Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Nama Pembimbing :
Yunarsih Skep Ns M.Kes

Oleh :
Ika Khoirotun Ngarofah
(201449054)

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI


TAHUN AJARAN 2014/2015

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan

: BAKTERI TETANUS

Sub Pokok Bahasan

: Penyebab dan Penyembuhan Tetanus

Sasaran

: Warga RT/RW : 01/12 , Kelurahan : Selopuro

Hari/Tanggal

: Selasa, 13 Oktober 2015

Waktu

: 45 menit

I.

ANALISIS SITUASI
A. Peserta Promosi Kesehatan
Sasaran Promosi Kesehatan adalah warga RT/RW : 01/12 , Kelurahan :
Selopuro, berjumlah 9 orang.
Peserta Promosi Kesehatan telah memiliki pengetahuan :
- Membaca dan menulis
B. Ruang Pembelajaran
- Balai RW : 12, Kelurahan : Selopuro
- Cukup luas dan memadai
- Penerangan dan ventilasi cukup memadai
- Prasarana yang tersedia : LCD Proyektor, Laptop, Sound dan
microphone
C. Pemateri
Mahasiswa Akper Dharma Husada Kediri

II.

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mengikuti proses pendidikan kesehatan diharapkan peserta
mampu mengetahui penyebab dan cara penyembuhan Clostridium Tetani

III.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mengikuti proses pendidikan kesehatan diharapkan peserta mampu:

IV.

Menjelaskan pengertian penyakit Tetanus


Menjelaskan penyebab penyakit Tetanus
Menjelaskan gejala penyakit Tetanus
Menjelaskan cara pengobatan dan pencegahan Tetanus pada anak

MATERI
1. Pengertian penyakit Tetanus
2. Penyebab penyakit Tetanus
3. Tanda dan Gejala penyakit Tetanus
4. Pengobatan dan pencegahan Tetanus pada anak

V.

VI.

METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
KEGIATAN
PESERTA PROMOSI
PENGAJARAN
KESEHATAN
Menyiapkan Ruang
Menjawab
Menanyakan
pertanyaan
kepada peserta

TAHAP WAKTU
Pembukaan,perkenalan,
persetujuan
10 menit

promkes tentang
Pelaksanaan
20 menit

pengertian Tetanus
Pengertian Tetanus
Penyebab penyakit

Tetanus
Tanda dan Gejala

penyakit Tetanus
Pengobatan Tetanus
Memberi umpan
balik terhadap
penjelasan Tetanus

Penutup
15 menit

Memberi
kesempatan pada

Mendengarkan
dan
memperhatikan
penjelasan

Peserta promkes
untuk menanyakan

Mengajukan

Memperhatikan

hal-hal yang belum

jelas.
Memberi jawaban
atas pertanyaan
Peserta promkes.

VII.

MEDIA ATAU ALAT


1. LCD Proyektor
2. Laptop
3. Sound dan microphone
4. Leaflet

VIII. EVALUASI
1. Prosedur
2. Jenis Tes
3. Waktu

IX.

: Evaluasi dilakukan setelah selesai promkes


: Lisan
: 30 menit

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa
penyakit tetanus ini di sebabkan oleh bakteri clostridium tetani yang
tidak bisa di remehkan karena penyakit ini sangat berbahaya sekali,
bahkan bisa berdampak dengan kematian.
B. Saran
Setelah mengetahui penyebab penyakit tetanus diharapkan
masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan dan menyimpan
barang-barang yang telah berkarat

X.

Daftar Pustaka
http://www.peterparkerblog.com/1842/pengobatan-tetanus-sertapencegahannya/
http://www.lenterabiru.com/2009/09/tetanus.htm,

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan
-keperawatan-pasien-dengan_9221.html,

XI.

MATERI :
A. Pengertian
Penyebab penyakit tetanus adalah bakteri. Bakteri penyebab tetanus
adalah Clostridium tetani, yang secara alami ditemukan di tanah, debu
dan kotoran hewan. Merupakan sejenis bakteri yang hanya dapat
tumbuh dan berkembang pada situasi lingkungan yang kurang oksigen
(anaerob).
Ketika bakteri ini memasuki luka yang dalam (miskin oksigen),
spora bakteri dapat menghasilkan toksin yang kuat, yang disebut
tetanospasmin. Secara aktif toksin ini akan mengganggu neuron
motorik, yaitu saraf yang mengendalikan pergerakan otot manusia. Efek
racun pada neuron motorik yaitu menyebabkan kekakuan otot dan
kejang yang menjadi tanda-tanda utama dan gejala tetanus.
B. Penyebab Tetanus Bakteri Clostridium Tetani
Penyebab Tetanus oleh Bakteri yang dikenal dengan nama
Clostridium tetani, hidup dan berkembang pada tanah, debu, kotoran

hewan, dsb. Luka yang terkontaminasi adalah mata rantai di mana


bakteri tetanus berkembang biak. Luka tusuk seperti yang disebabkan
oleh paku, pecahan, atau gigitan serangga
Tetanus membuat kejang otot tidak terkendali, kadang-kadang
disebut kejang mulut. Dalam kasus yang berat, otot-otot yang
digunakan untuk bernapas bisa kejang, menyebabkan kekurangan
oksigen ke otak dan organ lain yang mungkin bisa mengakibatkan
kematian.
Penyakit pada manusia adalah hasil dari infeksi luka dengan spora
bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini menghasilkan toksin
tetanospasmin yang bertanggung jawab untuk menyebabkan tetanus.
Tetanospasmin mengikat saraf motorik yang mengontrol otot,
memasuki akson (filamen yang memanjang dari sel-sel saraf), dan
perjalanan dalam akson sampai mencapai tubuh saraf motorik di
sumsum tulang belakang atau otak (proses transportasi intraneuronal
disebut retrograde). Kemudian toksin bermigrasi ke dalam sinaps
(ruang kecil antara sel-sel saraf penting untuk transmisi sinyal di antara
sel saraf) di mana ia mengikat ke terminal saraf presynaptic dan
menghambat atau menghentikan pelepasan neurotransmitter inhibisi
tertentu (glisin dan asam gamma-aminobutyric).
Karena saraf motorik tidak memiliki hambat sinyal dari saraf
lainnya, sinyal kimia pada saraf motorik dari otot semakin intensif,
menyebabkan otot untuk memperketat kontraksi terus-menerus atau
kejang. Jika tetanospasmin mencapai aliran darah atau pembuluh
limfatik dari situs luka, dapat disimpan di banyak terminal presynaptic
berbeda sehingga efek yang sama pada otot lain.
C. Gejala Penyakit Tetanus
Tanda dan gejala tetanus dapat muncul kapan saja mulai dari
beberapa hari sampai beberapa minggu setelah bakteri penyebab tetanus

masuk ke dalam tubuh melalui luka. Dengan rata-rata masa inkubasi


tujuh sampai delapan hari gejala tetanus baru muncul.
Tanda-tanda dan gejala tetanus secara berurutan adalah sebagai
berikut:

Spasme dan kaku pada otot rahang

Dikuti kekakuan pada otot leher

Kesulitan menelan

Otot perut menjadi kaku

Kejang tubuh yang menyakitkan sampai tulang punggung


melengkung (epistotonus), berlangsung selama beberapa menit.
Kejang ini biasanya dipicu oleh kejadian kecil, seperti suara keras,
sentuhan fisik atau cahaya

Kematian dapat terjadi karena kesulitan bernafas, lantaran otot-otot


pernafasan tidak berfungsi normal.
Tanda dan gejala tetanus lainnya yang mungkin menyertai antara

lain:

Demam

Berkeringat

Tekanan darah tinggi

Denyut nadi atau jantung cepat.

D. Pengobatan Tetanus dan Pencegahannya


Imunisasi aktif untuk vaksin tetanus memainkan peran penting
dalam pengobatan tetanus sekaligus juga mencegah penyakit. Tindakan
pencegahan untuk melindungi kulit yang ditembus oleh bakteri tetanus.
Sebagai contoh, tindakan pencegahan harus menghindari menginjak
kuku dengan memakai sepatu. Jika luka tajam terjadi, harus dibersihkan
dengan sabun dan air dan sebisa mungkin mencari bantuan medis.
Berbeda halnya dengan imunisasi aktif, imunisasi pasif dapat diberikan
dalam kasus-kasus yang dipilih (dengan imunoglobulin khusus).
Semua anak harus di imunisasi terhadap tetanus dengan menerima
serangkaian lima vaksinasi DTaP yang umumnya dimulai pada usia 2
bulan dan selesai pada sekitar 5 tahun. Vaksin tetanus dianjurkan pada
usia 11 tahun. Follow-up vaksinasi dianjurkan setiap 10 tahun
sesudahnya, sementara jangka waktu 10 tahun ada perlindungan setelah
seri masa kanak-kanak selesai. Seharusnya seorang yang berpotensi
terkontaminasi luka terjadi, diberikan dalam kasus-kasus yang dipilih
dan 10 tahun.
Obat untuk penatalaksanaan infeksi adalah antibiotik (misalnya,
metronidazol) untuk membunuh bakteri, suntikan tetanus booster jika
perlu, dan kadang-kadang antitoksin untuk menetralkan toksin seperti
yang dijelaskan di awal. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
pembersihan luka untuk menghilangkan bakteri (abses). Obat penenang
diberikan pada mereka yang telah terinfeksi seperti diazepam untuk
mengontrol kejang otot. Dukungan ventilator untuk membantu
pernapasan dalam hal kejang pita suara atau otot pernafasan pada
pengobatan tetanus ini.
E. Pengobatan Penyakit Tetanus
Pengobatan Tetanus diarahkan menghentikan produksi toksin,
menetralkan efeknya, dan mengendalikan kejang otot.

Antitoksin (Anti Tetanus Serum atau ATS). Saat ini tersedi


antitoksin tetanus, seperti tetanus immune globulin. Namun,
antitoksin ini hanya dapat menetralkan racun yang belum terikat
jaringan saraf.

Antibiotik. Antibiotik diperlukan untuk membunuh bakteri


penyabab tetanus, baik diberikan secara oral (diminum) atau dengan
suntikan (umumnya).

Vaksin. Sekali mengalami tetanus tidak membuat seseorang kebal


terhadap serangan beriikutnya. Jadi, ia harus menerima vaksin
tetanus untuk mencegah infeksi tetanus di kemudian hari.

Obat penenang. Dokter umumnya menggunakan obat penenang


kuat untuk mnegndalikan kejang otot, contohnya diazepam.

Obat lain. Obat lain, seperti magnesium sulfat (MgSO4) dan beta
blockers tertentu, dapat digunakan untuk membantu mengatur
aktivitas otot tak sadar, seperti detak jantung dan pernafasan.

F. Perawatan luka untuk mencegah tetanus


Perawatan luka yang dimaskud yaitu membersihkan luka dengan
baik, yaitu dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran, benda asing
dan jaringan mati jika ada, terlebih pada luka yang dalam dan kotor. Hal
ini penting sebagai langkah awal untuk mencegah pertumbuhan spora
tetanus.
Dalam sesi ini juga diperlukan pemberian suntikan vaksin TT
(Tetanus Toxoid) untuk yang mengalami luka dalam dan/atau kotor, jika
suntik imunisasi TT terakhir lebih dari lima tahun yang lalu atau tidak
tahu kapan. Atau untuk jenis luka apapun yang terkontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai