Anda di halaman 1dari 5

KEMAJUAN REVOLUSIONER DALAM TEKNIK JAHIT

Produk benang jahit yang baru-baru ini dipasarkan telah dirancang secara unik dan
dioptimalkan dalam hal absorbsinya. Sekarang ini dokter bedah memiliki kemewahan untuk
memilih benang jahit yang absorbable atau non-absorbable untuk keuntungan pasien. Vishvaroop
Agarwal, Barbara Matlaga, and Margaret Daversa dari Ethicon Inc mendiskusikan mengenai
terobosan teknik pada industry benang jahit. Selama tiga dekade terakhir terdapat revolusi dalam
hal benang jahit. Penelitian ilmiah mengenai senyawa kimia dari polimer dan teknologi serat
telah diarahkan untuk memproduksi benang jahit yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
dokter bedah dan pasiennya. Terobosan teknik dalam industri benang jahit membuat produsen
memproduksi benang yang semakin mendekati syarat benang jahit yang ideal.
Penjahitan meliputi seni menyambung pembuluh darah atau menjahit jaringan dengan
tujuan menutup luka dan mendukung penyembuhan. Berbagai macam serat telah digunakan
untuk tujuan ini selama beberapa ribu tahun, serat yang digunakan itu meliputi : benang sutra,
kapas, linen, tendon binatang, dan kawat logam. Beberapa diantaranya masih digunakan hingga
sekarang. Diameter benang jahit yang digunakan oleh dokter bedah berkisar antara 5 hingga 800
mikron, tergantung dari tipe luka yang akan dijahit.
Pada tahun 1950 dan 1960, polimer telah dikenalkan oleh produsen sebagai benang nonabsorbable, baik dalam bentuk satu untai atau dipilin. Pemakaian polimer sebagai benang jahit
telah berkembang, dan sekarang ini polypropylene nylon dan polyethylene terephthalate (PET)
telah banyak digunakan oleh komunitas dokter bedah.
Sebagaimana digambarkan oleh nama mereka, benang non-absorbable berada didalam
tubuh secara permanen dan tidak bisa didegradasi dan dimetabolisme. Kekuatan dan ketahanan
dari material tersebut saat masih berada dalam tempat jahitan sangat dibutuhkan untuk
mempercepat penanaman pembuluh darah secara permanen (misalnya katup jantung buatan) atau
untuk menutup luka yang gawat dalam pembedahan pembuluh darah atau pembedahan rongga
dada.
Untuk kegunaan seperti yang telah disebutkan, produsen benang jahit diharuskan untuk
menggunakan serat yang keamanannya telah terbukti dan bermanfaat untuk digunakan tertanam
dibagian tubuh manusia dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, mereka tidak dapat hanya
bergantung pada sumber serat komersial. Sebagai contoh, benang polypropylene, Prolene TM,

pemrosesan serat telah berhasil dimodifikasi dengan cara paten untuk memproduksi benang
filament tunggal yang unik dan memuaskan untuk berbagai pemakaian.
Namun kemajuan teknik yang paling penting dalam hal benang jahit adalah perkembangan
serat absorbable sintetik untuk penutupan luka pada tahun 1970. Bahan ini memenuhi keinginan
akan serat yang terdegradasi dan dapat dimetabolisme oleh tubuh setelah serat tersebut
menjalankan fungsinya dalam menutup luka saat fase penyembuhan. Bahan tersebut akan benarbenar diserap dan tidak meninggalkan bekas yang memicu reaksi jaringan yang tidak diinginkan.
Hasil dari benang absorbable sintetik lebih mudah diprediksi daripada benang alami,
karena benang sintetik memiliki variasi yang lebih sedikit dibandingkan benang alami (misalnya
catgut dan benang larut kolagen). Baru-baru ini produk benang jahit absorbable yang berada
dipasaran telah dirancang dan dioptimalkan dalam hal manfaat dan absorbsinya.
Benang jahit absorbable sintetik yang sekarang ini berada di pasaran semuanya berasal dari
polyester aliphatic linear, khusunya polyglycolide dan polylactide. Benang pilin absorbable
sintetik yang tersedia dipasaran, sebuah homopolimer dari asam polyglicolic, diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1971. Setelah itu diikuti oleh benang polyester pilin yang lain,
Polyglactin 910, sebuah kopolimer dari lactide dan glycolide. Bahan dasar dari semua polimer
adalah asam laktat, asam glikolat, atau kombinasi dari keduanya.
Benang polyester yang terdegradasi tersebut memiliki beberapa sifat yang menarik. Catgut
dan kolagen akan terdegradasi oleh enzim selular, oleh karena itu, bergantung pada intensitas
aktivitas selular disekitar jahitan saat dijahitkan pada tubuh.
Benang polyester absorbable yang baru akan terdegradasi oleh hidrolisis, berkaitan dengan
air, tidak membutuhkan aktivitas seluler. Terendam dalam larutan buffer pada suhu tubuh,
mereka menghidrolisa sama seperti jika mereka tertanam pada jaringan tubuh. Karena
penghancurannya tidak bergantung pada enzim selular, degradasinya menimbulkan lebih sedikit
reaksi jaringan disekitar jahitan jika dibandingkan dengan bahan alami.
Bahan sintetik tersebut diproduksi melalui proses produksi yang sangat ketat yang
menghasilkan kesamaan dan sifat yang dapat diprediksi dalam hal kekuatan tariknya, daya
absorbsi, dan keamanan pasien. Walaupun benang polyester lebih kuat jika dibandingkan dengan
catgut dan benang kolagen, mereka memiliki kekakuan jika dalam bentuk monofilamen.
Filament tersebut harus dianyam/dipilin untuk membuatnya mudah dipakai, hal ini sangat
diperlukan oleh dokter bedah dalam hal kelembutan dan kekuatan.

Terlebih lagi, lapisan absorbable yang terdapat dipermukaan benang yang dianyam telah
dikembangkan untuk memaksimalkan potensi benang dan terbukti efektif secara klinis. Benang
polyglactin 910 dengan lapisan absorbable (Vieryl TM), memiliki keuntungan yang dimiliki oleh
benang tanpa lapisan absorbable. Lapisan tersebut meningkatkan kelembutan dan pengikatan,
memudahkan proses masuk ke jaringan, dan memungkinkan untuk menggeser simpul dengan
tujuan melakukan kontrol luka yang lebih baik.
Perkembangan ilmiah selanjtnya dalam hal kimia polymer telah membawa pada
perkembangan benang absorbable yang lain yang memiliki kemampuan dalam membantu
penyembuhan luka. Perkembangan ini adalah perkembangan dari filament polimer yang lebih
fleksibel, penggunaan yang lebih mudah, dan kekuatan tarik yang lebih tinggi. Filament
polydioxanone dan poly (glicolide-co-tri-methylene carbonate) adalah filamen yang fleksibel dan
dapat dibuat menjadi benang monofilamen dalam berbagai ukuran penuh.
Bahan tersebut juga terdegradasi dengan hidrolisis, hal ini menunjukkan rendahnya reaksi
dalam jaringan tubuh, dan

Benang jahit yang ideal atau sempurna

dapat digunakan dalam segala prosedur bedah/tidak mudah putus

mudah untuk digunakan

tidak perlu terlalu banyak simpul untuk menguncinya

dapat dengan mudah melewati jaringan tubuh

menimbulkan sedikit reaksi jaringan

diserap setelah menjalankan fungsinya

non-kapiler, non-elektrolit

non-alergi, non-karsinogenik

non-feromagnetik, dalam hal benang yang dilapis baja

tahan terhadap penyusutan jaringan.

Dalam prakter bedah, suatu serat/helai yang digunakan untuk menyatukan jaringan, saraf,
atau pembuluh darah disebut dengan suture/benang jahit. Terdapat dua ketgori benang jahit :
- benang absorbable: semua jenis benang yang dicerna oleh enzim tubuh atau dihidrolisa
dalam jangka waktu pendek

- benang non-absorbable : bahan benang yang tidak dapat dicerna oleh enzim jaringan atau
tidak terpengaruh dengan hidrolisis
Benang
absorbable
Benang
Alami :
Surgical gut

Benang nonabsorbable

Bahan dasar
Submukosa

Benang
Alami :
Surgical silk

Plain

usus domba atau

chromic

serosa usus sapi

Surgical cotton

Kolagen

Tendo sapi

Stainless steel

Bahan dasar
Sutra

mentah

dari ulat sutra


Serabut panjang
kapas

Plain

Iron-chromicnickel-molybdenum

Chromic

alloy yang diformulasi


khusus

Sintetik :
Polyglactin 910

Kopolimer dari

Tidak terlapis

glikolat dan laktat

Terlapis

dengan Ca stearat dan


poliglaktin (jika

Polyglycolid
acid
Polyglecaprone
25
Polyglyconate

Polydioxanone

terlapis)
Homopolimer
dari glikolat
Kopolimer dari
glikolat dan
caprolactone
Kopolimer dari

Sintetik :
Nilon,
ETHILON TM
NUROLON TM,
Nilon anyaman
Serat polyester,
Mersilene TM,

PET

dapat

Polimer

dari

terlapis)

anyaman tak terlapis


ETHIBOND
TM, anyaman terlapis
Polypropylene
PROLENE TM,

trimethylene

Benang

poly(p-dioxanone)

polymer

Monofilamen,

glikolat dan
carbonate
Polyester dari

Poliamide

polypropylene
Polytetrafluroet
hylene
PTFE

propylene

VICRYL TM (polyglactin 910)


Coated VICRYL TM (polyglactin 910)
MONOCRYL YM (polyglecaprone 25)
PDS II TM (polydioxanone)

Anda mungkin juga menyukai