaan data
yang dihasilkan SLRT untuk program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan
yang dikelola pemerintah kabupaten.
SLRT Sembada Kabupaten Sleman memperkuat sumber daya manusia menggunakan dan
APBD. Kini SLRT memiliki empat manajer: dua dari Dinas Sosial, dan masing-masing satu
dari Bappeda dan Dinas Kominfo. SLRT bekerjasama dengan berbagai pihak dalam
menyediakan layanan dan rujukan. Layanan unggulan lain adalah “Ngantar
Paimah”(Layanan Antar Sampai Rumah), yakni transportasi gratis untuk mengantar warga
miskin kembali ke rumah.
Di Kabupaten Kulonprogo, SLRT Peduli menambah petugas Sekretariat menggunakan
dana APBD. Saat ini, SLRT memiliki 88 fasilitator (termasuk 38 orang yang didanai APBD).
Sekretariat SLRT secara aktif merujuk warga ke pengelola program daerah, seperti
Jamkesda, RLTH, KUBE, RASDA, dan Kelompok Asuh Keluarga Binangun (KAKB). SLRT juga
memfasilitasi koordinasi antar-OPD di kabupaten.

17
Petugas penerima
pengaduan warga
di SLRT Kabupaten
Bandung
(foto: dokumentasi
Setnas SLRT)

8. KOLABORASI SLRT DENGAN INISIATIF LAIN

Di Kabupaten Sukabumi, data SLRT Selaras dipergunakan sebagai basis advokasi


oleh Program MAMPU (didukung Pemerintah Australia). SLRT bekerjasama
dengan PeKKA, salah satu mitra MAMPU, untuk mendorong lahirnya draft
Peraturan Bupati tentang Peran Warga dan Organisasi Warga dalam Program
Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.

Di Kabupaten Bantaeng, SLRT memfasilitasi forum-forum warga untuk


mengadvokasi isu kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial melalui Balai
Sakinah Aisyyah dan Pusat Informasi Pengaduan dan Advokasi Jaminan
Kesehatan Nasional (PIPA JKN) Koalisi Perempuan Indonesia (keduanya
merupakan mitra Program MAMPU yang didukung Pemerintah Australia).

Di Kabupaten Sumbawa, Program KOMPAK memanfaatkan fasilitator SLRT untuk


menjangkau warga miskin yang belum mempunyai dokumen kependudukan.

18
9. LOKASI SLRT 2016-2017

No. Provinsi No. Kabupaten No. Provinsi No. Kabupaten

1. Jawa Barat 1. Bandung, 10. Sumatera Barat 39. Kota Payakumbuh


2. Bandung Barat 40. Tanah Datar
3. Cianjur 41. Pasaman
4. Karawang 42. Kepulauan Mentawai
5. Kota Sukabumi 43. Pasaman Barat
6. Sukabumi 44. Pesisir Selatan
45. Solok
2. Jawa Tengah 7. Demak
8. Kendal 11. Lampung 46. Tanggamus
9. Sragen 47 Pringsewu
10. Sukoharjo .
11. Semarang 12. Jambi 48. Batanghari
12. Kota Surakarta 49. Muaro Jambi
50. Sarolangun
3. Yogyakarta 13. Kulonprogo
14. Sleman 13. Riau 51. Siak
52. Kota Pekanbaru
4. Jawa Timur 15. Jombang
16. Kediri 14. Kepulauan Riau 53 Kota Batam
17. Kota Malang
18. Tulungagung 15. Kalimantan 54. Hulu Sungai Selatan
19. Sidoarjo Selatan 55. Barito Kuala
20. Situbondo 56. Tapin
21. Jember 57. Banjar
22. Malang
23. Pamekasan 16. Kalimantan 58. Kubu Raya
Barat
24. Kota Madiun
25. Kota Mojokerto 17. Kalimantan 59. Kutai Kartanegara
26. Pacitan Timur 60. Berau

5. Banten 27. Kota Serang 18. Bangka 61. Belitung Timur


Belitung 62. Kota Pangkalpinang
6. Sulawesi 28. Bantaeng 63. Bangka
Selatan 29. Gowa
30. Jeneponto 19. Nusa Tenggara 64. Timor Tengah Selatan
31. Takalar Timur 65. Sikka
32. Kepulauan Selayar
33. Soppeng 20. Nusa Tenggara 66. Lombok Tengah
Barat 67. Sumbawa
7. Aceh 34. Pidie 68. Kota Mataram

8. Sumatera Utara 35. Deli Serdang 21. Bali 69. Kota Denpasar

9. Sumatera 36. Banyuasin 22. Gorontalo 70. Gorontalo Utara


Selatan 37. Musi Rawas
38. OKU Timur

2016 2017

19
Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Pelaksanaan SLRT
dan Puskesos Tahun 2017 di Surakarta, September 2017. Sosialisasi diikuti oleh 20 kabupaten/kota
penyelenggara SLRT tahun 2017.

Penyelenggara SLRT yang terdiri dari manajer, supervisor, dan fasilitator dari 51 kabupaten/kota mengikuti
Training of Training (TOT) Aplikasi SLRT di Bandung, Juni 2017. Peserta dilatih menggunakan beragam aplikasi
SLRT yang berbasis android dan web.

20
Kegiatan Refleksi dan Workshop Kelembagaan Penyelenggaraan SLRT di 51 Kabupaten/Kota diselenggarakan di
Jakarta, Mei 2017, diikuti oleh perwakilan Bappeda dan Dinas Sosial. Workshop bertujuan mengulas
perkembangan dan tantangan penyelenggaraan SLRT, sekaligus membangun membangun komitmen
pemerintah daerah dalam penguatan SLRT.

Perwakilan dari Bappeda Kabupaten


Tanggamus, Lampung, mewawancarai warga
dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi
(Monev) Triwulan 1, Agustus 2017. Di seluruh
kabupaten/kota, Monev Triwulan 1 SLRT
dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten/Kota
untuk mengetahui perkembangan SLRT
d a l a m h a l ke l e m b a g a a n , r e g u l a s i ,
penganggaran, serta pemanfaatan SLRT oleh
warga miskin.
http://slrt.kemsos.go.id/web

INFORMASI LEBIH LANJUT


Sekretariat Nasional (Setnas)
Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT)
Jl. DR. Kusuma Atmaja No 61 Menteng
Jakarta Pusat 10310, Indonesia
Telp (+ 62 21) 319 31167 ; 319 1435
E-mail: slrt@kemensos.go.id atau slrtkemensos@gmail.com

Publikasi ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Program Mahkota.


Dipersilakan untuk menyalin dan menyebarluaskan publikasi ini untuk tujuan
non-komersial. Isi publikasi akan diperbaharui sesuai dengan perkembangan
penyelenggaraan SLRT.

Anda mungkin juga menyukai