Anda di halaman 1dari 20

34

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1

Rancangan Penelitian
Menurut

Rangkuti

(2006

15),

bahwa

rancangan

penelitian

dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu rancangan penelitian eksplanatori


dan konklusif. Rancangan penelitian konklusif selanjutnya dikelompokkan
menjadi dua yaitu, rancangan penelitian deskriptif dan rancangan penelitian
kausalitas. Rancangan penelitian dengan uji hipotesis dan kausalitas merupakan
rancangan penelitian eksplanatori (explanatory research).
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Kausalitas, yaitu
menganalisis hubungan kausalitas antara variabel penelitian sesuai dengan
hipotesis yang disusun. Jenis penelitian ini dipilih mengingat tujuan dari peneliti
adalah untuk menjelaskan hubungan dan pengaruh yang terjadi antar variabel
sebagai alat pengumpul data primer.
Berdasarkan hipotesis dalam rancangan ini terdapat beberapa variabel
yang digunakan antara lain : variabel kualitas layanan, kepuasan pelanggan, dan
kepercayaan. Kemudian, menentukan instrument penelitian berdasarkan variabel.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket. Teknik
analisis yang dipergunakan untuk menganalisis data adalah SEM (Structural
Equation Modeling). Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan langkah
terakhir disimpulkan dan diberi saran.

35

4.2

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di dalam wilayah Provinsi Bali, ditinjau

dari keberadaan respondennya yang merupakan pasien rawat inap dari Rumah
Sakit Ganesha, maka penelitian ini diadakan di daerah Celuk, Gianyar. Waktu
penelitian ini berlangsung mulai dari 1 Desember 2009 sampai September 2010.

4.3

Penentuan Sumber Data

4.3.1

Populasi
Sugiono

(2008:115)

menjelaskan

populasi

adalah

wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan


karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Pramesti (2006: 2), populasi adalah keseluruhan objek
yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian. Teguh (2001: 125)
menjelaskan bahwa populasi menunjukkan keadaan dan jumlah objek
penelitian secara keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu.
Sedangkan Maholtra (2005: 364) menyebutkan populasi adalah gabungan
seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa, yang
mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset pemasaran.
Populasi penelitian ini adalah pasien rawat inap yang pernah
merasakan layanan kesehatan di Rumah Sakit Ganesha pada tahun 2009.
Berikut, adalah tabel jumlah pasien rawat inap RS Ganesha periode
Januari Desember 2009.

36

No.
1

Tabel 4.1
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Ganesha
Periode Januari-Desember 2009
Pasien Rawat Inap
Bulan
(org)
Januari
35

Februari

52

Maret

35

April

34

5
6

Mei
Juni

42
35

7
8

Juli
Agustus

42
37

September

37

10

Oktober

34

11

November

42

12

Desember

52

Total
Sumber : Manajemen Rumah Sakit Ganesha, 2009

477

4.3.2

Sampel
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari populasi di mana
karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap dapat mewakili seluruh
populasi yang menjadi perhatian dalam penelitian (Pramesti, 2006).
Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka penentuan sampel
menggunakan metode penyampelan bersasaran (purposive sampling).
Sasaran yang dimaksud disini adalah pasien rawat inap yang pernah
mendapatkan jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ganesha minimal
sekali dalam periode tahun 2009 terhitung dari bulan Januari sampai

37

Desember. Salah satu cara untuk menentukan ukuran sampel adalah


dengan menggunakan pendapat Slovin (Umar, 2005 : 146), dengan
formula sebagai berikut :
n = N / (1+Ne2)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang
masih dapat ditolerir, misalnya 8 % artinya tingkat keyakinan sampel
mewakili populasi adalah 92 %.
Berdasarkan formula dari pendapat Slovin dan ukuran populasi
yang telah ditentukan, maka jumlah sampel dalam penelitian ini dengan e
= 8 % adalah :
n = 477/ (1+477 (8%)2)
n = 117,69 = 118 orang.
Dari hasil perhitungan diatas, maka ukuran sampel dalam
penelitian ini ditetapkan sebesar 118 orang.

4.3.3

Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
stratified randome sampling yang didasarkan atas kelas ruang rawat inap,
antara lain : kelas umum, VIP, VVIP.

38

Jenis
ruang
VVIP
VIP
Umum
Total

Tabel 4.2
Ukuran Sampel Yang Digunakan Dalam Penelitian
Jumlah pasien
Persen
Ukuran sampel
Rawat inap tahun
tase
(pasien)
2009 (pasien)
36
8
9
152
32
38
60
289
71
477
100
118

4.4

Variabel Penelitian

4.4.1

Variabel Exogenous (X1)


Variabel Exogenous adalah variabel independent yang tidak dapat
dipengaruhi oleh variabel lain dalam suatu model. Dalam kerangka
konseptual penelitian ini, variabel exogenous adalah variabel kualitas
pelayanan dengan indikator sebagai berikut :
X1 Kualitas Pelayanan (Servqual) Rumah Sakit Ganesha
Tabel 4.3 Variabel Independent Kualitas Jasa (servqual)

V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8

Fasilitas Fisik/tangibles
RS Ganesha memiliki peralatan yang mutakhir
Penampilan bangunan rumah sakit yang representatif
Perawat dan dokter menggunakan seragam yang rapi
Kualitas makanan bagi pasien baik
Fasilitas fisik yang tampak sesuai dengan jenis jasa yang ditawarkan
Keandalan/Reliability
Waktu kunjungan dokter tepat waktu

Bersikap simpati dan sanggup menenangkan pasien setiap ada masalah


Jasa disampaikan secara benar sejak pertama kali
V9 RS Ganesha memberikan jasa tepat sesuai dengan waktu yang dijanjikan
V10 Sistem pencatatan data tepat dan akurat
lanjutan
Daya Tanggap/Responsiveness
Kepastian waktu penyampaian jasa diinformasikan dengan jelas kepada
para
bersambung
V11
pasien
V12 Perawat selalu melayani kebutuhan pasien dengan cepat

39

V13
V14
V15
V16
V17
V18
V19
V20
V21
V22

4.4.2

Staf RS Ganesha selalu cepat dalam menangani keluhan pasien


Staf RS Ganesha selalu siaga dalam melaksanakan tugas
Jaminan/ Assurance
Staf RS Ganesha terjamin pelayanannya
Dokter RS Ganesha berpengalaman sehingga meyakinkan
Staf RS Ganesha sopan terhadap pasien
Staf RS Ganesha melayani pasien sesuai dengan kaidah ilmu medis
Empaty/Empathy
Staf RS Ganesha memberikan perhatian secara personal kepada pasien
Staf RS Ganesha mengenal baik nama setiap pasien
Staf RS Ganesha memahami apa yang dibutuhkan pasien
Memberikan pelayanan tambahan ketika dibutuhkan

Variabel Interviening (Y1)


Variabel interviening merupakan variable endogenous dan
sekaligus variable independent yang mempengaruhi variable endogenous
lain dalam suatu model. Dalam kerangka konseptual penelitian ini,
variable interviening adalah variabel kepuasan, dengan indikator sebagai
berikut :
Y1 Kepuasan pelanggan pasien Rumah Sakit Ganesha
Tabel 4.4 Variabel Interviening kepuasan pelanggan
Y1
Z1
Z2
Z3

4.4.3

Kepuasan pelanggan
Pelayanan RS Ganesha memuaskan secara keseluruhan
RS memberikan pengalaman tinggal yang menyenangkan bagi pasien
Pilihan untuk menggunakan RS Ganesha adalah tindakan yang benar

Variabel Endogenous (Y2)

40

Variabel endogenous adalah variabel yang dipengaruhi oleh


variabel lain dalam suatu model. Dalam kerangka konsep yang
digambarkan sebelumnya maka variabel ini adalah niat kepercayaan.
Variabel ini dipengaruhi oleh variabel kualitas jasa (servqual) dan variabel
kepuasan pelanggan (consumer satisfaction). Adapun indikatornya adalah:
Y2 kepercayaan
Tabel 4.5 Variabel Ensogenous kepercayaan pasien

4.4.4

Y2

Kepercayaan pasien

Z4

Konsisten dalam memberikan jasa pelayanan yang berkualitas kepada pasien

Z5

Seluruh pelayanan yang diberikan berkualitas baik

Z6

Runah Sakit Ganesha adalah rumah sakit yang handal

Definisi Operasional Variabel


Untuk menjelaskan maksud dan pengertian variabel-variabel
diatas, definisi operasional dirumuskan dalam bentuk pemetaan teori,
sebagai berikut:

Tabel 4.6 Definisi operasional variabel (mapping theory)


Variable/
konsep.
Service Quality
(Kualitas jasa)

lanjutan

Subvariabel /
Dimensi
Tangibles
(berwujud)

Indikator /
definisi
Penilaian atas
penampilan
fasilitas fisik,
perlengkapan,
karyawan, dan
bahan komunikasi.

Ukuran

Sumber

RS Ganesha memiliki
peralatan yang mutakhir
Penampilan bangunan
rumah sakit yang
representatif
Perawat dan dokter
menggunakan seragam yang
baik
Perawat dan dokter
menggunakan seragam yang
rapi
Fasilitas fisik yang tampak
sesuai dengan jenis jasa
yang ditawarkan

Parasuraman,
Zeithaml, dan
Berry., (1988)

bersambung

41

Reliability
(kehandalan)

Penilaian
pelanggan atas
kemampuan
melaksanakan
layanan yang
dijanjikan secara
meyakinkan dan
akurat.

Responsiveness
(daya tanggap)

Penilaian atas
kemampuan
membantu
pelanggan dan
memberikan jasa
dengan cepat.

Assurance
(Jaminan)

Penilaian atas
pengetahuan dan
kesopanan
karyawan dan
kemampuan
mereka untuk
menyampaikan
kepercayaan dan
keyakinan.

Empahty
(empati)

Penilaian atas
kesediaan
memberikan
perhatian yang
mendalam dan
khusus kepada
masing-masing
pelanggan.

lanjutan
Kepuasan
(satisfaction)

kepuasan
pelanggan
didefinisikan
sebagai respon
pelanggan

Waktu kunjungan dokter


tepat waktu
Bersikap simpati dan
sanggup menenangkan
pasien setiap ada masalah
Jasa disampaikan secara
benar sejak pertama kali
RS Ganesha memberikan
jasa tepat sesuai dengan
waktu yang dijanjikan
Sistem pencatatan data tepat
dan akurat
Kepastian waktu
penyampaian jasa
diinformasikan dengan jelas
kepada para pasien
Perawat selalu melayani
kebutuhan pasien dengan
cepat
Staf RS Ganesha selalu
cepat dalam menangani
keluhan pasien
Staff RS Ganesha selalu
siaga dalam melaksanakan
tugas
Staf RS Ganesha terjamin
pelayanannya
Dokter RS Ganesha
berpengalaman sehingga
meyakinkan
Staf RS Ganesha sopan
terhadap pasien
Staf RS Ganesha melayani
pasien sesuai dengan kaidah
ilmu medis
Staf RS Ganesha
memberikan perhatian
secara personal kepada
pasien
Staf RS Ganesha mengenal
baik nama setiap pasien
Staf RS Ganesha memahami
apa yang dibutuhkan pasien
Memberikan pelayanan
tambahan ketika dibutuhkan
Staf RS Ganesha
memberikan perhatian
secara personal kepada
pasien
Pelayanan RS Ganesha
memuaskan secara
keseluruhan
RS memberikan
pengalaman tinggal yang

Festus
Olorunniwo
(2006).
bersambung

42

terhadap
ketidaksesuaian
antara tingkat
kepentingan
sebelumnya dan
kinerja aktual
yang
dirasakannya
setelah
pemakaian.
persepsi akan
keterandalan dari
sudut pandang
konsumen
didasarkan pada
pengalaman,
atau lebih pada
urut-urutan
transaksi atau
interaksi yang
dicirikan oleh
terpenuhinya
harapan akan
kinerja produk
dan kepuasan.

Kepercayaan

4.5

Instrumen Penelitian

4.5.1

Skala Pengukuran

menyenangkan bagi pasien

Pilihan untuk menggunakan


RS Ganesha adalah tindakan
yang benar

Pelayanan RS Ganesha
terpercaya
Saya percaya bahwa
pelayanan diberikan secara
tulus hati

Kau and Loh


(2006)
Jasfar F.
(2005).
Aryani P. E.
(2008)

Saya percaya bahwa biaya


yang dikenakan sesuai
dengan pelayanan

Seluruh variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan


skala Likert. Menurut Kinnear (dalam Umar, 2005: 136), skala Likert ini
berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu,
misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik.
Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk
verbal dalam jumlah kategori tertentu bisa 5, 7 (agar dapat menampung
kategori yang netral) atau memasukkan kategori tidak tahu.
Dalam penelitian ini skala Likert yang digunakan adalah skala
dengan lima tingkatan. Alasan pemilihan skala Likert dengan lima
tingkatan ini adalah : kesesuaian dengan berbagai penelitian sebelumnya,

43

memperbesar variasi jawaban bila dibandingkan dengan empat skala, dan


agar terlihat kecenderungan pemilihan responden terhadap variabel.
Masing-masing alternatif jawaban akan diberi skor numerik sebagai
berikut: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), tidak yakin (3), setuju (4),
sangat setuju (5).

4.5.2

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Data dalam penelitian menjadi tidak berguna bila alat pengukuran yang

digunakan tidak memiliki reliabilitas dan validitas yang tinggi. Uji reliabilitas dan
validitas memberikan informasi tentang data yang dikumpulkan betul-betul
menggambarkan fenomena yang ingin diukur.
1)

Uji Validitas
Umar (2005: 179) menjelaskan bahwa validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Jika
penelitian menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data penelitian,
maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
diukurnya. Kuesioner yang tersusun dan telah diuji validitasnya, dalam
praktek belum tentu data yang terkumpul adalah data yang valid. Uji
validitas digunakan untuk menguji apakah setiap item dalam variabel
dapat dimengerti oleh responden sehingga ia mampu memberikan jawaban
yang tepat. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu kuesioner dikatakan

44

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan


sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Langkah-langkah pengujian validitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
2) Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.
Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal
30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor
(nilai) akan lebih mendekati kurve normal.
3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4) Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan
skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang
rumusnya seperti berikut:

r=

N (XY) (XY)
[nX2 (X) 2] [nY2 (Y)2]

Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus diuji terlebih


dahulu untuk menyatakan apakah nilai korelasi yang didapat adalah
signifikan atau tidak. Jika angka korelasi yang diperoleh di atas angka
kritis maka pernyataan-pernyataan tersebut adalah signifikan, artinya
pernyataan-pernyataan yang ada memiliki validitas konstrak. Di dalam
bahasa statistik terdapat konsistensi internal (internal consistence) yang
artinya bahwa pernyataan-pernyataan tersebut mengukur aspek yang sama.
Selain itu, jika angka korelasi yang diperoleh negatif, hal ini menunjukkan

45

bahwa pernyataan tersebut bertentangan dengan pernyataan lainnya, dan


dinyatakan tidak valid atau tidak konsisten dengan pernyataan yang lain,
dan tidak mengukur aspek yang sama dengan yang diukur oleh
pernyataan-pernyataan yang lain. Apabila dalam perhitungan ditemukan
pernyataan yang tidak valid (tidak signifikan pada tingkat tertentu),
kemungkinan pernyataan tersebut disajikan kurang baik, susunan kata-kata
atau isi kalimatnya yang menimbulkan penafsiran yang berbeda, sehingga
perlu diubah.
2)

Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama
(Umar, 2005: 194). Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan
untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Terdapat banyak
teknik untuk mengukur reliabilitas, salah satunya adalah dengan
menggunakan

Rumus

Cronbachs

Alpha

().

Banyak

pendapat

menyatakan bahwa angka (Cronbach Alpha) minimal 0,7 untuk


menyatakan bahwa pertanyaan dapat dikatakan reliabel (Santosa, 2006:
134).

1)

4.6

Jenis dan Sumber Data

4.6.1

Menurut Sifatnya
Data Kuantitatif

46

Data kuantitatif adalah jenis data yang berbentuk angka-angka


seperti : jumlah pasien, jumlah ruang rawat inap.
2)

Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka-angka dan
tidak dapat diukur, tetapi keterangan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti dalam bentuk uraian kalimat, seperti : kondisi
objek penelitian, prosedur pelayanan oleh staf Rumah Sakit
Ganesha.

4.6.2

Menurut Sumbernya
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya. Data primer dalam penelitian ini adalah pernyataanpernyataan yang diperoleh melalui kuesioner mengenai tingkat
kepuasan pasien terhadap kualitas layanan Rumah Sakit Ganesha
(tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy).
Serta jawaban pasien atas pertanyaan yang terkait dengan variabel
kepercayaan.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan terlebih
dahulu oleh pihak lain atau sudah disajikan dalam bentuk laporan.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai informasi yang
diperoleh melalui literatur-literatur dalam bentuk buku teks, tesis,

47

jurnal, dan artikel mengenai pengaruh kualitas layanan terhadap


kepuasan dan pengaruhnya terhadap kepercayaan.
4.7

Prosedur Penelitian

4.7.1

Metode Pengumpulan Data


Angket
Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner dalam penelitian ini akan diberikan kepada 118 pasien rawat
inap yang pernah merasakan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Ganesha.

4.7.2

Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner
kepada pasien rawat inap Rumah Sakit Ganesha setelah mereka
mendapatkan pelayanan dari pihak rumah sakit. Kuesioner akan dikirim ke
alamat masing-masing pasien oleh pihak humas dari manajemen Rumah
Sakit Ganesha untuk selanjutnya dikumpulkan dan diolah oleh peneliti.

4.8

Teknik Analisis Data


Sugiono (2008: 71) menjelaskan SEM adalah metode statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis yang terstruktur (variabel dependen bisa lebih
dari satu, biasanya hanya satu). Hipotesis yang dirumuskan merupakan hubungan

48

banyak variabel (Mutiple Variable) yang bersifat kausal. Prosedur SEM


mempunyai dua hal yang penting yaitu:
a. Hubungan kausal yang terjadi merupakan hubungan struktural yang
berseri dengan menggunakan persamaan regresi.
b. Hubungan kausal dapat disusun dalam model berupa gambar sehingga
mudah dipahami.
Hipotesis yang merupakan hubungan struktural tersebut dapat diuji dengan
statistik secara serempak. Beberapa aspek dari SEM merupakan bagian dari
konsep lama yaitu prosedur multivariat, yang lebih bersifat konfirmatori dari pada
eksploratori. SEM menggunakan statistik inferensial, sedangkan multivariat
bersifat deskriptif, sehingga pengujian hipotesis sulit bahkan tidak mungkin. SEM
dapat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan variabel yang terobservasi
maupun yang tidak terobservasi.
Dalam pengujian model dengan menggunakan SEM, terdapat tujuh langkah yang
ditempuh (Ferdinand, 2005)
1) Pengembangan sebuah model berbasis teori : pengembangan sebuah
model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat melalui telaah
pustaka sebab SEM digunakan untuk mengkorfimasi model teoritis
tersebut melalui data empirik dan SEM bukan untuk menghasilkan sebuah
model.
2) Pengembangan diagram alur (path diagram) : model teoritis yang telah
dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah diagram

49

path. Path diagram tersebut akan mempermudah dalam melihat


hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji.
3) Konversi diagram alur ke dalam persamaan : memulai mengkonversi
spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan yang terdiri atas
persamaan-persamaan struktural untuk menyatakan hubungan kausalitas
antar berbagai konstruk, dan persamaan spesifikasi model pengukuran
yang menentukan variabel yang mengukur konstruk serta menentukan
serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar
konstruk atau variabel.
4) Memilih matriks input dan estimasi model kovarians atau korelasi :
perbedaan SEM dengan teknik-teknik multivariat lainnya yakni input data
yang digunakan dalam permodelan dan estimasinya. SEM hanya
menggunakan matriks kovarians/varians atau matriks korelasi sebagai data
input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya. Estimasi model yang
digunakan berupa Maximum Likelihood Estimation (MLE)

dan

Generalized Least Square Estimation (GLS) dengan asumsi normalitas


data dipenuhi dan ukuran sampel sampai dengan antara 200 hingga 500.
5) Kemungkinan munculnya masalah identifikasi : dalam kaitannya dengan
identifikasi masalah, model penelitian diproses melalui bantuan program
AMOS, kesalahan dan ketidakmampuan model dalam menghasilkan
identifikasi yang eksak, akan secara langsung ditunjukkan oleh program
dalam tampilan visualnya.

50

6) Evaluasi kriteria Goodness of fit : kesesuaian model dievaluasi melalui


telaah terhadap berbagai kriteria Goodness of fit.
a. Evaluai asumsi SEM
1) Ukuran sampel : ukuran sampel yang harus dipenuhi
minimal berjumlah 100 dan sesuai dengan metode
pengambilan sampel yang telah dibahas sebelumnya.
2) Normalitas dan linearitas : sebaran data harus dianalisis
untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga
data dapat diolah lebih lanjut. Uji normalitas dan linearitas
dengan menggunakan metode statistik yang tersedia.
3) Outliers : merupakan observasi yang mucul dengan nilainilai ekstrim, baik secara univariat maupun multivariat
karena kombinasi karakteristik unik yang dimiliki dan
terlihat sangat jauh berbeda dari observasi lain.
4) Multicollinearty dan Singularity : gejala ini dapat dideteksi
dari determinan matriks kovarians. Nilai determinan
matriks kovarians yang sangat kecil memberikan indikasi
adanya problem multikolinearitas atau singularitas.
b. Uji kesesuaian dan uji statistik

51

Beberapa indeks kesesuaian dan cut-off valuenya yang digunakan


dalam menguji sebuah model dapat diterima atau ditolak sebagai
berikut :
1) 2- chi square : semakin kecil nilainya maka model
semakin baik dan diterima berdasarkan probabilitas dengan
cut-off value sebesar p>0,05 atau p>0,01.
2) RMSEA (The Root Mean Square Error of Aproximation) :
merupakan

suatu

indeks

yang

digunakan

untuk

mengkompensasi chi-square dalam sampel yang besar.


Nilai RMSEA yang kecil atau sama dengan 0,08
merupakan indeks untuk dapat diterimanya model tersebut
berdasarkan degree of freedom.
3) GFI (Goodness of Fit Indeks) : merupakan ukuran non
statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 sampai 1.
Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah
indeks fit yang baik.
4) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Indeks) : merupakan
kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari
varian dalam sebuah matriks kovarian sampel. Tingkat
yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai
sama dengan atau lebih besar dari 0,90.

52

5) CMIN/DF (The Minimum Sample Discrepancy Function


Devided with Degree of Freedom) merupakan statistik chisquare dibagi dengan derajat bebasnya sehingga disebut
chi-square relatif. Nilai relatif ini kurang dari 2,0 atau 3,0
merupakan nilai indikasi fit indeks bahwa model dan data
dapat diterima.
6) TLI (Tucker Lewis Index) : merupakan incremental index
yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap
sebuah

baseline

model,

dimana

nilai

yang

direkomendasikan sebagai acuan diterimanya sebuah model


adalah 0,95 dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan
nilai fit yang baik.
7) CFI (Comparative Fit Index) : rentang nilai sebesar 0 s.d. 1
dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit
yang paling tinggi.

7) Interpretasi dan Modifikasi Model


Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model dan memodifikasi
model untuk model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang
dilakukan. Setelah model diestimasi, residual kovarian harusnya kecil atau
mendekati nol dan distribusi frekuensi dari kovarian residual harus bersifat
simetrik. Distribusi frekuensi dari residula kovarian yang tidak simetrik

53

merupakan pertanda bahwa sebuah model kurang baik. Model yang baik
mempunyai standardized residual variance yang kecil. Angka 2,58
merupakan batas nilai (cut-off value) standardized residual yang
diperkenankan (Hair et.al., 1995, dan Joreskog, 1993 dalam Ferdinand,
2005 : 96).

Anda mungkin juga menyukai