DISUSUN OLEH :
1. NURHAYATI
43211120296
2. Adi
3. ARIF RAHMAT
4. SUSANTO PURBA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
43212110205
4321xxxxxxxx
1. PENGUKURAN LABA
a. Konsep Laba - Pengulangan
Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasi usaha. Tujuan utama
laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba dihitung dengan
komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah. Pada Bab 2, Kita telah
mengenal konsep ekonomi dan akuntansi dari laba serta membedakannya dari
arus kas. Pada bagian ini, kita akan mengulang kembali permasalahan paling
penting, namun demikian kami merekomendasikan agar para pembaca melihat
kembali
baguan di Bab 2 sebelum melanjutkan dengan pembahasan
pengukuran laba.
Sebagai pengulangan, terdapat dua konsep alternatif laba, laba ekonomi dan
laba tetap. Laba Ekonomi (economic income ) mengukur perubahan bersih
kekayaan pemegang saham selama satu periode dan pada umumnya sama
dengan arus kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas
yang diharapkan terjadi dimas depan. Laba Tetap (permanent income)
merupakan suatu estimasi dari rata-rata laba stabil yang diharapkan yang
diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usianya dengan
mempertimbangkan kondisi usaha nya saat ini. Secara konsep, laba tetepa (atau
disebut juga laba berkelanjutan atau laba berulang ) mirip dengan kemampuan
menghasilkan laba yang dapat dipertahankan ( sustainable earning ), dimana
perhitungannya menjadi tugas utama analisis. Jika laba ekonomi mengukur
perubahan nilai pemegang saham, maka laba tetap merupakan porposi langsung
dari nilai perusahaan.
Laba akuntansi (yang dilaporkan diukur berdasarkan akuntansi akrual, serta
dihitung dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan biaya dengan
pendapatan yang diakui laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba
ekonomi maupun laba tetap. Sebagai tambahan, laba akuntansi memiliki
masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi karena
diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan manajemen laba, dan
kesalahan estimasi. Karena berbagai alasan tersebut, laba akuntansi yang
divisualisasikan terdiri atas tiga komponen : ( 1 ) Komponen yang tetap atau
berulang ( permanent or reacuarring component ) dimana setiap dolar nilainya
akan sama dengan satu 1/ r dollar dari nilai perusahaan (dimana r adalah biaya
modal ; (2) Komponen Sementara ( Transitory Component, dimana setiap
dollar sebenarnya sama dengan satu dollar nilai perusahaan ; dan ( 3)
Komponen yang tidak relevan terhadap nilai ( Value irrelevan componen ),
yaitu yang tidak relevan untuk valuasi.
Tugas utama analisis adalah mengidentifikasi komponen tetap atau berulang dari
laba yang dilaporkan para pembuat standar memahami akan adanya kebutuhan
untuk memisahkan komponen laba yang berulang dan tidak berulang karena itu,
pos-pos laporan laba rugi disusun dalam urutan yang memungkinkan seorang
analis untuk mengidentifikasi komponen yang tidak berulang. Sebagai langkah
pertama dalam menentukan laba permanen, seorang analis akan menentukan
Laba Inti (core Income ), yaitu laba yang dilaporkan pada periode berjalan
Pendapatan (revenue) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas
masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktifitas usaha perusahaan yang
masih berlangsung. Pendapatan meliputi arus kas masuk seperti penjualan tunai,
dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit. Keuntungan ( Gain )
merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari
transaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktifitas usaha
perusahaan yang masih ber langsung. Tampilan 6.1 memperlihatkan contoh
keuntungan lebih spesifik, keuntungan penjualan segmen yang dihentikan.
Pembedaan antara pendapatan dan keuntungan didasarkan atas aktifitas usaha
yang sedang berlangsung yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan
diharapkan tetap terjadi selamanya berdasarkan kelangsungan usaha.
Sebaiknya, keuntungan tidak berulang. Perbedaan ini penting bagi analisis,
khususnya ketika menentukan laba yang berkelanjutan.
Metode pengakuan pendapatan dapa memengaruhi laba yang dilaporkan secara
signifikan. Pengakuan pendapatan menjadi semakin rumit karena semakin terkait
dengan aktivitas e- commerce. Pengakuan pendapatan juga merupakan wilayah
yang memiliki panduan standar akuntansi minimal. Kondisi ini memungkinkan
adanya peluang untuk melakukan manajemen laba. Oleh karena itu, analisis
praktik pengakuan pendapatan memiliki arti yang sangat penting dalam analisis
laporan keuangan. Karena alasan tersebut, pengakuan pendapatan akan dibahas
khusus pada bagian akhir bab ini.
Beban (Expense) merupakan arus kas keluar yang terjadi, arus kas yang
akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lalu yang berasal dari
aktifitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Kerugiaan (Losses)
merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang berasal dari aktifitas
3. PENGAKUAN PENDAPATAN
4. BEBAN YANG DITANGGUHKAN
6. BIAYA BUNGA
Bunga (interest) merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga
merupakan kelebihan kas yang dibayar atau ditagihkan atas jumlah
uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan. Bunga ditentukan oleh
beberapa faktor, dan faktor terpenting adalah risiko kredit (utang tidak
dapat dibayar) dari pinjaman. Beban bunga ditentukan oleh tingkat
bunga, pokok pinjaman, dan jangka waktu.
a. Perhitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan
untuk pendanaan melalui utang, termasuk pada obligasi, amortisasi
diskon, atau premium. Kesulitan akan timbul saat perusahaan
mengeluarkan utang konversi atau utang dengan waran. Pada kasus
utang konversi, praktik akuntansi menganggap utang tidak terpisah dari
fitur ekuitas. Karena itu, tidak ada bagian penerimaan dari penerbitan
obligasiyang diakui sebagai fitur konversi.
b. Kapitalisai Bunga
Bunga utang konversi saat ini masih kontroversial. Beberapa
berpendapat bawha mengabaikan nilai hak konversi dan menggunakan
tingkat bunga obligasi sebagai ukuran bunga akan mengakibatkan biaya
bunga sesungguhnya, sedikit berlawanan denga pendapat ini adalah
penghitungan laba per lembar saham dilusian menggunakan jumlah
saham yang dapat diterbitkan pada kondisi terjadi konversi atas uang
yang dapat dikonversi. Efek ini memberikan beban tambahan pada
tingkat bunga melalui dilusi laba per lembar saham. Kapitalis bunga
tercakup dalam biaya aset dan menjadi beban melalui penyusutan dan
amortisasi.
c. Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan merupakan biaya penting dalam usaha.
Memahami akuntansi pajak penghasilan penting untuk keberhasilan
analisis laporan keuangan.
PAJAK PENGHASILAN
PERBEDAAN TEMPORER
Diakui Pajak Lebih Dulu daripada GAAP
GAAP lebih Dulu daripada PAjak
Pendapatan
Diakui
Pendapatan
Pengeluaran
2.Tunjangan pension
PERBEDAAN TETAP
1. Pendapatan bunga dari obligasi bebas pajak tidak diakuioleh peraturan
pajak.
2. Kredit pajak
3. Pajak atas laba yang belum diterima dari anak perusahaan diluar negri
4. Pengurusan dividen ESOP
5. Laba luar negri yang dikenakan pajak dengan tarif pajak yang berbeda
dari tarif pajak
6. Tunjangan kesehatan yang diberikan oleh pihak medis.
- Pajak Tangguhan
Perbedaan temporer dapat menyebabkan laba kena pajak sangat jauh
berbeda dari lab sebelum pajak yang dihitung berdasarkan GAAP. Oleh
sebab itu, pembebanan kewajiban pajak aktual tahun tersebut (yang
dihitung menggunakan laba kena pajak) terhadpa laba GAAP sebelum
pajak menggar prinsip dasar pengaitanakuntansi dan menghasilkan
laba setelah pajak yang tidak stabil, bahkan tidak berarti.
Penyesuaian pajak tangguhan (deferred tax adjustment). Dasar
penyesuaian pajak tangguhan adalah untuk dapat mengaitkan beban
pajak periode dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan menurut
GAAP secara lebih baik. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan
menciptakan pos neraca yang penting yang disebut asset pajak
BUKU PAJAK
T
T
a
a
h
h
T
ot
al
T
a
h
BUKU GAAP
T
T
a
a
h
h
T
o
t
La
b
a
se
b
el
u
m
p
e
n
y
us
ut
a
n
d
a
n
p
aj
ak
b
e
b
a
n
p
e
n
us
ut
a
n
la
b
a
se
b
el
u
m
p
aj
ak
(a
)
Ut
a
n
g
p
u
n
I
u
n
II
u
n
III
u
n
I
u
n
II
u
n
III
al
2
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
7
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
7
5.
0
0
0
1
5.
0
0
0
1
5.
0
0
0
3
0.
0
0
0
1
0.
0
0
0
1
0.
0
0
0
1
0.
0
0
0
3
0.
0
0
0
1
0.
0
0
0
1
0.
0
0
0
2
5.
0
0
0
4
5.
0
0
0
1
5.
0
0
0
1
5.
0
0
0
1
5.
0
0
0
4
5.
0
0
0
3.
5
0
0
3.
5
0
0
8.
7
5
0
1
5.
7
5
3.
5
0
0
3.
5
0
0
8.
7
5
0
1
5.
7
5
aj
ak
(3
5
%
)
p
aj
ak
ta
n
g
g
u
h
a
n
C
a
d
a
n
g
a
n
p
aj
ak
(b
)
la
b
a
b
er
si
h
(a
b)
la
b
a
b
er
si
h
ta
n
p
a
p
aj
ak
ta
3.
5
0
0
6.
5
0
0
3.
5
0
0
8.
7
5
0
1
5.
7
5
0
6.
5
0
0
1
6.
2
5
0
2
9.
2
5
0
1.
7
5
0
5.
2
5
0
1.
7
5
0
5.
2
5
0
(
3.
5
0
0
)
5.
2
5
0
1
5.
7
5
0
2
9.
2
5
0
9.
7
5
0
9.
7
5
0
9.
7
5
0
1
1.
5
0
0
1
1.
5
0
0
6.
2
5
0
2
9.
2
5
0
n
g
g
u
h
a
n
Penyesu
aian
Pajak
Tangguh
an
Laba
sebelum
pajak
(buku
GAAP)
Laba
sebelum
pajak
(buku
pajak)
Perbeda
an
Penyesuaian
pajak tangguhan
(35%)
Kewajiba
n pajak
tangguha
T
a
h
u
n
T
a
h
u
n
I
I
1
5
.
0
0
0
1
5
.
0
0
0
1
0
.
0
0
0
1
0
.
0
0
0
5
.
0
0
0
5
.
0
0
0
1
.
7
5
0
1
.
7
5
0
1
.
3
.
T
a
h
u
n
II
I
1
5
.
0
0
0
2
5
.
0
0
0
(
1
0
.
0
0
0
)
(
3
.
5
0
0
)
-
7
5
0
5
0
0
T
a
h
u
n
I
La
b
a
se
b
el
u
m
p
e
n
y
us
ut
a
n
d
a
n
p
aj
ak
B
e
b
a
n
p
e
n
us
BUKU PAJAK
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
II
II
I
2
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
1
0.
0
0
0
1
0.
0
0
0
2
5
.
0
0
0
1
0
.
0
0
0
BUKU GAAP
T
o
t
al
T
a
h
u
n
I
T
a
h
u
n
II
T
a
h
u
n
III
T
o
t
al
7
5.
0
0
0
2
5
.
0
0
0
2
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
7
5.
0
0
0
3
0.
0
0
0
3
0.
0
0
0
3
0
.
0
0
0
ut
a
n
La
b
a
se
b
el
u
m
p
aj
ak
(a
)
Ut
a
n
g
p
aj
ak
(3
5
%
)
Pa
ja
k
ta
n
g
g
u
h
a
n
C
a
d
a
n
g
a
n
p
aj
ak
(b
)
La
b
a
b
1
5.
0
0
0
1
5.
0
0
0
1
5
.
0
0
0
5.
2
5
0
5.
2
5
0
5
.
2
5
0
4
5.
0
0
0
(
5
.
0
0
0
)
2
5.
0
0
0
2
5.
0
0
0
4
5.
0
0
0
1
5.
7
5
0
5
.
2
5
0
5.
2
5
0
5.
2
5
0
1
5.
7
5
0
(
7
.
0
0
0
)
3.
5
0
0
3.
5
0
0
8.
7
5
0
8.
7
5
0
1
5.
7
5
0
1
6.
2
1
6.
2
2
9.
2
5.
2
5
0
5.
2
5
0
5
.
2
5
0
1
5.
7
5
0
(
1
.
7
5
0
)
9.
7
5
9.
7
5
9
.
7
2
9.
2
(
3
.
er
si
h
(a
b)
La
b
a
b
er
si
h
ta
n
p
a
p
aj
ak
ta
n
g
g
u
h
a
n
5
0
5
0
2
5
0
)
5
0
5
0
5
0
(
1
0
.
2
5
0
)
1
9.
7
5
0
1
9.
7
5
0
2
9.
2
5
0
Penyesuai
an Pajak
Tangguha
n
T
a
h
u
n
I
T
a
h
u
n
II
T
a
h
u
n
II
I
Laba
sebelum
pajak (buku
GAAP)
(
5
.
0
0
0
)
2
5.
0
0
0
2
5
.
0
0
0
1
5
.
0
0
0
1
5.
0
0
0
1
5
.
0
0
0
(
2
1
0.
1
0
Laba
sebelum
pajak (buku
pajak)
Pe
rb
e
d
a
a
n
0
.
0
0
0
)
0
0
0
.
0
0
0
Penyesuaian pajak
tangguhan (35%)
(
7
.
0
0
0
)
3.
5
0
0
3
.
5
0
0
Kewajiban
pajak
tangguhan
7
.
0
0
0
3.
5
0
0
temporer kena pajak (dan jika ada, rugi operasi dibawa ke masa
depan) menggunakan tariff pajak yang berlaku.
Seluruh aset pajak tangguhan perlu dievaluasi untuk
kemungkinan realisasinya. Penyisihan penilaian harus dibuat
untuk mengurangi aset pajak tangguhan sampai sejauh apa aset
tersebut dianggap memiliki kemungkinan besar (peluang lebih
besar dari 50%)tidak direalisasi. Penghitunbgan penyisihan
penilaian merupakan hal yang subjektif sehingga menjadi sarana
yang tepat bagi manajemen laba.
b. Pengungkapan Pajak Penghasilan
Tampilan 6.14 menyajikan catatan kaki pajak penghasilan
dari laporan tahuanan Dell tahun 2005. Dell melaporkan beban
(cadangan) pajak sebesar
$1.473 juta mencerminkan total
pembayaran pajak (baik dalam negeri maupun luar negeri,
termasuk beban pajak repatriasi yang tidak berulang), dan $(17)
juta merupakan penyesuaian pajak tangguhan. Oleh karena itu
penangguhan sebenarnya mengurangi beban pajak Dell pada
tahun fiscal 2005. Dell juga memberikan rangkuman komponen
aset dan kewajiban pajak
tangguhannya . Kewajiban pajak
tangguhan sebesar $192 juta terutama berasal dari aset tetap
dan berhubungan dengan penggunaan yang dipercepat dalam
buku pajak dan penyusutan garis luru8s untuk pelaporan
keuangan. Aset pajak tangguhan sebesar $623 juta timbul
30 Januari 2005
ar
31 Januari 2005
(dalam jutaan)
Dalam negeri
$ 702
Luar negeri
94
Beban repatriasi pajak
--Tangguhan
109
Cadangan pajak penghasilan
$ 1.079
$ 905
$ 984
$ 969
209
132
280
---
(17)
(22)
$ 1.402
dari anak perusahaan dan juga dari beberapa peristiwa lain. Setelah kredit
pajak luar negeri bersih tersedia,pajak poenghasilan dengan jumlah sekitar
$470 juta akan jatuh tempo saat pembalikan basis lebih besar dari buku ini.
TAHUN FISKAL YANG BERAKHIR
28 Januari
2005
30 Januari 2005
---
(192)
(203)
Aset pajak tangguhan bersih
$ 431
$ 472
Bagian lancer(termasuk dalam aset lancer laim-lain)
$ 425
$ 339
Bagian tidak lancer (termasuk dalam aset tidak lancer lain-lain)
6
133
Aset pajak tangguhan bersih
$ 431
$ 472
Tarif pajak efektif berbeda dari tariff pajak wajib Pemerintah AS sebagai berikut.
UNTUK TAHUN FISKAL BERAKHIR
28 Januar 2005
Tarif pajak wajib pemerintah AS
35,0%
35,0%
Pajak penghasilan luar negeri yang
(11,6)
(7,3)
Beban repatriasi pajak
6,3
------Lain-lain
1,8
1,3
2,8
Tarif pajak efektif
31,5%
29,0%
35,0%
dikenakan tariff pajak berbeda
(7,9)
29,9%
Perusahaan dianggap memiliki struktur modal kompleks jika perusahaan memiliki efek berpotensial
dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi, waran, dan perjanjian pengeluaran saham yang sejenis.
Lebih dari 25 % perusahaan yang sahamnya diperdagangkan untuk umum memiliki efek berpotensi
dilusi.
Struktur modal
Apakah ada,
opsi,waran,atau efek
yang dapat
dikonfersi
Struktur
modal
= laba
bersihDeviden saham
Laba per
Preferen
sederhana
lembar
Rata-rata
tertimbang saham
Struktur yang
kompleks
penyajian pro forma yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi pasar. Faktor-faktor yang hasrus
diperhitungkan dalam perhitungan laba per lembar saham sangat beragam dan membutuhkan data
yang cukup banyak sehingga wajar untuk meletakkan tanggung jawab ini kepada manajer dan auditor.
Berikut hambatan serius untuk analisis yang efektif.
1. Perhitungan laba per lembar saham dasar mengabaikan dampak dilusi potensial dari opsi dan
waran.
2. Perlakuan yang tidak konsisten terhadap beberapa efek yang diperlukan seperti saham biasa
dalam perhitungan laba per lembar saham sementara efek ini tidak dimasukkan sebagai
bagian dari ekuitas pemegang saham.
3. Dampak dilusian opsi dan waran tergantung dari harga saham perusahaan.
dianggap efek dilusian-efek yang dapat mendilusi kepemilikan ekuitas pemegang saham saat ini. Opsi
yang out of the money atau tenggelam di mana harga eksekusi lebih tinggi dari harga sahamdianggap antidilutif dan tidak dimasukkan dalam perhitungan laba per lembar saham dilusian.
- Dampak Neraca
Menurut SFAS 123 (R), beban kompensasi kumulatif akan dikreditkan pada komponen khusus ekuitas
pemegang saham yang disebut Modal Disetor : Kompensasi Saham, selanjutnya dipindahkan ke
modal saham disetor biasa ketika opsi dieksekusi.