08 - Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada Pembangkit
08 - Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada Pembangkit
(1)
kWh
SFC N =
Qf
kWh B kWh PS
(2)
A1-34
M f x LHV
..(3)
kWh B
HR N =
M f x LHV
th =
..(4)
kWh B kWh PS
menghitung
859,845
Tara kalor
(5)
Qbahan bakar =
boiler
MWh
PS
2500
2700
Heatrate Bruto
2600
Heatrate Netto
Power (Heatrate Netto)
2450
2500
2400
y = 4934.5x-0.1503
2400
100
2300
150
2350
50
(a)
Grafik Efisiensi Thermal Brutto dan Netto
y = 5977.3x -0.1782
2550
(6)
Beban
2800
2600
Beban
......(7)
MFO
terpakai
(liter)
2650
Q bahanbakar
LHV bahanbakar
2300
m=
kalor output
=
x 100 %
kalor input
Quap
Boiler =
Qbahan bakar
Terlihat
bahwa konsumsi spesifik
bahan bakar brutto dan netto saat beban 80 MW
adalah 0,2819 liter/ kWh dan 0,3030 liter/ kWh.
Sedangkan, saat beban 140 MW adalah 0,2557
liter/ kWh dan 0,2705 liter/ kWh. Semakin
bertambahnya
beban
atau
daya
yang
dibangkitkan oleh generator sinkron maka
konsumsi spesifik bahan bakar semakin
menurun. Artinya, jumlah konsumsi spesifik
bahan bakar per kWh yang dikonsumsi pada
beban yang relatif kecil lebih besar daripada
beban yang relatif besar. Alasannya adalah
PLTU yang beroperasi baik pada beban rendah
maupun pada beban tinggi mempunyai kWh
pemakaian sendiri yang relatif rata rata sama
yaitu 147,94 kWh guna menjalankan peralatan
peralatan bantu pembangkit seperti motor
pompa (boiler feed pump), dsb. atau kebutuhan
listrik kantor seperti penerangan, komputer dan
lain lain.
Produksi
Uap
(ton/
jam)
SFC
brutto
(liter/
kWh)
SFC
netto
(liter/
kWh)
80
2010
140
566753
203
0.2819
0.3030
90
2160
144.70
581350
230
0.2691
0.2884
95
2310
134.40
601705
262,625
0.2604
0.2765
100
2400
140.00
619956
280
0.2583
0.2743
140
3320
180.60
849221
380,33
0.2557
0.2705
35
34.5
34
36
Effisiensi Termal (%)
HRB =
A1-35
y = 17.425x0.1503
35
33.5
33
34
32.5
33
y = 14.385x 0.1782
32
32
31.5
31
30.5
31
30
0
50
100
30
150
Beban
(b)
Gambar 3 Grafik heatrate dan efisiensi termal
(a)Heatrate terhadap fungsi beban (b) Efisiensi
termal terhadap fungsi beban
Pada gambar 3 (a), terlihat bahwa tara
kalor (heatrate) bruto dan netto saat beban 80
MW adalah 2631.533694 kKal/ kWh dan
2828.546912 kKal/ kWh. Sedangkan, saat
beban 140 MW adalah 2387.227486 kKal/ kWh
dan 2524.557322 kKal/ kWh. Semakin
bertambahnya
beban
atau
daya
yang
dibangkitkan oleh generator sinkron maka tara
kalor (heatrate) semakin menurun. Artinya,
jumlah kalor yang ditambahkan, biasanya dalam
kKal, untuk menghasilkan satu satuan jumlah
35
Nilai
140000
380330
Satuan
kW
kg/ jam
537.4867
83
C
bar
226.002
83
82.50%
C
bar
persen
A1-36
36
(Milyar/ tahun)
LNG
BATUBARA
HSD
1837,726
1681,812
MFO
1387,069
1231,155
A1-37
V. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan pembahasan
tugas akhir dengan judul Analisis Bahan Bakar
Yang Digunakan Pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (Studi Kasus di PT Indonesia
Power UBP Semarang) maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap,
semakin besar daya yang dibangkitkan
maka semakin besar pula laju aliran massa
bahan bakar. Laju aliran massa bahan
bakar saat beban 80 MW adalah sebesar
22.557,33 liter/ jam. Sedangkan, saat beban
140 MW sebesar 35.810,52 liter/ jam.
2. Konsumsi spesifik bahan bakar semakin
menurun seiring dengan penambahan
beban/ daya yang dibangkitkan. Konsumsi
bahan bakar bruto dan netto saat beban 80
MW adalah 0,28196667 liter/ kWh dan
0,30307647 liter/ kWh. Sebaliknya, saat
beban 140 MW adalah 0,25578946 liter/
kWh dan 0,27050424 liter/ kWh.
3. Semakin besar daya yang dibangkitkan
maka efisiensi termal semakin besar.
Sebaliknya, tara kalor (heatrate) semakin
menurun. Efisiensi termal bruto dan netto
terbesar adalah 36,01 % dan 34,06 % saat
beban 140 MW. Sedangkan, efisiensi termal
bruto dan netto terkecil adalah 32,67 % dan
30,398 % saat beban 80 MW.
4. Semakin besar daya yang dibangkitkan
pembangkit,
maka
besarnya
biaya
penghematan dengan cara pergantian
bahan bakar semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Abduh, Syamsir,
dan Widadi, J.P.
Mencegah Terjadinya Monopoli dengan
Menggunakan Metode Price Cost dalam
Pasar Listrik, Makalah Seminar Nasional
Ketenagalistrikan 2005 Semarang.
Abdul Wahid, Muh.,Perbandingan Biaya
Pembangkitan Pembangkit Listrik di
Indonesia.
Bellman, D.K., Power Plant Efficiency
Outlook, NPC Global Oil and Gas Study,
July 18, 2007.
El Wakil, M.M. Instalasi Pembangkit
Daya, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1992.
Kadir, Abdul. Pembangkit Tenaga Listrik,
UI Press, Universitas Indonesia,
Jakarta, 1996.
Kadir, Abdul. Pemrograman Database
dengan Delphi 7 Menggunakan Access
ADO, Andi, Yogyakarta, 2005.
Klein, Joel B.,The Use Of Heatrates in
Production Cost Modeling And Market
Modeling, Electricity Analysis Office,
California Energy Commision, April 1998.
37