Anda di halaman 1dari 12

Lampiran Keputusan Direktur Utama Rumah

Sakit Umum Puri Raharja


Nomor
:138/SK.Dirut/RSPR/VIII/2015
Tanggal
: 07 Agustus 2015
Tentang
: Panduan Ruang Isolasi di RSU
Puri Raharja

BAB I.
DEFINISI

Ruang isolasi adalah adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien dengan kondisi
medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima perawatanmedis (Sabra L.
Katz-Wise, 2006).
Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk perawatan pasien dengan penyakit resiko
yang dapat ditularkan pada orang lain seperti penyakit-penyakit infeksi antara lain
HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain (DepKes RI).

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berisikan informasi tentang penempatan pasien di ruang isolasi yang
terdiri dari pengertian, ruang lingkup dan tata laksana penempatan pasien di ruang
isolasi yang benar.

Tujuan isolasi :

Tujuan dari pada di lakukannya Kewaspadaan Umum ini adalah agar para petugas
kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan
melalui darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak
sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.

Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung tangan,
Lab jas, masker, kaca mata atau kaca penutup mata. Ruangan khusus diperlukan jika
hygiene penderita jelek. Limbah Rumah Sakit diawasi oleh pihak yang berwenang.

BAB III
TATA LAKSANA

A. Macam-macam isolasi
1.

Isolasi ketat

Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit yang sangat virulen
yang dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui kontak langsung.
Cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi
mereka yang keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung tangan.
Ventilasi ruangan tersebut juga dijaga dengan tekanan negatif dalam ruangan.
2.

Isolasi kontak

Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi yang kurang
serius, untuk penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara langsung sebagai
tambahan terhadap hal pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar tersendiri, namun
penderita dengan penyakit yang sama boleh dirawat dalam satu kamar, masker
diperlukan bagi mereka yang kontak secara langsung dengan penderita, lab jas
diperlukan jika kemungkinan terjadi kontak dengan tanah atau kotoran dan sarung tangan
diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang infeksius.
3.

Isolasi pernafasan

Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara, diperlukan ruangan
bersih untuk merawat penderita, namun mereka yang menderita penyakit yang sama
boleh dirawat dalam ruangan yang sama. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang
diperlukan, pemakaian masker dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita,
lab jas dan sarung tangan tidak diperlukan.

4.

Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)

Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran radiologisnya
menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar yang diperlukan adalah kamar khusus dengan
ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang
dibutuhkan masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan
perawatan, lab jas diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung
tangan atidak diperlukan.
5.

Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie

Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak langsung melalui
tinja. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, perlu disediakan
ruangan khusus bagi penderita yang hygiene perorangannya rendah. Masker tidak
diperlukan jika ada kecenderungan terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika
menyentuh bahan-bahan yang terkontaminasi.

B. Syarat-syarat ruang isolasi

a. Pencahayaan
Menurut KepMenKes

1204/Menkes/SK/X/2004,

intensitas

cahaya untuk

ruang

isolasiamdalah 0,1 0,5 lux dengan warna cahaya biru.Selain itu ruang isolasi harus
mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
b. Pengaturan sirkulasi udara
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan
yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :
a)
Ruang Isolasi Bertekanan Negatif
Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih rendah
dibandingkan udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang
keluar dari ruangan isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari
ruang

isolasi.

Ruang

isolasi

bertekanan

negatif

ini

digunakan

untuk

penyakit- penyakit menular khususnya yang menular melalui udara sehingga kumankuman penyakit tidak akan mengkontaminasi udara luar. Untuk metode pembuangan
udara atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi dengan HEPA.

b)

Ruang Isolasi Bertekanan Positif

Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi
dibandingkan udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari
dalam ke luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang
masuk ke ruangan isolasi sehingga udara ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh
udara luar. Ruang isolasi bertekanan positif ini digunakan untuk penyakit-penyakit
immuno deficiency seperti HIV AIDS atau pasien-pasien transplantasi sum sum
tulang. Untuk memperoleh udara di ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan
positif di ruang isolasi digunakan udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi
terlebih dahulu.
c. Pengelolaan Limbah
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan limbah
medis infeksius yang umumnya terdiri dari identifikasi, pemisahan, labeling, packing,
penyimpanan, pengangkutan.

C. Prinsip isolasi
Ruang Perawatan isolasi terdiri dari :

Ruang ganti umum

Ruang bersih dalam

Stasi perawat

Ruang rawat pasien

Ruang dekontaminasi

Kamar mandi petugas

Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang perawatan isolasi yaitu:

Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negatif dibanding tekanan
di koridor.

Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam.

Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan filter HEPA
(High-Efficiency Particulate Air).

Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat tersendiri. Jika ruangan tersendiri
tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah di
dalam ruangan atau bangsal dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang belum
dikonfirmasi atau sedang didiagnosis (kohorting). Bila ditempatkan dalam satu
ruangan, jarak antar tempat tidur harus lebih dari 2 meter dan diantara tempat
tidur harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.

Pada saat petugas atau orang lain berada di ruang rawat, pasien harus memakai
masker bedah (surgical mask) atau masker N95 (bila mungkin).

Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah infeksius.

Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai gunakan penampung
dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable)

D. Universal Precaution yang di terapkan di ruang isolasi


A. Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan
didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan
penyakit, baik berasaldari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
Secara garis besar, standard kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :

Cuci tangan.

Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan
membranmukosa.

Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh
mungkinmemercik.

Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air.

Tangani jarum dan benda tajam dengan aman.

Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air.

Proses instrumen dengan benar.

Lakukan pengelolaan limbah dengan benar.

Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama.

Buang sampah terkontaminasi dengan aman.

Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi


sterildan siap pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi
dansterilisasi.

E. Prosedur perawatan di ruang isolasi


1. Persiapan sarana
Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan. Sepatu bot karet
yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT
(Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang sarung bersih
ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran tangan. Sebuah gaun luar dan apron DTT dan
penutup kepala yang bersih. Masker N95 dan kaca mata pelindung Lemari berkunci
tempat menyimpan pakaian dan barang barang pribadi.
2. Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi
Lakukan hal sebagai berikut:

Lepaskan cincin, jam atau gelang

Lepaskan pakaian luar

Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian

Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi
lainnya di dalam lemari berkunci yang telah disediakan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Mencuci tangan
Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
Kenakan gaun luar/jas operasi
Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
Kenakan masker
Kenakan masker bedah
Kenakan celemek plastik/apron
Kenakan penutup kepala
Kenakan alat pelindung mata (goggles / kacamata)
Kenakan sepatu boot karet

F. Pemindahan pasien yang dirawat diruang isolasi


1. Beritahukan ruangan dimana pasien dipindahkan
2. Pasien harus dipakaiakn masker dan gaun ketika keluar dari ruang rawat menuju
ruang rawat yang baru
3. Petugas kesehatan yang terlibat harus menggunakan APD yang sesuai
4. Jika pasien dipindahkan dari fasilitas pelayanan kesehatan maka semua permukaan
yang kontak dengan pasien harus dibersihkan
5. Jika pasien menggunakan ambulan, maka sesudahnya ambulan tersebut harus
dibersihkan dengan disinfektan seperti alcohol 70% atau larutan klorin 0,5 %.
G. Pemulangan pasien
1. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, pasien yang dicurigai terkena
penyakiut menular melalui udara / airborne harus diisolasi didalam rumah selama
pasien tersebut mengalami gejala sampai batas waktu penularan atau sampai diagnosis
alternative dibuat atau hasil uji diagnose menunjukkan bahwa pasien tidak terinfeksi
dengan penyakit tersebut.
2. Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarganya harus diajarkan tentang tindakan
pencegahan yang perlu dilakukan , sesuai dengan cara penularan penyakit menular
yang diderita pasien.

3. Pembersihan dan disinfeksi ruangan yang benar perlu dilakukan setelah pemulangan
pasien.
H. Kesimpulan
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien
dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat
pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi
pasien dan petugas kesehatan.
Tujuan dari pada di lakukannya Kewaspadaan Umum ini adalah agar para petugas
kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui
darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit,
lesi selaput lendir.
Prosedur perawatan ruang isolasi adalah tata cara kerja atau cara menjalankan perawatan
di ruang isolasi.

BAB IV.
DOKUMENTASI
Fasilitas isolasi yang sesuai untuk pasien dengan penyakit yang menular airborne yang
dianjurkan WHO

GENERAL PRINCIPLES OF ISOLATION UNIT

ISOLATION
WASH/TOILET
A
B

ISOLATION ROOM
Negative pressure /
(eg. Blow air out of
Window with fan)

CHANGE
ROOM

GENERAL
ACCESS
AREA

D
E
A
D
C

A.
B.
C.
D.
E.

Toliet

Disinfection station
Storage for general ward clothes, new ppe
Biohazard bag for used ppe disposal
Wall-mounted alcohol hand-wash dispensers
Windows....external only, keep clear of public

Pintu keluar

Pintu masuk
Pasien

Kamar ganti
dr rumah

Ruang

Ruang isolasi

Pintu masuk

K.mandi

Pasien
Toilet

Dekon

petugas

Ante room

Toilet
Pintu masuk

Ruang isolasi

pasien

Ruang
Perawat

Toilet
Ruang isolasi
Ruang isolasi

Toilet
Ante room

Toilet

Ante room

Ruang isolasi
Toilet

Ruang isolasi
HCU
Toiler
Ante room

Toilet

Ruang isolasi
Toilet

Ante room

HCU

Ruang isolasi

Toilet

Toilet

Ante room

Ruang jenazah dan otopsi

Ruang LAB

Pintu keluar

Toilet

Diadaptasi dari RS Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso (Isolasi pasien transmisi
airborne)
Ditetapkan di : Denpasar
Pada Tanggal : 03 Oktober 2014
Rumah Sakit Umum Puri Raharja
Direktur Utama,
dr. I Nyoman Sutedja,MPH

Anda mungkin juga menyukai