Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUISIA ( HAM )


Kelompok 7
Anggota:
Ryan Audi
Safitri Rismayati
Sarah Melisa Shephani
Satria Febry Ramadhan
Septi Chairunisa
Siti Alfiyah

Tinggkat IA Reguler

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


PRODI KEPERAWATAN PERSAHABATAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan nikmatNyalah saya dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah Kewarganegaraan ini, yang diberikan
oleh Bapak Tukina selaku dosen Pembimbing Kewarganegaraan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir semester dari
dosen yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap
mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul Hak Asasi
Manusia (HAM).
Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa
buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Saya
sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak
dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan saya
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Saya mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I :Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II:Pembahasan ..............................................................................................................3
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)..................................................................3
2.2 Ciri Pokok Hakikat HAM.......................................................................................4
2.3 Perkembangan pemikiran HAM.............................................................................4
2.4 Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global....................................................6
2.5 Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia..................................................7
2.6 Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM .............................................................8
2.7 Hak Pasien dan Perawat..........................................................................................9
2.8 Peranan Hak-Hak....................................................................................................10
2.9 Jenis-Jenis Hak........................................................................................................11
2.10 Beberapa Hak Pasien............................................................................................13
2.11 Hak Hak Perawat...............................................................................................16
BAB III : Penutup..................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................19
3.2 Saran.......................................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................................iii
i

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara
individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar
hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum
yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
4

Pengertian HAM

Perkembangan HAM

Contoh-contoh pelanggaran HAM

1.3 Tujuan
Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaiut :

Agar mahasiswa mengerti tentang HAM

Mengerti makna HAM dilihat dari Konsep Islam

Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna HAM itu sendiri

Agar mahasiswa mengerti dan memahami dan menerapkan HAM dalam kehidupan
sehari hari.

BAB II
5

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Ruang lingkup HAM meliputi:
a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;
b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat
hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

2.2 Ciri Pokok Hakikat HAM


Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.

HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih,
2003).

2.3 Perkembangan Pemikiran HAM


Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :
1. Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang
hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya
keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum
yang baru.
2. Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hakhak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua
menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa
generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.
3. Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga
menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum
dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami
ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti
pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang
dilanggar.
4. Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam
proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan
dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program
pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan
melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat
dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan
deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia
People and Government.
7

Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:


a. Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan
Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja
yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri
tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat
diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
b. The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of
Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas
bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila
sesudah lahir ia harus dibelenggu.
c. The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis), dimana
ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang
antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu
berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian
ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
d. The four freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk
agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari
kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang
damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha,
pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan
untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia:

Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische
Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan
yang sama hak kemerdekaan.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD
dalam 4 periode, yaitu:
- Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.
- Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi
Republik Indonesia Serikat.
- Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.
- Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945.

2.4 Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global

Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM
,yaitu:
a) HAM menurut konsep Negara-negara Barat
1. Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2. Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3. Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4. Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

b) HAM menurut konsep sosialis;


1. Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat.
2. Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3. Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

c) HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:


1. Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2. Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap kepala keluarga
3. Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban sebagai
anggota masyarakat.

d) HAM menurut konsep PBB;


Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor Roosevelt
dan secara resmi disebut Universal Decralation of Human Rights. Universal
Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Hak untuk hidup


Kemerdekaan dan keamanan badan
Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Hak untuk bebas memeluk agama
Hak untuk mendapat pekerjaan
9

10. Hak untuk berdagang


11. Hak untuk mendapatkan pendidikan
12. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
13. Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.
2.5 Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan,
baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1
(3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan
melalui sutu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling
menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang
berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme,
serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan
hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:
1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga
yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat
berjalan sewajarnya.
5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
10

7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta
badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum
dan HAM.
9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan
proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
2.6 Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM
1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan
yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap
mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para
pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan
sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga
seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang
artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang
6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika
masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum
nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan
misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama
7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat
penganiayaan dari majikannya

11

8. Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin
diluar nikah
2.7 Hak Pasien dan Perawat
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Setiap manusia mempunyai hak
asasi untuk berbuat, menyatakan pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain dan
menrima sesuatu dari orang lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh
setiap orang. Dalam menuntut suatu hak, tanggung jawab moral sangat diperlukan agar dapat
terjalin suatu ikatan yangmerupakan kontrak sosial, baik tesurat maupun yang tersirat,
sehingga segala sesuatunya dapat memberikan dampak positif.
Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula pemahaman
tentang hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap saling menghargai hak-hak orang lain dan
tercipta kehidupan yang damai dan tentram.
Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak
manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa batas dan
merupakan kewajiban setiap negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan
yang dapat dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.
Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis :
1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi). Meliputi kemerdekaan menyatakan pendapat
dan memeluk agama, kebebasan bergerak, dsb.
2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu). Meliputi hak untuk membeli, menjual
barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan oleh pemerintah termasuk hak
untuk mengadakan suatu perjanjian dengan bebas.
3. Rights of legal aquality. Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan
sederajat dalam hukum dan pemerintahan.
4. Political Rights (hak asasi politik). Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
dengan ikut memilih atau dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi, dll.
5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak untuk
memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.
Dalam UUD 1945 baik pada pembukaan maupun batang tubuh telah diuraikan dengan
jelas beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan disebutkan hak kemerdekaan, hak asasi
ekonomi berupa kemakmuran dan hak asasi sosial serta kebudayaan. Kemudian dalam batang
tubuh terdapat dalam pasal-pasal :
12

1. Pasal 27 (persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak)


2. Pasal 28 (beserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan
3. Pasal 29 ( kebebasan beragama)
4. Pasal 31 ( mendapatkan pengajaran)
5. Pasal 32 (perlindungan bersifat kultural)
6. Pasal 33 (ekonomi)
7. Pasal 34 ( kesejahteraan sosial)
Hak menurut C. Fagin ( 1975) mengemukakan bahwa hak adalah tuntutan terhadap
sesuatu, dimana seseorang berhak seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa
tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas.
Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. Dari sudut hukum hak
mempunyai atau memberi kekuasaan tertentu untuk mengendalikan sesuatu. Ex. Seseorang
mepunyai hak untuk masuk restoran dan membeli makanan yang diinginkannya. Dalam hal
ini jika ditinjau dari sudut hukum orang yang bersangkutan mempunyai kewajiban tertentu
yang menyertainya yaitu orang tersebut diharuskan untuk berprilaku sopan dan membayar
makanan tersebut. Dari sudut pribadi mempunyai hal yang harus diperhatikan yaitu
pertimbangan etis, cara seseorang mengatur kehidupannya, keputusan yang dibuat
berdasarkan konsep benar salah, baik buruk yang ada dilingkungan tempat ia hidup dan
tinggal dalam kurun waktu tertentu.
2.8 Peranan Hak-Hak.
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara
seseorang dengan kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk
menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat bahwa
dokter tersebut mengekspresikan kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan
terhadap pasien, hal ini mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.

2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.


Contoh :

13

Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat kritikan


karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat tersebut dapat
mengatakan bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang
terbaik untuk pasien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini,
perawat tersebut mempunayi hak melakukan asuhan keperawatan sesuai denga
kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh
orang lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama
dihospitalisasi. Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran
perawat dan pasien tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak
untuk keluar dari ruanagan bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima
tindakan pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai
kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia mengingkari kebebasan pasien.
2.9 Jenis-Jenis Hak :
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang
telah ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan seragam yang
diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas.
Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang merupakan
standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh air bersih,
dan lain-lain.

3. Hal legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
14

Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh suaminya.

Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4


peranan dimasyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral
terhadap peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan
perselisihan.
5 syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and Bandman, 1985)
1) Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, orang yang
bersangkutan tidak disalahkan atau dihukum karena menggunakan atau tidak
menggunakan hak tersebut.
Contoh :
Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh dokter, tapi dia mempunyai
hak untuk menerima atau menolak pengobatan tersebut.
2) Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang lain untuk
menggunakan hak-haknya.
Contoh :
Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak paisen untuk mendapatkan
pengobatan.
3) Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan, tidak memihak
dan kejujuran.
Contoh :
Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
4) Hak untuk dapat dilaksanakan.
Contoh :
Dibeberapa Rs, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk memastikan bahwa
pemberian hak-hak asasi manusia dilaksanakan untuk semua pasien.
5) Apabila hak seseorang bersifat membahayakan, maka hak tersebut dapat
dikesampingkan atau ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi atau
pengganti.
Contoh :

15

Apabila nama pasien tertunda dari jadwal pembedahan dengan tidak disengaja, pasien
dikompensasikan untuk ditempatkan bagian tertas dari daftar pembedahan berikutnya (bila
terjadi kekeliruan).
Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata rantai pasal 25
The United Nations Universal Declaration Of Human rights 1948; pasal 1 The United
Nations International Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu :
1. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2. Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)

Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical Assembly, Finland
1964 muncul hak untuk memperoleh informasi (the right to informasi)
Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :
1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan
2. Hak mendapat informasi
3. Hak memilih
4. Hak mendengar

2.10 Beberapa Hak Pasien yang Dibahas Disini adalah :


1. Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa paksaan
oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup tentang keputusan yang ia berikan,
dimana secara hukum orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent. Consent
diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa
yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a) Tertulis
b) Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadapnya
c) Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d) Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur dan
konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternative, manfaat yang diharapkan,
tawaran diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan mental mampu membuat
keputusan
2. Hak untuk memilih mati
16

Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter, salah satu
kriteria kematian adalah mati otak atau brain death. Hak untuk memilih mati sering bertolak
belakang dengan hak untuk tetap mempertahankan hidup.
Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak mamapu
membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam keadaan koma. Dalam
situasi inipasien hanya mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan pemasangan
peralatan mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya disini adalah orang
dengan gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum
mereka tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya sendiri, serta golongan usia lanjut
yang sudah mengalami gangguan pola berpikir maupun kelemahan fisik.
4. Hak pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian misalnya
penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibakan pasien harus memperhatikan
aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada mereka harus diberikan informasi secara
jelas tentang percobaan yang dilakukan, bahaya yang timbul dan kebebasan pasien untuk
menolak atau menerima untuk berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian
yang melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak pasien tidak dilanggar baik
secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat harus memahami hak-hak pasien : membuat
keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap, menghentikan
partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau resiko cidera, percakapan
tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten.
Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey,
1974), terdiri dari 4 katagori yanitu :
1. Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan
kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di rumah sakit

Pernyataan Hak-Hak Pasien

17

Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The American
Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang akan dirawat di RS.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya
berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam arti pasien layak untuk
mengerti masalah yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan
tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang
kemungkinan akan dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut
program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan
dirahasiakan
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan
kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih
lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan
RS yang ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan instansi
lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan
asuhan yang diterimanya.
9. Pasein berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai
suatu eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari
dokternya ke dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang
diperlukan untuk asuhan keehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya
sebagai pasien dirawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :

18

1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih


besarnya partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat
3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi
pasien
4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang
kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila
pasien tidak berpartisipai apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau
tidak.
Kewajiban Pasien :
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu
yang memang harus dilakukan, agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai sesuai dengan
haknya.
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada
diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun perawat
yang memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan jujur
tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang merawatnya.
4. Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban untuk
menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selama
perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan sesuai
dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.
2.11 Hak Hak Perawat
Sebagai tenaga profesional perawat mempunyai berbagai macam hak, seperti yang
telah disebutkan dalam UU Kes. No. 23 tahun 1992 pasal 50 tentang pelaksanaan tugas
tenaga kesehatan dan pasal 53 (ayat 1) tentang perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan,
maka pengaturan hak dan kewajiban perawat dapat dijabarkan dari pasal-pasal ini.
Berikut ini akan dibahas beberapa hak-hak umum yang dimiliki perawat :
1. Hak perlindungan wanita
Jumlah perawat wanita sampai saat ini masih lebih banyak dari pada pria. Secara
nasional hak dan peran wanita telah mendapat perhatian dari pemerintah seperti tercantum
dalam GBHN (1980 telah disebutkan kedudukan wanita sebagai subjek pembangunan
19

wanita merupakan mitra sejajar yang mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang
sama dengan kaum pria serta mempunyai peran sangat penting Kemudian dalam Pelita V
dikatakan: wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria
disegala bidang kehidupan.
Jadi keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita dalam pembangunan
kesehatan diakui cukup banyak tidak diragukan.
2. Hak berserikat dan berkumpul
Ini merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Hak
perawat ini telah diwujudkan dengan terbentuknya organisasi profesi dengan menjadi anggota
dan juga mengambil peran dalam aksi politik untuk mewakili keperawatan atau masyarakt
sebagai penerima layanan kesehatan.
3. Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum.
Hak ini berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab yang diberikan kepada perawat
untuk menjalankan praktik keperawatan. Dalam setiap pembuatan keputusan yang
menyangkut nasib perawat, maka para perawat harus dilibatkan secara aktif sehingga
pelanggaran hak tidak terjadi.
4. Hak mendapat upah yang layak
Perawat mempunyai hak untuk mendapat penghargaan secara ekonomi atau upah
kerja. Penghargaan ini dapat berupa gaji bulanan, tunjangan jabatan, tunjangan keluarga,
asuransi kesehatan, termasuk biaya bila sakit, melahirkan atau kecelakaan, upah hari libur,
kenaikan gaji berkala dan jaminan pensiun.
Untuk menjalankan tugas keperawatan yang penuh resiko, perawat harus tetap mejaga
kesehatannya sendiri, meningkatkan ilmu dan ketrampilan, mempunyai tempat tinggal yang
layak yang semuanya membutuhkan biaya. Untuk itu upah yang diberikan dapat memenuhi
kebutuhan dan seimbang dengan tanggung jawabnya
5. Hak bekerja dilingkungan yang baik
Maksudnya lingkungan tersebut cukup aman, tidak mengancam keselamatan dan
kesehatan fisik maupun mental. Lingkungan juga hatus mempunyai sarana dan peralatan
yang memadai untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Perawat berhak
untukbekerja sesuai jam kerja yang tepat dan tidak bekerja secara terus menerus tanpa
memperhatikan istirahat atau melebihi jam kerja.
6. Hak terhadap pengembangan profesional
Dengan mengikuti pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah seperti temu kerja,
konferensi, seminar atau berbagai kursus singkat. Pendidikan berkelanjutan penting diikuti
perawat agar mereka dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.

20

7. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan


Standar yang baik akan membantu dalam mewujudkan sistem pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Perawat juga mempunyai hak untuk menyusun rancangan hukum yang
diajukan untuk melindungi perawat dan penerima jasa keperawatan.

21

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara
HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran
HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu
Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam UndangUndang pengadilan HAM.
3.2 Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.

22

Daftar Pustaka

Idjehar, Muhammad Budairi, HAM versus Kapitalisme, Yogyakarta: INSIST Press,


2003.

Ubaidillah Ahmad dkk, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah, 2000.

Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan Manusia (Human
rightsand The Media). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Wahidin. 2008. Makalah PKn Tentang Hak Asasi Manusia(HAM).

Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. 2006. Sosiologi Hukum. Jakrta : Sinar Grafika.

Drs. S. Sumarsono. Dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan.

http//:www.sekitarkita.com

http//:www.blogger.com

23

Anda mungkin juga menyukai