Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN INDUSTRI

Studi Kasus Manajemen Strategi


Oleh :
MADE AGUSTIANA

1315051004

NI WAYAN NURSARITA P.

1315051005

GILI PRATAMA P.

1315051017

KETUT ARLIN ARYANI

1315051035

Kelas : 5C

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015

Studi Kasus 1
(Cooperative - Problem Base Learning)
A. Analisis Situasi
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran vital dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. UKM terbukti mampu
bertahan di tengah krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997, dan bahkan
sampai sekarang. Aries Musnandar (2012) mengatakan bahwa pada tahun 2011
UKM menyumbang 56% dari total PDB di Indonesia. Selain itu, UKM juga
mampu mengurangi pengangguran di Indonesia karena UKM menyerap banyak
tenaga kerja. Melihat peran vital UKM ini tentu bukan menjadi hal yang
mengherankan apabila pemerintah seharusnya meningkatkan kinerja sektor UKM
tersebut.
Terdapat begitu banyak jenis UKM tersebar di wilayah Indonesia, salah
satunya adalah UKM Batik. Batik merupakan produk warisan budaya yang sangat
penting untuk dilestarikan dan dikembangkan. Menjadikan batik sebagai ikon
Indonesia mensyaratkan adanya penguatan batik sebagai warisan budaya
sekaligus penggalian potensi ekonominya sebagai industri. Nilai produksi batik
mencapai produksi batik mencapai Rp3,9 triliun pada tahun 2010, namun nilai
ekspor pada tahun tersebut hanya sebesar 69,24 juta dollar AS. Pasar ekspor batik
Indonesia, ditunjukkan dalam tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Pasar Ekspor Batik Indonesia
No
1
2
3
4
5
6

Nama Negara
Nilai Ekspor (juta dollar AS)
Amerika Serikat
24,67
Belgia
10,53
Jepang
7,55
Jerman
5,63
Swedia
3,02
Lainnya
17,85
Total
69,24
Sumber: Kementerian Perdagangan, 2010

Sentra industri batik di Indonesia tersebar di beberapa wilayah, diantaranya:


Yogyakarta, Cirebon, Lampung, Riau, Samarinda, Surakarta, Sragen, Lasem dan
daerah lainnya. Sragen merupakan salah satu kabupaten yang menyumbang
komoditas batik terbesar di Solo Raya. Salah satu sentra kerajinan batik Sragen
adalah di wilayah Desa Pilang yang terletak di sebelah utara Kecamatan Masaran.
BATIKKUPIYE, salah satu UKM Batik di Desa Pilang yang dimiliki oleh Bapak
Ngadiyono.

Berikut

ini

merupakan

profil

singkat

dari

UKM

Batik

BATIKKUPIYE :
Tabel 2. Profil Singkat Batik BATIKKUPIYE
Profil
Nama Usaha
Pemilik
Alamat

UKM
: Batik BATIKKUPIYE
: Ngadiyono
: Jantran, RT. 28/05,

Pilang,

Masaran,

Sragen 57282 Tlp. 0271-7086809


SDM dan pendidikan

Hp. 0816 5426 809


: 5 karyawan tetap
12 karyawan borong
SMA = 1 karyawan
SMP = 2 karyawan

Wilayah pemasaran
Sumber: data primer

Mayoritas SD
Solo, Yogya, Temanggung, Semarang

Kondisi UKM Batik BATIKKUPIYE belum mencapai skala produksi yang


maksimal. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh BATIKKUPIYE,
yaitu:
1. Pembukuan belum tertata dengan baik dan teratur. BATIKKUPIYE tidak
rutin melakukan pencatatan setiap transaksi (pembelian faktor-faktor
produksi maupun dalam pemasaran produk).
2. Perhitungan biaya produksi berdasarkan perkiraan. BATIKKUPIYE belum
mencatat semua aset yang dimilikinya, seperti jumlah aset setiap jenis
produk.

3. Desain motif batik yang dimiliki dan diproduksi oleh BATIKKUPIYE


masih terbatas dan belum bervariatif. BATIKKUPIYE belum mengikuti
tren desain yang diminati oleh pasar, misalnya desain batik motif SBY
atau desain batik sepak bola.
4. Pemasaran BATIKKUPIYE masih bersifat konvensional, penjualan
berdasarkan titip jual dan cash. BATIKKUPIYE belum memanfaatkan
teknologi informasi atau medsos sebagai sarana pemasaran produk.
Akibatnya area pemasaran sangat terbatas (lokal), yaitu Solo, Yogya,
Temanggung, dan Semarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
kasus ini adalah solusi apa yang dapat dilakukan agar BATIKKUPIYE mampu
mengatasi masalah tersebut dan mencapai skala produksi yang maksimal?
C. Pembahasan
Permasalahan yang dihadapi oleh UKM Batik BATIKKUPIYE dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: 1) Masalah pembukuan (akuntansi), 2)
Desain yang kurang variatif dan 3) Pemasaran yang masih konvensional. Faktor
utama penyebab permasalahan ini adalah kualitas SDM yang masih rendah. Solusi
untuk permasalahan ini tidak hanya dari pihak intern UKM Batik BATIKKUPIYE
saja melainkan juga harus ada dukungan dari pihak luar terutama pemerintah
sebagai pemangku kebijakan.

Adapun solusi yang dapat diajukan untuk mengatasi permasalahan UKM


Batik BATIKKUPIYE tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan Pelatihan Pembukuan (Akuntansi)
Selama ini pembukuan yang dilakukan BATIKKUPIYE belum teratur dan
belum tertata rapi, tidak semua transaksi dibukukan, sehingga dalam menghitung
biaya produksi, aset, laba, dan sebagainya BATIKKUPIYE hanya mengandalkan
perkiraan saja. Faktor utama penyebab masalah ini adalah belum ada SDM yang
handal dalam hal pembukuan (akuntansi).
Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengadakan pelatihan
kepada UKM BATIKKUPIYE terkait dengan pembukuan (akuntansi). Kegiatan
pelatihan ini dapat dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya.
Seperti kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) yang dilakukan oleh
perguruan tinggi atau mungkin melalui kebijakan pemerintah daerah. Selain
program pelatihan oleh pemerintah, pihak BATIKKUPIYE sendiri harus memiliki
komitmen kaitannya dengan pembukuan ini. Berdasarkan pengalaman, biasanya
program pelatihan hanya dilakukan selama kegiatan itu berlangsung dan setelah
program selesai, mereka juga tidak melakukannya lagi. Maka dari itu kesadaran
dari pihak UKM Batik BATIKKUPIYE juga harus dibangun sehingga
BATIKKUPIYE bisa mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan
pembukuan secara rutin dan rapi. Adapun tahap-tahap yang dapat dilakukan untuk
pelatihan pembukuan ini adalah sebagai berikut:
Tahap pertama adalah menggali jenis-jenis pembukuan yang telah
dilakukan oleh masing-masing UKM mitra. Jenis pembukuan apa saja yang masih
dirasakan sulit oleh UKM untuk dilakukan. Menggali kebutuhan utama UKM
berkaitan dengan pembukuan. Kemudian dialanjutkan dengan menyusun materi
pembukuan, yang disesuaikan dengan kebutuhan UKM sekaligus mempersiapkan
media pelatihan pembukuan. Setelah semua bahan siap, tahap selanjutnya adalah
melaksanakan pelatihan pembukuan tersebut. Tahap terakhir, sebaiknya kegiatan
ini tidak berhenti pada pelaksanaan pelatihan pembukuannya tetapi juga sampai
tahap evaluasi dan monitoring, sehingga pihak yang melakukan pelatihan

(mungkin saja pemerintah) bisa memantau perkembangan dari UKM yang diberi
pelatihan tersebut.
Adapun manfaat yang bias didapat oleh UKM BATIKKUPIYE setelah
melakukan pembukuan produksi dan neraca laba rugi adalah sebagai berikut.
1. Pembukuaan berfungsi sebagai gambaran untuk menentukan biaya
produksi selanjutnya sehingga perkiraan awal tidak melenceng jauh
dengan hasil di lapangan.
2. Dengan adanya pembukuan yang berfungsi sebagai dokumentasi
perusahaan, dimana dokumentasi perusahaan merupakan salah satu
unsur dasar sistem dan kebijakan ISO 9004. Sehingga ke depannya
UKM Batik BATIKKUPIYE bisa meraih standar ISO 9004 dan
meningkatkan mutu dan kualitas perusahaan di mata masyarakat.
2. Solusi terhadap desain produk
Adapun solusi yang dapat diberikan terhadap masalah diatas adalah
a. Melakukan fokus proses perbaikan produk
Proses adalah serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk mencapai
beberapa hasil, dengan melakukan proses yang baik dan benar akan
menghasilkan nilai bagi pelanggan atau konsumen sehingga kapabilitas
proses sangat dijaga dalam suatu organisasi
Perbaikan atau improvement dalam arti perubahan yang perlahan
lahan maupun perbaikan yang besar dan cepat. Perbaikan ini bisa berupa
beberapa bentuk, diantaranya:
a. Meningkatkan nilai untuk pelanggan melalui produk dan jasa yang
baru yang lebih baik.
b. Mengurangi kesalahan/cacat/limbah serta biaya lain yang terkait.
c. Meningkatkan produktivitas dan efektivitas penggunaan jenis sumber
daya.
d. Memperbaiki respon dan masa siklus kinerja proses seperti peluncuran
produk baru.
Dengan melakukan focus process dan perbaikan produk, UKM Batik
BATIKKUPIYE bisa juga melakukan survey lapangan, guna mengetahui

tren masa kini yang sedang berkembang di masyarakat. Tren tersebut


menjadi gambaran untuk membuat desain motif yang bervariatif atau juga
bisa melakukan modifikasi desain yang sudah ada dengan desain yang
baru

sehingga

menjadi

trademark

atau

ciri

khas

UKM

Batik

BATIKKUPIYE.
3. Solusi Strategi Pemasaran UKM Batik BATIKKUPIYE
Solusi untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan manajemen strategi
pemasaran adalah sebaga berikut.
1. Distribusi
Distribusi adalah bagian strategi pemasaran karena faktor efisien dan
efektivitasnya. Ada tiga pihak yang akan terpuaskan yaitu Produsen, Agen
atau reseller dan Konsumen. Distribusi merupakan layanan yang
dampaknya dapat dirasakan oleh semua pihak yang ada karena
menggunakan jalur rantai merantai. Kita bisa melihat keunggulan dari
produk minuman dari perusahaan SOSRO. SOSRO merupakan pemasaran
yang juga distributor minuman, selain produsen minuman juga, sekaligus
pemilik perusahaan minuman di berbagai daerah.
2. Komunikasi dan Promosi
Lini komunikasi sepatutnya disusun dengan benar karena lini ini akan
jadi awal dari pertemuan atau awal dari hubungan berupa informasiinformasi. Komunikasi meliputi penerapan pendekatan pemasaran, sistem
publikasi promosi penjualan, hubungan dengan relasi, penjualan langsung,
pembentukan

media

yang

mendukung.

komunikasi

yang

tepat

menyebabkan persepsi yang baik ke dalam pasar. Coba tengok iklan susu
untuk anak berumur 5-12 tahun yang ada ditelevisi, disana digambarkan
hanya dengan meminum susu, seorang anak bisa bertambah pintar dan
cerdas, sekarang coba dibayangkan, apakah benar seorang anak akan
semakin cerdas hanya dari mengkonsumsi segelas susu setiap hari? Nah,
itulah strategi pemasaran, semuanya harus kreatif dan komunikatif.

Membahas

tentang

pemasaran,

pemerintah

hendaknya

dapat

menyediakan media kepada penggiat UKM untuk promosi baik secara


cetak ataupun elektronik, mengingat banyak sekali UKM yang perpotensi
namun terganjal media pemasaran. Pameran ataupun bazar yang pernah
diselenggarakan itu kurang mampu mengakomodir promosi produk barang
ataupun jasa dari UKM, karena dilakukan dengan dengan batas waktu
singkat dan orang yang datang dan membeli pun terbatas. Jadi untuk
pemasaran UKM sangat perlu media promosi berkelanjutan.
Permasalahan UKM Batik BATIKKUPIYE tidak hanya sistem
pemasaran yang masih konvensional namun kualitas SDM yang masih
rendah sehingga belum bisa menerapkan teknologi secara maksimal. Maka
dari itu, perlu melakukan kerja sama dengan pemerintah melalui
kebijakan-kebijakannya. Seperti kegiatan pengabdian pada masyarakat
(P2M) yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau mungkin melalui
kebijakan pemerintah daerah. Selain melakukan kerjasama dengan pihak
pemerintah, pihak BATIKKUPIYE juga harus mempunyai komitmen
untuk menerima pelatihan tersebut dan kemudian menerapkan ilmu yang
didapat guna meningkatkan strategi pemasaran secara digital kepada
masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai