Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH

BIDANG MADRASAH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA TENGAH
MEI 2013
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah telah
menyelesaikan

buku Pedoman

Penyelenggaraan

Penddikan

Madrasah

untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah (MI, MTs, dan MA/MAK) yang disusun oleh tim. Tim ini
dibentuk oleh Kabid Pendidikan Madrasah dan anggota tim ini terdiri atas pemerhati dan praktisi
bidang pendidikan madrasah.
Penulisan pedoman ini melalui perjalanan yang cukup panjang, yaitu temu awal,
pengakajian bahan dasar, pengumpulan data lapangan, pengolahan data lapangan,
penyusunan naskah, penyusunan draf, reviu draf, dan penyuntingan akhir draf.
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua anggota tim yang telah
bekerja giat dengan semangat yang tinggi serta kepada semua pihak yang telah memberi
masukan pada draf pedoman ini, sehingga menjadi sempurna.
Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan
madrasah di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Semarang,

Mei 2013

a.n.
Kepala
Kabid Pendidikan Madrasah

Drs. H. Jamun, M.Pd.I


NIP 196201041991031001
Tembusan
Ka Kanwil Kemenag Prov. Jateng

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB

I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Landasan Hukum

BAB II STANDAR ISI


A. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
B. Beban Belajar
C. Kalender Pendidikan
BAB III STANDAR PROSES
A. Perencanaan Proses Pembelajaran
B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
BAB IV STANDAR PENILAIAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Istilah
C. Pengertian Penilaian Kelas
D. Prinsip Penilaian
E. Teknik dan Instrumen Penilaian
F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
G. Penilaian oleh Pendidik
H. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
I. Penilaian oleh Pemerintah
J. Fungsi Penilaian Kelas
K. Rambu-rambu Penilaian Kelas
L. Macam-macam teknik penilaian
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan
yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan. Madrasah harus menyediakan,
mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana dan prasarana pendidikan dan
sumberdaya lainnya secara lebih baik. Madrasah juga harus bekerja sama dengan semua
pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Selain itu, madrasah
harus memperbaiki proses pelaksanaan/penyelenggaraan pendidikan, termasuk penataan
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Untuk itu, semua tindakan madrasah
harus akuntabel dan transparan agar madrasah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua
pemangku kepentingan.
Untuk menata penyelenggaraan pendidikan di madrasah, madrasah tidak punya pilihan
selain berpikir sebelum bertindak, melakukan perencanaan atas semua hal dengan baik dan
teliti dalam sebuah dokumen kunci yang bernama Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah. Melalui pedoman ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah dapat telasana secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk membantu madrasah menyelenggarakan pendidikan secara akuntabel, Kantor
Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan
yang harus diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyelenggaraan
pendidikan madrasah tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan
Disusunnya buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah paling tidak
ada 3 tujuan yang ingin dicapai. Ketiga tujuan itu sebagai berikut.
1. Panduan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman kerja (kerangka acuan) dalam
mennyelenggarakan pendidikan di madrasah.
2. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
3. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk melakukan refleksi
mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan yang diperlukan untuk pengembangan
penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
C. Landasan Hukum
Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah memiliki landasan
hukum yang kuat. Landasan hukum itu antara lain sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
7. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
9. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
10. Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan &
Standar Isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
BAB II
STANDAR ISI

Standar isi merupakan satu bagian dari delapan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar isi memuat ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
yang secara keseluruhan mencakup: (1) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang
merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, (2) beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, (3) kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan
penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan (4) kalender
pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
A. Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar Kurikulum
Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
kelompok mata pelajaran:
a. Agama dan Akhlaq Mulia
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Estetika
e. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
2. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap
mata pelajaran dituangkan dalam bentuk kompetensi (Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar) yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Struktur kurikulum meliputi komponen mata pelajaran, muatan/lokal, dan
pengembangan diri. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
a. Komponen Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan Permen Diknas nomer 22
tahun 2006 tentang Standar Isi yang merupakan standar minimal dan Peraturan
Menteri Agama RI No. 2 tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar Isi
PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada sehingga
harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang materinya tidak menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata
pelajaran tersendiri.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester. Ini berarti dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
c. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan

konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
Dalam
pelaksanaan
pengembangan
diri,
satuan
pendidikan
mengembangkan/menyusun kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar)
sebagai pedoman dalam penyusunan silabus dan RPP.
Adapun struktur kurikulum dan beban belajar tiap-tiap jenjang sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
adalah sebagai berikut.
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Struktur kurikulum MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
Struktur kurikulum MI disajikan pada tabel berikut.
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
I
II
III
IV, V, dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
2
b. Akidah-Akhlak
2
c. Fikih
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
3. Bahasa Indonesia
5
4. Bahasa Arab
2
5. Matematika
5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
3
8. Seni Budaya dan Keterampilan
4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
4
Kesehatan
B. Muatan Lokal *)
2
C. Pengembangan Diri **)
2
Jumlah
31 31
33
39
Keterangan:
1) Pembelajaran di kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan di kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2) *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3) **) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan
memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Struktur kurikulum MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII s.d. IX. Struktur kurikulum MTs
disajikan pada tabel berikut.
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
VII
VIII
IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
2
2
2
b. Akidah-Akhlak
2
2
2
c. Fikih
2
2
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4. Bahasa Arab
2
2
2
5. Bahasa Inggris
4
4
4
6. Matematika
4
4
4
7. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
9. Seni Budaya
2
2
2
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2
2
2
Kesehatan

11. Keterampilan/TIK

B. Muatan Lokal *)
2
2
2
C. Pengembangan Diri **)
2
2
2
Jumlah
42
42
42
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3.

Madrasah Aliyah
Struktur kurikulum MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X s.d. XII. Struktur kurikulum MA
disajikan pada tabel berikut.
Pengorganisasian kelas-kelas pada MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik dan kelas
XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program, yaitu (1)
Program Ilmu Pengetahuan Alam (Program IPA), (2) Program Ilmu Pengetahuan
Sosial (Program IPS), (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan. Struktur
kurikulum MA disajikan pada tabel berikut.
1) Kelas X
Alokasi Waktu
Semester Semester
1
2

Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Biologi
9. Kimia
10. Sejarah
11. Geografi
12. Ekonomi
13. Sosiologi
14. Seni Budaya
15. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga,
Kesehatan
16. Teknologi Informasi dan Komunikasi
17. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah

dan

2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2

2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2

2
2
2
2
46

2
2
2
2
46

Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2) Program IPA

Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Kimia
9. Biologi
10. Sejarah
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah

Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt
Smt
Smt
Smt 2
1
2
1
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2

2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2

2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2

2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2

2
2
2
2
45

2
2
2
2
45

2
2
2
2
45

2
2
2
2
45

Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3) Program IPS
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Sejarah
8. Geografi
9. Ekonomi
10. Sosiologi
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)

Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt
Smt
Smt
Smt 2
1
2
1
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2

2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2

2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2

2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2

2
2
2

2
2
2

2
2
2

2
2
2

C. Pengembangan Diri **)


2
2
2
2
Jumlah
45
45
45
45
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah).
**) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
4) Program Bahasa
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Bahasa Asing *)
7. Matematika
8. Sastra Indonesia
9. Antropologi
10. Sejarah
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan
B. Muatan Lokal **)
C. Pengembangan Diri ***)
Jumlah

Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt
Smt
Smt
Smt 2
1
2
1
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2

2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2

2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2

2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2

2
2
2
2
45

2
2
2
2
45

2
2
2
2
45

2
2
2
2
45

Keterangan:
*) Selain Bahasa Inggris, misalnya Jerman, Mandarin, Perancis, Jepang, Arab
**) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah)
***) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan
memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
5) Program Keagamaan
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Akhlak
b. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
3
2
2
4
4
4
4
2
2

3
2
2
4
4
4
4
2
2

3
2
2
4
4
4
4
2
2

3
2
2
4
4
4
4
2
2

Kesehatan
9. Tafsir
10. Hadis
11. Fikih
12. Ilmu Kalam
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah

3
3
3
3
2
2
2
2
45

3
3
3
3
2
2
2
2
45

3
3
3
3
2
2
2
2
45

3
3
3
3
2
2
2
2
45

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan


dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah).
**) Bukan mata pelajaran. tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
B. Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program
pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem
tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
Satuan pendidikan MI melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan
sistem paket. Satuan pendidikan MTs, MA, dan MAK kategori standar menggunakan sistem
paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan MA dan MAK
kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada pedoman ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Beban belajar berisi uraian tentang sistem penyelenggaran program pembelajaran yang
ditetapkan madrasah (sistem paket atau sistem kredit semester). Setiap mata pelajaran
pada sistem paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran yang meliputi
Kegiatan Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri tidak terstruktur.
Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik, beban belajar, dan kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada tiap-tiap satuan pendidikan. Kegiatan tatap muka di tiap-tiap satuan
pendidikan ditetapkan sebagai berikut.
1. MI berlangsung selama 35 menit.
2. MTs berlangsung selama 40 menit.
3. MA/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban belajar kegiatan tatap muka mapel dan mulok per minggu pada setiap satuan
pendidikan madrasah ditetapkan sebagai berikut.
1.

MI
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MI
sebagai berikut.
- Kelas I s.d. kelas II adalah 31 jam pelajaran
- Kelas III adalah 33 jam pelajaran
- Kelas IV s.d. kelas VI adalah 39 jam pelajaran

2.

MTs
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MTs
sebagai berikut.
Kelas VII jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok
per minggu adalah .... jam pelajaran.

10

Kelas VIII dan IX jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan
mulok per minggu adalah 42 jam pembelajaran.

3. MA/MAK
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu MA/MAK
sebagai berikut.
Kelas X sebanyak 44 jam pembelajaran
Kelas XI- XII sebanyak 45 jam pelajaran
Untuk mapel Al Quran Hadis, Fiqih, SKI, Akidah Akhlaq, dan Bahasa Arab alokasi
waktunya ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
Tabel 1. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Mapel dan Mulok Keseluruhan untuk
Setiap
Satuan Pendidikan Madrasah Minimal

Kela
s

Satu
Jam
Pemb.
Tatap
Muka
(menit
)

Jumlah
Jam
Pemb.
Per
Minggu

I II
III

35
35

31
33

34-38

IV-VI

35

39

34-38

MTs

VIIIX

40

42

34-38

MA

X
XIXII

45
45

44
45

34-38

MAK

X
XI
-XII

45
45

44
45

38

Satuan
Pendidikan

Minggu
Efektif per
Tahun
Pelajaran

MI

Waktu
Pembelajaran
per Tahun
884-1064 jam
pembelajaran
(30940 37240
menit)
1088-1216 jam
pembelajran
(38080-42560
menit)
1088-1216 jam
pembelajaran
(43520-48640
menit)
1292-1482 jam
pembelajaran
(58140-66690
menit)
1368 jam
pembelajaran
(61560 menit)

Jumlah
Jam per
Tahun
(@60
menit)

516-621

635-709

725-811

9691111,5
1026
(standar
minimum)

Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman


materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian ditentukan oleh pendidik. Bentuk penugasan
terstruktur berupa TR (tugas rumah; tugas yang dikerjakan di rumah sebagai kelanjutan
proses pembelajaran di sekolah), latihan uji kompetensi/soal, dan lain-lain.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur
sendiri oleh peserta didik. Bentuk kegiatan mandiri tidak terstruktur bisa berupa tadarus di
rumah, melaksanakan sholat jamaah di masjid, mengamati prinsip kerja pengetahuan alam,
dan atau pengetahuan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur dalam sistem paket untuk MI 0 % s.d. 40 %, MTs 0% s.d. 50%, dan MA/MAK
0% s.d. 60% dari waktu kegiatan tatap muka tiap mata pelajaran yang bersanguktan.
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam
tahun untuk MI, tiga tahun untuk MTs dan MA, dan tiga sampai dengan empat tahun untuk
MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

11

Satuan Pendidikan, baik MTs, MA, atau MAK dapat memasukkan 1) pendidikan
kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik, dan kecakapan vokasional dan 2) pendidikan berbasis keunggulan lokal
atau pendidikan berbasis Pendidikan Global.
C. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur.
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
Minggu efektif
Minimum 34
Digunakan
untuk
kegiatan
belajar
minggu dan
pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 38
satuan pendidikan
minggu
2.
Jeda tengah
Maksimum 2
Satu minggu setiap semester
semester
minggu
3.
Jeda
Maksimum 2
Antara semester I dan II
antarsemester
minggu
4.

Libur akhir tahun


pelajaran

Maksimum 3
minggu

5.

Hari libur
keagamaan

2 4 minggu

6.

Hari libur
umum/nasional
Hari libur khusus

Maksimum 2
minggu
Maksimum 1
minggu

7.
8.

Kegiatan khusus
Maksimum 3
sekolah/madrasah minggu

Digunakan
untuk
penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran
Daerah khusus yang memerlukan
libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
Untuk satuan pendidikan sesuai
dengan 12irri kekhususan masingmasing
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif

2. Penetapan Kalender Pendidikan


a.
Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.

12

b. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama,


Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Republik Indonesia, dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,
Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara
pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
c. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
d. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh tiap-tiap satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar
Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
3. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada satuan pendidikan. Pada awal tahun ajaran, setiap satuan
pendidikan madrasah mempersiapkan hal-hal sebagai berikut.
a. Kepala Madrasah berkewajiban membuat program yang mencakup:
1) Rencana Kerja
2) Kalender Pendidikan/Akademik
3) Perencanaan Proses Pembelajaran
4) Pelaksanaan Proses Pembelajaran
5) Penilaian Hasil Pembelajaran
6) Pengawasan Proses Pembelajaran
7) Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan madrasah yang
mencakupi:
a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
b) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan
c) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
d) Peraturan Akademik
e) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan
Peserta Didik )
f) Tata Tertib, Pengaturan Penggunaan, dan Pemeliharaan Sarana Prasarana.
g) Kode Etik (Tata Krama) Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan
satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat.
b. Menyiapkan kegiatan masa orientasi peserta didik.
Permulaan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah pada hari Senin tanggal 15 Juli 2013.
Pelaksanaan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran dimulai pada tanggal 15 Juli 2013. Pada
awal tahun pelajaran madrasah menyiapkan kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru
(MOS) pada setiap jenjang pendidikan, yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan
belajar efektif. Adapun materi MOS untuk siswa baru sekurang-kurangnya meliputi halhal berikut.
1) Pengenalan lingkunagn madrasah
2) Wiyata mandala
3) Tata tertib dan kedisiplinan
4) Motivasi
5) Orientasi pendidikan madrasah
6) Akhlak/etika
7) Ibadah
8) Kreativitas
9) Dan lain-lain
Ketentuan MOS untuk tiap-tiap jenjang satuan pendidikan madrasah diatur
sebagai berikut.
1) MI
Untuk Kelas I I diisi dengan kegiatan Pengenalan Madrasah, yang mencakupi
kegiatan:
a) Sosialisasi
b) Cara Belajar (belajar sambil bermain)
c) Kumpulan data kepentingan Tata Usaha Madrasah dan Komite Madrasah
seperti angket orangtua, dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut
Buku Laporan Pribadi atau Buku Induk Peserta Didik.
d) Kegiatan Keagamaan

13

Adapun untuk kelas II s.d. kelas VI dapat diadakan kegiatan yang bersifat
konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik yang mencakupi kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Penyusunan pengurus kelas
b) Pengenalan Warga Kelas
c) Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas
d) Kelompok belajar
e) Pembenahan 7 K
f) Kegiatan Keagamaan.
2) MTs dan MA/MAK
Kegiatan orientasi bagi peserta didik baru kelas VII untuk MTs dan Kelas X untuk
MA/MAK diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Pengenalan Madrasah (Program, Struktur, Tata Tertib, Kode Etik (Tata Krama)
Madrasah dan lain-lain)
b) Penanaman konsep pengenalan diri peserta didik dan kegiatan keagamaan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
c) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran
d) Kegiatan Kesiswaan
e) PBB
f) Pembentukan Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual,
dan tata cara diskusi kelompok yang dipandu oleh panitia dan wali kelas
melakukan bimbingan.
Semua kegiatan orientasi peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilainilai pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang
dilandasi nilai-nilai religius.
Kelas VIII dan IX untuk MTs dan XI dan XII untuk MA/MAK, bagi pengurus
OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik, sedangkan
yang tidak masuk dalam pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain sebagai
berikut.
a) Menyusun pengurus kelas dengan programnya/materi pembelajaran kelas
b) Pembentukan belajar kelompok
c) Teknik berdiskusi
d) Cara belajar dan sistem pembelajaran
e) Kegiatan 7 K
f) Mencatat jadwal;
g) Menyusun tata tertib kelas;
h) Kegiatan keagamaan.
i) Menyampaikan materi pembelajaran selama 1 tahun termasuk indikator yang
ingin dicapai
j) Penelusuran bakat dan minat siswa
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh Wali Kelas masing-masing dengan
melibatkan guru yang mengajar di kelas tersebut.
4. Kegiatan setelah Semester
Kegiatan setelah semester gasal dan semester genap, setiap satuan pendidikan
madrasah dapat melakukan remidi bagi peserta didik yang belum tuntas dan diadakan
kegiatan lomba kreativitas peserta didik yang bertujuan mengembangkan bakat,
minat, dan kepribadian peserta didik dalam rangka mengembangkan pendidikan
seutuhnya.
5. Kegiatan Satuan Pendidikan yang Melakukan Libur Bulan Ramadhan
Bagi satuan pendidikan madrasah yang melakukan libur bulan Ramadhan selain harihari libur bulan ramadhan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut .
a. Selama libur bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman, pendalaman
dan amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang
bernuansa moral. Madrasah diharapkan dapat mendorong peningkatan peran serta
keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, baik yang
diselenggarakan di madrasah maupun di masyarakat.
Contoh kegiatan-kegiatan peserta didik selama libur madrasah pada bulan
Ramadhan:
- Pesantren kilat, diisi dengan berbuka puasa bersama, tadarusan, shalat berjamaah,
shalat tarawih dengan berpedoman pada materi yang disampaikan dalam pelatihan

14

guru pembimbing pesantren kilat, diskusi/debat umum mujahadah/musyawarah,


latihan dakwah/ceramah, bakti sosial ke panti asuhan/yatim piatu dan
pesantren,baca tulis dan pendalaman Al-Quran, pengumpulan dan pembagian
zakat fitrah, dan shalat Idul Fitri.
- Kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang relevan bernuansa moral, seperti diskusi
tentang bahaya narkoba, judi dan tawuran pelajar, belajar mandini, bakti sosial, dan
pendidikan lingkungan hidup.
b. Kegiatan peserta didik selama bulan Ramadhan dilaporkan. Kegiatan peserta didik MI
dan MTs dilaporkan oleh Kepala Madrasah kepada Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota c.q. Kasi Madrasah. Adapun kegiatan peserta didik MA/MAK
dilaporkan oleh Kepala Madrasah kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Jawa Tengah c.q. Kabid Madrasah.

15

BAB III
STANDAR PROSES
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan.
Dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dengan bentuk
keteladanan. Hal-hal berkaitan dengan standar proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007)
sebagai berikut.
A. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
B.

Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta
didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks
pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap
pendidik.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya
membaca dan menulis.
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar menurut Peaturan
Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor
04/VI/PB/2011 dan Nomor MA/111/2011 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada
TK/RA/BA dan Sekolah/Madrasah adalah :
1) TK/RA/BA : 25 peserta didik
2) SD/MI
: 40 peserta didik
3) SMP/MTs : 40 peserta didik
4) SMA/MA
: 40 peserta didik
5) SMK/MAK : 40 peserta didik
Daya tampung kegiatan awal tahun dan waktu belajar berdasarkan Pedoman
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2013/2014 dari Direktorat
Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,
adalah sebagai berikut.
No.

Satuan Pendidikan

Katagori Standar

Katagori Standar
Nasional

RA

20 orang

MI

40 orang

28 orang

MTs

40 orang

32 orang

MA

40 orang

32 orang

c. Beban kerja guru


Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang guru
disebutkan :sebagai berikut.
1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2) Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
3) Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam tugas
keprofesionalannya, meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

16

Adapun beban kerja guru mencakup kegiatan pokok sebagai berikut.


1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada angka 1) di atas adalah sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat
puluh) jam tatap muka dalam 1 ( satu ) minggu pada satu atau lebih satuan
pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah daerah.
3) Pemenuhan beban kerja sebagaimana pada angka 2) diatas dilaksanakan dengan
ketentuan paling sedikit 6 ( enam) jam tatap muka dalam satu minggu pada satuan
pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.
d. Buku teks pelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
tentang Buku Teks Pelajaran disebutkan sebagai berikut.
1) Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang
selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan
pendidikan dasar, menengah, atau perguruan tinggi yang memuat materi
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan
kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi, peningkatan kepekaan
dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestesis dan kesehatan yang
disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
2) Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi
materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.
3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku
teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.
4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan
memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, dan budaya
secara dalam dan luas.
Adapun ketentuan penggunaan buku teks pelajaran adalah sebagai berikut.
1) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh madrasah dipilih melalui rapat guru
dengan mempertimbangkan komite madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang
ditetapkan oleh Menteri.
2) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran.
3) Selain buku teks pelajaran , guru menggunakan buku panduan guru, buku
pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.
4) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar
lain yang ada di perpustakaan madrasah.
e. Pengelolaan Kelas
1) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
2) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik.
3) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
4) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik.
5) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dan menyelenggarakan proses pembelajaran.
6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,
suku,jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
8) Guru menghargai pendapat peserta didik.
9) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.
10) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya.
11) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.

17

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, sekurang-kurangnya guru melaksanakan kegiatan
sebagai berikut.
1) Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses
pembelajaran.
2) Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteritik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,
dan
e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio dan
lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnukmeningkatkan
prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lesan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar :

18

(1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan


peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru
1) bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencakanan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan ,layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menegah menggunakan berbagai
teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
a. Jenis-jenis ulangan
1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih.
2) Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
3) Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan
meliputi indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
4) Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
tersebut.
b. Pembuatan Soal Ulangan
1) Pembuatan soal ulangan dilakukan oleh tiap-tiap guru mata pelajaran pada satuan
pendidikan.
2) Satuan pendidikan yang belum mampu membuat soal secara valid dan reliabel dapat
menggabung dengan satuan pendidikan yang lain melalui kegiatan KKG atau MGMP
Kab/Kota.
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, (pimpinan satuan pendidikan,
komite madrasah dan pihak yang berkepentinga ), supervisi, (kepala satuan pendidikan dan
penilik atau pengawas), evaluasi, (satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik,
kepala satuan pendidikan dan penilik atau pengawas), dan pengambilan langkah tindak
lanjut yang diperlukan.

19

BAB IV
STANDAR PENILAIAN
A. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik
penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal
merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses
pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar
negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah
penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan
penilaian internal.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap hasil
belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama madrasah untuk menilai
kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar
Isi menuntut cara penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui
perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik.
B. Pengertian Istilah
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses, pembelajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodikuntuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih.
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap
pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan . Mata
pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
tehnologi, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur
dalam POS ujian madrasah.
9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka menilai pencapaian standar
nasional pendidikan.
C.

Pengertian Penilaian Kelas


Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti
proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan
sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi,
penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Standar Isi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil
belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses
pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal
ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini,

20

diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar


kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes
tertulis (paper and pencil test), lisan, penilaian hasil kerja peserta didik melalui
kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), penilaian produk, penilaian
proyek dan penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap dan penilaian diri
peserta didik.
Penilaian hasil belajar, baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami
dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik
tersebut sebelumnya. Dengan demikian, peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru,
tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
D. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang dicerminkan kemampauan yang
diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusu serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetisi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetinsi yang
ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
E. Teknik dan Instrumen Penilaian.
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,
observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan
karakteritik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah
dan/atu proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan
(a)
substansi adalah merepresentasikan kompetisi yang dinilai, (b) konstruksi adalah
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c)
bahasa adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
madrasah memenuhi persyaratan subtansi, konstruksi dan bahasa, serta memiliki bukti
validasi empirik.
7. Intrumen penilaian yang digunakan pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validasi empirik serta menghasilkan
skor yang dapat diperbandingkan antarmadrasah, antar daertah dan antartahun.

F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

21

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus
yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidik.
4. Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek
kognitif dan/atau aspek psikomotorik utnuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh
satuan pendidikan melalllui ujian madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prstasi
belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok
mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh
pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompol mata pelajaran agama dan akhlak
dan kelompok mata pelajaran kewarganetaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilian oleh pendidik engan
mempertimbangkan hasil ujian madrasah.
7. Kegiatan ujian madrasah dilakukan dengan langkah-langkah (a) menyusun kisi-kisi
ujian, (b) mengembangkan istrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan
menentukan kelulusan peserta didik dari ujian madrasah, dan (e) melaporkan dan
memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME dilakukan oleh guru agama dengan memanfaaatkan informasi dari
pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggungjawab
sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilainilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa adalah bagian
dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadiaaan oleh guru
pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata
pelajaran lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran
yang relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan
yang ditandatangai oleh pembina kegiatan dan kepala madrasah.
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya.Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remidi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dlam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang
diatur dalam Prosedur Operasi Standar ( POS ) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidik (BSNP) bekerja sama
dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam
seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepetingan untuk
pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
G. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta utnuk meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan
kriteria penilaian pada awal semester.
2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai
pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik
penilaian yang dipilih.
4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuklain yang diperlukan.

22

5. Mengolah hasil penilian untuk mengetahui kemajuan hasil belajardan kesulitan belajar
peserta didik.
6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar
yang mendidik.
7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan
satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai
deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian
kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk
menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik (SB), baik (B) atau kurang baik (KB).
H. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil pelajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetisi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan
sebagai berikut.
1. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik.
2. Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
3. Menentuk kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket melalui rapat dewan pendidik.
4. Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Menentukan nilai akhir kelompok pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganeraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidk
dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian madrasah.
7. Menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
madrasah sesuai dengan POS Ujian Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggaran
UN.
8. Melaporkan hasi penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada
setiap semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan
pendidikan
9. Melaporkan
pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan Kab./Kota.
10. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. menperoleh nilai minimal baik (B) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus ujian madrasah; dan
d. lulus UN.
11. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang
mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidik bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN
I. Penilaian oleh Pemerintah
1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan
pendidikn, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN
dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

23

5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan


peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidik yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan
rekomendasi BSNP.
J. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Menggambarkan tingkat seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan
peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
K. Rambu-rambu Penilaian Kelas
1. Valid
Valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi.
2. Reliabel
Reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable
(ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru
menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung
sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin
penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
3. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan Standar Isi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
4. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai
beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
5. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,
berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
6. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
Standar Isi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi
kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut
proses pembelajaran di madrasah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi
yang telah ditentukan.
Kurikulum ini memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu
standar kompetensi terdiri atas beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
pencapaian hasil belajar. Indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.
L. Macam-macam Teknik Penilaian
1. Penilaian Tertulis
a. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes yang
soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
b. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis sebagai berikut.
1) Soal dengan memilih jawaban
pilihan ganda
dua pilihan (benar-salah)
menjodohkan
2) Soal dengan mensuplai-jawaban.
isian atau melengkapi
jawaban singkat atau pendek
soal uraian

24

2. Penilaian Lisan
a. Pengertian
Penilaian secara lisan dilakukan dengan tes lisan. Tes lisan merupakan tes yang soal
yang diberikan kepada peserta didik dan jawaban peserta didik dalam bentuk lisan.
b. Teknik Penilaian
Bentuk penilaian lisan adalah kuis. Cara skoring penilaian lisan dengan cara jawaban
peserta didik dinilai dengan skor dalam rentang 0 10.
3. Penilaian Unjuk Kerja
a. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu,
seperti praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik OR, bermain peran, memainkan
alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan lain-lain.
Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang
dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
b. Tenik penilaian
1) Daftar Cek (Check-List)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek. Dengan
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Daftar cek lebih praktis digunakan
mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek.
Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________
Kelas: _____
No.

Aspek Yang Dinilai

Kompeten

Tidak
kompeten

1.
2.
3.
4.

Organization (Introduction, body, conclusion)


Content (depth of knowledge, logic)
Fluency
Language:
Pronunciation
Grammar
vocabulary)
5.
Performance
(
eye
contact,
facial
expression, gesture)
Skor yang dicapai
Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM
Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM

Format Penilaian Praktik Shalat


(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________
Kelas: _____

25

No.

Aspek Yang Dinilai

kompeten

Tidak
kompeten

1.
2.
3.
4.

Kefasihan bacaan
Ketepatan gerakan
Keteraturan gerakan
Keserasian gerakan dengan bacaan
a. Takbiratul Ihram
b. Ruku
c. Itidal
d. Sujud
e. Tahiyyat
Skor yang dicapai
Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM
Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM
2) Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian
nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak baik, 2
= cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik
Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari
satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.
Format Penilaian Bercerita menggunakan Gambar
(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________
No.

Aspek Yang Dinilai

Kelas: _____
kompeten

Tidak
kompeten

1.
2.
3.
4.

Kesesuaian isi cerita dengan gambar


Pengembangan alur
Pilihan kata
Ekspresi
Skor maksimum
Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM
Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM
4. Penilaian Produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produkproduk teknologi seni dan hasil karya, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam,
teks pidato/khutbah, puisi, gambar, peta, klipping, sinopsis, dan lain-lain.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian. Adapun tahap-tahap itu sebagai berikut.
Tahap persiapan, meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
Tahap pembuatan produk (proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal. Dengan cara holistik, guru menilai hasil produk peserta didik
berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan menggunakan kriteria keindahan dan
kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 10 atau
1 100.
Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

26

Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses
pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap
penilaian.
Berikut tabel contoh penilaian analitik dan penskorannya.
Tahap
Persiapan

Deskripsi
Skor
Kemampuan merencanakan, seperti
1-10,
menggali dan mengembangkan gagasan; dan
mendesain produk, menentukan alat dan bahan
Pembuatan Produk Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan
1-10
Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat
Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik
Penilaian produk
1- 10
Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai
kegunaan/fungsinya
Produk memenuhi kriteria keindahan.
Kriteria penskoran:
menggunakan skala skor 0 10 atau 1 100;
semakin lengkap informasi dan baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi
skor yang diperoleh.
5. Penilaian Proyek
a. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan
mengaplikasikan,
kemampuan
penyelidikan
dan
kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan.
Ketiga hal itu sebagai berikut.
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan
tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian.
Berikut diberikan beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek.
Penelitian sederhana tentang air di rumah
Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
Penelitian sederhana tentang ketaatan masyarakat membayar zakat
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:
perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian
data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang
dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk
setiap tahap. Jadi, total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor
tertinggi adalah 16.
Tahap
Perencanaan/

Deskripsi
Memuat:

Skor
1- 4

27

persiapan

Pengumpulan data
Pengolahan data
Penyajian data/
laporan

topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja,


jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh,
tempat penelitian, daftar pertanyaan atau format
pengamatan yang sesuai dengan tujuan.
Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap.
Ketepatan menggunakan alat/bahan
Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai
dengan tujuan penelitian.
Merumuskan topik, merumuskan tujuan penelitian,
menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara
kerja (langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis, menggunakan
bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap,
memuat kesimpulan dan saran.
Total Skor

1- 4
1- 4
1- 4

16 (100)
Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang
diperoleh.
6. Penilaian Portofolio
a. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik,
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada
satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi
perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya,
antara lain karangan, puisi, surat, komposisi, musik, gambar, foto, catatan
perkembangan pekerjaan, dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan
penilaian portofolio di madrasah, antara lain sebagai berikut.

Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.

Saling percaya antara guru dan peserta didik


Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Kepuasan
Kesesuaian
Penilaian proses dan hasil
Penilaian dan pembelajaran
b. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut.
Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan
kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi
digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik
dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan
terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar
meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat.
Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder
di rumah masing-masing atau loker masing-masing di madrasah.
Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik
sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik.
Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian
kemampuan menulis karangan, yaitu penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa kata,

28

kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik


mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan maka peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaiki, namun antara peserta didik dan guru perlu dibuat
kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya
yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang
tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio
sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
7. Penilaian Sikap
a. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai
atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga
terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai
mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Sikap terhadap materi pelajaran.
Sikap terhadap guru/pengajar.
Sikap terhadap proses pembelajaran.
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran.
Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan
mata pelajaran.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik
tersebut antara lain observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.
Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

Observasi perilaku

Pertanyaan langsung (wawancara)

Laporan pribadi
8. Penilaian Diri (Self Assessment)
a. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian yang peserta didiknya diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya.
Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif,
afektif, dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik
diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai
hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria
atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian kompetensi afektif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk
membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat
diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya; dan
dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

29

b. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu,
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek,
atau skala penilaian.
Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap
sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan
informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak
cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan,
pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi
karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
BAB V
PENUTUP
Di era pelaksanaan manajemen berbasis madrasah, madrasah setiap tahun ajaran
dintuntut mempersiapkan dan melaksanakan/menyelenggarakan pendidikan secara optimal
dengan ukuran dan kriteria pelaksananaan yang dapat dipertanggungjawabkan (dengan
penjaminan mutu) untuk mencapai hasil maksimal. Dengan persiapan dan pelaksanaan yang
mengikuti acuan atau pedoman dimungkinkan pencapaian hasil yang direncanakanakan sangat
tinggi.
Upaya yang dilakukan berbagai pihak, seperti yang dilakukan oleh Mapenda Kanwil
Depag Jateng agar madrasah mampu memempersiapkandan melaksanakan penyelenggarakan
pendidikan dengan baik telah dilakukan, termasuk dalam hal ini penyusunan buku Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah.

DAFTAR PUSTAKA

30

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi lulusan & Standar
Isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.

31

Anda mungkin juga menyukai