Anda di halaman 1dari 7

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN Isya Ansyari di 6:41 p.m.

Batubara, Crusher Machine No


Comments PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang
cukup besar dan menyebar hampir merata di seluruh wilayah.Yang dimaksud dengan
bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian
golongan C dan batubara (coal). Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral
processing/mineral dressing) adalah suatu prosses pengolahan dengan memanfaatka
perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian
yang bersangkutan.Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut dengan
pencucian batubara( coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation). Untuk saat
ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan dialam sudah jarang mempunyai mutu
atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap utntuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh
karena sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian(PBG)
agar mutu/kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria atau peleburan
pemanasan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain
adalah : Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi penambangan ke pabrik
pengolahan, karena sebagian mineral tidak berharga (waste mineral) telah terbuang
selama proses pengolahan dan kadar bijih sudah ditingkatkan. Mengurahi ongkos
peleburan biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan, sebab dalam peleburan tonase
logan yang dihasilkan lebih banyak (dalam waktu yang sama) bila dibandingkan dengan
peleburan tanpa diawali dengan Pengolahan Bahan Galian. Mengurangi kehilangan
(losses) logam berharga pada saat peleburan /Mengurangi jumlah Flux yang ditambahkan
dalam peleburan serta mengurangi metal yang hilang bersama Slag. Peroses
pemisahan(pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan daripada
proses pemisahan secara kimia. Metalurgi adalah (metallurgy) adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara untuk memperoleh logam(metal) melalui proses fisika dan kimia
secara, mempelajari cara-cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun
paduannya (Alloy). Metalurgi ada 2 (dua) macam kelompok utama yaitu: 1. Metalurgi
ekstraktif(Extractive Metallurgy) a) Metalurgi fisik dan ilmu bahan ( physical meallurgy and
material science). Sedangkan Teknik Metalurgi dan Material adalah bidang ilmu keteknikan
yang membahas tentang proses pengolahan mineral (termasuk pengolahan batubara),
proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam
dengan strukturnya, proses penguatan logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan
degradasi logam. Sedangkan Teknik Material adalah bidang ilmu keteknikan yang
membahas tentang sifat-sifat bahan dan hubungan antara struktur bahan dan sifatnya
serta mempelajari tentang desain berbagai jenis material (logam, plastik, keramik,
komposit) untuk aplikasi tertentu. menurut Krik-Othemer metalurgi ekstaraktif adalah ilmu
yang mempelajari cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally
occuring compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat
komersial. Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu : Piro metalurgi (pyro
metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya menggunakan energi panas yang tinggi (bisa
sampai 2.000oC). Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia
atau reagen organik untuk menangkap logamnya. Elektro metalurgi (electro metallurgy)
yang memanfaatkan teknik elektro-kimia (antar lain elektrolisis) untuk memperoleh
logamnya.Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah : Pada PBG :
bijih / mineral tetap mineral - kadar logam rendah kadar logam tinggi - sifat-sifat fisik
dan kimia tak berubah Pada ekstraktif metalurgi : bijih / mineral jadi logam (metal) sifat-sifat fisik dan kimia berubah 2. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG) Tahap-tahap
utama dalam proses PBG terdiri dari (lihat Lampiran A) : 2.1. KOMINUSI ATAU REDUKSI
UKURAN (COMMINUTION) Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam

proses PBG yang bertujuan untuk : Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral
berharga dari material pengotornya. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai
dengan kebutuhan pada proses berikutnya. Memperluas permukaan partikel agar dapat
mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi. Kominusi ada 2 (dua)
macam, yaitu : Peremukan / pemecahan (crushing) Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa
tahap, yaitu : - Tahap pertama / primer (primary stage) - Tahap kedua / sekunder
(secondary stage) - Tahap ketiga / tersier (tertiary stage) - Kadang-kadang ada tahap
keempat / kwarter (quaternary stage) 2.1.1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari
tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm)
menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Peralatan yang dipakai
antara lain adalah : Jaw crusher Gyratory crusher Cone crusher Roll crusher Impact
crusher Rotary breaker Hammer mill 2.1.2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari : Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic
balls). Batang-batang baja (steel rods). Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau
bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous mill (SAG). Tanpa media penggerus, hanya
bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill. Peralatan
penggerusan yang dipergunakan adalah : Ball mill dengan media penggerus berupa bolabola baja atau keramik. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri. 2.2. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING) Setelah bahan
galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran
partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar
sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya. 2.2.1.
Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving) Pengayakan atau penyaringan adalah
proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan
(screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk
skala laboratorium. Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu : Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize). - Ukuran yang lebih
kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). Saringan (sieve) yang sering
dipakai di laboratorium adalah : Hand sieve Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
Sieve shaker / rotap Wet and dry sieving Sedangkan ayakan (screen) yang berskala
industri antara lain : Stationary grizzly Roll grizzly Sieve bend Revolving screen Vibrating
screen (single deck, double deck, triple deck, etc.) Shaking screen Rotary shifter 2.2.2.
Klasifikasi (Classification) Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan
kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan
dalam suatu alat yang disebut classifier. Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar)
disebut underflow. Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara
(concept), yaitu : Partition concept Tapping concept Rein concept Hal ini dapat
berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di
dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya
berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah
(tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian

diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan
tidak sempat mengendap. Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
Scrubber Log washer Sloping tank classifier (rake, spiral & drag) Hydraulic bowl classifier
Hydraulic clindrical tank classifier Hydraulic cone classifier Counter current classifier
Pocket classifier Hydrocyclone Air separator Solid bowl centrifuge Elutriator 2.3.
PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION) Agar bahan galian yang
mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak)
logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah : Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat.
- Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik. - Perbedaan sifat
kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik. - Perbedaan sifat permukaan partikel
untuk proses flotasi. Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
2.3.1. Pemilahan (Sorting) Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan
dilakukan dengan tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga
dipisahkan untuk dibuang. 2.3.2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration) Yaitu
pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi
sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang
ada. Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya,
yaitu : - Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS). - Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration. - Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig). Bila jumlah partikel (mineral) di
dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi
bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi
yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut : Hindered settling classification ; klasifikasi
pengendapannya terhalang. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya
partikel yang berat mengendap lebih dahulu. Consolidation trickling pada akhir
pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel
besar sesuai dengan berat jenisnya. Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga),
yaitu : - Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan
kadar tinggi. - Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor. - Ampas (tailing) yang
terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang. Peralatan konsentrasi gravitasi
yang banyak dipakai adalah : Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
Meja goyang (shaking table). Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator). Palong /
sakan (sluice box). 2.3.3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium
Separation) Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineralmineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air
(berat jenisnya > 1). Produk dari proses konsentrasi ini adalah : Endapan (sink) yang
terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat. Apungan (float) yang terdiri dari
mineral-mineral pengotor yang ringan. Media pemisah yang pernah dipakai antara lain : Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 2,20 ton/m3. - Air + ferrosilikon dengan
kerapatan 2,90 3,40 ton/m3. - Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20
2,90. - Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan
methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu
hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium. Peralatan yang biasa dipakai
adalah gravity dense/heavy medium separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua)
macam, yaitu : Drum separator karena bentuknya silindris. Cone separator karena
bentuknya seperti corongan. 2.3.4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)

Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah


menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral. Kendala
proses konsentrasi ini adalah : Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah
umpan yang tidak terlalu besar. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah
dengan debu yang berterbangan. Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain
adalah : Magnetit (Fe3 O4) Kasiterit (Sn O2) Ilmenit (Fe Ti O3) Molibdenit
(Mo S2) - Wolframit [(Fe, M) WO4] Galena (Pb S) Pirit (Fe S2) Produk dari proses
konsentrasi ini adalah : Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat. Mineralmineral non-konduktor sebagai ampas (tailing). Peralatan yang biasa dipakai adalah :
Electrodynamic separator (high tension separator). Electrostatic separator yang terdiri dari
: - plate electrostatic separator - screen electrostatic separator 2.3.5. Konsentrasi
Magnetik (Magnetic Concentration) Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan
perbedaan sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat
kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu : Ferromagnetic, yaitu bahan
galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit
(Fe3 O4). Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S). Diamagnetic, yaitu
bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar
[(Na, K, Al) Si3 O8]. Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini
adalah : Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat. Mineral-mineral nonmagnetik sebagai ampas (tailing). Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang
terdiri dari : Induced roll dry magnetic separator. Wet drum low intensity magnetic
separator yang arah aliran dapat : - concurrent - countercurrent - counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa : Suspended magnets Suspended magnets with
continuous removal Cobbing drum 2.3.6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation
Concentration) Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat senang terhadap udara
atau takut terhadap air (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida
akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu
bersifat suka akan air (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain
kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya
dari suka air menjadi suka udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa
hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara.
Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin. Kolektor /
pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang semula suka air
menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll. Penekan /
pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak ikut
menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk menekan Zn S.
Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman
proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll. Produk flotasi ada 3 (tiga)
macam, yaitu : Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut
terapung (mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara. Amang
(middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih mengandung banyak
mineral-mineral pengotor. - Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral
pengotor. Peralatan yang biasa dipakai adalah : Mechanical flotation yang terdiri dari
berbagai variasi antara lain : - Agitair cell - Denver cell - Krupp cell - Outokumpu cell Wemco-Fagregren cell Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi : - Column cell - Cyclo
cell - Davcra cell - Flotaire cell 2.4. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN
(DEWATERING) Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada

konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi
dan flotasi. Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu : 2.4.1. Cara Pengentalan /
Pemekatan (Thickening) Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana
bulat. Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang
encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan
secara terus menerus (continuous). Peralatan yang biasa dipakai adalah : Rake thickener.
Deep cone thickener. Free flow thickener. 2.4.2. Cara Penapisan / Pengawa-airan
(Filtration) Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan
padatan dari airnya. Peralatan yang dipakai adalah : Vacuum (suction) filters yang terdiri
dari : intermitten, misalnya Moore leaf filter. Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter. bentuk cakram
(disk type) berputar, contohnya : American filter. bentuk lembaran berputar (revolving leaf
type), contohnya : Oliver filter. bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table
filter. Pressure filter, misalnya : Merrill plate and frame filter Kelly pressure filter Burt revolving filter 2.4.3. Pengeringan (Drying) Yaitu proses untuk membuang seluruh
kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan
(evaporization/evaporation). Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam,
yaitu : Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik). Shaft drier, ada dua
macam, yaitu : tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o 100o). rotary drier, material yang
basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri
udara panas yang berlawanan arah. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja
yang di dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang dipakai. Spray drier, material halus yang
basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ; material yang kering akan terkumpul di
bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai. 2.5. PENANGANAN MATERIAL
(MATERIAL HANDLING) Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani
dengan cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang
berbentuk ampas (tailing). 2.5.1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus ditumpuk di
tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi dengan saluran
penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat, maka harus disimpan
di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih lanjut. 2.5.2. Penanganan
Lumpur (Slurry Handling) Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang
kadarnya tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis
(filter). Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang
sesuai. 2.5.3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal) Kegiatan ini yang
paling sulit penanganannya karena : Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70%
90% dari material yang ditambang. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B-3). Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera dilakukan, sehingga
kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh sebab itu pembuangan ampas ini
seringkali menjadi komponen kegiatan penambangan yang meminta pemikiran khusus
sepanjang umur tambang. 3. METALURGI EKSTRAKTIF (EXTRACTIVE METALLURGY)
DAN PEMURNIAN (REFINING) Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif
(lihat Lampiran B, C dan D) adalah : Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur,
campuran (compounds) atau material yang tidak diinginkan dari bijih (sumber metal =

source of metal). Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara memproduksi


material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda dari bijihnya (sumbernya).
Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara memperoleh metal yang
belum murni. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang belum
murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang belum murni), sehingga diperoleh
metal murni. Metalurgi ekstraktif terdiri dari : Pirometalurgi (pyrometallurgy),
menggunakan energi panas sampai 2.000o C. Hidrometalurgi (hydrometallurgy),
menggunakan larutan dan reagen organik. Elektrometalurgi (electrometallurgy),
memanfaatkan teknik elektro-kimia. 3.1. PIROMETALURGI (PYROMETALLURGY) Suatu
proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai ada yang hanya
50o 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000o C
(proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 500o 1.600o C ;
pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan
kadang-kadang dalam fase gas. Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal
yang tinggi agar dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas
dapat juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic). Sumber energi panas dapat berasal dari : Energi kimia (chemical energy =
reaksi kimia eksotermik). Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
Energi listrik. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy = sensible heat), panas
buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process). Peralatan yang umumnya
dipakai adalah : Tanur tiup (blast furnace). Reverberatory furnace. Sedangkan untuk
pemurniannya dipakai : Pierce-Smith converter. Bessemer converter. Kaldo cenverter.
Linz-Donawitz (L-D) converter. Open hearth furnace. 3.2. HIDROMETALURGI
(HYDROMETALLURGY) Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1
gramol) dan pada suhu < 100o C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif;
artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian
dipisahkan dari material yang tak diinginkan. Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi
adalah : Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah. Metal yang
larut tersebut harus dapat diambil dari larutannya dengan mudah dan murah. Unsur atau
metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses berikutnya. Mineral-mineral
pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak menyerap (bereaksi) dengan zat
pelarut yang dipakai. Zat pelarutnya harus dapat diperoleh kembali untuk didaur ulang.
Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung (clay
minerals), karena akan sulit memisahkannya. Zat yang diumpankan harus porous atau
punya permukaan kontak yang luas agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah. Zat
pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and non-toxic), jadi
tidak membahayakan alat dan operator. Peralatan yang dipergunakan adalah : Electrolysis
/ electrolytic cell. Bejana pelindian (leaching box). 3.3. ELEKTROMETALURGI
(ELECTROMETALLURGY) Suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik elektrokimia, misalnya : baterai dan elektrolisa (electrolysis = electrorefining). Pada proses ini
kecuali diperlukan arus listrik sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda
(electrodes) dan cairan elektrolit (electrolyte). Elektroda harus memiliki sifat-sifat :
Konduktor listrik yang baik. Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.
Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk campuran yang dapat
mengganggu proses elektrolisa. Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses
elektrolisa berlangsung memuaskan, yaitu harus : Mudah diperoleh atau disiapkan dengan
murah. Tahan korosi dalam zat larut. Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to
abrasion). Harus murah harganya. Elektrolit harus memiliki sifat-sifat : Memiliki daya
hantar ion yang tinggi. Tidak mudah terurai atau bereaksi (high chemical stability).

Memiliki daya larut yang tinggi bagi metal yang diinginkan.


read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2013/06/pengolahan-bahan-galian.html

Anda mungkin juga menyukai