Anda di halaman 1dari 34

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-1

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
III.1. Sejarah Singkat PT. Aneka Gas Industri

Gambar. III.1.1. PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur.


PT. Aneka Gas Industri adalah perusahaan gas industri yang pertama kali
didirikan di Indonesia. Bisnis inti PT. Aneka Gas Industri adalah memasok gas
industri seperti Oksigen, Nitrogen, Argon, dan gas-gas lainnya, serta jasa terkait
untuk hampir semua industri seperti pengerjaan logam, metalurgi, industri kimia,
industri lampu dan kaca, petrokimia, industri elektronik dan elektrik, industri
kesehatan dan farmasi, industri makanan dan minuman, pengolahan air minum,
pengolahan air limbah, agrobisnis dan lain sebagainya.
PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur sendiri merupakan salah
satu cabang untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya yang dimiliki oleh PT. Aneka
Gas Industri yang berpusat di Jakarta, di samping cabang-cabang lain yang
tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Medan, Riau, Bandung,
Semarang, Manado, dan Ujung Pandang (Makassar). Perusahaan yang terletak di
JL. Raya Surabaya-Mojokerto Km. 19 Sidoarjo ini didirikan pada tanggal 30
Januari 1995 dengan nama PT. Aneka Iwatani Industrial Gases (PT. AIIG). PT.
AIIG merupakan perusahaan patungan yang didirikan dengan status Penanaman
Modal Asing (PMA) antara Iwatani International Corporation (IIC) Jepang, PT.
Aneka Gas Industri Indonesia, dan Air Gas Incorporated (AIRGAS) Amerika
Serikat, dimana ketiganya juga sebagai pemegang saham. PT. AIIG mulai
berproduksi untuk pertama kalinya pada tanggal 12 Februari 1997.
Pada pertengahan tahun 1997, akibat adanya krisis moneter yang terjadi di
Indonesia, PT. AIIG terpaksa menjual sahamnya kepada PT. Aneka Messer
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-2

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Industrial Gases yang sebelumnya merupakan distributor utama PT. Aneka


Iwatani Industrial Gases. Sehingga berubah nama menjadi PT. Aneka Messer
Industrial Gases.
Sejak bulan Maret 2003, PT. Aneka Messer Industrial Gases berganti nama
menjadi PT. Aneka Gas Industri karena sahamnya telah dibeli oleh PT. Tira
Austenite dan PT. Samator Gas Industri milik keluarga Harsono.
Periode sejarah PT. Aneka Gas Industri secara lengkap ialah sebagai
berikut:
Periode 1916 1945
Pada tahun 1916 sebuah perusahaan
Belanda yang bernama NV WA Hoek
Machine en Zuurstof membangun pabrik
oksigen

di

Jakarta,

diikuti

dengan

pembangunan pabrik lainnya di Surabaya


pada tahun 1920 dan di Bandung pada tahun
1939. Sementara itu, pada tahun 1924 perusahaan Belanda lainnya yang bernama
NV Javasche Koelzoor Fabriek mendirikan pabrik Karbon Dioksida di Surabaya.
Kedua perusahaan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya PT. Aneka Gas
Industri.
Periode 1945-1971
Pada tahun 1958, kedua perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh
pemerintah Indonesia, NV WA Hoek Machine en Zuurstof menjadi PN Zat Asam
(PN Zatas) dan NV Javasche Koolzoer Fabriek menjadi PN Asam Arang. PN Zat
Asam mampu berkembang pesat dan mendirikan pabrik di Semarang, Makassar,
dan Medan. Pada tahun 1971 kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PT.
Aneka Gas Industri (Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian,
dengan status sebagai perusahaan BUMN.
Periode 1995-2003
Untuk memperkokoh posisinya dalam
persaingan sebagai perusahaan utama di bidang
gas industri di Indonesia yang semakin ketat
dalam era Globalisasi, maka pada akhir tahun
1996, sebagian saham pemerintah di PT. Aneka Gas Industri (Persero) dijual
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-3

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

(diprivatisasi) kepada Messer Griesheim GmbH (30%) dan PT. Tira Austenite
(20%). Statusnya pun berubah menjadi Perusahaan Pemerintah dengan
Penanaman Modal Asing (PMA).
Pada tahun 1998, Messer Griesheim GmbH dari Jerman meningkatkan
porsi kepemilikannya dengan mengambil alih semua saham pemerintah di PT.
Aneka Gas Industri (Persero). Dengan pengambil-alihan ini, maka status
perusahaan berubah lagi menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). Komposisi
saham setelah pengambil-alihan, menjadi Messer 90% dan Tira Austenite 10%.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada bulan Januari 2003 Messer
menjual seluruh saham PT. Aneka Gas Industri kepada Arief Harsono (Direktur
Utama PT. Samator Gas Industri) dan PT. Tira Austenite, sehingga mengubah
komposisi saham menjadi Tira Austenite 51% dan Arief Harsono (PT. Samator
Gas Industri) 49%.
Periode 2004-Sekarang
Pada tahun 2004, Keluarga Harsono membeli seluruh saham PT. Tira
Austenite di PT. Aneka Gas Industri sehingga Keluarga Harsono (PT. Samator
Gas Industri) menguasai 100% saham PT. Aneka Gas Industri. Status perusahaan
pun berubah menjadi Perusahaan Swasta Indonesia.
2004-2008

Dengan visi menjadi perusahaan gas industri terbaik dengan jaringan


terluas di Indonesia, PT. Aneka Gas Industri berupaya untuk memenuhi kebutuhan
industri-industri yang membutuhkan pasokan gas industri yang tersebar di seluruh
nusantara, dengan beragamnya pelayanan dan produk yang ditawarkan. Saat ini
PT. Aneka Gas Industri dimiliki oleh PT. Aneka Mega Energi dan Rachmat
Harsono, serta masuk ke dalam Samator Group.
II.2. Sertifikasi Perusahaan
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-4

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan


Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Oksigen (O2)

: SNI No. 0576/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2002

Nitrogen (N2)

: SNI No. 0580/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2002

Argon (Ar)

: SNI No. 0579/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2002

Asetilen (C2H2)

: SNI No. 0575/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2002

Karbon Dioksida (CO2)

: SNI No. 0578/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2002

Tabel II.2.1. Sertifikasi Perusahaan PT. Aneka Gas Industri


Sertifikasi/
Penghargaan

Diberikan oleh

Tahun

ISO 9001 : 2000

SAI Global

2003-2009

Upakarti

Pemerintah Republik Indonesia

1990

Zero Accident Award

Departemen Tenaga Kerja

2004

Sertifikasi Halal

Majelis Ulama Indonesia (MUI)

2007-2009

Safety Certificate

Conoco Philips Indonesia Inc, Ltd.

2006

Asian Industrial Gasses Association

2004 sekarang

Associate Member

Asosiasi Gas Industri Indonesia (dulu


1972 sekarang
bernama Asosiasi Oksigen)

II.3. Tempat dan Lokasi Perusahaan


PT. Aneka Gas Industri yang berkantor pusat di Jakarta dengan memiliki
Sales Region yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sales Region
tersebut antara lain sebagai berikut :

Sales Region I Sumatra Utara


Kantor/Pabrik O2/N2, Pabrik C2H2

Sales Region II Sumatra Tengah


Pabrik O2/N2 Pekanbaru

Sales Region III Jawa Barat dan Lampung


Kantor/Pabrik O2/N2

Sales Region IV Jawa Tengah


Pengisian

Sales Region V Jawa Timur


Kantor/Pabrik O2/N2/Ar, C2H2, N2O, Mixed Gas
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-5

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Sales Region VI Sulawesi Selatan


Kantor/Pabrik O2, CO2, C2H2

Sales Region VII Sulawesi Utara


Kantor/Pabrik O2, N2, CO2

Kerja Praktek dalam kesempatan kali ini bertempat di PT. Aneka Gas
Industri Sales Region V-Jawa Timur yang terletak di JL. Raya Surabaya
Mojokerto Km. 19 Beringin Bendo, Kecamatan Taman, Sepanjang Sidoarjo,
Jawa Timur, pada unit produksi ASP (Air Separation Plant).
Salah satu faktor penting dalam membangun pabrik dan menentukan
kelangsungannya adalah pemilihan lokasi pabrik. Dimana pemilihan lokasi pabrik
ini dilakukan dengan perancangan dan pertimbangan yang tepat dan matang. Hal
ini dikarenakan lokasi pabrik sangat menentukan kelancaran proses produksi dan
hubungan dengan masyarakat sekitar. Lokasi pabrik dapat mempengaruhi
investasi awal yang diperlukan. Cara perolehan bahan baku dan bahan
penunjangnya, transportasi, dan distribusi produk kepada konsumen, perolehan
tenaga kerja, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
pemilihan lokasi pabrik oleh PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur antara
lain:
a. Bahan Baku
Bahan baku yang dipergunakan sangat mudah diperoleh karena
hanya mengambil udara bebas dari lingkungan sekitar pabrik.
b. Transportasi
Transportasi mudah karena kondisi jalan dan angkutan cukup
memadai. Lokasi pabrik sangat strategis karena dekat dengan jalan raya
utama yang menghubungkan Surabaya dan Mojokerto serta dekat dengan
jalan tol, sehingga untuk transportasi dan pemasaran (distribusi) produk ke
dalam dan luar kota mudah dipenuhi dan tidak menjadi masalah.
c. Pemasaran
Jaringan pemasaran lebih cepat dilakukan karena letak pabrik dekat
dengan kawasan industri yang merupakan pelanggan produk, seperti:
Pabrik baja, Pabrik kimia, Pabrik lampu, Pabrik kaca, Bengkel, dan
Rumah Sakit, baik di sekitar Sidoarjo maupun di seluruh kawasan Jawa
Timur dan Bali.
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-6

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan


Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja mudah diperoleh karena terletak di kawasan industri
dan dekat dengan Surabaya, yang merupakan Ibukota Jawa Timur, dimana
kebutuhan akan lapangan kerja sangat tinggi.
e. Utilitas
Utilitas mudah didapat, seperti sudah adanya jaringan listrik (dari
PLN), air sumur bor dan PDAM, sinyal telepon dan internet, dan lain-lain.
Hal ini dikarenakan PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur
membutuhkan air dan listrik dalam kegiatan produksi dengan kapasitas
yang cukup besar. Adanya jaringan atau sinyal telepon dan internet juga
sangat membantu dalam hal komunikasi dan dapat memenuhi kebutuhan
mobilitas yang sangat tinggi.
f. Tata Letak Pabrik
Penentuan tata letak pabrik harus diatur secara fleksibel dan
efisien, sehingga pengoperasian dapat berjalan cepat dan dapat pula
mengakomodir perkembangan teknologi. Tata letak pada PT. Aneka Gas
Industri Sales Region V-Jawa Timur dapat dilihat pada gambar II.3.1
berikut ini:
9

gg

Gambar II.3.1. Tata Letak PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur.
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-7

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

II.4. Manajemen Perusahaan


II.4.1. Struktur dan Manajemen Organisasi
Struktur organisasi perusahaan dimaksudkan untuk menjelaskan fungsi
dari masing-masing bagian dalam perusahaan yang berhubungan dengan
tugas, tanggung jawab, dan kewajiban dimana semuanya disesuaikan dengan
jenjang jabatan dan keadaan pabrik. Dengan adanya struktur organisasi akan
tercipta prinsip kerja yang baik dan efisien sehingga sistem kerja tidak
tumpang tindih. Organisasi di PT. Aneka Gas Industri termasuk unsur yang
mendapat prioritas dari pihak manajemen, mengingat peranan organisasi
sangat menentukan terciptanya jalinan kerjasama yang efektif dan efisien dari
kelompok kerja dalam suatu kegiatan yang mengarah pada upaya
menjalankan fungsi sesuai dengan tuntutan perusahaan.
Selanjutnya untuk menjawab tuntutan perusahaan agar senantiasa
mampu menghadapi perubahan iklim bisnis yang semakin keras dan tak
terduga, PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur dipimpin oleh
General Manager Wilayah V dibawah Dewan Komisaris Pusat, yang
membawahi: Manager Marketing, Manager Produksi ASP, Manager
Produksi Special Gas, Manager Accounting, Manager Teknik, dan Manager
Personalia dan Umum (HRD). Struktur organisasi PT. Aneka Gas Industri di
Sales Region V-Jawa Timur adalah sebagai berikut :
General Manager Region V-Jawa Timur

1.

Perseroan diurus oleh General Manager di bawah pengawasan Dewan


Komisaris Pusat, yang membawahi :
A. Factory Manager

Manager ASP (Air Separation Plant)

Supervisor : Tugasnya dibantu oleh Foreman dan Operator.


a. Supervisor Produksi
Tugas dan Kewajiban :
-

Memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan tugas di


lingkungan produksi perusahaan.

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-8

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Membuat rencana pemeliharaan alat produksi serta mengatur


pelaksanaannya dalam usaha untuk menjamin kontinyuitas
produksi perusahaan.

Membuat rencana kerja dan membagi pekerjaan kepada para


petugas secara periodik dan atau menurut kebutuhan sesuai tugastugas yang akan diberikan oleh kepala seksinya.
Supervisor Produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu Koordinator

Produksi dan Pelaksana Produksi.


b. Supervisor Pemeliharaan dan Perawatan
Tugas dan Kewajiban :
- Mengkoordinator fungsi pemeliharaan perlengkapan.
- Membuat rencana pemeliharaan dan reparasi alat-alat distribusi
kendaraan, bangunan, serta mengatur pelaksanaannya.
- Membuat rencana pengadaan kebutuhan bahan dan perlengkapan
produksi serta mengatur pelaksanaan dan penyimpanannya.
Supervisor Pemeliharaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Pelaksana
Pemeliharaan Internal, Pelaksana Pemeliharaan Eksternal, dan Pelaksana
Pemeliharaan Bengkel.
c. Supervisor Quality Control
Tugas dan Kewajiban :
- Memimpin bidang quality control produksi.
- Mengusahakan dan menjaga suasana kerja yang sebaik-baiknya.
- Mengesahkan dan menandatangani permintaan uang atau barang
untuk keperluan bidangnya.
- Mengkoordinir penyusunan rencana budget untuk bidangnya.
- Mengusulkan materi kepegawaian dan memberi saran kepada kepala
cabang.

Manager Produksi Special Gas (Mixed Gas, C2H2 , N2O)

Supervisor
Tugasnya dibantu oleh Foreman dan Operator.

Manager Teknik (Maintenance)


- Supervisor
Tugasnya dibantu oleh Staff dan Operator bidang teknik.
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-9

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan


Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Supervisor (Kepala Departemen) Health & Safety Environment


(HSE) atau Unit K3 Perusahaan. Bertugas untuk membuat,
menjalankan, dan mengawasi mengenai sistem K3 yang ada pada
perusahaan. Tugasnya dibantu oleh Staff.

B. Marketing Manager (Manager Pemasaran)


Bertugas untuk memasarkan hasil-hasil produksi dan juga bertugas
sebagai seksi untuk melakukan promosi hasil produk perusahaan sehingga
dapat menambah jumlah konsumen atau pelanggan dari produk yang
dihasilkan. Bidang Pemasaran ini dibagi menjadi dua seksi, antara lain:
Sales Manager Bulk
- Supervisor
Tugasnya dibantu oleh Operator.
Sales Manager Medical
- Supervisor
Tugasnya dibantu oleh Operator.
Selain Factory Manager dan Marketing Manager, terdapat Manager
Personalia dan Umum (Human Resource Development) dan Manager
Accounting. Keduanya bertugas khusus menangani masalah administrasi serta
keuangan

yang

pada

dasarnya

sangat

dibutuhkan

di

dalam

suatu

perusahaan.Tugas-tugasnya juga dibantu oleh Supervisor dan Staff. Seluruh


Manager bertanggung jawab langsung kepada General Manager.
Tugas Foreman dan Operator secara umum antara lain ialah sebagai
berikut:

Foreman:

Mengambil tindakan atau keputusan langsung bila tidak terdapat


supervisi.

Bertanggung jawab penuh terhadap jalannya proses produksi.

Operator:

Mengontrol dan mengawasi kondisi operasi mesin plant.

Bertanggung jawab terhadap kondisi area di sekitar plant.

Membantu dan Men-support secara penuh kinerja Foreman.

Memantau dan Mengisi Daily Log Sheet setiap 2 jam sekali.


S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-10
Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur
Sales
Counte
r

Manager
Marketin
g
Sales
Manager

Bulk

Manager
ASP

Produksi

Supervis
or ASP
Foreman
ASP
Operator
ASP

Manager
Produksi

Manager
Accounti
ng

Supervis
or Teknik

Manager
Teknik

Staf
Personali
a

Manager
Personali
a

General Manager

Supervisor

Supervisor
Accountin
g

Prod.Spec
Gas

Staf
Umum

Staf
Accountin
g

Collecto
r

Supervis
or
HSE/K3 &

Sta
f
HS
E

Quality
Cont.

Security

Operato
r Teknik

Operator
Prod.Spec
Gas

Supervis
orProduksi
N2 O

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Sales
Manager

Medical
Supervis
or
Distribusi

N2O

Operato
r Produksi

len

Supervis
orProd.Aseti

Operato
r Prod
Asetilen
Supervis
or
Prod.Filling
St
OperatorPro
d.Filling
Station

Gambar II.4.1.1. Struktur Organisasi PT. Aneka Gas Industri Region V-Jatim.

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-11

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

II.4.2. Sistem Penggajian


Perusahaan membayarkan upah atau gaji kepada setiap karyawannya
pada setiap bulannya, yakni tiap tanggal 1, dimana gaji tersebut terdiri atas:
a. Gaji pokok yang besarnya ditentukan oleh golongan dan masa kerja.
b. TKU atau Tunjangan Kemahalan Umum, besarnya 20% dari gaji pokok.
c. TKK atau Tunjangan Kegiatan Kerja, besarnya ditentukan sesuai dengan
prestasi pencapaian target produksi dan penjualan.
d. Tunjangan jabatan, besarnya sesuai dengan jabatan yang sedang dipegang.
Terdapat juga beberapa fasilitas yang diberikan selain gaji dan
tunjangan, yaitu sebagai berikut:
a. Uang lembur, diberikan berdasarkan jumlah jam lembur (yaitu jumlah jam
di luar jam kerja) dan diberikan setiap tanggal 10 atau 11 per-bulannya.
b. Uang jasa produksi, diberikan empat kali dalam setahun sebesar gaji yang
diterima setiap bulan sesuai SK Direksi.
c. Uang makan diberikan setiap tanggal 5 per-bulannya, berdasarkan jumlah
hari masuk kerja.
d. Pakaian seragam kerja, diberikan setiap 1 tahun atau 2 tahun sekali.
e. Alat Pelindung Diri (APD) berupa sepatu safety, helmet, ear plug, gloves,
masker, dan lain sebagainya. Apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan
pada APD, bisa dilakukan pergantian dengan APD yang baru.
f. Sarana Ibadah (Masjid dan Musholla).
g. Peralatan dan Obat-Obatan P3K.
h. Koperasi Karyawan.
i. Kantor, Dapur, Kamar Mandi, dan lain sebagainya.
II.4.3. Pemasaran
Produk yang dihasilkan di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa
Timur lebih banyak dipasarkan dalam bentuk cair. Karena produk dalam
bentuk cair bisa lebih menghemat tempat untuk penyimpanan, memudahkan
dalam pemasaran, dan distribusi hasil produk.
Namun, bila terdapat konsumen yang membutuhkan produk dalam
bentuk gas tidak akan menjadi masalah, karena produk yang terdapat dalam
botol adalah berbentuk gas. Untuk mempermudah kegiatan pemasarannya,
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-12

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

maka PT. Aneka Gas Industri seluruh Region di Indonesia, memiliki depodepo pengisian dan Sales Agent yang ditempatkan di berbagai kota di seluruh
Indonesia. Hal ini dilakukan agar dapat menjangkau konsumen-konsumen
skala mikro (masyarakat dan industri kecil). Sedangkan untuk konsumen
skala makro, seperti dari kalangan industri besar, rumah sakit, swasta atau
pemerintahan dapat langsung berhubungan dengan bagian pemasaran dan
penjualan PT. Aneka Gas Industri. PT. Aneka Gas Industri juga menerima
pembelian baik secara eceran maupun non-eceran serta pembelian langsung
di lokasi pabrik.
II.4.4. Jam Kerja
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dari Disnaker, peraturan,
dan kebijakan dari perusahaan, maka waktu kerja yang berlaku di PT. Aneka
Gas Industri Region V-Jawa Timur khususnya ialah 7 jam dalam

sehari

dan 40 jam dalam seminggu kerja. Sedangkan selebihnya akan

dihitung

kerja

sebagai jam lembur kerja. Terdapat dua pengaturan sistem jam kerja
karyawan, yakni sebagai berikut:
a. Sistem Jam Kerja non-Shift
Disebut sistem jam kerja normal.
Sistem jam kerja ini diperuntukkan bagi
karyawan yang bekerja di bagian (unit)
produksi Gas ADI (Mixed and Special
Gas) dan Asetilen (C2H2), teknik dan
perawatan

(maintenance),

pemasaran

(marketing), accounting, personalia, administrasi, dan umum (kantor).


Jumlah jam kerja ialah 40 jam tiap minggu, dengan waktu kerja adalah
dari jam 08.00-16.00 WIB ( 7 jam) untuk hari senin s/d jumat, lalu jam
08.00-13.00 WIB ( 5 jam) untuk hari sabtu, sedangkan hari minggu ialah
hari libur. Kemudian untuk lamanya jam istirahat, untuk hari senin s/d
jumat adalah 1 jam, sedangkan untuk hari sabtu tidak diberlakukan jam
istirahat.
-

Istirahat untuk Hari Senin s/d Kamis

Istirahat untuk Hari Jumat

: 12.00-13.00 WIB.

: 11.30-13.00 WIB.

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-13

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

b. Sistem Jam Kerja Shift


Disebut Sistem jam kerja full. Sistem jam kerja ini diperuntukkan
bagi karyawan yang bekerja di bagian (unit) produksi ASP (Air Separation
Plant), Gas Nitrous Oxide (N2O), dan Satpam (Satuan Pengamanan).
Sistem jam kerja shift ini diberlakukan karena kondisi operasional bagian
dan unit produksi tersebut harus beroperasi secara kontinyu (terusmenerus). Bagian di unit produksi ASP
sendiri memiliki 4 kelompok shift yang
masing-masing bergantian setiap dua
hari. Tiap kelompok shift terdiri dari
dua orang yakni satu orang sebagai
Foreman dan satu orang lagi sebagai
Operator. Terdapat juga 1 kelompok
shift untuk petugas timbangan yang terdiri atas dua orang. Setiap shift
mendapatkan jatah libur 2 hari dalam 8 hari kerja. Untuk jam istirahat
tidak diberlakukan, kecuali izin untuk keperluan makan, ibadah atau
keperluan lain yang diizinkan (diperbolehkan). Contoh pembagian jadwal
shift kerja yang ada di unit produksi ASP:
ASP PRODUCTION UNIT SCHEDULE (Agustus 2012)
No. Name

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

MA
HS
BW
BS
HR
AR
EN
SU

E
E
M
M
H
H
N
N

E
E
M
M
H
H
N
N

9.
10.

HA
SR

H
M

M
H

Date
3
4
5
6
Foreman & Operator
N
N
H
H
N
N
H
H
E
E
N
N
E
E
N
N
M
M
E
E
M
M
E
E
H
H
M
M
H
H
M
M
Petugas Timbangan
M
M
M
M
E
E
E
E

Keterangan:
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

10

M
M
H
H
N
N
E
E

M
M
H
H
N
N
E
E

E
E
M
M
H
H
N
N

E
E
M
M
H
H
N
N

M
E

H
M

M
H

E
M

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-14

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

M = Morning (Shift 1) ; Jam Kerja (07.00-15.00 WIB).


E = Evening (Shift 2)

; Jam Kerja (15.00-23.00 WIB).

N = Night (Shift 3)

; Jam Kerja (23.00-07.00 WIB).

H = Holiday (Hari libur kerja).


Jam lembur di unit produksi ASP bisa diberikan ketika dalam
kondisi tertentu seperti menggantikan teman yang berhalangan (cuti
tidak masuk kerja) dan saat libur hari besar agama.
Setiap karyawan pada seluruh unit menerima cuti maksimal 12 hari
(12 kali cuti) setiap tahun. Cuti tidak dapat diakumulasikan dengan cuti
pada tahun berikutnya, apabila cuti yang tahun ini tidak diambil.
II.4.5. Tenaga Kerja
PT. Aneka Gas Industri menerapkan suatu peraturan pengangkatan
jabatan dan gaji sesuai standard yang berlaku, dimana peraturan tersebut
berlaku dan dilaksanakan langsung untuk semua cabang industri (region) di
seluruh Indonesia, sedangkan keputusan ditentukan oleh kantor pusat di
Jakarta. Adapun Jumlah seluruh pegawai dan karyawan di PT. Aneka Gas
Industri Region V-Jawa Timur ialah sebanyak 150 orang, dengan latar
belakang pendidikan sebagai berikut:
a.

Pendidikan SD

b. Pendidikan SMP
c.

: 26 Orang
: 34 Orang

Pendidkan SMA/SMK

d. Pendidikan Sarjana

: 50 Orang

: 30 Orang

Dimana pada unit produksi ASP (Air Separation Plant) untuk


pembagiannya adalah sebagai berikut:
Manager Produksi sebanyak 1 Orang.
Supervisor Produksi sebanyak 1 Orang.
Bagian Administrasi sebanyak 1 Orang.
Bagian Teknik & Perawatan (Maintenance) sebanyak 4 Orang.
Bagian Staff Produksi sebanyak 10 Orang.
Bagian Prasarana & Umum sebanyak 2 Orang.

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-15

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Mengenai kesejahteraan karyawan, seluruh Karyawan PT. Aneka Gas


Industri Region V-Jawa Timur selain mendapatkan gaji setiap bulannya dan
beberapa fasilitas, juga mendapatkan jaminan sosial berupa:
1. Seluruh karyawan diikutsertakan asuransi yang meliputi asuransi dari
Jamsostek (berupa tunjangan atau tabungan hari tua dan kesehatan).
Sedangkan untuk karyawan di atas golongan 5 (golongan 6 ke atas)
mendapatkan tambahan asuransi khusus (hanya berupa tunjangan
kesehatan). Untuk tunjangan kesehatan atau pengobatan, besarnya
ditentukan berdasarkan jabatan dan jumlah anggota keluarga.
2. Tunjangan kematian.
3. Tunjangan pernikahan dan melahirkan.
II.5. Produksi Pabrik
II.5.1. Produk yang Dihasilkan
PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur merupakan perusahaan
yang memproduksi berbagai macam gas. Produk-produk yang dipasarkan
antara lain:
1) Oksigen (O2) dalam bentuk gas dan cair.
2) Nitrogen (N2) dalam bentuk gas dan cair.
3) Argon (Ar) dalam bentuk gas dan cair.
4) Asetilen (C2H2) dalam bentuk gas dan cair.
5) Nitrous Oksida (N2O) dalam bentuk gas dan cair.
6) Special Gases dalam bentuk gas.
7) Mixed Gas, merupakan campuran dua atau lebih gas dengan komposisi
tertentu, misalnya : 75% O2 dan 25% N2. Komposisi dari mixed gas ini
tergantung dari permintaan para konsumen dan pada umumnya berdasarkan
pada komposisi yang telah ada.
PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur hingga saat ini juga
melayani permintaan dan menjalin kerjasama dengan dua konsumen dari
perusahaan besar sekitar pabrik, berupa Gas Nitrogen dan Gas Oksigen yang
dialirkan atau ditransfer melalui jalur perpipaan. Kedua perusahaan besar
tersebut ialah PT. Santos Jaya Abadi selaku produsen minuman kopi merk
kapal api dengan permintaan berupa Gas Nitrogen dan PT. Asahimas Flat
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-16

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Glass, Tbk selaku produsen kaca dengan permintaan berupa Gas Nitrogen dan
Gas Oksigen, dimana gas tersebut digunakan oleh kedua perusahaan untuk
keperluan produksinya masing-masing.
Produk Oksigen, Nitrogen, dan Argon diproduksi oleh unit produksi
Air Separation Plant (ASP). Spesifikasinya ialah sebagai berikut:
a). Oksigen
- Wujud

: Cair

- Kemurnian

: Minimal 99,85%

- Impurities

: Argon dan runtutan gas mulia dengan kadar maksimal


0,15%

- Kenampakan : Tidak berbau, tidak berasa, warna bening kebiruan


- Tekanan

: 15 bar

- Temperatur

: -182oC

Untuk produk berupa Gas Oksigen ditempatkan dalam botol gas.


Tingkat kemurnian gas berbeda-beda, tergantung penggunaan gas
tersebut. Jika digunakan untuk Industrial Gas (IG) memiliki purity sebesar
99,5%, untuk keperluan medis memiliki purity sebesar >99,5%, dan untuk
keperluan lain yang membutuhkan High Purity (HP) memiliki purity sebesar
99,8%. Impurities yang terkandung meliputi Nitrogen (N2), Moisture (uap
air), dan Total Hydrocarbon (THC). Gas Oksigen memiliki sifat sebagai
oksidator, artinya bila terdapat api disekitarnya, gas tersebut akan
memperbesar nyala api.
b). Nitrogen
- Wujud

: Cair

- Kemurnian

: Minimal 99,99 %

- Impurities

: Oksigen dengan kadar minimal 3 ppm

- Kenampakan : Tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna


- Tekanan

: 17 bar

- Temperatur

: -192oC

Untuk produk berupa Gas Nitrogen ditempatkan dalam botol gas.


Tingkat kemurnian gas berbeda-beda, tergantung penggunaan gas tersebut.
Jika digunakan untuk Industrial Gas (IG) memiliki purity sebesar 99,9%, dan
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-17

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

untuk keperluan lain yang membutuhkan High Purity (HP) memiliki purity
sebesar >99,996% atau Ultra High Purity (UHP) yang memiliki purity
sebesar >99,999%. Impurities yang terkandung meliputi:
Impurities
IG
Oksigen (O2)
<10 ppm
THC
<1 ppm
Moisture
<10 ppm
Gas Nitrogen memiliki sifat tidak

HP
UHP
<6 ppm
<3 ppm
<1 ppm
<0,4 ppm
<6 ppm
<3 ppm
mudah bereaksi dengan gas lain

(inert), non-flammable, dan bersifat mencekik ketika terakumulasi pada


ruangan tertutup.
c). Argon
- Wujud

: Cair

- Kemurnian

: Minimal 99,99%

- Impurities

: Oksigen dengan kadar minimal 0,5 ppm

- Kenampakan : Tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna


- Tekanan

: 17 bar

- Temperatur

: -185oC

Untuk produk berupa Gas Argon ditempatkan dalam botol gas. Tingkat
kemurnian gas berbeda-beda, tergantung penggunaan gas tersebut. Jika
digunakan untuk Industrial Gas (IG) memiliki purity sebesar 99,9%, dan
untuk keperluan lain yang membutuhkan High Purity (HP) memiliki purity
sebesar >99,996% atau Ultra High Purity (UHP) yang memiliki purity
sebesar >99,999%. Impurities yang terkandung meliputi:
Impurities
IG
HP
UHP
Oksigen (O2)
<10 ppm
<6 ppm
<3 ppm
THC
<1 ppm
<1 ppm
<0,4 ppm
Moisture
<10 ppm
<6 ppm
<3 ppm
Gas Argon memiliki sifat tidak mudah bereaksi dengan gas lain (inert),
non-flammable, dan bersifat non-toxic.
Produk Asetilin (C2H2) diproduksi oleh unit produksi Acetylene Plant.
Produknya berupa Gas Asetilin yang ditempatkan dalam botol gas. Tingkat
kemurnian gas berbeda-beda, tergantung penggunaan gas tersebut. Jika
digunakan untuk Industrial Gas (IG) memiliki purity sebesar 98%, dan untuk
keperluan lain yang membutuhkan High Purity (HP) memiliki purity sebesar
99,6%. Impurities yang terkandung meliputi PH3 dan H2S. Gas Asetilin
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-18

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

memiliki sifat mudah terbakar, tidak berwarna, berbau khas, mempunyai


kelarutan besar dalam acetone, konsentrasi C2H2 sebesar 33% di udara
selama 7 menit bisa mengakibatkan pingsan, bersifat memabukkan pada
konsentrasi sebesar 20% di udara dan

dapat self ignition pada suhu 305oC.

Produk Nitrous Oksida (N2O) diproduksi oleh unit produksi Nitrous


Oxide Plant. Produknya berupa Nitrous Oksida yang ditempatkan dalam botol
atau silinder. Tingkat kemurniannya berbeda-beda, tergantung dari
penggunaannya. Jika digunakan untuk Medical memiliki purity sebesar
>99,5%, dan untuk keperluan lain yang membutuhkan High Purity (HP)
memiliki purity sebesar 99,9%. Impurities yang terkandung meliputi moisture
(uap air), CO, dan NOX. Gas Nitrous Oksida memiliki sifat berbentuk cairan,
tidak mudah terbakar, sebagai oksidator, dan bersifat narkotik dalam
konsentrasi yang tinggi.
Berbagai gas dengan kemurnian sangat tinggi serta campurancampuran gas, baik yang umum maupun yang khusus dibuat sesuai keperluan,
selalu tersedia. Produk yang bermacam-macam ini digunakan pada
penelitian, penerapan teknologi, pemantauan pencemaran lingkungan, sampai
industri listrik dan elektronik. PT. Aneka Gas Industri memproduksi gas-gas
industri dan juga gas sintetis dengan pabrik milik sendiri. Untuk memperoleh
produk dengan kemurnian tertentu, beberapa sistem penyaringan dan
pemurnian digunakan selama proses. Kemurnian diperiksa dengan
menggunakan berbagai alat analisa yang berbeda. PT. Aneka Gas Industri
memiliki produk gas dengan berbagai tingkat kemurnian mulai standar sampai
Ultra High Purity (UHP).
Produk Special Gases meliputi :
Pure Gas

Purity

Ar UHP
N2 HP
He UHP
CO
CO2

>99,999%
>99,999%
>99,999%
>99,999%
>99,999%

O2
<3
<6
<3

Impurities (ppm)
THC
<0,4
<1
<0.4

H2O
<3
<6
<3

Moisture: <20 ppm ; THC: <50 ppm ;


Total Sulphur: (< 0,1 ppm), Benzene:
(0,02 ppm).

SF6
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-19

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

H2
Ethylene
SO2
>99,999%
Chlorine
Ammonia
Ethylene Oxide
Karbon Monoksida (CO) bersifat mudah terbakar (konsentrasi 1274%), berbau khas, sangat beracun, bisa meledak jika bereaksi dengan N 2O,
mempunyai daya gabung yang kuat terhadap butir darah merah (210 kali
daya gabung O2). Karbon Dioksida (CO2) bersifat mencekik jika terhirup
terlalu banyak, pada konsentrasi 2-10% menyebabkan pusing, menaikkan
darah, denyut nadi, konsentrasi 25%-30% bisa menyebabkan pingsan, dan
berbentuk cairan.
Sulfur Dioksida bersifat tidak mudah terbakar, sangat korosif,
beracun, larut dalam air membentuk H2SO4, dan berbentuk cairan.
Helium bersifat inert, dan tidak mudah terbakar. Hidrogen bersifat
mudah terbakar, konsentrasi tinggi menyebabkan sesak nafas & pusing.
Campuran Gas ADI disediakan dalam lima standar: Primary, Master,
Certified, Batch Analyzed, dan EPA Protocol. Analisa terhadap batas toleransi
dan impuritis yang spesifik dilakukan secara khusus sesuai dengan
permintaan. Campuran disiapkan dan dianalisa sampai level toleransi di
bawah ppb (sepermilyar). PT. Aneka Gas Industri dapat membantu
memulihkan standar dan silinder yang tepat dalam rangka memberikan nilai
tambah yang terbaik bagi konsumen (pelanggan).
Produk Mixed Gases meliputi:
Analyzer
O2
Ar
N2
N2O
C2H2
Propane

Jenis
% & ppm
%
%
%
%
%

Analyzer
CO2
CO
CH4
SO2
H2S
NOx

II.5.2. Kegunaan Produk


S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Jenis
% & ppm
% & ppm
% & ppm
ppm
ppm
ppm

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-20

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

a. Oksigen (O2)
1. Untuk aerasi pengolahan limbah.
2. Dalam jumlah yang seimbang, oksigen dan nitrogen digunakan untuk
mendiagnosis darah.
3. Produksi gas untuk pernafasan buatan dan prosedur terapi.
4. Dalam bidang kesehatan digunakan untuk membantu pernafasan bagi
pasien.
5. Dalam bentuk cair dapat digunakan untuk bahan bakar pesawat ruang
angkasa.
6. Dalam bentuk gas dapat digunakan untuk keperluan Burning,
Hyperbaric Chamber (di RSAL), Bahan campuran kosmetik, Welding,
and Cutting.
b. Nitrogen (N2)
1. Nitrogen Gas digunakan dalam industri makanan dan minuman
untuk mencegah kerusakan makanan dalam kaleng dan kemasan (food
packaging) dengan cara mematikan bakteri aerob (yang membutuhkan
oksigen).
2. Nitrogen cair digunakan sebagai pendingin untuk mencegah suhu yang
sangat rendah, khususnya pada pengawetan atau pembekuan makanan
(food freezing).
3. Pendinginan pada suhu ultra rendah.
4. Pembekuan plasma darah dan pengawet darah.
5. Pengawetan ragi, enzim, dan bakteri.
6. Penyimpanan gasoline untuk menghindari terbentuknya gemuk.
7. Pengeboran minyak pada Oil Industries.
8. Quick Freezing (pembekuan makanan).
9. Hydraulic System.
10. Chemical Processing.
11. Sperm Insemination (pembekuan sperma, khususnya dari hewan ternak).

c. Argon (Ar)
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-21

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

1. Dalam Bidang Elektronik


- Sebagai van bola lampu fluorescent tegangan rendah, foto katoda dan
pembawa arus.
- Sebagai van campuran pada kawat pijar dari bola lampu elektrik dalam
lampu yang berpijar (Ar dan N2).
- Pengisian listrik dengan gas inert.
2. Dalam Bidang Industri
- Sebagai gas pembawa dalam gas kromatografi.
- Digunakan dalam pembuatan baja tidak berkarat.
- Dekarburasi Stainless Steel.
3. Dalam Hal Lain
- Gas pembawa (pendukung) dalam Gas Kromatografi.
- Gas pelindung dalam pengembangan kristal tunggal.
- Inert Gas atau atmosfer dalam aplikasi campuran.
- Pemurnian pencairan.
- Welding (pengelasan ; tergantung bahan yang di-las itu apa).
- Carrier Gas di laboratorium.
d. Asetilen (C2H2)
1. Welding (Pengelasan).
2. Cutting.
3. Keperluan Laboratorium.
e. Nitrous Oksida (N2O)
1. Anastesi.
2. Refrigerant.
3. Foaming and Mixing Agent.
4. Racing (Balapan ; NOS).
f. Karbon Monoksida (CO)
1. Food Industries (for fish, sea product, etc).
g. Karbon Diokasida (CO2)
1. Welding (Pengelasan).
2. Food Industries (Minuman Berkarbonasi).
h. Sulfur Dioksida (SO2)
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-22

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

1. Glass Industries.
j. Helium (He)
1. Baloon Gas.
2. Leak Test.
3. Mix + Other Gas (Welding + Diving).
i. Hidrogen (H2)
1. Hidrogenasi Minyak Goreng.
2. Fuel Cell.
3. Under Water Cutting.
4. Mix + Other Gas (Forming Gas).
j. Mixed Gases
Mixed Gases
N2 + Ar balance
CO2 + Ar balance
He + Ar balance
CH4 + Ar balance
CO + N2 balance
H2 + N2 balance
He + N2 balance
ETO + CO2 balance
He + O2 balance
Ar + Krypton balance

Application
Filling lamp
Welding for low carbon steel
Welding for heavy gauge Al
Proportional counting gas
Treatment for fish
Annealing furnace atmosphere
Leak detector
Fumigasi
Diving
Filling lamp

II.6. Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PK3)


Mengutamakan perlindungan terhadap lingkungan hidup dan keselamatan
kerja dari para karyawan, pelanggan, dan masyarakat umum merupakan salah satu
kebijakan PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur terhadap seluruh kegiatan
operasinya. Peraturan yang berkenaan dengan aturan kerja tersebut berdasarkan
pada Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 pasal 36 dan Undang-undang No. 1
tahun 1970 Bab III pasal 3 dan pasal 4 sebagai UU pokok yang memuat aturanaturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja disegala
tempat dan perlindungan atas keselamatan tenaga kerja. Selain itu terdapat juga
kebijakan (Policy) dari Departemen HSE Samator Group dan Komitmen seluruh
Direksi di PT. Aneka Gas Industri Region V-Jawa Timur.
Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-23

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

1. Menjamin tiap pekerja atas hak kesehatan dan keselamatan dalam


melaksanakan tugas untuk kesejahteraan hidupnya.
2. Menjamin agar sumber produksi dapat terpelihara dengan baik dan
dapat digunakan secara efisien.
3. Menjamin agar produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan
apapun.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka PT. Aneka Gas Industri
Region V-Jawa Timur memberikan keselamatan kerja pada pegawainya yang telah
diatur dalam peraturan dan petunjuk keselamatan kerja sebagai berikut :
Ketentuan Umum

A.

1.

Perlindungan Mekanik
Semua mesin atau alat yang berputar atau bergerak harus dilindungi.

2.

Pekerjaan Perbaikan
Saat perbaikan, mesin atau alat harus dimatikan terlebih dahulu dan
dipasang tanda khusus SEDANG DIPERBAIKI. Petugas yang akan
memperbaiki harus menghubungi atau meminta ijin dulu kepada Kepala
Bagian dimana mesin atau alat itu berada.

3.

Keadaan yang Membahayakan


Jika menjumpai hal-hal yang membahayakan seperti : kebocoran gas,
terjadinya percikan api, dan lain-lain, agar sedapat mungkin dapat diatasi
dari dini dan segera dilaporkan ke atasan-nya untuk penanganan yang
lebih lanjut.

4.

Kebersihan atau Keselamatan Lingkungan


Pegawai harus menjaga agar tempat kerjanya aman dari bahaya dan selalu
menjaga kebersihan dan kerapian, baik pada tempat kerja, gudang
penyimpanan, kantor, tempat pengisian, mesin atau alat kerja, serta
lingkungan sekelilingnya.

5.

Alat Kerja
Gunakan alat kerja yang sesuai dan baik serta aman untuk pekerjaan yang
akan dilakukan. Alat yang rusak agar dikembalikan untuk dapat diganti.

6.

Perbaikan Mesin Bergerak


S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-24

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Matikan motor penggerak sebelum memulai perbaikan mesin bergerak,


putuskan aliran listrik pada mesin yang diperbaiki.
7.

Penanganan Botol Gas Bertekanan


Botol gas bertekanan harus di-test atau ditera sesuai peraturan Departemen
Tenaga Kerja No. 01 / MEN / 1982, sekurang-kurangnya setiap 5 tahun.

8.

Penggunaan Gas atau Udara Bertekanan


Gas Oksigen atau udara bertekanan jika dipergunakan tidak pada
tempatnya dapat menyebabkan terjadinya kebakaran atau bahaya lainnya
yang bisa menimbulkan luka pada korban. Dilarang mempergunakan Gas
Oksigen atau udara bertekanan untuk membersihkan debu atau kotoran
yang menempel pada pakaian.

9.

Alat Pelindung Diri


Perusahaan menyediakan Alat Pelindung Diri bagi pegawai yang jenis
pekerjaannya mengharuskan menggunakan alat tersebut dan pegawai
berkewajiban memakainya pada saat menjalankan tugas.

10.

Alat Pemadam Api


Alat pemadam api hanya boleh dipergunakan jika terjadi kebakaran di
suatu tempat, alat ini harus dipelihara atau dirawat dengan baik dan ditaruh
di tempat yang tepat.

11.

Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)


Kotak P3K disediakan dan diletakkan di tempat kerja untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya terutama untuk usaha pertolongan
pertama pada kecelakaan.

12.

Poster atau Tanda Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Poster-poster K3 dipasang pada tempat yang tepat atau mudah dibaca
untuk tujuan pemberitahuan dan peringatan kepada karyawan guna
mencegah kecelakaan kerja.

13.

Bahaya-Bahaya yang Ditimbulkan oleh Gas yang Perlu Diwaspadai,


yakni:
- Kebakaran dan Ledakan (Oksigen + Bahan Bakar + Panas).
- Tekanan Tinggi.
- Kejatuhan Botol atau Silinder Gas.
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-25

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

- Korosif (SO2, NH3), Keracunan (CO, SO2), dan Tercekik ( N2, CO2, He)
yang diakibatkan karena ada kebocoran suatu gas.
- Terkena Gas Cair yang dingin bisa membuat jaringan kulit rusak atau luka.
- Infeksi pernapasan akut.
- Kesalahan pemakaian produk.
B. Ketentuan Mengenai Pencegahan Kebakaran
1. Merokok
Merokok hanya diijinkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan, dan
ketentuan ini berlaku bagi setiap orang yang berada di lingkungan
perusahaan. Matikan puntung rokok setelah selesai merokok dan yakinkan
bahwa puntung rokok tersebut telah mati kemudian buang pada tempatnya.
2. Menyalakan Api
Dilarang menyalakan api pada tempat-tempat seperti : area pabrik, tempat
pengisian gas, gudang penyimpanan : gas, zat kimia, bahan bakar, dan atau
pada tempat-tempat lain yang rawan terjadi kebakaran.
3. Api Terbuka
Pemakaian api seperti pekerjaan pengelasan, memotong pelat besi di area
pabrik atau tempat-tempat lain yang rawan terjadi kebakaran, perlu ijin
khusus dari petugas yang berwenang setelah dilakukan pengamanan lebih
lanjut terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran atau ledakan.
4. Pemakaian Bahan Cair yang Mudah Menyala atau Terbakar
Pemakaian zat cair seperti minyak, oli harus diwaspadai dan dijauhkan
dari gas yang bersifat oksidator (Oksigen, Nitrous Oxide) dan gas yang
mudah terbakar (Acetylene, LPG, Hidrogen) demikian juga untuk
penyimpanannya.
5. Langkah Pengamanan
Jika terjadi kebocoran pada tangki, botol, drum, sambungan, dan saluran
instalasi dari bahan gas, minyak, dan bahan kimia haruslah segera
dilaporkan kepada atasan yang bersangkutan agar dapat dilakukan
tindakan perbaikan sebelum terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
6. Pemakaian Alat Pemadam Kebakaran dan Hydrant
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-26

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Pemakaian alat pemadam kebakaran dan Hydrant hanya boleh


dipergunakan untuk menanggulangi terjadinya kebakaran di suatu tempat.
Untuk pemakaian alat pemadam kebakaran perlu disesuaikan dengan jenis
atau kelas api atau kebakarannya. Khusus untuk pemakaian Hydrant perlu
diperhatikan agar jangan memakai atau menyemprotkan air Hydrant untuk
jenis kebakaran yang di akibatkan oleh listrik, bahan cair (bensin, minyak,
aseton, alkohol, dll.), bahan gas (LPG), dan bahan yang berbahaya jika
terkena air (seperti: karbid, dll.).
7. Pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran
Semua alat pemadam kebakaran perlu dirawat atau dipelihara dengan baik
agar dapat berfungsi dan selalu siap dipakai. Untuk pemeliharaan alat
pemadam kebakaran ringan menjadi tanggung jawab dari masing-masing
bagian yang diserahi alat tersebut.
C.

Ketentuan Mengenai Pengisian Gas ke Botol atau Silinder


1. Sebelum melakukan pengisian gas ke botol, petugas pengisian harus
melakukan pemeriksaan terhadap :
a. Masa test botol.
b. Kondisi fisik botol apakah berkarat, berlubang, dan penyok.
c. Kondisi kran botol apakah masih baik atau rusak.
d. Apakah terkena oli, minyak, dan lemak pada kran atau badan dari
botol.
2. Botol yang masa test-nya telah habis (kadaluarsa) harus di test ulang, dan
baru bisa diisi lagi setelah dinyatakan memenuhi syarat.
3. Botol yang telah di-test dan dinyatakan tidak layak pakai karena tidak
memenuhi persyaratan, harus di-afkir dan tidak boleh diisi kembali dengan
gas.
4. Jika kran botolnya rusak atau bocor harus diperbaiki dulu atau kalau tidak
bisa agar diganti kran yang baru atau yang telah memenuhi persyaratan.
5. Untuk pengisian gas karbondioksida (CO2), Nitrous Oxide (N2O), dan gasgas yang saat diisikan mencair dan berkembang pada suhu naik, harus
dilengkapi dengan safety bursting disc pada kran-nya. Pemakaian safety
bursting disc pada gas-gas lain seperti Oksigen, Nitrogen, tidak
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-27

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

dipersyaratkan oleh peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01 / MEN /


TAHUN 1982 pasal 9.
6. Botol yang terkena atau tercemar minyak, oli, dan lemak pada bagian kran
atau badannya, sebelum diisi gas harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
T.C.E sampai bersih dari pengaruh minyak, oli, dan lemak tersebut.
7. Pada saat proses pengisian gas harus dilakukan pengawasan terhadap :
a. Kemungkinan terjadinya bocor pada kran, sambungan, atau
instalasi pengisiannya.
b. Dilakukan perabaan botol untuk mengidentifikasi panas yang
timbul pada saat diisi gas.
c. Tekanan pengisian gas yang dialirkan ke botol.
d. Gejala atau hal-hal lain yang bisa membahayakan.
8. Guna menghindari kekeliruan pemakaian gas, setelah selesai pengisian
harus diberi atau ditempelkan label pada setiap botolnya, dan untuk
penempatan botolnya perlu diatur agar jangan tercampur dengan botol
yang kosong.
9. Wajib melaksanakan pengisian gas ke botol sesuai dengan prosedur dan
instruksi kerja yang telah diterapkan.
D.

Ketentuan Mengenai Pemeliharaan dan Pemakaian Botol atau


Silinder
1. Pewarnaan Botol
Berdasarkan SE Menaker No. SE 06 / MEN / 1996, pewarnaan botol gas
dibagi menjadi (menggunakan standar Amerika dan Jepang) :
-

Flammable Gas

: warna merah (Acetylene, Hydrogen).

Poison Gas

: warna kuning terang (Chlorine, CO).

Oxydator Gas

Medical Gas

: warna putih (Oksigen Medis).

Inert Gas

: warna abu-abu (Nitrogen, Argon).

: warna biru (Oksigen Industri, N2O).

Tujuan pewarnaan botol tersebut ialah:


-

Memudahkan dalam produksi.

Memudahkan dalam handling.

Menghindari kesalahan pakai.

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-28

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

2. Terdapat Tiga Hal Penting dalam Penanganan Botol atau Silinder Gas,
yaitu:
- Penerimaan, Penyimpanan, Penanganan dan Pemakaian.
- Pengiriman Cylinder Gas dari pabrik atau gudang ke lokasi atau
Costumer.
- Tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
3. Penempatan Botol
Tata cara dan aturan dalam penempatan botol harus diperhatikan
dengan baik dan seksama untuk menghindari segala bahaya yang dapat
ditimbulkan, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

Gambar II.6.D.1. Tata Cara Penempatan Botol secara Benar.


- Botol yang ada isinya harus dipisahkan dengan botol yang kosong.
- Botol yang berisi Gas Oksigen harus dipisahkan dengan botol yang
berisi gas yang bersifat mudah terbakar, seperti C2H2, LPG, H2.
- Botol yang berisi Gas Oksigen harus dijauhkan dari bahan-bahan
yang mengandung oli atau minyak atau grease dan jauh dari
sumber panas atau api.
4. Pemeliharaan Kran Botol
Dalam pemeliharaan kran botol harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
-

Stang kran tidak boleh dilumasi dengan oli, minyak, dan grease.

Kran tidak boleh diberi atau memakai packing.

Drat kran tidak boleh ada: oli, minyak, dan grease.

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-29

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

5. Standar Kerusakan Botol


a. Identifikasi Stamp atau Label Pada Botol atau Silinder
b. Batas Ketentuan Karat:
-

(t-h) < t.min.

Kehilangan berat > 5%.


Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar II.6.D.2. Batas Ketentuan Karat pada Botol.


c. Batas Ketentuan Karat Memanjang:
-

L > 75 mm.

W > 6 mm.

(t-h) < t.min.


Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar II.6.D.3. Batas Ketentuan Karat Memanjang pada Botol.


d. Batas Ketentuan Karat Bulatan:
-

D > 6 mm.
- (t-h) < t.min
a > 70 mm.
- (t-h) < 1,2 mm.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar II.6.D.4. Batas Ketentuan Karat Bulatan pada Botol.


S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

III-30

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

e. Batas Goresan pada Dinding Botol:


-

L > 75 mm.

(t-h) < t.min


Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar II.6.D.5. Batas Goresan pada Dinding Botol.


f. Batas Lekukan atau Penyokan yang dinilai masih aman:
-

h > D/40.

h > d/10.

d > D/4.

Seperti yang ditunjukkan pada gambar dan tabel berikut ini.

Gambar II.6.D.6. Batas Lekukan atau Penyokan pada Dinding Botol.


Tabel II.6.D.1. Batas Lekukan atau Penyokan pada Dinding Botol.
Diameter
Botol (mm)
370
310
230
210
200
140

Max. Diameter
Penyokan (mm)
90
75
55
50
50
35

Max. Kedalaman Penyokan (mm)


9,0 atau 1/10 diameter penyokan
7,5 atau 1/10 diameter penyokan
5,5 atau 1/10 diameter penyokan
5,0 atau 1/10 diameter penyokan
5,0 atau 1/10 diameter penyokan
3,5 atau 1/10 diameter penyokan

g. Apabila Kondisi Botol yang Terbakar:


S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-31

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Gambar II.6.D.7. Batas-Batas Kerusakan bila Kondisi Botol Terbakar.


h. Identifikasi Stamp atau Label Pada Cylinder (Botol):

Gambar II.6.D.8. Ketentuan Identifikasi Stamp atau Label pada Botol.


i. Cara Perhitungan Volume Gas Dalam Botol
-

Volume Botol = 10 Liter = 10 dm3


= 0,01 m3 (1 bar)

Tekanan

= 150 bar

Volume Gas = 0,01 m3 x 150 x Compression Factor


= 1,5 m3

E.

Ketentuan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)


S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-32

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

1. Pakaian Kerja
Pada saat bekerja pegawai memakai pakaian yang layak atau pantas dan
pada tempat kerja tertentu dipergunakan pakaian kerja yang disediakan
perusahaan.
2. Pakaian yang Kena Gas atau Zat Kimia atau Minyak
Pakaian yang terkena gas, zat kimia, minyak atau cat, harus segera diganti
untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit atau kemungkinan lain
yang dapat menimbulkan kebakaran di tempat-tempat tertentu.
3. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
Sepatu keselamatan diberikan kepada pegawai yang melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan pengisian gas ke dalam botol, penanganan dan
distribusi botol, penanganan transfer dan distribusi gas cair serta service
atau penanganan listrik.
4. Alat Pelindung Muka atau Mata
Pemakaian alat pelindung muka atau mata adalah untuk menghindari
terjadinya luka pada mata atau muka sebagai akibat berbagai macam
pekerjaan. Alat pelindung muka atau mata ini digunakan pada pekerjaan :
a.

Penanganan transfer atau pengisian gas cair.

b.

Bekerja dengan zat-zat kimia.

c.

Menyikat dengan sikat kawat dan membersihkan botol atau tangki.

d.

Mengelas, memotong plat, menggerinda, dan membubut.

5. Sarung Tangan
Pemakaian sarung tangan untuk melindungi luka pada kulit tangan. Alat
pelindung ini digunakan pada pekerjaan :
a. Penanganan dan distribusi botol.
b. Penanganan transfer atau pengisian gas cair.
c. Bekerja dengan zat-zat kimia.
d. Service atau pemeliharaan mesin, bengkel (las, bubut, dan lain-lain).

6. Alat Pelindung Pernapasan (Masker)


S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-33

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

Penggunaan alat pelindung ini untuk melindungi tercium dan terhirupnya


gas-gas atau benda atau partikel kecil yang dapat merusak pernapasan.
Alat Pelindung (Masker) ini digunakan pada pekerjaan :
a. Menangani gas beracun dan berbahaya, menutup kebocoran gas atau
cairan kimia.
b. Service atau pemeliharaan mesin.
c. Bekerja dengan zat-zat kimia.
d. Mengecat dengan sistem semprot (Spray Painting).
7. Alat Pelindung Telinga (Hearing Protection)
Penggunaan alat pelindung ini untuk melindungi kerusakan telinga atau
kurang pendengaran akibat dari kebisingan suara yang tinggi (>85 dbA).
Alat pelindung ini dipakai jika bekerja di tempat yang kebisingannya
tinggi.
8. Pelindung Kepala (Safety Helmet)
Pemakaian topi pelindung untuk menghindarkan kepala dari kejatuhan
benda-benda berat dari atas. Alat pelindung ini digunakan pada :
a. Penanganan distribusi gas atau gas cair.
b. Service atau pemeliharaan mesin.
c. Penanganan pekerjaan proyek atau pekerjaan di lapangan.
F. Ketentuan Penanganan Keselamatan (Safety Handling) untuk Produk Gas
1. Oksigen (O2)

a. Jauhkan dari api dan bahan yang mudah terbakar.


b. Botol atau Silinder dijaga agar tidak jatuh.
c. Harus terlindung dari sinar matahari secara langsung.
2. Nitrogen (N2)

a. Hindari akumulasi gas N2 di ruang tertutup.


b. Hindari kontak LIN dengan kulit atau pakaian.
c. Jauhkan dari panas untuk menghindari over pressure.
d. Botol atau Silinder dijaga agar tidak jatuh.
3. Argon (Ar)
a. Hindari kontak LAR dengan kulit atau pakaian.
b. Jauhkan dari panas untuk menghindari over pressure.
c. Disimpan dalam botol atau silinder.
S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Bab III Tinjauan Umum Perusahaan

III-34

Laporan Kerja Praktek di PT. Aneka Gas Industri Region V- Jawa Timur

d. Botol atau Silinder dijaga agar tidak jatuh.


4. Asitilen (C2H2)

a. Jauhkan dari api, oksidator, dan bahan yang mudah terbakar.


b. Hindari pemakaian bahan: tembaga, perak, kuningan dengan kadar
>66%, NaOH, dan HNO3.
c. Botolnya pejal dan diisi dengan acetone terlebih dulu, ruang hampa
hanya 1 cm, dijual dalam bentuk kilogram, botolnya ada poros meshnya.
5. Nitrous Oksida (N2O)

a. Jauhkan dari minyak, oli, dan bahan yang mudah terbakar.


b. Hindari suhu tinggi (suhu silinder tidak boleh >52oC).
c. Simpan di tempat dengan ventilasi yang baik.
6. Karbon Monoksida (CO)
a. Jauhkan dari panas untuk menghindari over pressure dalam tabung.
b. Nilai ambang batas max. 50 ppm dalam waktu 8 jam.
7. Sulfur Dioksida (SO2)

a. Nilai ambang batas SO2 = 5 ppm


b. 1-8 ppm dapat menaikkan denyut nadi dan mempercepat pernafasan.
c. 6-12 ppm terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan.
d. 10-20 ppm menyebabkan iritasi pada mata.
e. >10.000 ppm dalam beberapa menit mengakibatkan iritasi pada kulit.
8. Helium (He)
a. Jauhkan dari panas untuk menghindari over pressure dalam tabung.
b. Konsentrasi tinggi bisa menyebabkan sesak nafas.
9. Hidrogen (H2)

a. Jauhkan dari panas untuk menghindari over pressure dalam tabung.


b. Konsentrasi tinggi bisa menyebabkan sesak nafas, hindari akumulasi
pada tempat atau ruangan tertutup.
c. Jangan dipakai sebagai pengisi balon.

S1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai