Anda di halaman 1dari 31

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Analisis Aktivitas Operasi

DISUSUN OLEH :

1. NURHAYATI

43211120296

2. Adi
3. ARIF RAHMAT
4. SUSANTO PURBA

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA

43212110205
4321xxxxxxxx

1. PENGUKURAN LABA
a. Konsep Laba - Pengulangan
Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasi usaha. Tujuan utama
laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba dihitung dengan
komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah. Pada Bab 2, Kita telah
mengenal konsep ekonomi dan akuntansi dari laba serta membedakannya dari
arus kas. Pada bagian ini, kita akan mengulang kembali permasalahan paling
penting, namun demikian kami merekomendasikan agar para pembaca melihat
kembali
baguan di Bab 2 sebelum melanjutkan dengan pembahasan
pengukuran laba.
Sebagai pengulangan, terdapat dua konsep alternatif laba, laba ekonomi dan
laba tetap. Laba Ekonomi (economic income ) mengukur perubahan bersih
kekayaan pemegang saham selama satu periode dan pada umumnya sama
dengan arus kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas
yang diharapkan terjadi dimas depan. Laba Tetap (permanent income)
merupakan suatu estimasi dari rata-rata laba stabil yang diharapkan yang
diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usianya dengan
mempertimbangkan kondisi usaha nya saat ini. Secara konsep, laba tetepa (atau
disebut juga laba berkelanjutan atau laba berulang ) mirip dengan kemampuan
menghasilkan laba yang dapat dipertahankan ( sustainable earning ), dimana
perhitungannya menjadi tugas utama analisis. Jika laba ekonomi mengukur
perubahan nilai pemegang saham, maka laba tetap merupakan porposi langsung
dari nilai perusahaan.
Laba akuntansi (yang dilaporkan diukur berdasarkan akuntansi akrual, serta
dihitung dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan biaya dengan
pendapatan yang diakui laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba
ekonomi maupun laba tetap. Sebagai tambahan, laba akuntansi memiliki
masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi karena
diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan manajemen laba, dan
kesalahan estimasi. Karena berbagai alasan tersebut, laba akuntansi yang
divisualisasikan terdiri atas tiga komponen : ( 1 ) Komponen yang tetap atau
berulang ( permanent or reacuarring component ) dimana setiap dolar nilainya
akan sama dengan satu 1/ r dollar dari nilai perusahaan (dimana r adalah biaya
modal ; (2) Komponen Sementara ( Transitory Component, dimana setiap
dollar sebenarnya sama dengan satu dollar nilai perusahaan ; dan ( 3)
Komponen yang tidak relevan terhadap nilai ( Value irrelevan componen ),
yaitu yang tidak relevan untuk valuasi.
Tugas utama analisis adalah mengidentifikasi komponen tetap atau berulang dari
laba yang dilaporkan para pembuat standar memahami akan adanya kebutuhan
untuk memisahkan komponen laba yang berulang dan tidak berulang karena itu,
pos-pos laporan laba rugi disusun dalam urutan yang memungkinkan seorang
analis untuk mengidentifikasi komponen yang tidak berulang. Sebagai langkah
pertama dalam menentukan laba permanen, seorang analis akan menentukan
Laba Inti (core Income ), yaitu laba yang dilaporkan pada periode berjalan

setelah menghilangkan seluruh komponen yang tidak berulang (atau komponen


yang nilainya tidak relevan).
Secara perlahan tetapi pasti , akuntansi mulai mengadopsi model akuntansi nilai
wajar (Fair Value Accounting). Dalam akuntansi nilai wajar, laba yang dilaporkan
secara konsep mirip dengan laba ekonomi dan memasukkan komponen besar
yang tidak berulang dalam bentuk keuntungan atau kerugian belum direalisasi
yang timbul akibat perubahan nilai wajar aset dan kewajibann. Jika akuntansi
nilai wajar semakin banyak diterapkan, maka analisis laba dan pemisahan
komponen tetap akan menjadi tugas yang semakin penting.

b. Mengukur Laba Akuntansi


Pendapatan ( dan keuntungan ) dan beban ( dan kerugian ) merupakan dua
komponen utama laba akuntansi. Bagian ini akan membahas kedua komponen
tersebut. Tampilan 6.1 menunjukkan satu contoh laporan laba rugi umum
dengan pos-pos utama beserta beberapa pengukuran laba alternatif.

Pendapatan dan Keuntungan

Pendapatan (revenue) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas
masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktifitas usaha perusahaan yang
masih berlangsung. Pendapatan meliputi arus kas masuk seperti penjualan tunai,
dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit. Keuntungan ( Gain )
merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari
transaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktifitas usaha
perusahaan yang masih ber langsung. Tampilan 6.1 memperlihatkan contoh
keuntungan lebih spesifik, keuntungan penjualan segmen yang dihentikan.
Pembedaan antara pendapatan dan keuntungan didasarkan atas aktifitas usaha
yang sedang berlangsung yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan
diharapkan tetap terjadi selamanya berdasarkan kelangsungan usaha.
Sebaiknya, keuntungan tidak berulang. Perbedaan ini penting bagi analisis,
khususnya ketika menentukan laba yang berkelanjutan.
Metode pengakuan pendapatan dapa memengaruhi laba yang dilaporkan secara
signifikan. Pengakuan pendapatan menjadi semakin rumit karena semakin terkait
dengan aktivitas e- commerce. Pengakuan pendapatan juga merupakan wilayah
yang memiliki panduan standar akuntansi minimal. Kondisi ini memungkinkan
adanya peluang untuk melakukan manajemen laba. Oleh karena itu, analisis
praktik pengakuan pendapatan memiliki arti yang sangat penting dalam analisis
laporan keuangan. Karena alasan tersebut, pengakuan pendapatan akan dibahas
khusus pada bagian akhir bab ini.

Beban dan Kerugian.

Beban (Expense) merupakan arus kas keluar yang terjadi, arus kas yang
akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lalu yang berasal dari
aktifitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Kerugiaan (Losses)
merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang berasal dari aktifitas

sampingan atau insidental suatu perusahaan. Akuntansi beban dan


kerugian sering kali melibatkan penilaian jumlah dan alokasi atas periode
pelaporan. Waktu merupakan saat beban dan kerugian tersebut terjadi,
yang sering terjadi berdasarkan kaitannya dengan pendapatan yang
dihasilkan.
Masalah penting lainnya adalah penangguhan biayan (atau alokasi
sepanjang beberapa periode). Akuntan mengapitalisasi biaya yang
manfaatnya akan direalisasikan sepanjang beberapa periode. Biaya ini
secara sistematis akan dialokasikan keperiode-periode mendatang.
Sebaliknya, banyak biaya diakui pada periode yang sama ketika biaya
tersebut terjadi. (arus kas keluar untuk biaya atau kerugian tidak selalu
terjadi bersamaan saat bebab dan kerugian diakui).
c. Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Laba
Klasifiksi laba secara tepat penting artinya dalam analisis. Laba dapat
diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama : (1) operasi dan nonoperasi serta (2) berulang dan tidak berulang. Sering kali, dua dimensi
klasifikasi ini digunakan secara bersamaan. Misalnya, beberapa analis
(dan juga beberapa perusahaan) mengacu pada pengukuran laba yang
mengeluarkan seluruh pos tidak berulang sebagai laba operasi. Meskipun
benar bahwa sebagian besar komponen laba operasi cenderung berulang,
tetap harus dipahami bahwa kedua klasifikasi ini memiliki perbedaan yang
jelas, baik dalam sifat maupun tujuannya. Misalnya, pos tidak berulang
seperti kerugian persediaan akibat kebakaran merupakan kerugian
operasi. Begitu pula pos non-operasi seperti beban bungan yang sifatnya
berulang. Klasifikasi operasi dan non-operasi, terutama, bergantung pada
sumber pendapatan atau beban yaitu apakah timbul dari operasi
perusahaan yang masih berlangsung atau dari transaksi-transaksi efek
atau aktifitas pendanaan. Klasifikasi berulang atau tidak berulang
terutama bergantung pada perilaku dari pendapatan atau beban yaitu
apakah diharapkan akan terus terjadi atau hanya terjadi satu kali. Penting
bagi analis untuk melihat perbedaan diantara kedua alternatif klasfikasi
ini. Tampilan 6.2 memperlihatkan perbedaan dimensi klasifikasi laba ini.
-

Laba Berulang dan Tidak Berulang

Perlunya mengklasifikasikan komponen laba berulang dan tidak berulang


berasal dari kebutuhan untuk menentukan komponen laba tetap dan
sementara. Pada bagian ini, kita akan membahas pengukuran laba
alternatif yang disajikan dalam laporan keuangan dan dampaknya
terhadap analisis.

Pengukuran Laba Akuntansi Alternatif. Laporan laba rugi biasanya


menyajikan tiga pengukuran laba alternatif : (1) Laba Bersih, (2)
Pendapatan komperhensif, dan (3) Laba yang masih berlangsung. Laba
Bersih (Net Income) dianggap sebagai hasil akhir pengikuran laba,
meskipun pada kenyataannya tidaklah demikian. Prinsip-prinsip akuntansi
yang berlangsung umum ( generally Asset Accounting Principels GAAP)
memperkenankan sejumlah peyesuaian langsung terhadap ekuitas yang
disebut pos surplus kotor (Dirty Surplus), tanpa melalui laporan laba rugi.
SFAS 130 mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan pengukuran laba
alternatif yang disebut pendapatan komperhensif Pendapatan
Komperhensif ( comprehensife incime) mencerminkan hapir semua
perubahan pada ekuita yang tidak berasal dari aktifitas pemilik (seperti
ddeviden atau penerbitan saham). Hal ini berarti pendapatan
komprehensif merupakan pengukuran laba baris terbawah dan merupakan
perkiraan akuntanasi atas laba ekonomi. Sayangnya perusahaan
diperkenankan untuk menyajikan pendapatan komprehensif dalam
laporan perubahan ekuitas dan bukan laporan laba rugi. Namu , laporan
laba rugi dalam tampilan 6.1 menyajikan kedua pengukuran laba diatas.
Pendapatan komprehensif berbeda dengan laba bersih karena laba ini
mencerminkan keuntungan dan kerugian atas kepemilikan yang belum
direalisasi, penyesuaina translasi ( penjabaran valuta asingdan tambahan
penyesuaian kewajiban pensiun minimum (yang tidak dilaporkan adalah
keuntungan dan kerugian derivatif yang juga memengaruhi laba
komprehensif).
Akuntan juga menyajikan pengukuran laba sementara yang disebut laba
dari operasi yang masih berlangsung. Laba dari operasi yang masih
berlangsung (continuing income) merupakan suatu pengukuran yang
mengeluarkan pos luar biasa, dampak komulatif perubahan akuntansi,
dan dampak penghentian operasi. Karena alasan ini, laba dari operasi
yang masih berlangsung sering disebut laba sebelum dampak komulatif
perubahan akuntansi dan kombinasinya. Perusahaan yang tidak memiliki
komponen diatas tidak perlu melaporkan laba dari operasi yang masih
berlangsung. Tampilan 6.1 menyajikan laba dari operasi yang masih
berlangsung pada satu baris terpisah.
Implikasi Analisis, Standar akuntansi mewajibkan pengukuran laba
alternatif hingga para pemakai laporan keuangan dapat mengidentifikasi
komponen laba yang berkelanjutan dan yang tidak. Banyak analisis lebih
menyukai pengukuran laba yang sesuai dengan salah satu pengukuran
yang dilaporkan atau beberapa variasi yang mengeluarkan (atau
memasukkan) pos tertentu. Timbul perdebatan tentang apa yang
termasuk dalam pengukuran laba yang benar.
-

Laba Operasi dan Non Operasi

Laba Operasi (operating income) merupakan suatu pengukuran


laba perusahaan yang berasal dari aktifitas operasi yang masih
berlangsung. Terdapat tiga aspek penting dalam laba operasi.
Pertama, laba operasi hanya berkaitan dengan laba yang bersal dari
aktifitas operasi. Karena itu, setiap pendapatan (dan laba) yang
tidak berhubungan dengan operasi usaha bukanlah menjadi bagian
laba operasi. Kedua, ini berhubungan dengan yang pertama, laba
operasi berfokus pada laba perusahaan secara keseluruhan dan
bukan hanya untuk pemilik utang dan ekuitas. Artinya, penapatan
dan beban pendanaan (terutama beban bunga) akan dikeluarkan
ketika mengukur laba operasi. Ketiga, laba operasi hanya berkaitan
dengan aktifitas usaha ysng berlangsung. Artinya setiap laba atau
rugi yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan akan
dikeluarkan dari laba operasi.
Laba non-operasi (nonoperating income) mencakup seluruh
komponen laba yang tidak termasuk dalam operasi. Laba ini
terkadang berguna ketika kita menganalisis laba non-operasi untuk
memisahkan komponen yang berkaitan dengan aktifitas pendanaan
dari yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.
Implikasi Analisis . kegunaan laba operasi muncul dari satu tujuan
penting dalam pendanaan perusahaan, yaitu keinginan untuk
memisahkan
keputusan
investasi
(dan
operasi),
seperti
penganggaran modal, dari keputusan pendanaan seperti kebijakan
deviden. Karena tujuan ini, kita perlu menentukan suatu pengukuran
laba perusahaan komperhensif yang independen terhadap
keputusan pendanaan dan investasi efek perusahaan. Laba operasi
merupakan salah satu pengukuran itu. Perhatikan bahwa laba
operasi sebelum pajak sama dengan laba sebelum beban bunga dan
pajak (earning before interest and taxes- EBIT), sementara laba
operasi setelah pajak sama dengan laba bersih operasi setelah
pajak (net operating profit after taxes-NOPAT).
Pendapatan Komperhensif
GAAP telah lama mendukung konsep pendapatan komperhensif atau
lengkap, dimana angka laba pada total baris bawah terkait dengan
ekuitas didalam neraca- atau laba baris terbawah mencerminkan
seluruh perubahan ekuitas pemegang saham yang berasal dari
transaksi selain transaksi pemilik.
Mengukur Pendapatan Komperhensif Seperti yang dinyatakan
dalam SFAS 130, pendapatan komperhensif dihitung dengan
menyesuaikan laba bersih dengan pos surplus kotor yang jika
digabungkan akan menjadi pendapatan komprehensif lainnya.
Implikasi Analisis . pentingnya pendapatan komprehensif bagi
analisis laporan keuangan timbul karena pendapatan komprehensif
merupakan perkiran akuntansi atas laba ekonomi. Pendapatan
komprehensif merupakan perkiraan akuntansi atas laba ekonomi.

Pendapatan komprehensif lebih disukai dari pada laba bersih., di


mana yang terakhir dikatakan tidak memperkiraan laba ekonomi
dan laba yang dapat berkelanjutan.
2. POS YANG TIDAK BERULANG
a. Pos Luar Biasa
Pos luar biasa dibedakan dari sifatnya yang tidak lazim dan
jarang terjadi. Sebelum SFAS 145 (yang berlaku efektif untuk
tahun fiskal bulan Mei 2002) diberlakukan. Sebagian besar pos
luar biasa merupakan keuntungan dan kerugian akibat bencana
alam dan penyerahan aset. Walaupun demikian, proporsi
perusahaan perusahaan yang melaporkan pos luar biasa telah
mengalami penurunan yang signifikan. Menurut standar
akuntansi yang berlaku saat ini, hal inidikarenakan keuntungan
dan kerugian yang berhubungan dengan penghapusan utang
harus bersifat tidak lazim dan jarang terjadi (lihat pembahasan
kita tentang persyaratan ini nanti) agar dapat diklasifikasikan
sebagai pos luar biasa. Penjadwalan kembali utang umumnya
tidak memenuhi kedua persyaratan tersebut.
-

Akuntansi Pos Luar Biasa


Untuk dapat memenuhi persyaratan luar biasa, suatu pos harus
memiliki sifat yang tidak lazim dan jarang terjadi. Persyaratanpersyaratan tersebut didefinisikan sebagai berikut.
Sifat yang tidak lazim (unusual nature). Suatu peristiwa
atau transaksi tidak normal dan tidak berhubungan, atau
hanya kebutulan berhubungan dengan aktivitas rutin dan
umum perusahaan.
Jarang terjadi (infrequent occurence) suatu peristiwa atau
transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan akan terjadi
dalam jangka pendek.
- Analisis Pos pos Luar Biasa
Pos luar biasa bersifat tidak berulang. Oleh karena itu, seorang
analis akan mengeluarkan pos luar biasa ketika menghitung laba
tetap. Pos luar biasa juga dikeluarkan dari laba ketika melakukan
perbandingan antar waktu atau
antar perusahaan. Namun,
meskipun pos luar biasa bersifat sementara, pos ini menghasilkan
biaya (atau keuntungan) bagi perusahan. Oleh sebab itu, seorang
analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika
menghitung laba ekonomi.
b. Operasi yang Dihentikan
Perusahaab terkadang melepas suatu divisi atau lini produk. Saat
pelepasamn terkait segmen usaha yang dapat diidentifikasi

secara terpisah ini terjadi, diperlukan perlakuan akuntansi khusus


pada laporan laba rugi. Satu standar baru (SFAS 1440)
memperluasa perlakuan ini sehingga memasukkan seluruh
komponen suatu entitas (dan bukan hanya satu segmen usaha).
Komponen satu entitas itu terdiri atas operasi (dan arus kas )
yang dapat dibedakan secara jelas, baik secara operasional
maupun untuk tujuan pelaporan keuangan, dari usaha yang lain.
- Ananlisis Operasi yang Dihentikan
Analisis beroperasi pada keputusan dan masa depan. Karena itu
untuk tujuan analisis, seluruh dampak ooperasi yang dihentikan
harus dikeluarkan dari laba berjalan dan masa lalu. Aturan ini
berlaku tranpa melihat apakah tujuan analisis adalah menghitung
laba ekonomi atau tetap atau menghitung laba operasi atau nonoperasi. Penyesuaian bersifat langsung untuk tahun berjalan dan
dua
tahun
sebelumnya
karena
perusahaan
diwajibkan
menyajikan kembali laporan laba rugi dan melaporkan laba rugi
atau rugi operasi yang dihentikan secara terpisah. Informasi
seperti ini tidak tersedia untuk tahun tahun sebelumnya.
c. Perubahan Akuntansi
Perubahan dapat mengubah metodde dan asumsi yang
mendasari laporan keuangan karena beberapa alasan. Terkadang
metode akuntansi diubah karena adanya standar akuntansi baru.
Pada kesempatan lain, metode dan /atau asumsi akuntansi
diubah untuk dapat mencerminkan perubahan aktivitas atau
kondisi usaha secara lebih baik.
- Pelaporan Perubahan Akuntansi
Perubahan Prinsip Akuntansi. Perubahan prinsip akuntansi
terjadi ketika perusahaan berpindah dari satu prinsip akuntansi
yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum
lainnya. Istilah prinsip akuntansi mengacu pada standar dan
praktik akuntansi yang digunakan serta metode penerapanna.
Aslah satu contoh perubahan prinsip akuntansi adalah perubahan
metode penyusutan dari garis lurus menjadi dipercepat.
perubahan
Estimasi
Akuntansi.
Akuntansi
akrual
membutuhkan estimasi beberapa hal, seperti masa manfaat
asset, biaya garansi, keusangan persediaan, asumsi pension,dan
piutang tidak tertagih. Seluruhnya dapat disebut estimasi
akuntansi. Estimasi akuntansi merupakan perkiraan yang
didasrkan pada kondisi masa depan yang tidak diketahui. Karena
itu, estimasi akuntansi dapat berubah. Berikut beberapa
persyaratan akuntansi dan pengungkapan yang harus dilakukan
ketika terjadi perubahan estimasi akuntansi.
Penerapan prospektif (Prospective application)
perubahan diterapkan pada periode dimana perubahan

terjadi, dan bila memungkinkan, periode-periode masa


depan pada dan ketika suatu dampak terjadi (tidak ada
penyajian kembali secara retroaktif)
Pengungkapan pada catatan ( note disclosure)
mengungkapkan dampak perubahan terhadap laba bersih
dan laba sebelum pos luar biasa ( termasuk laba per
saham) hanya untuk periiode berjalan, bahkan meskipun
perubahan tersebut memengaruhi periode mendatang.

- Analisis Perubahan Akuntansi


Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seorang analisis
ketika menganalisis perubahan akuntansi. Pertama, perubahan
akuntansi bersifat kosmetik dan tidak memiliki konsekuensi arus
kas baik saat ini maupun masa depan. Artinya, kondisi keuangan
perusahaan tidak terpengaruh oleh perubahan akuntansi. Kedua,
meskibersifat kosmetik, perubahan akuntasni terkadang dapat
mencerminkan realitasa ekonomi secara lebih baik. Ketiga,
seorang analis harus waspada terhadap manajemen laba.
Manajemen laba bukanlah masalah besar saat standar bari
diterapkan meskipun manajer mungkin mencari waktu yang
paling tepat untuk menerapkan standar teesebut pada periode
yang dampaknya paling menguntungkan (atau paling tidak
merugikan).
d. Pos Khusus
Pos khusus (special item) mengacu pada transaksi dan peristiwa
yang tidak lazim atau jarang terjadi, tetapi bukan kedua
duanya. Pos ini biasanya dilaporkan sebagai baris terpisah dalam
laporan laba rugi sebelum laba dari usaha yang masih
berlangsung. Sering kali, pos khusus merupakan pos tidak rutin
yang tidak memenuhi persyartan untuk diklasifikasikan sebagi
pos luar biasa.
- Penurunan Nilai Aset
Penurunan Nilai Aset Jangka Panjang. Aset jangka Panjang
(long lived assets) dinyatakan mengalami penurunan nilai jika
nilai wajarnya ) nilai pasar atau nilai setelah digunakan
perusahaan) lebih rendah dibandingkan nilai tercatat (nilai buku
pada neraca ). Penurunan nilai asset terjadi karena banyak
alasan, antara lain penurunan nilai pasar asset, penurunan
permintaan atas prodeuk asset perusahaan. Penurunan nilai aset
merupakan
produk
sampingan
konservatisme

memperkenankan dilakukan nya penambahan nilai aset.


- Beban Restrukturasi

Berbeda dengan penurunan nilai aset, beban restrukturasi


biasanya berhhubungan dengan perubahan besar dalam usaha
dan strategi perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti
reorganisasi besar-besaran, termasuk dinvestasi unit usaha,
penghentian perjanjian kontraktual, penghentian lini produk,
perampingan
karyawan,
perubahan
manajemen
dan
penghapusan nilai aset yang sering kali bersamaan dengan
investasi baru dalam bentuk pabrik, peralatan, dan tenaga kerja.
Restrukturisasi sering kali menimbulkan biaya.
- Analisi Pos Khusus
menganalisis pos khusus adalah tugas penting dan menantang
dalam analisis akuntansi. Penggunaan estimasi menciptakan
adanya peluang untuk melakukan manajemen laba. Tantangan
lain adalah pemahaman dasar ekonomi suatu pos khusus,
khususnya bebabn restrukturisasi. Arti penting pos khusus timbul
karena frekuensi dan dampaknya terhadap laba bersih periode
lalu, saat ini , dan masa depan. Bagian ini akan menjelaskan
penyebab pos khusus menjadi alat yang popular bagi
manajemen laba.

3. PENGAKUAN PENDAPATAN
4. BEBAN YANG DITANGGUHKAN

5. KOMPENSASI TAMBAHAN UNTUK KARYAWAN


Bagian ini akan membahas akuntansi,analisis, dan interpretasi
kompensasi tambahan untuk karyawan dengan menekan pada opsi
saham karyawan.
a. Tinjauan atas Kompensasi Tambahan untuk Karyawan
Tekanan social, persaingan, dan kelangkaan karyawan yang
berbakat telah menimbulkan kenaikan kompensasi tambahan
untuk karyawan selain gaji. Beberapa tunjungan seperti uang
cuti, bonus, pembagian keuntungan, dan asuransi kesehatan
atau jiwa yang dibayar perusahaan dapat diidentifikasi dengan
periode saat kompensasi diterima atau diberikan. Beban yang
dapat diidentifkasi ini tidak memiliki masalah pengakuan dan
akrual akuntansi. Kompensasi tambahan lain, karena sifatnya
sementara dan tidak terduga, tidak sesuai dengan pengakuan
akuntansi penuh atau tepat waktu. Beberapa kompensasi
tersebut beserta akuntansinya diuraikan sebagai berikut.

- Kontrak kompensasi yang ditangguhkan (deferred


compensation contract)
Merupakan janji untuk membayar karyawan di masa mendatang,
beberapa dengan syarat tertentu.
- Hak apresiasi saham (Stock Apprecciation Rights-SAR)
Merupakan hak atas sejumlah tertentu saham yang diberikan
kepada karyawan.
b. Opsi Saham Karyawan
Opsi saham karyawan ( Employee Stock Options-ESO) atau
disebut juga kompensasi bebasis saham
bisa dikatakan
merupakan bentuk kompensasi insentif yang paling popular. Ada
benyak alasan dibalik popularitas ini.
- Karekteristik Opsi Saham Karyawan
Opsi karyawan merupakan kesempatan kontraktual yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dapat membeli
saham perusahaan dalam jumlah tertentu dimas mendatang.
- Biaya Ekonomi dan Manfaat ESO
Terdapat manfaat dan biaya ekonomi untuk ESO. Manfaat utama
ESO adalah potensi kenaikan nilai perusahaan yang berasal dari
dampak insentif terhadap perilaku karyawan. ESO bertujuan
menyampaikan insentif karayawan dan perusahaan dengan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk ikut
berpartisipasi alam penciptaan kekayaan pemegang saham.
- Akuntansi dan Pelaporan ESO
Terdapat dua masalah akuntansi utama yang berhubungan
dengan ESO : (1) dilusi laba per lembar saham (EPS) dan (2)
pengakuan biaya opsi saham karyawan sebagai beban dalam
laba berjalan.
- Pengakuan Opsi Saham Karyawan
Perhitungan laba per lembar saham hanya memperhitungkan
dampak opsi dilutif dalam perhitungan laba per lembar saham
dilusian. Opsi yang tenggelam (memiliki harga eksekusi di atas
harga pasar) dikeluarkan dari perhitungkan laba perlembar
saham dilusian (dianggap antidilutif).
- Analisis Opsi Saham Karyawan
Dampak manfaat (jika ada) akan dicatat dalam laba melalui
pendapatan lebih tinggi atau biaya lebih rendah yang timbul dari
pekerja yang lebih termotivasi. Oleh sebab itu , mengaiktkan
biaya pemberian ESO dengan manfaat ini dianggap sebagai
sesuatu yang masuk akal. Ini sama persis dengan akuntansi
menurut SFAS 123 (R)

6. BIAYA BUNGA
Bunga (interest) merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga
merupakan kelebihan kas yang dibayar atau ditagihkan atas jumlah
uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan. Bunga ditentukan oleh
beberapa faktor, dan faktor terpenting adalah risiko kredit (utang tidak
dapat dibayar) dari pinjaman. Beban bunga ditentukan oleh tingkat
bunga, pokok pinjaman, dan jangka waktu.
a. Perhitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan
untuk pendanaan melalui utang, termasuk pada obligasi, amortisasi
diskon, atau premium. Kesulitan akan timbul saat perusahaan
mengeluarkan utang konversi atau utang dengan waran. Pada kasus
utang konversi, praktik akuntansi menganggap utang tidak terpisah dari
fitur ekuitas. Karena itu, tidak ada bagian penerimaan dari penerbitan
obligasiyang diakui sebagai fitur konversi.
b. Kapitalisai Bunga
Bunga utang konversi saat ini masih kontroversial. Beberapa
berpendapat bawha mengabaikan nilai hak konversi dan menggunakan
tingkat bunga obligasi sebagai ukuran bunga akan mengakibatkan biaya
bunga sesungguhnya, sedikit berlawanan denga pendapat ini adalah
penghitungan laba per lembar saham dilusian menggunakan jumlah
saham yang dapat diterbitkan pada kondisi terjadi konversi atas uang
yang dapat dikonversi. Efek ini memberikan beban tambahan pada
tingkat bunga melalui dilusi laba per lembar saham. Kapitalis bunga
tercakup dalam biaya aset dan menjadi beban melalui penyusutan dan
amortisasi.
c. Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan merupakan biaya penting dalam usaha.
Memahami akuntansi pajak penghasilan penting untuk keberhasilan
analisis laporan keuangan.

PAJAK PENGHASILAN

a. Akuntansi Pajak Penghasilan


- Perbedaan temporer dan tetap

Akuntasi pajak penghasilan timbul karena aturan untuk menghitung


laba kena pajak/utang pajak, didasarkan pada peraturan pajak yang
berlaku. Aturan ini berbeda dari aturan untuk menghitung laba yang
dilaporkan menurut GAAP yang menjadi dasar laporan keungan.
Peraturan perpajakan lebih mendekati akuntansi basis kas, yang
memeperkenalkan lebih sedikit jumlah akrual daripada yang
diperkenalkan dalam GAAP.
Aturan untuk menghitung akrual tertentu, seperti penyusutan , dalam
peraturan pajak juga berbeda dari GAAP. Peraturan pajak
memperkenankan dikecualikan atau dikurangkannya pos-pos tertentu
yang tidak memiliki dasar ekonomi yang riil (misalnya pendapatan
bunga dan beberapa jenis obligasi yang dikeluarkan untuk kepentingan
pajak). Kantor pajak tidak memberikan pengembalian untuk obligasi
bersih, sebaliknya rugi ini akan dibawa ke periode berikutanya dan
dikurangi dengan laba yang terjadi diperiode masa depan. Karena
alasana tersebut, laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat
jauh berbeda dari laba kena pajak (taxable income), oleh karena itu
perusahaan membuat dua pembukuan akuntansi, satu untuk pelaporan
keuangan (buku GAAP) dan satu untuk akuntansi pajak (buku
pajak). Perbedaan antara laba pajak dan GAAP pada intinya terbagi
dua, temporer dan tetap,
Temporer (temporary differences), seperti namanya, merupakan
perbedaan yang bersifat sementara (temporer) dan diharapkan akan
dibalik dimasa depan. Perbedaan ini terutama merupakan perbedaan
waktu
antara
akuntansi
pajak
dan
GAAP.
Misalnya
GAAP
memperkenankan perusahaan membeukukan beban retrukturisasi
untuk taksiran biaya retrukturisasi yang biasa berlangsung selama
bertahutahun, sementara paeraturan perpajakan memeprtkenankan
pengurangan hanya ketika biaya restrukturisasi benar-benar terjadi.
Perbedaan temporer akan diperhitungkan menggunakan penyesuaian
pajak tangguhan.
Perbedaan tetap (permanent differences) perbedaan ini terjadi
karena peraturan pajak dan GAAP memiliki perbedaan yang
fundamental dalam memeperlakukan pos-pos tertentu. Misalnya,
pendpatan bunga dari beberapa obligasi daerah tertentu tidak
dikenakan pajak dan karenanya tidak dimasukan dalam perhitungan
laba karena pajak, sementara pendapatan ini dimasuka ketika
menghitung GAAP.
Perbedaan tetap tidak diperhitungkan untuk laporan keuangan; sebagai
gantinya, perbedaan ini diperhitungkan sebagai faktor tariff pajak
efektif (effective tax rate), yaitu tariff pajak aktual yang dibayra oleh
usaha sepanjang periode. Tariff pajak efektif yaitu tariff pajak aktual
yang dibayar oleh usaha sepanjang periode. Tatif pajak efektif dapat
berbeda dari tariff pajak wajib (statutory tax rate), yang besaranya
saat ini 35% untuk perseroan di AS karena perbedaan tetap.

PERBEDAAN TEMPORER
Diakui Pajak Lebih Dulu daripada GAAP
GAAP lebih Dulu daripada PAjak
Pendapatan

Diakui
Pendapatan

1. Penerimaan penghasilan dicatat di muka


akrual dalam GAAP
2. Pendapat sewa diterima di muka
akuntansi investasi
3. Kontrak jasa dibayar di muka
4. Royalti yang diterima di muka
produk

1. Penjualan cician metode


2. Metode ekuitas dari
Pengeluaran
1. Beban/kewajiban garansi

Pengeluaran

2.Tunjangan pension

1. Penyusutan yang dipercepat untuk pajak


tertagih
2. Kapitalisasi biaya tertentu
persedian,
property,pabrik dan peralatan
5. Beban restruktulisasi
6. Beban sewa modal
7. Rugi pajak dibawah kedepan

3. Penyisihan piutang tidak


4. Penurunan nilai asset,

PERBEDAAN TETAP
1. Pendapatan bunga dari obligasi bebas pajak tidak diakuioleh peraturan
pajak.
2. Kredit pajak
3. Pajak atas laba yang belum diterima dari anak perusahaan diluar negri
4. Pengurusan dividen ESOP
5. Laba luar negri yang dikenakan pajak dengan tarif pajak yang berbeda
dari tarif pajak
6. Tunjangan kesehatan yang diberikan oleh pihak medis.

- Pajak Tangguhan
Perbedaan temporer dapat menyebabkan laba kena pajak sangat jauh
berbeda dari lab sebelum pajak yang dihitung berdasarkan GAAP. Oleh
sebab itu, pembebanan kewajiban pajak aktual tahun tersebut (yang
dihitung menggunakan laba kena pajak) terhadpa laba GAAP sebelum
pajak menggar prinsip dasar pengaitanakuntansi dan menghasilkan
laba setelah pajak yang tidak stabil, bahkan tidak berarti.
Penyesuaian pajak tangguhan (deferred tax adjustment). Dasar
penyesuaian pajak tangguhan adalah untuk dapat mengaitkan beban
pajak periode dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan menurut
GAAP secara lebih baik. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan
menciptakan pos neraca yang penting yang disebut asset pajak

tangguhan (deferred tax asset) atau kewajiban pajak tangguhan


(deferred tax liabilities).
Contoh pajak tangguhan
perusahaan membeli aset senilai $30.000, yang akan sepenuhnya
disusutkan dibuku GAAP dalam waktu tiga tahun. Namun, peraturan
pajak memperkenankan aset ini disusutkan selama periode dua tahun
lebih cepat. Perusahaan juga membukukan laba sebelum penyusutan
dan pajak sebesar $25.000 per tahun dari penggunaan aset.
Karena aset disusutkan selama periode dua tahun pertama, laba kena
pajak selama dua tahun pertama ($10.000 per tahun) akan jauh lebih
rendah dari pada tahun ke tiga ($25.000). karena itu, wajib pajak dalam
dua tahun pertama ($3.500 per tahun) juga jauh lebih rendah dari pada
tahun ketiga ($8.750). Akan tetapi, menurut GAAP, laba kena pajak
akan sama ($15.000) pada tiap-tiap tahun dan konsisten dengan kinerja
ekonomi yang tidak berubah selama tiga tahun tersebut.
Jika kita menggunakan kewajiban pajak berdasarkan peraturan pajak
sebagai beban pajak dalam buku GAAP maka laba bersih yang
dilaporkan masing-masing adalah $11.500, $11.500, dan $6.250. sudah
pasti angka ini tidak menggambarakan kinerja ekonomi yang tidak
berubah selam tiga tahun. Karena itu, dalam buku GAAP, kita akan
mengaitkan beban pajak (cadangan pajak) tahun tersebut dengan laba
GAAP sebelum pajak; pengaitan ini menunjukan cadangan pajak setiap
tahun seharusnya adalah $5.250 (35% dari $15.000). Karena itu, kita
menaikan cadangan pajak secara manual pada dua tahun ketiga.
Penyesuaian manual ini disebut penyesuaian pajak tangguhan.
Penyesuaian pajak tangguhan ini akan mengurangi laba sehingga laba
ditahan sebagai kompensasinya (untuk menyeimbangkan neraca),
kita harus membuat pajak tangguhan sebesar $1.750 dan $3.500 pada
akhir tahun ke -1 dan ke-2 yang seharusnya akan dibalik pada tahun ke3
Berikut skenario pembuataan aset pajak tangguhan. Khususnya, kita
melihat satu situasi dimana perusahaan mengeluarkan beban
restrukturisasi sebesar $30.000 pada tahn ke-1. Namun peraturan pajak
memperkenan beban ini hanya bisa dikurangkan sepanjang waktu tiga
tahun ketika benar-benar terjadi ($10.000 pertahun).
ILUSTRASI AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN
Kewajiban pajak tangguhan : penyusutan GAAP garis lurus 3
tahun; penyusutan pajak garis lurus 2 tahun
T
a
h

BUKU PAJAK
T
T
a
a
h
h

T
ot
al

T
a
h

BUKU GAAP
T
T
a
a
h
h

T
o
t

La
b
a
se
b
el
u
m
p
e
n
y
us
ut
a
n
d
a
n
p
aj
ak
b
e
b
a
n
p
e
n
us
ut
a
n
la
b
a
se
b
el
u
m
p
aj
ak
(a
)
Ut
a
n
g
p

u
n
I

u
n
II

u
n
III

u
n
I

u
n
II

u
n
III

al

2
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

7
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

7
5.
0
0
0

1
5.
0
0
0

1
5.
0
0
0

3
0.
0
0
0

1
0.
0
0
0

1
0.
0
0
0

1
0.
0
0
0

3
0.
0
0
0

1
0.
0
0
0

1
0.
0
0
0

2
5.
0
0
0

4
5.
0
0
0

1
5.
0
0
0

1
5.
0
0
0

1
5.
0
0
0

4
5.
0
0
0

3.
5
0
0

3.
5
0
0

8.
7
5
0

1
5.
7
5

3.
5
0
0

3.
5
0
0

8.
7
5
0

1
5.
7
5

aj
ak
(3
5
%
)
p
aj
ak
ta
n
g
g
u
h
a
n
C
a
d
a
n
g
a
n
p
aj
ak
(b
)
la
b
a
b
er
si
h
(a
b)
la
b
a
b
er
si
h
ta
n
p
a
p
aj
ak
ta

3.
5
0
0

6.
5
0
0

3.
5
0
0

8.
7
5
0

1
5.
7
5
0

6.
5
0
0

1
6.
2
5
0

2
9.
2
5
0

1.
7
5
0

5.
2
5
0

1.
7
5
0

5.
2
5
0

(
3.
5
0
0
)

5.
2
5
0

1
5.
7
5
0

2
9.
2
5
0

9.
7
5
0

9.
7
5
0

9.
7
5
0

1
1.
5
0
0

1
1.
5
0
0

6.
2
5
0

2
9.
2
5
0

n
g
g
u
h
a
n

Penyesu
aian
Pajak
Tangguh
an

Laba
sebelum
pajak
(buku
GAAP)

Laba
sebelum
pajak
(buku
pajak)

Perbeda
an

Penyesuaian
pajak tangguhan
(35%)
Kewajiba
n pajak
tangguha

T
a
h
u
n

T
a
h
u
n

I
I

1
5
.
0
0
0

1
5
.
0
0
0

1
0
.
0
0
0

1
0
.
0
0
0

5
.
0
0
0

5
.
0
0
0

1
.
7
5
0

1
.
7
5
0

1
.

3
.

T
a
h
u
n
II
I
1
5
.
0
0
0
2
5
.
0
0
0
(
1
0
.
0
0
0
)
(
3
.
5
0
0
)
-

7
5
0

5
0
0

- Aset pajak tangguhan : beban restrukturisasi GAAP pada


tahun pertama; pengeluaran restrukturisasi pajak disebar
selama 3 tahun

T
a
h
u
n
I
La
b
a
se
b
el
u
m
p
e
n
y
us
ut
a
n
d
a
n
p
aj
ak
B
e
b
a
n
p
e
n
us

BUKU PAJAK
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
II
II
I

2
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

1
0.
0
0
0

1
0.
0
0
0

2
5
.
0
0
0
1
0
.
0
0
0

BUKU GAAP

T
o
t
al

T
a
h
u
n
I

T
a
h
u
n
II

T
a
h
u
n
III

T
o
t
al

7
5.
0
0
0

2
5
.
0
0
0

2
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

7
5.
0
0
0

3
0.
0
0
0

3
0.
0
0
0

3
0
.
0
0
0

ut
a
n
La
b
a
se
b
el
u
m
p
aj
ak
(a
)
Ut
a
n
g
p
aj
ak
(3
5
%
)
Pa
ja
k
ta
n
g
g
u
h
a
n
C
a
d
a
n
g
a
n
p
aj
ak
(b
)
La
b
a
b

1
5.
0
0
0

1
5.
0
0
0

1
5
.
0
0
0

5.
2
5
0

5.
2
5
0

5
.
2
5
0

4
5.
0
0
0

(
5
.
0
0
0
)

2
5.
0
0
0

2
5.
0
0
0

4
5.
0
0
0

1
5.
7
5
0

5
.
2
5
0

5.
2
5
0

5.
2
5
0

1
5.
7
5
0

(
7
.
0
0
0
)

3.
5
0
0

3.
5
0
0

8.
7
5
0

8.
7
5
0

1
5.
7
5
0

1
6.
2

1
6.
2

2
9.
2

5.
2
5
0

5.
2
5
0

5
.
2
5
0

1
5.
7
5
0

(
1
.
7
5
0
)

9.
7
5

9.
7
5

9
.
7

2
9.
2

(
3
.

er
si
h
(a
b)
La
b
a
b
er
si
h
ta
n
p
a
p
aj
ak
ta
n
g
g
u
h
a
n

5
0

5
0

2
5
0
)

5
0

5
0

5
0

(
1
0
.
2
5
0
)

1
9.
7
5
0

1
9.
7
5
0

2
9.
2
5
0

Penyesuai
an Pajak
Tangguha
n

T
a
h
u
n
I

T
a
h
u
n
II

T
a
h
u
n
II
I

Laba
sebelum
pajak (buku
GAAP)

(
5
.
0
0
0
)

2
5.
0
0
0

2
5
.
0
0
0

1
5
.
0
0
0

1
5.
0
0
0

1
5
.
0
0
0

(
2

1
0.

1
0

Laba
sebelum
pajak (buku
pajak)
Pe
rb
e

d
a
a
n

0
.
0
0
0
)

0
0
0

.
0
0
0

Penyesuaian pajak
tangguhan (35%)

(
7
.
0
0
0
)

3.
5
0
0

3
.
5
0
0

Kewajiban
pajak
tangguhan

7
.
0
0
0

3.
5
0
0

Masa depan ini sangat bergantung pada perbedaan


temporer yang dibalik di masa mendatang. Sementara, secara
rata-rata, perbedaan temporer memang dibalik dan terdapat
banyak factor yang dapat menghalangi terjadinya pembaloikan
ini. Faktor paling penting yang mencegah pembalikan adalah
pertumbuhan-ketika perusahaan mengalami pertumbuhan,nilai
penangguhan baru yang terjadi dimasa akan mendatang akan
menjadi lebih tinggi dibandingkan pembalikan penagguhan di
masa lalu. Selain itu fator-faktor seperti perubahan peraturan
pajak dan standard akuntansi,inflasi, dan kerugian masa depan
juga dapat memengaruhi pembalikan kewajiban atau aset pajak
tangguhan.
- Akuntansi Pajak Tangguhan
Akuntansi pajak tangguhan diatur oleh SFAS 109. Meskipun
tujuan akuntansi pajak tangguhan adalah mengaitkan beban
pajak dengan laba GAAP sebelum pajak, akuntansi aset pajak
tangguhan mengambil pendeketanm aset kewajiban. Artinya,
pendekatan ini akan menaruh perhatian pada perhitungan pos
neraca , aset, dan kewajiban pajak tangguhan. Beban(atau
cadangan) pajak penghasilan tidak dihitung secxara langsung
melainkan dihitung dari selisih antara perubahan aset dan
kewajiban pajak tangguhan dengan utang pajak.
Pajak tangguhan dihitung secara terpisah untuk setiap
komponen pembayar pajak (tiap entitas atau kelompok entitas
yang dikonsolidasi untuk tujuan perpajakan) dalam setiap
jurisdiksi pajak. Perhitungan termasuk total perhitungan total
kewajiban (aset) pajak tangguhan untuk setiap perbedaan

temporer kena pajak (dan jika ada, rugi operasi dibawa ke masa
depan) menggunakan tariff pajak yang berlaku.
Seluruh aset pajak tangguhan perlu dievaluasi untuk
kemungkinan realisasinya. Penyisihan penilaian harus dibuat
untuk mengurangi aset pajak tangguhan sampai sejauh apa aset
tersebut dianggap memiliki kemungkinan besar (peluang lebih
besar dari 50%)tidak direalisasi. Penghitunbgan penyisihan
penilaian merupakan hal yang subjektif sehingga menjadi sarana
yang tepat bagi manajemen laba.
b. Pengungkapan Pajak Penghasilan
Tampilan 6.14 menyajikan catatan kaki pajak penghasilan
dari laporan tahuanan Dell tahun 2005. Dell melaporkan beban
(cadangan) pajak sebesar
$1.473 juta mencerminkan total
pembayaran pajak (baik dalam negeri maupun luar negeri,
termasuk beban pajak repatriasi yang tidak berulang), dan $(17)
juta merupakan penyesuaian pajak tangguhan. Oleh karena itu
penangguhan sebenarnya mengurangi beban pajak Dell pada
tahun fiscal 2005. Dell juga memberikan rangkuman komponen
aset dan kewajiban pajak
tangguhannya . Kewajiban pajak
tangguhan sebesar $192 juta terutama berasal dari aset tetap
dan berhubungan dengan penggunaan yang dipercepat dalam
buku pajak dan penyusutan garis luru8s untuk pelaporan
keuangan. Aset pajak tangguhan sebesar $623 juta timbul

Catatan Kaki Pajak Pajak mPenghasilan Dell


Cadangan untuk pajak penghasilan adalah sebagai berikut
UNTUK TAHUN FISKAL BERAKHIR
28 Januari 2005

30 Januari 2005

ar

31 Januari 2005

(dalam jutaan)
Dalam negeri
$ 702
Luar negeri
94
Beban repatriasi pajak
--Tangguhan
109
Cadangan pajak penghasilan
$ 1.079
$ 905

$ 984

$ 969

209

132

280

---

(17)

(22)
$ 1.402

Pajak tangguhan dengan jumlah mendekati $2,9 miliar dalam bentuk


kempemilikan anak perusahaan luar bnegeri belum dicadangkan berdasarkan
lebih besar buku karena perbedaan basis ini tidak di harapkan akan dibalik
dalam waktu dekat dan ininya bersifat tetap. Perbedaan basis ini terutama
timbul akibat laba buku anak perusahaan yang belum didistribusikan yang
rencananya akan diinvestasikan kembali moleh Dell untuk selamanya.
Perbedaan basis dapat dibalik jika anak perusahaan dijual, penerimaan deviden

dari anak perusahaan dan juga dari beberapa peristiwa lain. Setelah kredit
pajak luar negeri bersih tersedia,pajak poenghasilan dengan jumlah sekitar
$470 juta akan jatuh tempo saat pembalikan basis lebih besar dari buku ini.
TAHUN FISKAL YANG BERAKHIR
28 Januari
2005

30 Januari 2005

Aset pajak tangguhan


(dalam jutaan)
Pendapatan tangguhan
$ 241
$ 86
Persediaan dan cadangan garansi
$ 232
$ 260
Penurunan nilai investasi dan keuntungan yang belum direalisi
$ 23
$ 39
Cadangan retur produk dan piutang tak tertagih
$ 22
$ 21
Kerugian modal
$6
$ 96
Sewa
$ 69
Lain-lain
$ 99
$ 104
Kewajiban pajak tangguhan
Aset tetap
(156)
(129)
Sewa
(10)
--Lain-lain
(26)
(74)

---

(192)
(203)
Aset pajak tangguhan bersih
$ 431
$ 472
Bagian lancer(termasuk dalam aset lancer laim-lain)
$ 425
$ 339
Bagian tidak lancer (termasuk dalam aset tidak lancer lain-lain)
6
133
Aset pajak tangguhan bersih
$ 431
$ 472
Tarif pajak efektif berbeda dari tariff pajak wajib Pemerintah AS sebagai berikut.
UNTUK TAHUN FISKAL BERAKHIR
28 Januar 2005
Tarif pajak wajib pemerintah AS
35,0%
35,0%
Pajak penghasilan luar negeri yang
(11,6)
(7,3)
Beban repatriasi pajak
6,3
------Lain-lain
1,8
1,3
2,8
Tarif pajak efektif
31,5%
29,0%

30 Januari 200431 Januari 2003

35,0%
dikenakan tariff pajak berbeda
(7,9)

29,9%

Akibat pengauan pendapatan tangguhan dan akrual beban


(persediaan dan cadangan garansi) yang belum dibayar dalam
laporan keuangan sehingga tidak dapat dikurangkan untuk tujuan
pajak. Dell juga belum membuat penyisihan penilaian untuk aset
pajak tangguhan perusahaan karena berharap semua manfaat di
atas akan direalisasi. Aset pajak tangguhan bersih sebesar $431
juta dilporkan pada neraca sebagai aset lancer. Terakhir Dell
memberikan rekonsiliasi antara tariff pajak wajib perusahaan
sebesar 35% dengan tariff pajak efektif sebesar 31,5%. Sebagian
besar berbedaan tetap ini diakibatkan oleh repatriasi laba anak
perusahaan luar negeri yang memiliki tariff pajak yang lebih
rendah pada tahun 2004. Jadi cvatatan kaki atas laporan
keuangan memberikan informasi atas baik itu perbedaan
temporer dan tetap.
c. Analisis Pajak Penghasilan
- Penyesuaian Laporan Keuangan
Kita telah membahas aset (atau kewajiban) pajak tangguhgan
bukanlah bukanlah aset(atau kewajiban) sebenarnya dalam
artian mereka tidak memberikan manfaat masa depan atau
menimbulkan kewajiban masa depan apa pun kepada
perusahaan. Oleh sebab itu, analis menbgeluarkan pos ini dari
neraca ketika melakukan analisis rasio. Misalnya penilai peringkat
kredit seperti Moodys merekomendasikan untuk mengeluarkan
aset atau kewajiban pajak tangguhan ketika menghitung rasio
solvabilitas atau likuiditas seperti rasio utang terhadap ekuitas
atau rasio lancer. Untuk mengeluarkan kewajiban (aset) pajak
tangguhan dari neraca tidak perlu menghilangkannya. Dimanapun
mereka diklasifikasikan dan menyesuaikan jumlah bersih pada
ekuitas. Misalnya, dalam neraca Dell tanggal 28 Januari 2005,kita
perlu mengulangi aset lancer (tidak lancer) sebesar $425 juta ($6
juta) dan sekaligus menurunkan ekuitas pemegang saham
(khususnya laba ditahan) sebesar $431 juta.
- Menghitung Nilai Sekarang Aset dan Kewajiban Pajak
Tangguhan
Aset(kewajiban) pajak tangguhan mencerminkan potensi arusa
kas masa depan yang timbul dari pembalikan perbedaan
temporer. Namun, pembalikan ini dapat terjadi beberapa tahun
kemudian, dimana nilai sekarang dampak arus kas akan jauh
lebih kecil daripada yang tercatat pada neraca. Oleh karena itu,

beberapa analis merekomendasikan aset atau kewajiban ini di


hitung nilai sekarangnya. Untuk menghitungnya kita perlu
memahami sifat setiap komponen aset atau kewajiban tangguhan
dan memperkirakan, secara rata-rata, beberapa tahun lagi
komponen tersebut akan balik. Misalnya, Dell mengklasifikasikan
sebagian besar aset lancar., yang menunjukan bahwa sebagian
besar diperkirakan akan balik dalam waktu satu tahun. Karena itu
kita tidak perlu menghitung nilai sekarang aset atau kewajiban
pajak tangguhan Dell.
- Meramal Arus Kas dan Laba Masa Depan
Pengungkapan pajak penhasilan berguna dalam pelamaran arus
kas masa depan. Kita perlu mempertimbangkan perbedaan tetap
dan temporer dalam peramalan arus kas. Pertama,kita lihat
perbedaan tetap. Kebanyakan buku teks tentang penilaian
merekomendasikan penggunaan tariff pajak wajib (saat ini 35%)
dsalam meramalkan laba atau arus kas masa depan. Traif pajak
wajib berguna dalam memperkirakan tariff pajak marginal, yaitu
tariff ini membantu kita mengidentifikasikan dampak pajak dri
setiap tambahan dolar laba. Tariff ini kurang berguna dalam
tafsiran tariff pajak rata-rata perusahaan. Ini karena perusahaan
mungkin emiliki perbedaan tetap yang dapat menurunkan (atau
dalam kasus yang jarang terjadi, menaikan) tariff pajaknya.
Taksiran tariff pajak rata-rata perusahaan yang baik adalah tariff
pajak efektifnya. Karena lamaran laba(arus kas) perlu
menggunakan tariff pajak rata-rata 9dan buakan marginal), tarif
pajak mefektif akan lebih berguna untuk tujuan ini. Namun tarif
pajak efektif harus digunakan dengan cermat karena tarif ini bisa
jadi9 sangat tidak stabil. Jadi, tarif pajak efektif perusahaan
sepanjangf satu tahun mungkin bukan merupakan taksiran yang
sangat baik bagi tarif pajak efektifnya dimasa depan. Untuk
tujuan ini alis harusnya melihat tarif pajak efektif perusahaan
selama beberapa tahun terakhir untujk menentukan komponen
tetapnya. Menganalisis sifat dari perbedaan tetap juga
bermanfaat karena akan dapat menaksir komponen tetap tarif
pajak efektif secara lebih baik.
Perbedaan temporer (diukur oleh aset atau kewajiban pajak
tangguhan ) berguna dalam pelamaran arus kas (tetapi tidak
dalam pelamaran arus laba). Adanya pajak poerusahaan dimasa
mendatang kemungkiunan akan lebih tinggi (lebih rendah)
daripada cadangan pajaknya. Namun agar informasi ini dapat
digunakan dalam peramalan arus kas, kita perlu memperkirakan
kapan pembalikan diharap akan terjadi. Penting pula untuk

disadari bahwa penangguhan yang sama dapat terjadi dimasa


mendatang, yang dapat menghapuskan dampak pembalikan aset
atau kewajiban pajak tangguhan masa kini.
- Menganalisis Perbedaan Tetap dan Temporer
Menganalisis harus mengevaluasi alas an mengapa tarif pajak
efektiuf berbeda dari tareif pajak wajib dengan melihat komponen
yang
menyebabkan
perbedaan
tersebut.
Khususnya,
mengidentifikasi komponen tidak berulang yang memengaruhi
tarif pajak efektif untuk sementara waktu.

- Manajemen Laba dan Kualitas Laba


Penyisihan penilaina adalah sarana yang popular bagi manajemen
laba. Analisis seharusnya dengan hati-hati melihat setiap
perubahan khususnya penurunan penyisihan penilaian, karena
hal tersebut bisa jadi merupakan usaha untuk melakukan
manajemen laba.

7. LAMPIRAN 6A LABA PER LEMBAR SAHAM :


PERHITUNGAN DAN ANALISIS
Data laba per Lembar saham ( earning per share ) sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi
kinerja operasi dan profitabilitas perusahaan. Fitur utama dalam penghitungan laba per lembar saham
adalah pengakuan dampak dilusi potensial.

a. Struktur Modal Kompleks


Struktur modal sederhana ( simple capital structure ) hanya terdiri atas saham biasa dan efek yang
tidak dapat dikonversi dan tidak memiliki efek dilusi yang potensial. Untuk perusahaan dengan
struktur modal sederhana, diwajibkan satu penyajian laba per lembar saham yang dihitung sebagai
berikut :

Laba bersih Deviden saham preferen


Laba per saham dasar = ---------------------------------------------------------Rata-rata tertimbang saham biasa beredar

b. Struktur Modal Kompleks

Perusahaan dianggap memiliki struktur modal kompleks jika perusahaan memiliki efek berpotensial
dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi, waran, dan perjanjian pengeluaran saham yang sejenis.
Lebih dari 25 % perusahaan yang sahamnya diperdagangkan untuk umum memiliki efek berpotensi
dilusi.

- Laba per lembar saham Dasar


Laba per lembar saham dasar untuk perusahaan dengan struktur modal yang kompleks serupa dengan
perhitungan untuk perusahaan dengan struktur modal yang sederhana.

- Laba Per Lembar Saham Dilusian


Perusahaan dengan struktur modal yang kompleks harus melaporkan angka laba per lembar saham
dasar maupun dilusian.

Perhitungan Laba per Lembar Saham

Struktur modal

Apakah ada,
opsi,waran,atau efek
yang dapat
dikonfersi

Struktur
modal
= laba
bersihDeviden saham
Laba per
Preferen
sederhana
lembar
Rata-rata
tertimbang saham

Laba bersih untuk saham biasa disesuaikan


dengan bunga setelah pajak) dan deviden
saham preferen
Laba per Lembar
saham dilusian
Rata-rata tertimbang saham biasa termasuk

Struktur yang
kompleks

c. Analisis Laba Per Lembar Saham


Kewajiban laba per lembar saham dalam akuntansi seringkali di kritik karena berbeda dari perlakuan
akuntansi yang sering digunakan.

Akuntansi laba per lembar saham disajikan sesuai dengan

penyajian pro forma yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi pasar. Faktor-faktor yang hasrus
diperhitungkan dalam perhitungan laba per lembar saham sangat beragam dan membutuhkan data
yang cukup banyak sehingga wajar untuk meletakkan tanggung jawab ini kepada manajer dan auditor.
Berikut hambatan serius untuk analisis yang efektif.
1. Perhitungan laba per lembar saham dasar mengabaikan dampak dilusi potensial dari opsi dan
waran.
2. Perlakuan yang tidak konsisten terhadap beberapa efek yang diperlukan seperti saham biasa
dalam perhitungan laba per lembar saham sementara efek ini tidak dimasukkan sebagai
bagian dari ekuitas pemegang saham.
3. Dampak dilusian opsi dan waran tergantung dari harga saham perusahaan.

8. LAMPIRAN 6B AKUNTANSI OPSI SAHAM KARYAWAN


Terdapat dua masalah akuntansi sehubungan dengan opsi saham karyawan, yaitu
1. Perhitngan laba per lembar saham dilusian menurut SFAS 128
2. Perhitungan beban kompensasi berbasis saham menurut SFAS 123 dan dampak yang
terkait pada neraca.

a. Menghitung Laba Per Lembar Saham Dilusian


Karena ESO berpotensi mendilusi kepemilikan ekuitas pemegang saham saat ini, dampaknya harus
diperhitungkan saat menghitung laba per lembar saham dilusian. Hanya opsi in the money yang dapat

dianggap efek dilusian-efek yang dapat mendilusi kepemilikan ekuitas pemegang saham saat ini. Opsi
yang out of the money atau tenggelam di mana harga eksekusi lebih tinggi dari harga sahamdianggap antidilutif dan tidak dimasukkan dalam perhitungan laba per lembar saham dilusian.

b. Menghitung Beban Kompensasi


Menghitung beban kompensasi ESO untuk suatu periode merupakan proses dua tahap :
1. Menghitung biaya Eso yang diberikan
2. Mengamortisasi biaya ini sepanjang periode pengakuan hak nopsi untuk menghitung beban
kompensasi setiap periode.

- Menghitung Biaya ESO


Biaya ESO dihitung pada saat pemberian. Biya Eso merupkan hasil nilai wajar tiap-tiap opsi dan
jumlah opsi yang diberikan. Nilai wajar Eso dihitung dengan menrapkan model penilaian opsi
(biasanya model Black Scoles atau Lattice) saat tanggal pemberian.

- Mengamortisasi Biaya ESO


Meskipun perusahaan berharap ESO akan memotivasi karyawan supaya bekerja untuk kepentingan
pemegang saham, perusahaan juga menentukan periode pengalihan hak minimum untuk mengaitkan
insentif karyawan dan perusahaan dalam jangka panjang.

- Dampak Neraca
Menurut SFAS 123 (R), beban kompensasi kumulatif akan dikreditkan pada komponen khusus ekuitas
pemegang saham yang disebut Modal Disetor : Kompensasi Saham, selanjutnya dipindahkan ke
modal saham disetor biasa ketika opsi dieksekusi.

Anda mungkin juga menyukai