BIDANG MADRASAH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA TENGAH
MEI 2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah telah
menyelesaikan
buku Pedoman
Penyelenggaraan
Penddikan
Madrasah
untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah (MI, MTs, dan MA/MAK) yang disusun oleh tim. Tim ini
dibentuk oleh Kabid Pendidikan Madrasah dan anggota tim ini terdiri atas pemerhati dan praktisi
bidang pendidikan madrasah.
Penulisan pedoman ini melalui perjalanan yang cukup panjang, yaitu temu awal,
pengakajian bahan dasar, pengumpulan data lapangan, pengolahan data lapangan,
penyusunan naskah, penyusunan draf, reviu draf, dan penyuntingan akhir draf.
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua anggota tim yang telah
bekerja giat dengan semangat yang tinggi serta kepada semua pihak yang telah memberi
masukan pada draf pedoman ini, sehingga menjadi sempurna.
Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan
madrasah di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Semarang,
Mei 2013
a.n.
Kepala
Kabid Pendidikan Madrasah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Landasan Hukum
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan
yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan. Madrasah harus menyediakan,
mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana dan prasarana pendidikan dan
sumberdaya lainnya secara lebih baik. Madrasah juga harus bekerja sama dengan semua
pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Selain itu, madrasah
harus memperbaiki proses pelaksanaan/penyelenggaraan pendidikan, termasuk penataan
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Untuk itu, semua tindakan madrasah
harus akuntabel dan transparan agar madrasah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua
pemangku kepentingan.
Untuk menata penyelenggaraan pendidikan di madrasah, madrasah tidak punya pilihan
selain berpikir sebelum bertindak, melakukan perencanaan atas semua hal dengan baik dan
teliti dalam sebuah dokumen kunci yang bernama Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah. Melalui pedoman ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah dapat telasana secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk membantu madrasah menyelenggarakan pendidikan secara akuntabel, Kantor
Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan
yang harus diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyelenggaraan
pendidikan madrasah tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan
Disusunnya buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah paling tidak
ada 3 tujuan yang ingin dicapai. Ketiga tujuan itu sebagai berikut.
1. Panduan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman kerja (kerangka acuan) dalam
mennyelenggarakan pendidikan di madrasah.
2. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
3. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk melakukan refleksi
mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan yang diperlukan untuk pengembangan
penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
C. Landasan Hukum
Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah memiliki landasan
hukum yang kuat. Landasan hukum itu antara lain sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
7. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
9. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
10. Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan &
Standar Isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
BAB II
STANDAR ISI
Standar isi merupakan satu bagian dari delapan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar isi memuat ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
yang secara keseluruhan mencakup: (1) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang
merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, (2) beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, (3) kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan
penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan (4) kalender
pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
A. Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar Kurikulum
Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
kelompok mata pelajaran:
a. Agama dan Akhlaq Mulia
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Estetika
e. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
2. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap
mata pelajaran dituangkan dalam bentuk kompetensi (Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar) yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Struktur kurikulum meliputi komponen mata pelajaran, muatan/lokal, dan
pengembangan diri. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
a. Komponen Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan Permen Diknas nomer 22
tahun 2006 tentang Standar Isi yang merupakan standar minimal dan Peraturan
Menteri Agama RI No. 2 tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar Isi
PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada sehingga
harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang materinya tidak menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata
pelajaran tersendiri.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester. Ini berarti dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
c. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
Dalam
pelaksanaan
pengembangan
diri,
satuan
pendidikan
mengembangkan/menyusun kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar)
sebagai pedoman dalam penyusunan silabus dan RPP.
Adapun struktur kurikulum dan beban belajar tiap-tiap jenjang sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
adalah sebagai berikut.
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Struktur kurikulum MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
Struktur kurikulum MI disajikan pada tabel berikut.
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
I
II
III
IV, V, dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
2
b. Akidah-Akhlak
2
c. Fikih
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
3. Bahasa Indonesia
5
4. Bahasa Arab
2
5. Matematika
5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
3
8. Seni Budaya dan Keterampilan
4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
4
Kesehatan
B. Muatan Lokal *)
2
C. Pengembangan Diri **)
2
Jumlah
31 31
33
39
Keterangan:
1) Pembelajaran di kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan di kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2) *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3) **) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan
memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Struktur kurikulum MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII s.d. IX. Struktur kurikulum MTs
disajikan pada tabel berikut.
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
VII
VIII
IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
2
2
2
b. Akidah-Akhlak
2
2
2
c. Fikih
2
2
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4. Bahasa Arab
2
2
2
5. Bahasa Inggris
4
4
4
6. Matematika
4
4
4
7. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
9. Seni Budaya
2
2
2
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2
2
2
Kesehatan
11. Keterampilan/TIK
B. Muatan Lokal *)
2
2
2
C. Pengembangan Diri **)
2
2
2
Jumlah
42
42
42
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3.
Madrasah Aliyah
Struktur kurikulum MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X s.d. XII. Struktur kurikulum MA
disajikan pada tabel berikut.
Pengorganisasian kelas-kelas pada MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik dan kelas
XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program, yaitu (1)
Program Ilmu Pengetahuan Alam (Program IPA), (2) Program Ilmu Pengetahuan
Sosial (Program IPS), (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan. Struktur
kurikulum MA disajikan pada tabel berikut.
1) Kelas X
Alokasi Waktu
Semester Semester
1
2
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Biologi
9. Kimia
10. Sejarah
11. Geografi
12. Ekonomi
13. Sosiologi
14. Seni Budaya
15. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga,
Kesehatan
16. Teknologi Informasi dan Komunikasi
17. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
dan
2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
46
2
2
2
2
46
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2) Program IPA
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Kimia
9. Biologi
10. Sejarah
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt
Smt
Smt
Smt 2
1
2
1
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3) Program IPS
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Sejarah
8. Geografi
9. Ekonomi
10. Sosiologi
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt
Smt
Smt
Smt 2
1
2
1
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt
Smt
Smt
Smt 2
1
2
1
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
Keterangan:
*) Selain Bahasa Inggris, misalnya Jerman, Mandarin, Perancis, Jepang, Arab
**) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan
(madrasah)
***) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan
memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
5) Program Keagamaan
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Akhlak
b. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
3
2
2
4
4
4
4
2
2
3
2
2
4
4
4
4
2
2
3
2
2
4
4
4
4
2
2
3
2
2
4
4
4
4
2
2
Kesehatan
9. Tafsir
10. Hadis
11. Fikih
12. Ilmu Kalam
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
MI
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MI
sebagai berikut.
- Kelas I s.d. kelas II adalah 31 jam pelajaran
- Kelas III adalah 33 jam pelajaran
- Kelas IV s.d. kelas VI adalah 39 jam pelajaran
2.
MTs
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MTs
sebagai berikut.
Kelas VII jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok
per minggu adalah .... jam pelajaran.
10
Kelas VIII dan IX jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan
mulok per minggu adalah 42 jam pembelajaran.
3. MA/MAK
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu MA/MAK
sebagai berikut.
Kelas X sebanyak 44 jam pembelajaran
Kelas XI- XII sebanyak 45 jam pelajaran
Untuk mapel Al Quran Hadis, Fiqih, SKI, Akidah Akhlaq, dan Bahasa Arab alokasi
waktunya ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
Tabel 1. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Mapel dan Mulok Keseluruhan untuk
Setiap
Satuan Pendidikan Madrasah Minimal
Kela
s
Satu
Jam
Pemb.
Tatap
Muka
(menit
)
Jumlah
Jam
Pemb.
Per
Minggu
I II
III
35
35
31
33
34-38
IV-VI
35
39
34-38
MTs
VIIIX
40
42
34-38
MA
X
XIXII
45
45
44
45
34-38
MAK
X
XI
-XII
45
45
44
45
38
Satuan
Pendidikan
Minggu
Efektif per
Tahun
Pelajaran
MI
Waktu
Pembelajaran
per Tahun
884-1064 jam
pembelajaran
(30940 37240
menit)
1088-1216 jam
pembelajran
(38080-42560
menit)
1088-1216 jam
pembelajaran
(43520-48640
menit)
1292-1482 jam
pembelajaran
(58140-66690
menit)
1368 jam
pembelajaran
(61560 menit)
Jumlah
Jam per
Tahun
(@60
menit)
516-621
635-709
725-811
9691111,5
1026
(standar
minimum)
11
Satuan Pendidikan, baik MTs, MA, atau MAK dapat memasukkan 1) pendidikan
kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik, dan kecakapan vokasional dan 2) pendidikan berbasis keunggulan lokal
atau pendidikan berbasis Pendidikan Global.
C. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur.
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
Minggu efektif
Minimum 34
Digunakan
untuk
kegiatan
belajar
minggu dan
pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 38
satuan pendidikan
minggu
2.
Jeda tengah
Maksimum 2
Satu minggu setiap semester
semester
minggu
3.
Jeda
Maksimum 2
Antara semester I dan II
antarsemester
minggu
4.
Maksimum 3
minggu
5.
Hari libur
keagamaan
2 4 minggu
6.
Hari libur
umum/nasional
Hari libur khusus
Maksimum 2
minggu
Maksimum 1
minggu
7.
8.
Kegiatan khusus
Maksimum 3
sekolah/madrasah minggu
Digunakan
untuk
penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran
Daerah khusus yang memerlukan
libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
Untuk satuan pendidikan sesuai
dengan 12irri kekhususan masingmasing
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
12
13
Adapun untuk kelas II s.d. kelas VI dapat diadakan kegiatan yang bersifat
konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik yang mencakupi kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Penyusunan pengurus kelas
b) Pengenalan Warga Kelas
c) Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas
d) Kelompok belajar
e) Pembenahan 7 K
f) Kegiatan Keagamaan.
2) MTs dan MA/MAK
Kegiatan orientasi bagi peserta didik baru kelas VII untuk MTs dan Kelas X untuk
MA/MAK diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Pengenalan Madrasah (Program, Struktur, Tata Tertib, Kode Etik (Tata Krama)
Madrasah dan lain-lain)
b) Penanaman konsep pengenalan diri peserta didik dan kegiatan keagamaan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
c) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran
d) Kegiatan Kesiswaan
e) PBB
f) Pembentukan Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual,
dan tata cara diskusi kelompok yang dipandu oleh panitia dan wali kelas
melakukan bimbingan.
Semua kegiatan orientasi peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilainilai pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang
dilandasi nilai-nilai religius.
Kelas VIII dan IX untuk MTs dan XI dan XII untuk MA/MAK, bagi pengurus
OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik, sedangkan
yang tidak masuk dalam pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain sebagai
berikut.
a) Menyusun pengurus kelas dengan programnya/materi pembelajaran kelas
b) Pembentukan belajar kelompok
c) Teknik berdiskusi
d) Cara belajar dan sistem pembelajaran
e) Kegiatan 7 K
f) Mencatat jadwal;
g) Menyusun tata tertib kelas;
h) Kegiatan keagamaan.
i) Menyampaikan materi pembelajaran selama 1 tahun termasuk indikator yang
ingin dicapai
j) Penelusuran bakat dan minat siswa
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh Wali Kelas masing-masing dengan
melibatkan guru yang mengajar di kelas tersebut.
4. Kegiatan setelah Semester
Kegiatan setelah semester gasal dan semester genap, setiap satuan pendidikan
madrasah dapat melakukan remidi bagi peserta didik yang belum tuntas dan diadakan
kegiatan lomba kreativitas peserta didik yang bertujuan mengembangkan bakat,
minat, dan kepribadian peserta didik dalam rangka mengembangkan pendidikan
seutuhnya.
5. Kegiatan Satuan Pendidikan yang Melakukan Libur Bulan Ramadhan
Bagi satuan pendidikan madrasah yang melakukan libur bulan Ramadhan selain harihari libur bulan ramadhan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut .
a. Selama libur bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman, pendalaman
dan amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang
bernuansa moral. Madrasah diharapkan dapat mendorong peningkatan peran serta
keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, baik yang
diselenggarakan di madrasah maupun di masyarakat.
Contoh kegiatan-kegiatan peserta didik selama libur madrasah pada bulan
Ramadhan:
- Pesantren kilat, diisi dengan berbuka puasa bersama, tadarusan, shalat berjamaah,
shalat tarawih dengan berpedoman pada materi yang disampaikan dalam pelatihan
14
15
BAB III
STANDAR PROSES
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan.
Dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dengan bentuk
keteladanan. Hal-hal berkaitan dengan standar proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007)
sebagai berikut.
A. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
B.
Satuan Pendidikan
Katagori Standar
Katagori Standar
Nasional
RA
20 orang
MI
40 orang
28 orang
MTs
40 orang
32 orang
MA
40 orang
32 orang
16
17
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, sekurang-kurangnya guru melaksanakan kegiatan
sebagai berikut.
1) Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses
pembelajaran.
2) Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteritik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,
dan
e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio dan
lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnukmeningkatkan
prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lesan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar :
18
19
BAB IV
STANDAR PENILAIAN
A. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik
penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal
merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses
pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar
negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah
penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan
penilaian internal.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap hasil
belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama madrasah untuk menilai
kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar
Isi menuntut cara penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui
perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik.
B. Pengertian Istilah
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses, pembelajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodikuntuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih.
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap
pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan . Mata
pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
tehnologi, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur
dalam POS ujian madrasah.
9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka menilai pencapaian standar
nasional pendidikan.
C.
20
21
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus
yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidik.
4. Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek
kognitif dan/atau aspek psikomotorik utnuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh
satuan pendidikan melalllui ujian madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prstasi
belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok
mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh
pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompol mata pelajaran agama dan akhlak
dan kelompok mata pelajaran kewarganetaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilian oleh pendidik engan
mempertimbangkan hasil ujian madrasah.
7. Kegiatan ujian madrasah dilakukan dengan langkah-langkah (a) menyusun kisi-kisi
ujian, (b) mengembangkan istrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan
menentukan kelulusan peserta didik dari ujian madrasah, dan (e) melaporkan dan
memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME dilakukan oleh guru agama dengan memanfaaatkan informasi dari
pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggungjawab
sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilainilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa adalah bagian
dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadiaaan oleh guru
pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata
pelajaran lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran
yang relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan
yang ditandatangai oleh pembina kegiatan dan kepala madrasah.
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya.Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remidi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dlam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang
diatur dalam Prosedur Operasi Standar ( POS ) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidik (BSNP) bekerja sama
dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam
seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepetingan untuk
pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
G. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta utnuk meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan
kriteria penilaian pada awal semester.
2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai
pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik
penilaian yang dipilih.
4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuklain yang diperlukan.
22
5. Mengolah hasil penilian untuk mengetahui kemajuan hasil belajardan kesulitan belajar
peserta didik.
6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar
yang mendidik.
7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan
satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai
deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian
kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk
menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik (SB), baik (B) atau kurang baik (KB).
H. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil pelajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetisi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan
sebagai berikut.
1. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik.
2. Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
3. Menentuk kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket melalui rapat dewan pendidik.
4. Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Menentukan nilai akhir kelompok pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganeraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidk
dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian madrasah.
7. Menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
madrasah sesuai dengan POS Ujian Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggaran
UN.
8. Melaporkan hasi penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada
setiap semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan
pendidikan
9. Melaporkan
pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan Kab./Kota.
10. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. menperoleh nilai minimal baik (B) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus ujian madrasah; dan
d. lulus UN.
11. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang
mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidik bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN
I. Penilaian oleh Pemerintah
1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan
pendidikn, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN
dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
23
24
2. Penilaian Lisan
a. Pengertian
Penilaian secara lisan dilakukan dengan tes lisan. Tes lisan merupakan tes yang soal
yang diberikan kepada peserta didik dan jawaban peserta didik dalam bentuk lisan.
b. Teknik Penilaian
Bentuk penilaian lisan adalah kuis. Cara skoring penilaian lisan dengan cara jawaban
peserta didik dinilai dengan skor dalam rentang 0 10.
3. Penilaian Unjuk Kerja
a. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu,
seperti praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik OR, bermain peran, memainkan
alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan lain-lain.
Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang
dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
b. Tenik penilaian
1) Daftar Cek (Check-List)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek. Dengan
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Daftar cek lebih praktis digunakan
mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek.
Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________
Kelas: _____
No.
Kompeten
Tidak
kompeten
1.
2.
3.
4.
25
No.
kompeten
Tidak
kompeten
1.
2.
3.
4.
Kefasihan bacaan
Ketepatan gerakan
Keteraturan gerakan
Keserasian gerakan dengan bacaan
a. Takbiratul Ihram
b. Ruku
c. Itidal
d. Sujud
e. Tahiyyat
Skor yang dicapai
Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM
Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM
2) Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian
nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak baik, 2
= cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik
Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari
satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.
Format Penilaian Bercerita menggunakan Gambar
(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________
No.
Kelas: _____
kompeten
Tidak
kompeten
1.
2.
3.
4.
26
Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses
pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap
penilaian.
Berikut tabel contoh penilaian analitik dan penskorannya.
Tahap
Persiapan
Deskripsi
Skor
Kemampuan merencanakan, seperti
1-10,
menggali dan mengembangkan gagasan; dan
mendesain produk, menentukan alat dan bahan
Pembuatan Produk Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan
1-10
Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat
Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik
Penilaian produk
1- 10
Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai
kegunaan/fungsinya
Produk memenuhi kriteria keindahan.
Kriteria penskoran:
menggunakan skala skor 0 10 atau 1 100;
semakin lengkap informasi dan baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi
skor yang diperoleh.
5. Penilaian Proyek
a. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan
mengaplikasikan,
kemampuan
penyelidikan
dan
kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan.
Ketiga hal itu sebagai berikut.
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan
tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian.
Berikut diberikan beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek.
Penelitian sederhana tentang air di rumah
Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
Penelitian sederhana tentang ketaatan masyarakat membayar zakat
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:
perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian
data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang
dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk
setiap tahap. Jadi, total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor
tertinggi adalah 16.
Tahap
Perencanaan/
Deskripsi
Memuat:
Skor
1- 4
27
persiapan
Pengumpulan data
Pengolahan data
Penyajian data/
laporan
1- 4
1- 4
1- 4
16 (100)
Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang
diperoleh.
6. Penilaian Portofolio
a. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik,
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada
satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi
perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya,
antara lain karangan, puisi, surat, komposisi, musik, gambar, foto, catatan
perkembangan pekerjaan, dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan
penilaian portofolio di madrasah, antara lain sebagai berikut.
28
Observasi perilaku
Laporan pribadi
8. Penilaian Diri (Self Assessment)
a. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian yang peserta didiknya diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya.
Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif,
afektif, dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik
diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai
hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria
atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian kompetensi afektif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk
membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat
diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya; dan
dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
29
b. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu,
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek,
atau skala penilaian.
Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap
sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan
informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak
cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan,
pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi
karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
BAB V
PENUTUP
Di era pelaksanaan manajemen berbasis madrasah, madrasah setiap tahun ajaran
dintuntut mempersiapkan dan melaksanakan/menyelenggarakan pendidikan secara optimal
dengan ukuran dan kriteria pelaksananaan yang dapat dipertanggungjawabkan (dengan
penjaminan mutu) untuk mencapai hasil maksimal. Dengan persiapan dan pelaksanaan yang
mengikuti acuan atau pedoman dimungkinkan pencapaian hasil yang direncanakanakan sangat
tinggi.
Upaya yang dilakukan berbagai pihak, seperti yang dilakukan oleh Mapenda Kanwil
Depag Jateng agar madrasah mampu memempersiapkandan melaksanakan penyelenggarakan
pendidikan dengan baik telah dilakukan, termasuk dalam hal ini penyusunan buku Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah.
DAFTAR PUSTAKA
30
31